Anda di halaman 1dari 80

KEWASPADAAN

UNIVERSAL

MASRI DG TAHA
Kewaspadaan Universal
 Salah satu dari upaya pengendalian infeksi
di rumah sakit
 Harus diterapkan kepada semua pasien,
setiap waktu tanpa memandang status
diagnosisnya
 Untuk mengurangi resiko infeksi yang
ditularkan melalui darah atau cairan tubuh
 Pasien ↔ petugas kesehatan
Alasan Dasar Penerapan
Kewaspadaan Universal
 HIV/AIDS telah menjadi ancaman
global.
Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV
tidak menampakkan gejala.
 Angka pengidap HIV di Indonesia
terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat
bermakna.
 Potensi penularan di masyarakat cukup
tinggi, misalnya melalui perilaku sex
bebas tanpa pelindung, pelayanan
kesehatan yang belum aman karena
belum diterapkannya KU dengan baik,
penggunaan bersama peralatan
menembus kulit; tato, tindik, dan jarum
suntik.
 Adanya diskriminasi terhadap ODHA
baik di sarana kesehatan maupun di
masyarakat umum.
Operasional
Kewaspadaan Universal
 Cuci tangan
(UP)
 Menggunakan alat pelindung perorangan
(APP) untuk mengurangi pajanan darah
dan cairan tubuh
 Pengelolaan Alkes Bekas Pakai
(Dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi)
 Sharp Precautions/ Pengelolaan Benda
Tajam
 Pengelolaan Limbah dan Sanitasi
Ruangan
Cuci Tangan
 Air Mengalir
 Sabun
 10 detik
 Penggunaan
Antiseptik dengan
benar
 Lap tangan kering/
sekali pakai
Cuci tangan bedah

Proses selama 2-5 menit


Antiseptik

Terhadap Mikroorganisme
Kec
Kelompok Keterangan
Gr+ Gr- Tb Jm En Vir krj

Murah,
Alkohol 60- 90% +++ +++ ++ ++ - ++ Cpt menguap,
terbakar
Mahal, efek
Klorheksedin 2-4%
(Hibiscrub)
+++ ++ - + - + Cpt persisten, sabun
-
Heksaklorofen 3% Berulang, alkh -,
(pHisoHex)
++ - - + + -- Lbt rebound
Murah, iritatif
Yodin+alkohol 3% +++ +++ ++ ++ - ++ Cpt diserap kulit
Tidak iritatif,
Yodofor (BetadinR) bukan
1:2500
+++ +++ ++ ++ - ++ Sdg disinfekstan,
mks

Triklosan +++ +++ ++ - - +++ Sdg


Alat Pelindung Perorangan
(APP)
 Sarung Tangan
 Pelindung Muka
 Masker
 KacaMata/ gogle
 Gaun/Jubah/Apron
 Pelindung Kaki
Gambar Alat Pelindung
Manfaat Alat Pelindung
Alat Terhadap pasien Terhadap Nakes
Pelindung
Sarung tangan Mencegah kontak M.O dari Mencegah kontak tangan
tangan nakes kepada pasien nakes dengan darah dan cairan
tubuh pasien, mukosa, kulit
luka à alkes/ permukaan yang
terkontaminasi

Masker Mencegah kontak droplet dari Mencegah mukosa nakes


mulut & hidung Nakes saat (hidung dan mulut) kontak
napas, bicara, batuk kepada dengan percikan darah / cairan
pasien tubuh pasien

Kacamata Mencegah mukosa nakes


pelndung - kontak dengan percikan darah /
c.t. pasien
Tutup kepala Mencegah jatuhya MO dari
rambut/ kepala nakes ke -
daerah steril
Jubah & Mencegah kontak MO dari Mencegah kulit nakes kontak
celemek plastik tangan/ tubuh/ pakaian nakes dengan percikan darah/ c.t.
kepada pasien pasien
Sepatu Mengurangi terbawanya MO Mencegah kaki terluka oleh
Pelindung dari ruangan lain benda tajam yang
PEMILIHAN ALAT PELINDUNG
SESUAI JENIS PAJANAN
JENIS PAJANAN CONTOH ALAT
PELINDUNG
Risiko rendah
- Pem.kulit luka Injeksi, - Sarung tangan
- Tidak terpajan perawatan luka
ringan
darah
langsung
Risiko sedang
- Kemungkinan Pem. Pelvis, - Sarung tangan
terpajan insersi/melepas - Gaun
darah, tidak AKDR, kateter
IV, spesimen pelindung/cele
ada cipratan lab, luka berat,
ceceran darah mek

Risiko tinggi
- Kemungkinan Beda mayor, - Sarung tangan
bedah mulut,
Bagan Alur Pemilihan Sarung Tangan

Apakah kontak
dengan darah
atau cairan Tidak TANPA SARUNG
tubuh? TANGAN

Ya

Apakah kontak S.T. RUMAH TANGGA


dengan pasien? atau
Tidak
SARUNG TANGAN BERSIH

Ya

Apakah kontak SARUNG TANGAN BERSIH


dengan jaringan Tidak atau
di bawah kulit? SARUNG TANGAN DTT

Ya

SARUNG TANGAN STERIL


atau
SARUNG TANGAN DTT.
PEMAKAIAN SARUNG
TANGAN
 INDIKASI : KONTAK DARAH, CAIRAN TBH,
SEKRET, KULIT TIDAK UTUH, SELAPUT LENDIR,
BENDA YG TERKONTAMINASI
 CUCI TANGAN SEBELUM & SESUDAH MEMAKAI
 BILA DIGUNAKAN ULANG STLH
DDT/DISTERILKAN TIDAK DIPAKAI ULANG > 3
KALI
 SEBELUM DIBUKA : SARUNG TANGAN YG MASIH
DIGUNAKAN DIMASUKKAN KE DALAM LARUTAN
KLORIN, GOSOK UNTUK MELEPASKAN BERCAK
DARAH/CAIRAN TUBUH.
Pengelolaan Alkes Bekas
Pakai
 Dekontaminasi
 Cuci
 Sterilisasi/DTT
 Penggunaan Dekontaminasi

Disinfektan dg
Benar Cuci bersih

Disinfeksi
Sterilisasi
Tingkat Tinggi

Pendinginan & Penyimpanan


Siap pakai
Pengelolaan Alat Kesehatan
Dekontaminasi
Rendam dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit

Cuci bersih dan tiriskan


Pakai sarung tangan dan pelindung terhadap objek
tajam

Sterilisasi Disinfeksi Tingkat Tinggi

Uap Pemanasan Kimiawi Kimiawi Uap Rebus


Bertekanan Kering Rendam dalam
Tinggi– larutan rendam dalam Tutup dalam diamkan
170o C disinfektan 10 - larutan uap air mendidih
Autoclaf
selama 60 24 jam disinfektan 20 mendidih selama 20
121o C
menit Atau menit selama 20 menit
106 kPa (1 atm)
Gas ETO menit
20 – 30 menit

Pendinginan & Penyimpanan


Siap pakai

Catatan:
1Alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu
minggu bila tetap kering
2Alat yang tidak terbungkus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril
3Alat yang diolah dengan disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah
terutup yang tidak mudah terbuka atau segera dipakai
Dekontaminasi
dengan lar klorin 0,5% -
10”
Alat Disinfeksi Tingkat
Tinggi - DTT
Alat Sterilisator Uap
Bertekanan
Disinfeksi-Sterilisasi
 Cara Disinfeksi atau Sterilisasi
tergatung dari besar risiko
 Pakai sarung tangan rumah tangga
 Alat harus dilepas/ diurai sebelum
dicuci
Pemilihan Cara
Derajat Cara penggunaan Cara
Risiko Alat
Risiko tinggi Menembus kulit Sterilisasi, atau
sekali pakai

Risiko Kontak dengan kulit Sterilisasi,


sedang yang tidak utuh atau disinfeksi tingkat
lapisan mukosa tinggi (DTT) -rebus,
disinfeksi kimiawi
Risiko rendah Kontak dengan kulit Cuci bersih dengan
yang utuh air panas dan
sabun
Disinfektan
Disinfekta
Pemakaian Keunggulan Kekurangan
n
Konsentrasi , inaktif
DTM, Antiseptik kulit Kerja cepat, tanpa
Alkohol Termometer, stetoskop, residu, tidak berbekas
oleh bahan organik,
karet mengeras
Korosif, inaktif oleh
DTM, Alat dialisis, tanki,
bahan organik,
CPR, dekontaminasi alat Murah, kerja cepat,
Klorin dan permukaan, percikan tersedia di pasar
iritasi, tidak stabil
pada pengenceran
darah
1:9 (>)

Kerja lambat dan


Untuk alat yang tidak butuh waktu lama
Etilin Sterilisasi gas tahan panas dan untuk
Oksida tekanan menghilangkan
residu yang toksis
Terbatas, dekontaminasi Karsinogeni, toksik,
Formalde- biosafety cab lab,
Tahan terhdp bahan
iritan, bau
hid fumigasi
organik
menyengat
Iritasi, cepat inaktif
Nonkorosif, tahan bila diencerkan,
DTT (2%), endoskopi, alat
Glutaralde terapi pernafasan, alat
bahan organik, cocok mahal, sulit
-hid anestesi
untuk alat optik, dipantau
sterilisasi dlm 6-10jam konsentrasinya,
Disinfektan
Disinfektan Pemakaian Keunggulan Kekurangan

3% - DTR, lantai,
Oksidan kuat, kerja Korosif bagi aluminium,
dinding, perabot RT
H2O2 6%- DTT, endoskop,
cepat, terurai – O2 tembaga, kuningan dan
dan air seng
lensa kontak
DTM- termometer, Tdk cocok utk permukaan
tanki keras, korosif u/ metal,
Kerja cepat, tidak
Yodofor DTR- permukaan
toksik & tdk iritatif
kulit terbakar, tdk tahan
keras kursi roda, bhn organik meninggalkan
TT, bel bercak
Aman u/ lingkungan
DTT ut alat tdk
Asam (air, O2, H2O2, asam Korosif, tidak stabil bila
tahan panas, untuk
Parasetat mesin sterilisasi
asetat), kerja cepat, diencerkan
aktif thd organik
Tidak u/ kamar bayi
DTM/ DTR, lantai, Residu
(hiperbilirubinemia), tidak
Fenol dinding, perabot dipermukaan,
utk kontak dg makanan,
RT. banyak di pasar
diserap kulit, lengket
DTR, Lantai,
Amonium Non-iritatif, Tdk untuk alkes, terbatas
dinding, perabot,
Kuarterner percikan darah
detergent spektrum sempit
Pengelolaan Alat/Benda
Tajam
(Sharp Precautions)
 Pisau bedah, jarum
suntik, pecahan kaca,
dsb
 Segera singkirkan ke
dalam wadah tahan
tusukan oleh pemakai
 Wadah limbah tajam di
tempat strategis, anti
tumpah
 Dilarang menyerahkan
alat tajam secara
langsung
 Jangan menutup -
menutup jarum suntik
satu tangan
Wadah Tahan Tusukan
Pengelolaan Limbah dan
Sanitasi Ruangan
 Limbah Cair
 Sampah Medis
 Sampah
RT/nonmedis
 Insinerasi
 Penguburan
 Disinfeksi
permukaan
PENGELOLAAN LIMBAH
 Limbah non-medis : Plastik hitam  sampah kota
- Tidak kontak dengan darah atau cairan tubuh
- Risiko rendah
- sampah di ruang tunggu, administrasi & kebun
 Limbah medis : Plastik kuning  insenerasi
- limbah klinis : darah, caitan tbh, jaringan, benda tajam
bekas pakai & bahan lain yang infeksius
- limbah laboratorium : risiko tinggi  insenerasi
 Limbah bebahaya
- Bahan kimia beracun: obst sitotoksik, radioaktif,
desinfektan
dll.
HUBUNGAN
SEKS
PENULARAN DARI IBU
PADA BAYINYA
JARUM SUNTIK
TERINFEKSI HIV
HIV TIDAK MENULAR
MELALUI
KONTAK SOSIAL
K andidiasis
Oral Hairy
Leukoplakia
K ri ptok ok osis
Pruritic papular eruption
Profilaksis
Pasca Pajanan

di Rumah
Sakit
Profilaksis Pasca
Pajanan (PPP)
 PPP merupakan tatalaksana yang
dilakukan setelah seseorang terpajan
dengan bahan-bahan yang berisiko
menularkan HIV.
 Anti retrovirus (ARV) jangka pendek
(4 minggu) : zidovudin & lamivudin
(duviral)
 Mengurangi risiko tertular
Jenis & bahan pajanan
pada Kecelakaan Kerja
 Bahan Pajanan
 Jenis Pajanan  Darah
 Perlukaan kulit/  Cairan bercampur darah
perkutaneus yang kasat mata
 Pajanan pada
 Cairan yang potensial
terinfeksi: semen, cairan
selaput mukosa
vagina, cairan serebrospinal,
 Pajanan melalui
c. sinovia, c. pleura, c
kulit yang luka peritoneal, c. perickardial,
 Gigitan yang c amnion
berdarah  Virus yang terkonsentrasi
Risiko penularan
HBV, HCV, HIV di Sarana
Pelayanan Kesehatan

Virus Pajanan Pajanan


perkutaneu Pada
s selaput
mukosa
HBV 9 - 30%

HCV 3 – 10%

HIV 0.4% 0.03 -


Kejadian pajanan darah yang
terinfeksi HIV pada petugas
kesehatan.

SEROKONVERSI (+)
 1245 petugas kesehatan

• Perkutaneus : 4/1103 (0.36%)


• Mukosa : -/67
• Kulit luka : -/75

(Ann intern med 1993;118:913-19)


Kejadian pajanan darah yang
terinfeksi HIV pada petugas
kesehatan.

SEROKONVERSI (+)
 1448 petugas kesehatan

• Perkutaneus : 1/1003 (0.10%)


• Mukosa : 1/158 (0.63%)

Salah satu petugas sumber penularan


- anti HIV (-) & p24 HIV Ag (+).

(Arch Intern Med 1993;153(12): 1451-8)


Tindakan yang paling
berisiko

 Pengambilan darah, penutupan kembali jarum suntik


 Memasukan dan menangani cairan IV
 Operasi
 Menangani darah atau cairan tubuh yang terinfeksi di
laboratorium
 Membersihkan, menangani dan menghancurkan
limbah sampah dan alat-alat medis yang
terkontaminasi

TERUTAMA DALAM KEADAAN TERBURU-BURU!


Data Petugas RSHS yang
Terpajan
Darah Penderita AIDS
dari Bulan Desember 2004-Juli
2006
N Jarak antara Kategori Kejadian Pelindu Pertolon Unit kerja AR
o ng gan T
kejadian- pajanan
melapor pertama
1 3 hari Luka kulit Memperbaiki (-) (+) Mahasiswa (+)
infus set AKPER
2 1 jam Kulit utuh Memperbaiki (-) (+) Mahasiswa (-)
infus set AKPER
3 1 jam 15 Tertusuk Pungsi lumbal (+) (+) Dokter (+)
menit
4 1 jam 30 Tertusuk Memperbaiki (-) (+) Perawat (+)
menit infus set
5 15 menit Tertusuk Menutup jarum (+) (+) Perawat (+)
suntik
6 7 jam Kulit retak Memperbaiki (-) (+) Ko-ass (-)
infus set
7 12 jam Tertusuk Operasi (+) (+) Dokter (+)
pisau
Data Petugas RSHS yang
Terpajan
Darah Penderita AIDS
dari Bulan Desember 2004-Juli
2006
N Jarak antara Kategori Kejadian Pelindu Pertolon Unit kerja AR
o ng gan T
kejadian- pajanan
melapor pertama
08 1 jam tertusuk Menyuntik (-) (+) Koas (+)
. melalui infus
set
09 18 jam tertusuk Menutup jarum (+) (+) Perawat (-)
. suntik
10 16 jam 25 Tertusuk Menutup jarum (+) (+) Perawat (+)
. menit suntik
11 1 jam Tertusuk Mengambil (+) (+) Perawat (+)
. darah
12 24 jam Kaki Kamar operasi (+) (+) Perawat (+)
. tergores
Pisau
bekas
oprasi
13 72 jam Tertusuk Menutup jarum (+) (+) Koas (-)
Tatalaksana PPP

