Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Kebutuhan edukasi dalam penanganan


pra dan pasca kegawatdaruratan sistem pernafasan

Hillary Verondisca Emilia Pesirahu (161100322)


Karolina Koryesin (161100327)
Retno Alistina (161100332)
Yurnawati Kamah (161100340)
EDUKASI
• Edukasi Pasien adalah suatu tata cara penyuluhan,
pembelajaran serta penjelasan dari petugas kesehatan kepada
pasien dan keluarga tentang hal-hal yang perlu diketahui
tentang kondisi kesehatannya sejak masuk RS, selama
perawatan, sampai pulang
• Tindakan pada pasien dengan kondisi gawat darurat bukan saja
mengatasi masalah terkait fisiknya namun juga harus
memperhatikan pada aspek lainnya secara holistik.
Tujuan

• Mendidik pasien dan keluarga sehingga mampu


berpartisipasi dalam mengambil keputusan perawatan dan
selama proses perawatan.
• Memenuhi kebutuhan pengetahuan kesehatan setiap
pasien.
Standarisasi Edukasi kesehatan
• Pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga dilakukan
sejak pasien masuk, selama proses perawatan maupun
kebutuhan pengetahuan pasien setelah pulang untuk
dirujuk ke pelayanan kesehatan lain atau pulang kerumah.
• Pendidikan kesehatan merupakan hak bagi pasien dan
keluarga, untuk mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
sehingga mampu berpartisipasi dalam proses perawatan
dan keputusan kesehatan.
• Edukasi pada semua pasien dan didokumentasikan dalam
rekam medik.
Penentuan kebutuhan edukasi terkait dengan
penanganan pra dan pasca kegawatdaruratan Sistem
Pernafasan pada kasus Sindrom gawat napas akut
Pengertian Sindrom
gawat napas akut

• Sindrom gawat pernapasan akut merupakan penyakit


pada paru-paru akibat adanya penimbunan cairan di
dalam paru-paru yang disebabkan berbagai faktor yang
berbeda sehingga mengakibatkan penurunan pada fungsi
paru-paru.
• Tekanan darah dalam tubuh menjadi sangat rendah (terjadi
syok)
• Menderita penyakit pneumonia
• Terdapat makanan yang terhirup sampai ke paru-paru
• Jika seseorang memiliki infeksi yang berat dan meluas (sepsis)
• Jika seseorang menghirup udara yang mengandung oksigen
dalam konsentrasi yang tinggi
• Transfusi darah yang sangat banyak
• Overdosis terhadap jenis obat-obatan tertentu
• Terjadi cedera pada dada, emboli paru akibat trauma yang
berat, tenggelam, peradangan pada pankreas, atau akibat luka
bakar berat.

Penyebab
• Sesak napas
• Napas Menjadi pendek dan cepat
• Kulit pucat atau membiru akibat kekurangan oksigen
dalam darah
• Terjadi kegagalan fungsi organ tubuh yang disebabkan
kurangnya pasokan oksigen dalam darah
• Muncul rasa cemas, syok, rasa sangat kesakitan, dan
tekanan darah sangat rendah.

Gejala
Pemberian edukasi harus disesuaikan dengan kondisi pasien,
untuk pasien dengan kehilangan kesadaran untuk edukasi pra
penanganan gawat darurat tidak dimungkinkan akan efektif.

Hal yang harus dilakukan sebelum memberi edukasi adalah tes


kemampuan kesadaran.
Tes ini dilakukan dengan cara sederhana pada korban
Seperti : perintah untuk berkedip, mengangguk, menggerakan
tangan, atau menanyakan nama pasien

Namun jika pasien tidak sadar dan ada keluarga pasien maka
edukasi bisa diberikan bagi keluarga
Kebutuhan edukasi dengan penanganan pra kegawatdaruratan
pasien sindrom gagal napas akut
1. Jelaskan terkait kondisi yang dialami saat ini, tentang kejadian
hingga klien dapat mengorientasi dan membedakan kejadian
sebenarnya dari mimpi atau halusinasi.
2. Edukasi terkait pentingnya Imobilisasi bagi pasien dengan sindrom
gawat pernapasan akut.
3. Edukasikan terkait pasien tidak boleh diberikan makan ataupun
minum dalam keadaan gawat darurat.
4. Edukasi Melihat pada aspek psikologis pasien pada situasi gawat
darurat.
• Cemas
• Histeris
• Mudah marah
• Pemikiran akan kematian
• Ancaman terhadap kehidupannya dan kesejahteraannya
Kebutuhan edukasi dengan penanganan pasca
kegawatdaruratan sistem Pernafasan sindrom gagal napas akut

• Perawatan lanjut
• Pengaturan posisi
• Edukasi terkait kebutuhan nutrisi bagi pasien sangat
penting karena nutrisi sangat
• Edukasi terkait terapi pengobatan dan penanganan klien,
sehingga keluarga dan klien
• Menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan pasien dan
keluarga secara konsistensi.
Edukasi yang dilakukan bertujuan untuk :

• Memberi dukungan emosional, sosial, spiritual


• Meningkatkan kenyamanan
• Penentuan keputusan tindakan selanjutnya
• Keluarga dapat paham dan ikut serta dalam perawatan pasien
• Meningkatkan integritas dan identitas pasien
• Koping yang adaptif dan efektif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai