Anda di halaman 1dari 22

Fitria Ningsih

(1820332007)

Dosen Pengampu :
Dr. dr. Masrul, MSc, SpGK
Outline
 Studi analitik (case control)
 Pengertian penelitian kasus kontrol
 Langkah-langkah penelitian kasus kontrol
 Kelebihan dan kekurangan penelitian kasus kontrol
 Penelitian analitik (cohort)
 Langkah-langkah studi kohort
 Modifikasi rancangan studi kohort
 Kelebihan dan kekurangan penelitian kohort
STUDI ANALITIK (CASE CONTROL)

• Penelitian kasus-kontrol sering juga disebut sebagai case-


comparison, case-compeer study, case-referent study, atau
retrospective study, merupakan penelitian epidemiologi
analitik observasional yang menelaah hubungan antara
efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan
faktor risiko tertentu
• Desain penelitian kasus-kontrol dapat dipergunakan
untuk menilai seberapa besarkah peran faktor resiko
dalam kejadian penyakit.
Pengertian dasar desain kasus kontrol

Penelitian Case Control adalah rancangan


epidemiologis yang mempelajari hubungan antara
paparan (amatan penelitian) dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok kasus dan kelompok
kontrol berdasarkan status paparannya. Mempelajari
seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya
efek.
CASE CONTROL
 Mempelajari seberapa jauh faktor risiko
mempengaruhi terjadinya efek
 Hub sebab akibat :
cross sectional < case control < cohort
 Faktor risko dipelajari melalui pendekatan retrospektif
efek diidentifikasi saat ini faktor risiko
diidentifikasi ada atau terjadi pada waktu yang lalu.
Rancangan Penelitian Case Control

F risk (+)
Retrospektif Efek +
(kasus)
F risk (-)
Populasi
(Sampel)

F risk (+)
Retrospektif
Efek -
(kontrol)
F risk (-)
Tabel
EFEK
Case Control
Ya Tidak Jumlah

Ya A B A+B
FAKTOR
RISIKO
Tidak C D C+D

jumlah A+C B+D A+B+C+D


Langkah - Langkah kasus kontrol
1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis
yang sesuai
2. Menetapkan variabel penelitian
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel
5. Analisis hasil
Langkah-langkah penelitian kasus
kontrol
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis yang sesuai
Setiap penelitian diawali dengan penetapan
pertanyaan penelitian, kemudina disusun hipotesis
yang akan diuji validitasnya.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian: faktor
resiko dan efek
Faktor resiko :
intensitas pajanan faktor resiko dapat dinilai dengan
cara mengukur dosis, frekuensi, atau lamanya pajanan.
Dalam mencari informasi tentang pajanan suatu
faktor resiko yang diteliti maka harus melalui sumber
informasi yang akurat, antara lain :
1. Catatan medis rumah sakit, laboratorium patologi
anatomi
2. Data dari catatan kantor wilayah kesehatan
3. Kontak dengan subyek penelitian, baik secara
langsung telephone atau surat
Cara apapun yang digunakan , prinsip utamanya
adalah pada kelompok kasus dan kontrol ditanyakan hal-
hal yang sama dengan cara yang sama pula, dan
pewawancara sedapat mungkin tidak mengetahui apakah
subyek kelompok kasus atau kelompok kontrol. Apabila
informasi rekam medis kurang lengkap, maka data perlu
dilengkapi dengan cara menghubungi subyek.
efek atau outcome
Karena efek/outcome merupakan hal yang sentral, maka
diagnosis atau penentuan efek harus mendapat
perhatian uatama. Untuk penyakit yang diagnosisnya
mudah, misalnya anensefali penentuan subyek yang
telah mengalami atau tidak mengalami efek tidak sukar.
Namun banyak penyakit lain sering sulit diperoleh
kriteria klinis yang obyektif diagnosis yang tepat,
sehingga diperlukan cara diagnosis dengan pemeriksaan
laboratorium, pencitraan, pemeriksaan patologi
anatomik, dll.
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel
(kasus kontrol) dan cara untuk pemilihan
subyek penelitian
kasus :
cara terbaik untuk memilih kasus adalah dengan
mengambil secara acak subyek dari populasi yang
menderita efek. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan kasus pada studi kasus kontrol agar sampel
yang dipergunakan mendekati keaadaan dalam populasi
:
• Kasus insidens (baru) atau kasus prevalens
(baru+lama)
• Tempat pengumpulan kasus
• Saat diagnosis
• kontrol
4. Menetapkan besar sampel
pada kasus kontrol jumlah target yang diteliti
tergantung pada :
1. Berapa frekuensi pajanan faktor resiko pada suatu
populasi
2. Rasio odds terkecil yang dianggap bermakna
3. Derajat kemaknaan dan kekuatan yang dipilih
4. Rasio antara jumlah kasus dan kontrol
5. Apakah pemilihan kontrol dilakukan dengan
matching atau tidak
5. Melakukan pengukuran
penentuan efek harus sudah didefinisikan dengan
jelas dalam ususlan penelitian.

6. Menganalisa Hasil Penelitian


Analisis hasil studi kasus kontrol dapat hanya
bersifat sederhana yaitu penentuan ratio odds,
sampai pada yang kompleks yakni dengan analisis
multivariat pada studi kasus kontrol denga lebih dari
satu faktor risiko.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
1. Studi kasus kontrol dapat atau kadang abhkan
merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus
yang jarang atau yang masa latennya panjang
2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
3. Biaya yang diperlukan relatif murah
4. Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
5. Dapat diguabakan untuk mengindetifikasikan
berbagai faktor risiko sekaligus dalam satu penelitian
Kekurangan
1. Data mengenai pajanan terhadap faktor resiko
diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau
rekam medis
2. Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar
diperoleh
3. Oleh karena kasus maunpun kontrol dipilih oleh
peneliti maka sukar untuk meyakinkan bahwa kedua
kelompok tersebut benar sebanding dalam berbagai
faktor eksternal dan sumber bias lainnya.
4. Tidak dapat memberikan incidence rates.
5. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari 1
variabel dependen, hanya berkaitan dengan satu
penyakit atau efek.
Menentukan kasus
 Insidens ( baru) atau prevalens ( baru + lama)
 Tempat pengumpulan kasus
 Waktu diagnosis
Cara menetapkan kel kontrol
 Populasi yang sama dgn kasus
 “matching”
 Kontrol lebih dari 1 kelompok
Intepretasi hasil
 OR ( Odds Ratio )
 Insiden pada kelompok dengan faktor risiko dibanding
insiden pada kelompok tanpa faktor risiko
 A/A+B : C/C+D
Kelebihan kasus kontrol
1. Cocok untuk mempelajari penyakit yg jarang
ditemukan
2. Hasil cepat, ekonomis
3. Subjek penelitian bisa lebih sedikit
4. Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko
yang mungkin berhubungan dengan penyakit
5. Kesimpulan korelasi > baik, krn ada pembatasan
dan pengendalian f risk
6. Tidak mengalami kendala etik
Kelemahan kasus kontrol
 Bias
 Tdk diketh pengaruh variabel luar yg tak terkendali
dgn teknik matching
 Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit bila faktor
risiko yg di “matching”kan banyak
 Kelompok kasus dan kontrol tidak random  apakah
faktor luar seimbang?
TO BE CONTINUED……………..

Anda mungkin juga menyukai