1. CUCI bagian tubuh yang


terpajan
2. LAPORKAN
3. TENTUKAN apakah petugas yang
terpajan berisiko ?
4. Pengobatan ARV bila ada indikasi
5. KONSELING
6. CATAT kejadian PPP
Tatalaksana Pajananan

Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
Tatalaksana Pajananan: 1

 Luka tusuk bilas air mengalir dan


sabun / antiseptik
Pajanan mukosa mulut  ludahkan
Segera

dan kumur
Pajanan mukosa mata  irigasi dg
cuci

air/ garam fisiolofis
 Pajanan mukosa hidung 
hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air
 Jangan dihisap dengan mulut, jangan
ditekan
 Disinfeksi luka dan daerah sekitar
kulit dengan salah satu:
- Betadine (povidone iodine 2.5%)
selama 5 mnt
- Alcohol 70% selama 3 mnt
Tatalaksana Pajananan: 2

 Catat dan laporkan


 Atasan langsung
 Panitia DALIN
 Panitia K3
Tim Penanggulan HIV/AIDS
Laporkan 

- Nirmala, dr. 081321234696


- Rasmia, dr. 0811217353
 Agar secepat mungkin diberi
PPP
(bila ada indikasi)
Tatalaksana Pajanan: 3
Perlakukan sebagai keadaan

darurat  segera berikan obat
Pertimbangk PPP
an Berikan ARV dalam 1-2 jam
 PPP setelah 72 jam tidak efektif
Profilaksis
 pajanan risiko tinggi ARV dapat
PPP satu minggu setelah pajanan
(maks)
 Berikan konseling
 Pantau sesuai dengan protokol
pengobatan ART
Tatalaksana Pajananan: 3
Didasarkan

 Derajat pajanan dari


petugas terpajan : kode
Pertimbangk pajanan (KP): KP 1 s/d 3
an  Status infeksi dari

Profilaksis sumber pajanan (KS): KS


1 s/d 4
PPP  Ketersediaan obat PPP
Alur PPP pada pajanan HIV:
1. Menentukan Kategori Pajanan (KP)

Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain yang berpotensi menularkan
infeksi (OPIM), atau alat kesehatan yang tercemar dari salah satu bahan tersebut?

Tidak
Ya
OPIM Darah atau cairan berdarah
Tak perlu
PPP
Macam pajanan yang terjadi

Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa Kulit yang utuh Pajanan perkutaneus

Volume? Tak perlu PPP Seberapa berat?

Sedikit Banyak Tidak berat Lebih berat


(mis. satu tetes, dalam (mis. Beberapa tetes, percikan (mis. Jarum solid atau (mis. Jarum besar bersaluran,
waktu singkat) darah darah banyak dan/atau dalam goresan superfisial) tusukan dalam, darah terlihat,
waktu lama) jarum bekas pasien)

KP 1 KP 2 KP 2 KP 3
Alur PPP pada pajanan HIV:
2. Menentukan Kategori/ status HIV sumber
pajanan (KS-HIV)
Bagaimanakah Status HIV dari Sumber Pajanan?

