Anda di halaman 1dari 26

Pembimbing :

dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc, CM-FM, M.Pd,


Ked
 Prevalensi CTS di Amerika Serikat diperkirakan 1-3
kasus per 1000 orang setiap tahunnya
 Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki
 Prevalensi tertinggi > 55 tahun, biasanya diantara 40-
60 tahun
 Di Indonesia urutan prevalensi Carpal Tunnel
Syndrome dalam masalah kerja belum diketahui
karena sulitnya diagnosis.
 Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu
bentuk pelayanan medik di Indonesia, yang
diselenggarakan baik secara perorangan maupun
berkelompok
 Sebagai salah satu ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan, pelayanan dokter keluarga yang
disiapkan sebagai primadona pelayanan medik
strata pertama di Indonesia

 Pelayanan dokter keluarga dalam carpal tunnel


syndrome termasuk dalam kompetensi 3A yaitu
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan
yang bukan gawat darurat
 Menurut American Academy of Orthopaedic
Surgeons Clinical Guideline, Carpal Tunnel
Syndrome adalah gejala neuropati kompresi dari N.
medianus di tingkat pergelangan tangan, ditandai
dengan bukti peningkatan tekanan dalam
terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf di
tingkat itu.
Dibagi menjadi empat kategori:
 Faktor ekstrinsik yang meningkatkan volume dalam
terowongan (di luar atau di dalam saraf)
 Faktor intrinsic dalam saraf yang meningkatkan volume
dalam terowongan
 Faktor ekstrinsik yang mengubah bentuk terowongan
 Faktor neuropatik
 Gejala klinis :
1. Rasa sakit dan parestesia dalam distribusi nervus
medianus
2. Penurunan sensasi rasa sakit (hypoalgesia)
3. Kelemahan abduksi dan oposisi ibu jari dan atrofi
dari thenar
 Beberapa pemeriksaan fisik untuk menegakkan
diagnosa Carpal Tunnel Syndrome yaitu
1. Tes Phalen
2. Tes Torniquet
3. Tinel’s sign
4. Flick’s sign
5. Thenar wasting
6. Menilai kekuatan dan keterampilan otot
7. Wrist Extension test
8. Tes tekanan
9. Bottle’s sign
10. Pemeriksaan sensibilitas
 Pemeriksaan elektrodiagnostik
Tujuan : melokalisasi lesi , menunjukkan keterlibatan
motorik dan sensorik atau keduanya, dan tingkat
keparahan lesi

 Pemeriksaan radiologi
Misalnya X-Ray Pergelangan tangan, USG, CT- Scan
dan MRI dilakukan pada kasus yang akan di operasi
 Carpometacarpal arthritis of the thumb
 Cervical radiculopathy
 de Quervain’s syndrome
 Pronator teres syndrome
 Ulnar compressive neuropathy
 Medikamentosa
1. Injeksi Kortikosteroid Lokal
2. Vitamin B6 (Piridoksin)
3. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid

• Non Medikamentosa
1. Splinting
2. Nerve Gliding
 Pada kasus carpal tunnel syndrome ringan, dengan
terapi konservatif umumnya prognosa baik. Bila
keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif
maka tindakan operasi harus dilakukan. Secara
umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena
operasi hanya dilakukan pada penderita yang
sudah lama menderita carpal tunnel syndrome
penyembuhan post operatifnya bertahap.
 Kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang
persisten di daerah distribusi nervus
medianus
 Reflek sympathetic dystrophy
Kedokteran Keluarga
 Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang
mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran
tingkat yang orientasinya adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang berkesinambungan dan
menyeluruh kepada satu kesatuan individu,
keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan
faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial
budaya
 Karakteristik pelayanan kedokteran keluarga
adalah pelayanan kesehatan atau asuhan medik
yang didukung oleh pengetahuan kedokteran
muktahir, dilakukan secara
- paripurna (comprehensive)
- terpadu (integrated),
- menyeluruh (holistic),
- berkesinambungan (sustainable)
 Kerangka utama sistem kesehatan nasional
terdiri atas 3 bagian.
1. Pembangunan sumber daya manusia
Indonesia seutuhnya
2. Ketahanan Nasional Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3. pemberdayaan manusia Indonesia agar
mampu memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan
 Fungsi Dokter Keluarga :
 1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, efektif
dan efisien, sesuai ketentuan yang berlaku
 2. Meningkatkan peranserta keluarga dan masyarakat
peserta agar berperilaku hidup sehat
 3. Menjalin kerjasama dengan semua fasilitas
kesehatan dalam rangka rujukan
 4. Menjaga agar sumberdaya yang terbatas digunakan
seefisien mungkin
 5. Menjaga hubungan baik dan terbuka dengan para
pelaku jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
lainnya
 Tanggung Jawab Dokter Keluarga :
 1. Bertanggung jawab atas kesehatan peserta
 2. Bertanggung jawab atas pengaturan pemanfaatan
sarana kesehatan untuk keluarga peserta
 3. Bertanggungjawab menyampaikan laporan
utilisasi pelayanan kesehatan kepada Badan
Penyelenggara jaminan
 4. Bersama-sama dengan instansi kesehatan
setempat, bertanggungjawab atas pelayanan
kesehatan peserta bila terjadi kasus luar biasa
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
 Penegakan Diagnosa dan Diagnosis Banding
 Prognosis
 Konseling
 Konsultasi
 Rujukan
 Tindak Lanjut
 Tindakan
 Pengobatan rasional
 Pembinaan Keluarga
 Pasien adalah manusia seutuhnya
 Pasien adalah bagian dari keluarga dan
lingkungannya
 Pelayanan menggunakan segala sumber
disekitarnya
 Merujuk pada karakteristik utama dokter keluarga,
diagnosis bagi dokter keluarga tidak sekedar
merumuskan penyakit definitifnya, tetapi aspek
penderita sebagai pribadi, aspek keluarga dan
kesehatan masyarakat juga harus bisa terdefinisikan
untuk keefektifan penatalaksanaan selanjutnya.
 Pada pasien yang dicurigai mengalami sindrom
terowongan karpal, dokter sebaiknya memeriksa
kelurga pasien yang bersangkutan juga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai