Anda di halaman 1dari 25

PRESENTASI KASUS

MEDIKOLEGAL
“KEKERASAN PADA ANAK”

Oleh:
dr. Kenya Leilani

Pembimbing:
dr. Hendryk Kwandang, M. Kes
dr. Benidiktus Setyo Untoro
RSUD Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang
2018
PENDAHULUAN

• Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak merupakan
makhluk sosial, perkembangan sosial anak membutuhkan pemeliharaan kasih
sayang dan tempat bagi perkembangannya.
• Masih banyak anak-anak Indonesia yang rentan terhadap situasi kekerasan,
beberapa fakta yang cukup memprihatinkan.
• Kekerasan pada anak (child abuse) diartikan sebagai suatu tindakan yang
dilakukan satu individu terhadap individu lain yang mengakibatkan gangguan fisik
dan/atau mental.
IDENTITAS

Nama : Nn. P

Usia : 15 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama/ Suku : Islam/ Jawa

Alamat : Kepanjen

Tanggal Pemeriksaan : 17 Desember 1017

No. RM : 4456**
KELUHAN UTAMA

AUTOANAMNESA : 17 DESEMBER 2017, PK 19.00

- Kekerasan dalam rumah tangga


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien datang bersama ibu kandung pasien dengan keluhan terdapat tindak kekerasan
yang dilakukan oleh ayah tiri pasien. Kejadian tersebut terjadi 1 hari SMRS. Pasien
bercerita bahwa kejadian ini sudah beberapa kali terjadi tetapi baru kali ini pasien
melapor ke ibu pasien, dan ibu pasien menyarankan untuk melakukan visum. Kejadian ini
sudah terjadi sekitar kurang lebih 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku ayah tirinya sering
marah-marah kepada pasien tanpa sebab, tetapi lama kelamaan kemarahan ayah tiri
pasien tidak hanya dalam bentuk omelan tetapi bertambah menjadi mengata-ngatai pasien
sebagai perempuan tidak benar dan mulai memukul pasien seperti menampar, memukul
dan mencubit. Pasien merasa sakit hati karena ia merasa sudah cukup besar tetapi masih
diperlakukan seperti anak-anak, pada awalnya pasien bisa melupakan. Tetapi hal itu terjadi
terus menerus dan pasien akhirnya tidak tahan lagi terlebih kejadian terakhir kali ayah
pasien sampai mencekik pasien dan melempar telepon genggam pasien ke kepala pasien.
Saat kejadian yang terakhir pasien dapat melarikan diri dengan berteriak dan menendang
ayah tiri pasien dan pasien langsung lari kerumah tetangga. Kekerasan seksual disangkal.
RIWAYAT KELUARGA

• Ayah tiri pasien menikah dengan ibu pasien sejak 10 tahun yang lalu, saat pasien
berumur 5 tahun.
• Ayah kandung pasien meninggal karena sakit jantung.
• Hubungan personal pasien dan ayah tiri pasien tidak begitu dekat.
• Dari ayah tiri pasien tsb ibu pasien memiliki 1 orang anak
• Hubungan pasien dengan adik tiri pasien yang berusia 6 tahun cukup dekat.
RIWAYAT PENGOBATAN

• Pasien belum melakukan pengobatan.


PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

Pasien tampak sakit ringan

Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 110/80

b. Nadi : 84x/menit

c. Laju pernapasan : 17x/menit

d. Suhu aksiler : 36.4 C


Kepala dalam batas normal

Leher dalam batas normal

Thorax dalam batas normal

Abdomen dalam batas normal

Genetalia dalam batas normal.

Ekstremitas dalam batas normal

STATUS LOKALIS

Regio Kepala

Dahi : terdapat luka lecet dengan ukuran  2cm x 0.5 cm. Nyeri (+), perdarahan (-)

Tulang Pipi (kanan) : terdapat luka memar kemerahan dengan ukuran  1 cm x 1 cm. Nyeri (+)

Leher (kiri) : terdapat 2 luka memar kemerahan dengan ukuran masing-masing  1 cm x 1 cm. Nyeri (+)
FOTO KLINIS
RESUME