HIV (-) HIV (+) Tak diketahui Tak diketahui


sumbernya

Tak perlu PPP

KS HIV
Pajanan dengan titer Pajanan dengan titer tinggi, mis. tidak tahu
rendah, mis. Asimtomatik AIDS lanjut, infeksi HIV primer, VL
dan CD4 tinggi yang meningkat atau tinggi atau
CD4 rendah
Pada umumnya
Tak perlu PPP,
Perlu telaah
KS HIV 1 KS HIV 2 kasus per kasus
TATALAKSANA PPP : 4
PENGOBATAN ARV

Kategori Kategori Sumber Rekomendasi Pengobatan


Pajanan pajanan (KS HIV)
(KP)
1 1 (rendah Obat tidak dianjurkan
Risiko toksisitas obat > dari risiko
terinfeksi HIV
1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir
Pajanan memiliki risiko yang perlu
dipertimbangkan
2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir
Kebanyakan pajanan masuk dalan
kategori ini
2 2 Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir atau
nelfinavir
3 1 atau 2
Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis:
AZT: 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg
3TC: 2 kali sehari @ 150mg
Indinavir: 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan
banyak minum, diet rendah lemah
Tatalaksana PPP : 5

 Konseling prates untuk petugas


kesehatan yang terpajan
 Lakukan pemeriksaan awal anti HIV
KONSELING 
Beri konseling untuk tidak menjadi
donor darah, harus berperilaku
seksual dan suntikan yang aman
sampai hasil diketahui
 Konseling pasca tes dan berikan
hasil tes awal secepat mungkin
kepada terpajan
Tatalaksana PPP :
Konseling
 Risiko transmisi HIV setelah Pajanan Darah =
0.3% jika sumber pasien adalah HIV positif
 Risiko transmisi sesuai dengan jenis kecelakaan
 PPP tergantung pada kegawatan pajanan dan
status HIV dari sumber pasien
 PPP tidak 100% efektif
 Minum ARV
 Efek samping ARV
 Hindari hubungan seks yang tak terlindungi
sampai konfirmasi setelah 3 bulan
Tatalaksana PPP :
Konseling
 Penjelasan yang jelas oleh dokter
mengenai risiko dan tindakan yang dapat
digunakan untuk melepaskan stress dan
kegelisahan!

 Keputusan PPP harus ditangan terpajan!

 Tanda tangani formulir penolakan jika


Petugas Kesehatan menolak PPP
Follow up
Laboratoris
(Bila mungkin)
Waktu Jika meminum PPP Tidak meminum
PPP
Data HIV, HCV, HBV HIV, HCV, HBV
Dasar DL, Transaminase
(Dalam
waktu 8
hari)
Minggu Transaminase Transaminase
ke 4 DL
Bulan ke HIV, HCV, HBV HIV, HCV, HBV
3 Transaminase Transaminase
Follow up klinis

 Amati tanda-tanda yang menunjukan


serokonversi HIV (dalam 50-70%)
dalam waktu 3 - 6 minggu
 Demam akut,
 Lymphadenopathy yang tersebar,
 Erupsi kulit
 Faringitis,
 Gejala-gejala flu non-specific,
 ulkus mulut atau area genital.
Evaluasi perilaku dan
pengelolaan benda tajam

 Bila banyak kecelakaan telaah


perilaku atau alat perlu diganti
 Kurangi jahitan - ganti penggunaan
plester
 Sejauh mungkin hindari suntikan –
terbatas yang sangat perlu saja
 Hindari episiotomi yang tidak perlu
TATALAKSANA PPP : 6
PENCATATAN
 Tanggal dan jam kejadian (pajanan)
 Uraian kejadian lebih rinci
 Sumber pajanan bila diketahui
 Pengobatan PPP secara rinci bila
mendapatkannya
 Tindak lanjut
 Hasil pengobatan
 Simpan semua data pajanan
PPP
 Efektivitas pengobatan ARV 81%
( N Engl J Med 1997;337:1485-1490)
 Kegagalan ARV pada PPP 14%
(Infect control Hosp Epidemiol 2003;24(2):86-96
 Resistensi ARV
 Efek samping obat 33 %
( MMWR 2001, 50, RR-11)


