Kriteria Harvard
Kriteria Minnesota
DIAGNOSIS
Diagnosis MBO mempunyai dua komponen
utama. Komponen pertama terdiri dari
pemenuhan prasyarat-prasyarat dan komponen
kedua adalah tes klinik fungsi batang otak.
- Untuk menegakkan diagnosis kematian otak,
penggunaan serangkaian protokol sertifikasi
kematian otak cukup membantu. Daftar A, B, C
dan D di bawah ini dapat bermanfaat bagi
dokter.
Daftar A: Garis Besar
Tanpa pergerakan spontan, kejang atau gerakan
badan lainnya.
Tanpa respon terhadap jenis rangsang nyeri apa pun
(misalnya menggosok sternum, penekanan pada kuku
jari, penekanan dengan jarum) pada daerah
distribusi nervus kranialis.
Hilangnya refleks-refleks batang otak.
Pasien bernapas dengan napas bantuan. Uji apnea
menunjukkan hilangnya pernapasan spontan.
Menyingkirkan kemungkinan keadaan eksaserbasi.
Memastikan kondisi pasien akan kerusakan struktur
otak yang tidak dapat diperbaiki.
Memastikan bahwa bukti-bukti klinis tidak berubah
dengan peninjauan kembali 2 sampai 24 jam
kemudian.
Daftar B: Uji Terhadap Hilangnya Refleks-refleks
Batang Otak
Pupil terfiksasi dan dilatasi, tanpa respon langsung
atau tidak langsung terhadap cahaya. Pupil harus
dalam ukuran menengah atau besar. Penggunaan
obat seperti atropin dan obat-obat lain yang
menghambat respon pupil terhadap cahaya
dipastikan belum diberikan.
Hilangnya refleks kornea.
Hilangnya respon vestibulo-okuler terhadap
rangsang air dingin (“cold calories”). Gunakan
minimal 120 mm air es dan posisi kepala 30 derajat
terhadap sumbu horizontal.
Hilangnya refleks batuk.
Hilangnya respon terhadap kateter yang
ditempatkan dalam endotracheal tube ke dalam
trakea.
Hilangnya fenomena “doll’s eye”.
Daftar C: Uji Apnea
Langkah 1: Garis arterial, oximeter denyut nadi dan
fasilitas untuk pengukuran gas darah arteri.
Langkah 2: Atur ventilasi FI02 ke 1.0.
Langkah 3: Atur ventilasi jika perlu untuk memastikan
PaCO2 berada diantara 40 mmHg dan 50 mmHg.
Langkah 4: Gambar sampel ABG nomor 1.
Langkah 5: Mulai stopwatch, cabut ventilator dan
masukkan oksigen sebanyak 6 liter/menit melalui kateter
trakea untuk membantu mencegah hipoksia. Perhatikan
setiap gerakan yang memperlihatkan usaha untuk
bernapas spontan.
Langkah 6: Setelah 6 menit, gambarkan sampel ABG
nomor 2 dan sambungkan kembali ventilator.
Langkah 7: Hitung peningkatan PaCO2 selama periode
apnea. Peningkatan harus lebih dari 10 mmHg dan tidak
adanya usaha untuk bernapas spontan harus ada pada uji
apnea yang menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas
pernapasan spontan yang terjadi.
Daftar D: Menyingkirkan Kemungkinan Kondisi
Tambahan
Pengaruh obat-obatan depresan susunan saraf
pusat (mis. barbiturat, benzodiazepin, narkotik).
Hipotermia – suhu rata-rata (mis. suhu
esophagus, rektal) di bawah 32,2 derajat Celcius
(900 F).
Gangguan elektrolit (mis. hiponatremia, asidosis
metabolik).
Lanjutan blokade neuromuskuler setelah
peemberian agen penghambat neuromuskuler
(tinjau kembali daftar pemberian anestetik dan
riwayat ICU; periksa dengan stimulator saraf;
balikkan efek agen tersebut dengan neostigmin).
Jika kriteria klinis kematian telah ditemukan,
seseorang tidak dapat ditetapkan “mati otak”
hingga dokter memastikan tidak ada obat bius
(mis. kodein, domerol, morfin, kokain, heroin)
dan tidak ada obat-obatan barbiturat (mis.
fenobarbital, sekobarbital, nembutal, amytal)
yang telah diberikan 24 jam sebelumnya dan
bahwa kematian otak telah ditunjukkan melalui
salah satu dari studi diagnostik berikut:
Angiogram serebral (injeksi larutan kontras ke
dalam arteri leher untuk melihat arteri di otak
pada film X-ray), menunjukkan tidak ada
penetrasi larutan ke dalam arteri otak.
Scan aliran darah serebral (scan kepala setelah
injeksi substansi radioaktif yang aman secara
intravena) memperlihatkan tidak ada aliran
darah di otak.
Dua kali EEG (elektroensefalogram atau uji
gelombang otak) pada interval 24 jam
menunjukkan tidak ada aktivitas listrik dari
otak, mis. EEG datar atau isoelektrik.
Poin ketiga dari ketiga tes di atas paling banyak
digunakan karena sangat mudah dilakukan di
tempat tidur pasien.
Yang berwenang menetukan mati batang otak
yaitu tenaga medis yang dimaksud terdiri dari
sekurang – kurangnya 3 (tiga) orang dokter yang
kompeten yaitu dokter umum, jika ada dokter
spesialis anestesiologi atau saraf, yang ditunjuk
oleh komite medic. Keputusan ini dibuat dengan
berita acara pengujian dan pengambil
keputusan. Diagnosis MBO harus dibuat di
ruang ICU
KESIMPULAN
Pemeriksaan klinis mati batang otak yaitu :
Tes diagnosis mati batang otak yaitu pemeriksaan
klinis mati batang otak yaitu Koma
Tidak ada respon motorik