UNIVERSAL
MASRI DG TAHA
Kewaspadaan Universal
Salah satu dari upaya pengendalian infeksi
di rumah sakit
Harus diterapkan kepada semua pasien,
setiap waktu tanpa memandang status
diagnosisnya
Untuk mengurangi resiko infeksi yang
ditularkan melalui darah atau cairan tubuh
Pasien ↔ petugas kesehatan
Alasan Dasar Penerapan
Kewaspadaan Universal
HIV/AIDS telah menjadi ancaman
global.
Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV
tidak menampakkan gejala.
Angka pengidap HIV di Indonesia
terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat
bermakna.
Potensi penularan di masyarakat cukup
tinggi, misalnya melalui perilaku sex
bebas tanpa pelindung, pelayanan
kesehatan yang belum aman karena
belum diterapkannya KU dengan baik,
penggunaan bersama peralatan
menembus kulit; tato, tindik, dan jarum
suntik.
Adanya diskriminasi terhadap ODHA
baik di sarana kesehatan maupun di
masyarakat umum.
Operasional
Kewaspadaan Universal
Cuci tangan
(UP)
Menggunakan alat pelindung perorangan
(APP) untuk mengurangi pajanan darah
dan cairan tubuh
Pengelolaan Alkes Bekas Pakai
(Dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi)
Sharp Precautions/ Pengelolaan Benda
Tajam
Pengelolaan Limbah dan Sanitasi
Ruangan
Cuci Tangan
Air Mengalir
Sabun
10 detik
Penggunaan
Antiseptik dengan
benar
Lap tangan kering/
sekali pakai
Cuci tangan bedah
Terhadap Mikroorganisme
Kec
Kelompok Keterangan
Gr+ Gr- Tb Jm En Vir krj
Murah,
Alkohol 60- 90% +++ +++ ++ ++ - ++ Cpt menguap,
terbakar
Mahal, efek
Klorheksedin 2-4%
(Hibiscrub)
+++ ++ - + - + Cpt persisten, sabun
-
Heksaklorofen 3% Berulang, alkh -,
(pHisoHex)
++ - - + + -- Lbt rebound
Murah, iritatif
Yodin+alkohol 3% +++ +++ ++ ++ - ++ Cpt diserap kulit
Tidak iritatif,
Yodofor (BetadinR) bukan
1:2500
+++ +++ ++ ++ - ++ Sdg disinfekstan,
mks
Risiko tinggi
- Kemungkinan Beda mayor, - Sarung tangan
bedah mulut,
Bagan Alur Pemilihan Sarung Tangan
Apakah kontak
dengan darah
atau cairan Tidak TANPA SARUNG
tubuh? TANGAN
Ya
Ya
Ya
Disinfektan dg
Benar Cuci bersih
Disinfeksi
Sterilisasi
Tingkat Tinggi
Catatan:
1Alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu
minggu bila tetap kering
2Alat yang tidak terbungkus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril
3Alat yang diolah dengan disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah
terutup yang tidak mudah terbuka atau segera dipakai
Dekontaminasi
dengan lar klorin 0,5% -
10”
Alat Disinfeksi Tingkat
Tinggi - DTT
Alat Sterilisator Uap
Bertekanan
Disinfeksi-Sterilisasi
Cara Disinfeksi atau Sterilisasi
tergatung dari besar risiko
Pakai sarung tangan rumah tangga
Alat harus dilepas/ diurai sebelum
dicuci
Pemilihan Cara
Derajat Cara penggunaan Cara
Risiko Alat
Risiko tinggi Menembus kulit Sterilisasi, atau
sekali pakai
3% - DTR, lantai,
Oksidan kuat, kerja Korosif bagi aluminium,
dinding, perabot RT
H2O2 6%- DTT, endoskop,
cepat, terurai – O2 tembaga, kuningan dan
dan air seng
lensa kontak
DTM- termometer, Tdk cocok utk permukaan
tanki keras, korosif u/ metal,
Kerja cepat, tidak
Yodofor DTR- permukaan
toksik & tdk iritatif
kulit terbakar, tdk tahan
keras kursi roda, bhn organik meninggalkan
TT, bel bercak
Aman u/ lingkungan
DTT ut alat tdk
Asam (air, O2, H2O2, asam Korosif, tidak stabil bila
tahan panas, untuk
Parasetat mesin sterilisasi
asetat), kerja cepat, diencerkan
aktif thd organik
Tidak u/ kamar bayi
DTM/ DTR, lantai, Residu
(hiperbilirubinemia), tidak
Fenol dinding, perabot dipermukaan,
utk kontak dg makanan,
RT. banyak di pasar
diserap kulit, lengket
DTR, Lantai,
Amonium Non-iritatif, Tdk untuk alkes, terbatas
dinding, perabot,
Kuarterner percikan darah
detergent spektrum sempit
Pengelolaan Alat/Benda
Tajam
(Sharp Precautions)
Pisau bedah, jarum
suntik, pecahan kaca,
dsb
Segera singkirkan ke
dalam wadah tahan
tusukan oleh pemakai
Wadah limbah tajam di
tempat strategis, anti
tumpah
Dilarang menyerahkan
alat tajam secara
langsung
Jangan menutup -
menutup jarum suntik
satu tangan
Wadah Tahan Tusukan
Pengelolaan Limbah dan
Sanitasi Ruangan
Limbah Cair
Sampah Medis
Sampah
RT/nonmedis
Insinerasi
Penguburan
Disinfeksi
permukaan
PENGELOLAAN LIMBAH
Limbah non-medis : Plastik hitam sampah kota
- Tidak kontak dengan darah atau cairan tubuh
- Risiko rendah
- sampah di ruang tunggu, administrasi & kebun
Limbah medis : Plastik kuning insenerasi
- limbah klinis : darah, caitan tbh, jaringan, benda tajam
bekas pakai & bahan lain yang infeksius
- limbah laboratorium : risiko tinggi insenerasi
Limbah bebahaya
- Bahan kimia beracun: obst sitotoksik, radioaktif,
desinfektan
dll.
HUBUNGAN
SEKS
PENULARAN DARI IBU
PADA BAYINYA
JARUM SUNTIK
TERINFEKSI HIV
HIV TIDAK MENULAR
MELALUI
KONTAK SOSIAL
K andidiasis
Oral Hairy
Leukoplakia
K ri ptok ok osis
Pruritic papular eruption
Profilaksis
Pasca Pajanan
di Rumah
Sakit
Profilaksis Pasca
Pajanan (PPP)
PPP merupakan tatalaksana yang
dilakukan setelah seseorang terpajan
dengan bahan-bahan yang berisiko
menularkan HIV.
Anti retrovirus (ARV) jangka pendek
(4 minggu) : zidovudin & lamivudin
(duviral)
Mengurangi risiko tertular
Jenis & bahan pajanan
pada Kecelakaan Kerja
Bahan Pajanan
Jenis Pajanan Darah
Perlukaan kulit/ Cairan bercampur darah
perkutaneus yang kasat mata
Pajanan pada
Cairan yang potensial
terinfeksi: semen, cairan
selaput mukosa
vagina, cairan serebrospinal,
Pajanan melalui
c. sinovia, c. pleura, c
kulit yang luka peritoneal, c. perickardial,
Gigitan yang c amnion
berdarah Virus yang terkonsentrasi
Risiko penularan
HBV, HCV, HIV di Sarana
Pelayanan Kesehatan
HCV 3 – 10%
SEROKONVERSI (+)
1245 petugas kesehatan
SEROKONVERSI (+)
1448 petugas kesehatan
Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
Tatalaksana Pajananan: 1
Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain yang berpotensi menularkan
infeksi (OPIM), atau alat kesehatan yang tercemar dari salah satu bahan tersebut?
Tidak
Ya
OPIM Darah atau cairan berdarah
Tak perlu
PPP
Macam pajanan yang terjadi
Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa Kulit yang utuh Pajanan perkutaneus
KP 1 KP 2 KP 2 KP 3
Alur PPP pada pajanan HIV:
2. Menentukan Kategori/ status HIV sumber
pajanan (KS-HIV)
Bagaimanakah Status HIV dari Sumber Pajanan?
KS HIV
Pajanan dengan titer Pajanan dengan titer tinggi, mis. tidak tahu
rendah, mis. Asimtomatik AIDS lanjut, infeksi HIV primer, VL
dan CD4 tinggi yang meningkat atau tinggi atau
CD4 rendah
Pada umumnya
Tak perlu PPP,
Perlu telaah
KS HIV 1 KS HIV 2 kasus per kasus
TATALAKSANA PPP : 4
PENGOBATAN ARV
PRIORITAS UTAMA MENCEGAH PAJANAN
“KEWASPADAAN UNIVERSAL”
Kesimpulan