Anda di halaman 1dari 12

Lansia Bahagia

dan Sehat
Lilis Cahyareni, M. Psi.,
Psikolog
Kegiatan 1
 Membuat Kelompok (4 – 5 Kelompok)
 Membuat Yel Yel
 Setiap kelompok berbaris (depan –
belakang)
 Bergantian menyebutkan kata yang
diberikan
Kegiatan 2
 Membuat lingkaran besar
 Setiap peserta diberikan kertas dan pensil
 Menuliskan apa yang dirasakan hari ini
atau dalam 1 minggu ini
 Dikumpulkan
 Dibagikan acak
 Saling membaca dan memberikan
feedback / pemecahan masalah
Kegiatan 3
 Berhitung1 sampai 10
 Setiap angka 3 diganti nama buah
 Setiap angka 7 diganti nama binatang
 Yang salah maju kedepan untuk
memberikan feedback dari kegiatan 2
Lansia
 Usia diatas 60 Tahun (UU No. 13 Tahun 1998)
 Usia 60 sampai 74 tahun (WHO)
 Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupannya/Proses penuaan.
Aspek Intelektual
 Penurunan Kemampuan Intelektual :
Kepikunan, kurang konsentrasi, sulit
memahami dll disebabkan oleh penyakit,
kecemasan ataupun depresi.
Kemampuan intelektual dapat
dipertahankan dengan cara
menciptakan lingkungan yang
dapat melatih dan merangsang
kemampuan intelektual lansia. Cara
tersebut juga bisa mengantisipasi
terjadinya kepikunan pada lansia.
Aspek Emosional
 Merasa tersisih
 Merasa tak dibutuhkan lagi
 Penyakit yang tak kunjung sembuh
 Kematian pasangan
Menimbulkan rasa tidak percaya diri, depresi,
ketakutan sehingga lanjut usia sulit
menyelesaikan suatu masalah dan melakukan
penyesuaian diri (menghadapi tekanan,
tuntutan dari lingkungan).
Penurunan Kondisi Fisik

 Energi yang berkurang, kulit semakin keriput,


gigi yang yang mulai rontok ataupun tulang
yang semakin rapuh.
 Hal ini dapat berpengaruh terhadap kondisi
psikologis maupun sosial dan menyebabkan
kebiasaan ketergantungan pada orang lain.
Perubahan Aspek Psikososial
 Pemicu perubahan aspek psikososial pada
lansia adalah menurunya fungsi kognitif dan
psikomotor.
 Fungsi kognitif (proses belajar, pemahaman,
perhatian berkurang)  perilaku melambat.
 Psikomotorik (gerakan, tindakan, dan
koordinasi)  kurang cekatan.
Perubahan Peran Sosial di
Masyarakat

 Dengan semakin lanjut usia, biasanya lansia akan


melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
dikarenakan segala keterbatasan yang ia miliki.
 Hilangnya peran ditengah masyarakat dikarenakan
kualitas fisik yang menurun sehingga para lansia
merasa tidak dibutuhkan lagi karena energi nya
sudah melemah.
 Penyesuaian diri yang buruk akan timbul karena
adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan
oleh sikap sosial yang negatif berdampak pada
kesehatan psikologis para lansia.
Masalah pada Lansia
 Kesepian, kehilangan pasangan hidup atau berada jauh dengan anak-anak
yang telah mempunyai kesibukannya masing-masing kadang membuat
para lansia merasa kesepian.
 Duka cita, duka cita akibat kehilangan orang yang dicintai adalah hal yang
dapat menimbulkan depresi yang sangat mendalam pada lansia sehingga
memicu gangguan fisik dan kesehatannya.
 Depresi, beragam permasalahan hidup seperti kemiskinan, penyakit yang
tak kunjung membaik, kematian pasangan, keturunan yang tidak bisa
merawatnya dapat menyebabkan depresi.
 Kecemasan yang berlebihan, gangguan kecemasan biasanya terjadi
karena depresi, efek samping obat ataupun penghentian konsumsi suatu
obat.
 Parafenia, merupakan suatu bentuk scizofenia yang berbentuk pada rasa
curiga yang berlebihan. Hal ini terjadi pada lansia yang terisolasi atau
menarik diri dari kehidupan sosial.
 Lansia menunjukan tingkah atau prilaku yang mengganggu seperti
mengompol atau menumpuk barang-barangnya dengan tidak teratur.

Anda mungkin juga menyukai