PRIORITAS UTAMA MENCEGAH PAJANAN
“KEWASPADAAN UNIVERSAL”
Kesimpulan

 Petugas kesehatan berisiko terpajan HIV


 Risiko tinggi:
- Pajanan perkutaneus
- Volume darah dlm waktu lama
- sumber penularan: stadium AIDS
 Upayakan pemberian ARV secepatnya
 ARV : lamivudine & zidovudine (4 minggu)
 Konseling
 Pencegahan utama : kewaspadaan universal
Kewaspadaan Universal
Di Unit Tertentu
Unit Pelayanan Gigi

 Pelayanan gigi dan mulut merupakan


pekerjaan
beresiko terpajan cairan tubuh pasien.
 Resiko tersebut semakin meningkat dengan
penemuan berbagai mikroorganisme dari
cairan oral.
 Petugas kesehatan yang menangani daerah
gigi dan mulut secara rutin mengalami
pajanan yang berulang dengan darah dan
air liur.
Penularan mikroorganisme
terjadi dengan cara :

 Kontak langsung dengan lesi terinfeksi


atau dengan air liur atau darah yang
terinfeksi.
 Penularan tidak langsung melalui alat
terkontaminasi.
 Percikan atau tumpahan darah, air liur,
sekret nasofaringeal langsung pada kulit
yang tidak utuh atau selaput lendir.
 Penularan lewat udara atau secara aerosol.
Beberapa hal yang harus
diperhatikan di Klinik Gigi agar
kewaspadaan universal tetap terjaga
adalah melaksanakan prosedur yang
dianjurkan.
Pasien
 Pemakaian gaun pelindung kedap air
pada pasien.
 Kumur sebelum diperiksa.

 Pemberian antiseptik pada gigi yang


akan diperiksa.
Petugas
 Cuci tangan dengan sabun selama 10 – 15 detik,
kemudian keringkan dengan handuk sekali
pakai atau diangin-anginkan.
 Gunakan alat pelindung :
 Sarung tangan

Gunakan sarung tangan bersih untuk sekali


pakai dan diganti untuk setiap pasien atau
setelah dipakai selama 60 menit dan tidak
dipakai ulang atau dicuci.
Cuci tangan selalu dilakukan setiap sebelum
memakai dan setelah melepaskan sarung
tangan.
 Pelindung wajah
Pelindung mata dan masker yang menutup
sampai ke dagu. Digunakan untuk
meindungi selaput mukosa mata, hidung
dan mulut selama kegiatan perawatan
pasien berlangsung yang mungkin dapat
memberikan pajanan air ludah, darah, dll.
 Gaun pelindung

Gunakan gaun pelndung bersih untuk


mlindungi kulit dan pakaian selama
kegiatan berlangsung.
Alat Kesehatan dan
Pengelolaannya
Sebelum tindakan
 Gelas untuk kumur didisinfeksi dan dicuci
dengan air mengalir sebelum digunakan atau
dipakai oleh pasien berikutnya.
 Gunakan larutan hipoklorit 0,5 % untuk
dekontaminasi tumpahan darah /cairan tubuh
dan bilas air dengan menggunakan lap basah.
 Gunakan larutan hipoklorit 0,05 % untuk
dekontaminasi permukaan meja periksa /
permukaan lain yang tidak berpori.
 Pengelolaan alat kesehatan setelah
tindakan sesuai dengan bagian alur
pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
 Pembersihan dan pencucian, yang
terbaik adalah dengan menggunakan
ultrasonic cleaning bila tersedia.
 Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi.