• Nn.P/ 15 tahun
• Pasien datang bersama ibu kandung pasien dengan keluhan terdapat tindak
kekerasan yang dilakukan oleh ayah tiri pasien. Kejadian tersebut terjadi 1 hari
SMRS. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi tetapi baru kali ini pasien melapor ke
ibu pasien. Sebelumnya kejadian ini terjadi kurang lebih 2 bulan yang lalu. Pasien
mengaku ayah tiri sering marah-marah kepada pasien, tetapi lama kelamaan
kemarahan ayah tiri pasien tidak hanya dalam bentuk omelan tetapi bertambah
menjadi mengata-ngatai pasien sebagai perempuan tidak benar dan mulai memukul
pasien seperti menampar, memukul dan mencubit. Hal itu terjadi terus menerus dan
terakhir kali ayah pasien sampai mencekik pasien dan melempar telepon genggam
pasien ke kepala pasien. Saat kejadian yang terakhir pasien dapat melarikan diri
dengan berteriak dan menendang ayah tiri pasien dan pasien langsung lari kerumah
tetangga. Kekerasan seksual disangkal.
PENATALAKSANAAN

• Non Medika Mentosa:


- Pembuatan visum et repertum sesuai permintaan penyidik
- Menetapkan sebagai kasus PPT (pusat pelayanan terpadu)

• Medika Mentosa:
- Analgetik : Asam mefenamat 3 x 500mg
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI ANAK

• Pasal 1 ayat 2
UU NO 4 • Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 ( dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin
TAHUN
1979

• Pasal 1 ayat 1
UU NO 23 • Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dan bahkan masih dalam kandungan
TAHUN
2002

• PASAL 1 AYAT 4
• Anak yang menjadi Korban Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak Korban adalah anak yang belum
UU NO 11 berumur 18 (delapan belas) tahun yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang
TAHUN disebabkan oleh tindak pidana.
2012
KEKERASAN TERHADAP ANAK

• Dalam kekerasan terhadap anak dikenal istilah abuse.


• Abuse adalah kata yang biasa diterjemahkan menjadi kekerasan penganiayaan,
penyiksaan, atau perlakuan salah.
• Dalam hal ini Richard J.Gelles mengartikan child abuse sebagai kekerasan
terhadap anak adalah perbuatan disengaja yang menimbulkan kerugian atau
bahaya terhadap anak-anak secara fisik maupun emosional. Istilah child abuse
meliputi berbagai macam bentuk tingkah laku, dari tindakan ancaman fisik
secara langsung oleh orang tua atau orang dewasa lainnya sampai kepada
penelantaran kebutuhan-kebutuhan dasar anak.
VISUM ET REPERTUM

• Visual  melihat
• Repertum  melaporkan
• Arti harafiah  apa yang dilihat dan diketemukan
• Suatu laporan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang
berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup
atau mati, ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di bawah sumpah untuk kepentingan peradilan.
TUJUAN PEMBUATAN VER

• Memberikan kenyataan (barang bukti) pada hakim.


• Menyimpulkan berdasarkan hubungan sebab akibat.
• Memungkinkan hakim memanggil dokter ahli lainnya
untuk membuat kesimpulan Visum et Repertum yang
lebih baru.
SYARAT VER

• Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh penegak hukum


• Isinya harus relevan dengan maksud dan tujuan dimintakannya keterangan
tersebut
• Untuk membuat terang perkara pidana
• Memenuhi persyaratan formal, yaitu dibuat dengan sumpah atau janji yang diucapkan
di depan penegak hukum atau dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima
jabatan.
PERANAN VISUM DALAM PROSES
PERADILAN

5 barang bukti yang


sah menurut KUHAP
pasal 184

Keterangan Keterangan Petunjuk-


Keterangan ahli Surat -surat
saksi terdakwa petunjuk
JENIS LUKA
KUALIFIKASI LUKA

KUHP pasal 352 KUHP pasal 351 ayat 1 KUHP pasal 351 ayat 2

• Penganiayaan yang • Penganiayaan yang • Penganiayaan yang


tidak menimbulkan menimbulkan penyakit menimbulkan luka
penyakit atau halangan atau halangan untuk berat.
untuk menjalankan menjalankan pekerjaan
pekerjaan jabatan atau jabatan atau mata
mata pencaharian pencaharian.
(sebagai penganiayaan
ringan).
PEMBAHASAN

Terdapat luka lecet dan memar yang diduga


sebagai luka akibat benda tumpul. Jenis luka
yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan menjalankan pekerjaan ( KUHP
pasal 352 ; penganiayaan ringan )
KESIMPULAN

• Dalam hal pembuatan visum, kekerasan pada anak yang dimaksud adalah
kekerasan secara fisik, yang menunjukkan adanya bukti-bukti tanda kekerasan
fisik di tubuh anak tersebut. Kemudian bisa dicocokkan dengan berbagai
undang-undang yang mengatur tentang perlindungan anak.

Anda mungkin juga menyukai