KANKER LAMBUNG
Pengertian
Neopasma kumpulan sel abnormal yang
terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-
menerus secara tak terbatas, tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan
tidak berguna bagi tubuh.
Suatu keadaan dimana sel tumor pada
mukosa lambung dengan erosi-erosi mungkin
berdarah, sering kali nyeri epigastrum tiba-
tiba hematemesis.
Kanker lambung suatu neoplasma yang
terdapat pada Gaster/lambung.
Karsinoma gaster merupakan bentuk
neoplasma gastrointestinal yang paling sering
terjadi dan menyebabkan sekitar 2,4 %
kematian akibat kanker.
Gastritis kronis.
Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
Herediter.
Sering Makan daging hewan dengan cara
dipanggang atau dibakar atau diasapkan.
Sering makan makanan yang terlalu pedas.
Kurang makanan yang mengandung serat.
Makan makanan yang memproduksi bahan
karsinogenik dan ko-karsinogenik
Tanda & Gejala
Nyeri Regurgitasi.
Penurunan Berat Mudah kenyang.
badan. Asites ( perut
Muntah membesar).
Anoreksia. Kram abdomen
Disfagia.
Darah yang nyata atau
samar dalam tinja
Nausea.
Pasien mengeluh rasa
Kelemahan.
tidak enak pada perut
Hematemasis.
terutama sehabis
. makan
Prognosis dan stadium
Tis Carcinoma in situ, tumor N0 Kelenjar getah bening M0 Tidak ada metastasis
intraepitel regional tidak terlibat
Data Subyektif :
Klien mengatakan nyeri pada dada bagian
atas perut
Klien mengatakan pada saat BAB kotorannya
keras
Klien mengatakan takut apabila penyakitnya
tidak sembuh
Klien mengatakan sering mual dan muntah
Klien mengatakan susah BAB
Klien mengatakan kurang nafsu makan
Data Obyektif :
Tanda ansietas : gelisah, pucat, berkeringat
Nyeri tekan pada abdomen
Porsi makan tidak dihabiskan
Keadaan umum lemah
Peristaltik usus 4 kali/menit
Bunyi tumpul pada perkusi abdomen
Perubahan pada kelembaban turgor kulit
BB menurun
Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang
sakit
Feses keras
Diagnosa Keperawatan
Pre-Op :
1. Nyeri berhubungan dengan proses
pertumbuhan sel-sel kanker
2. Kecemasan berhubungan dengan rencana
pembedahan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual, muntah
dan tidak nafsu makan
4. Intoleransi beraktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik.
Post-Op :
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya
pengaruh anastesi.
2. Nyeri berhubungan dengan interupsi tubuh
sekunder terhadap prosedur invasif atau
intervensi operasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan status puasa.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
peningkatan kerentanan sekunder terhadap
prosedur invasive.
5. Kecemasan berhubungan dengan
ketidakpastian tentang hasil pengobatan
kanker.
Intervensi
Pre Op
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi.
3. Manajemen nyeri
4. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut,
marah, cemas)
5. Jelaskan setiap tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien
7. Kaji kebiasaan makan klien.
8. Timbang berat badan bila
memungkinkan.
9. Kaji kemampuan klien dalam
beraktivitas.
10. Kolaborasi pemberian terapi
Post OP
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi
nafas misalnya mengi, krekels, ronchi.
2. Catat adanya derajat dyspnea misalnya
keluhan “lapar udara”, gelisah, ansietas,
distress pernafasan, penggunaan otot bantu.
3. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman
misalnya peninggian kepala tempat tidur,
duduk pada sandaran tempat tidur.
4. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau
bibir.
5. Observasi karakteristik batuk misalnya
menetap, batuk pendek, basah.
6. Bantu tindakan untuk memperbaiki
keefektifan upaya batuk.
7. Tingkatkan masukan cairan antara sebagai
pengganti makanan.
8. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi
sering dan hangat.
9. Timbang berat badan bila memungkinkan.
Observasi tanda-tanda vital, adanya demam,
menggigil, berkeringat.
10. Observasi daerah luka operasi, adanya
rembesan, pus, eritema.
Evaluasi
1. Kebutuhan cairan klien kembali adekuat
2. Nyeri klien hilang / berkurang
3. Infeksi tidak terjadi
4. Kebutuhan nutrisi klien kembali adekuat
5. Pengetahuan klien dan keluarga
bertambah.
TERIMAKASIH