 Menggunakan satu alat pemeriksaan


gigi untuk setiap pasien, atau
dekontaminasi dan disinfeksikan dulu
sebelum dipakai pada pasien lain.
 Dekontaminasi.
 Jika harus meninggalkan ruangan,
lepaskan sarung tangan dan ganti
dengan yang baru ketika melanjutkan.
 Pastikan selama jam pelayanan
ruangan dalam keadaan bersih.
 Sebelum klinik ditutup, semua
peralatan dipastikan dalam keadaan
steril dan tersimpan rapi dalam laci
penyimpanan.
Pemanas Metode
Uap Etilen Disinfekt
Otokla an lain dan
Nama alat kimia Oksid an
f kering Keterang
wi a Kimiawi
(Oven) an
Angle attachment* + + + ++ +
Burs
Carbon steel - ++ ++ ++ - Buang
Steel + ++ ++ ++ - Buang
Tungstom-carbide + ++ + ++ - Buang
Condensor ++ ++ ++ ++ +
Dapen dishes ++ + + ++ +
Endodontic instrument ++ ++ ++ ++ -
(broaches,
files,reamers) + ++ ++ ++ +
Stainless steel ++ ++ - - -
handles
Stainless steel
w/plastic handles
++ x - ++ -
Fluoride gel tray
x x - ++ + Buang (++
Heat-resistaant
plastic ++ ++ ++ ++ +
Non-heat- resistaant
plastic - ++ ++ ++ -
Glass slab
[ Otoklaf dengan bahan kimiawi (natrium nitrite 2%)]
Hand instruments
Disin
Pemanas
Uap fekta Metode lain
Otokl an Etilen
Nama alat kimia n dan
af kering Oksida
wi Kimi Keterangan
(Oven)
awi
Stainless Steel ++ ++ ++ ++ +
Handpieces (++)* - (+)* ++ +
Contra-angels += - + ++ +
Prophylaxix-angels + + + ++ + Buang (++)
(disposble prefered)
Impression trays
Alumunium metal ++ + ++ ++ -
Chromo plated ++ ++ ++ ++ +
Custom arycylic x x x ++ + Buang (++)
resin x x x ++ + Lebih baik dibuang (+
+)
Plastic ++ + ++ ++ x
Instrument Paket kecil Paket
In Packs kecil
Instrument tray setup + + + x
Restorative or ++
surgical - ++ ++ +
++
Miror x x x x Buang (++)
Needles x Jangan dipakai
Pemanas Disinf
Uap Metode lain
Otokl an Etilen ektan
Nama alat kimia Kimia
dan
af kering Oksida
wi wi Keterangan
(Oven)
Nitrous Oxide
Nose pieces (++)* x (++)* ++ (+)*
Hoses (++)* x (++)* ++ (+)*
Orthodotic pliers
High-quality ++ ++ ++ ++ -
stinless - ++ ++ ++ -
Low-quality x x x ++ +
stinless ++ ++ ++ ++ +
With plastic parts
Plugger and x - - ++ x
Condensor
++ - + ++ x
Polishing wheel and
disk + - - ++ -
Gamet and cuttle - - - ++ +
Rag
Rubber - ++ ++ ++ -
Prostheses, removable ++ ++ ++ ++ +
Rubber and eqipment - - - - -
Carbon steel clamps - ++ ++ ++ +
Metal frames ++ ++ ++ ++ +
Plastic frames
Pemanas Disinf
Uap Metode lain
Otokl an Etilen ektan
Nama alat kimia Kimia
dan
af kering Oksida
wi wi Keterangan
(Oven)
Rubber item
Prophilaxis cups - - - ++ - Buang ( ++)
Saliva evacuators, - - - - - Buang (++)
ejector (plastic) (sekali pakai)
Stones
Diamond + ++ ++ ++ -
Polishing ++ + ++ ++ -
Sharpening ++ ++ ++ - -
Surgical instruments
Stainless steel ++ ++ + ++ -
Ultrasonic scalling + x x ++ +
tips ++ ++ ++ ++ - Buang (++)
Water air syringe tips
Tray equipment (++)* x (+)* ++ +
Plastic film holder - x x ++ +
Collimating
devices
Keterangan :
* Oleh karena bahan yang dipakai sangat banyak
macamnya maka perlu konfirmasi dengan pabrik
pembuat alat tersebut terutama peralatan tangan dan
alat tambahannya.
++ = Cara yang efektif dan diutamakan
+ = Cara yang efektif dan diperbolehkan
- = Cara yang efektif tapi beresiko merusak
bahan
x = Cara yang tidak efektif dan merusak alat

Sumber : ADA Infection Control Recommendation, 1992.

Anda mungkin juga menyukai