(DISCHARGE PLANNING)
Discharge Planning?
Staf keperawatan
dan staf pekerja
sosial (Baron, et al.,
2008)
Perawat
berperan dalam
pembuat
Manajer kasus
rencana pulang
(NCSS, 2006)
pasien
(Owyoung,
2010)
Kapan perencanaan
pulang dilakukan?
Setelah dilakukan Dimulai setelah masuk ke
pengkajian kepada klien rumah sakit (Baron, et al.,
(NCSS, 2006) 2008).
TUJUAN
DISCHARGE PLANNING
TUJUAN DISCHARGE
PLANNING
(WHO, 2005)
Meningkatkan pemahaman ps. & klg ttg mslh kes, komplikasi dari
penyakit dan hal2 yg perlu pembatasan yg akan diberlakukan pada
pasien di rumah.
Mengembangkan kemamp ps. & klg untuk merawat, memenuhi
kebutuhan & memberikan lingkungan yg aman untuk pasien di rumah.
Memastikan bahwa rujukan yang diperlukan pada pasien dibuat dg
tepat.
Tujuan Discharge Planning (Swansburg, 2000)
Keterlibatan
Perjanjian dan
dan
konsensus.
partisipasi
Waktu Komunikasi
Faktor Personal
Discharge Planning
Faktor personal DP adalah orang-orang yang berkontribusi dalam DP
yaitu perawat, dokter, petugas kesehatan di masyarakat,
pasien dan anggota keluarga (Poglitsch, Emery & Darragh,
2011).
Nosbuch, Weiss dan Bobay (2011), salah satu tantangan yang dihadapi
oleh perawat dalam DP pada pasien dengan perawatan akut adalah
kebingungan peran dan tidak terlihatnya peran staf perawat dalam DP.
Faktor Keterlibatan
dan Partisipasi
Keterlibatan & partisipasi terdiri dari tingkat keterlibatan pasien
dan Nakes & cara mereka berpartisipasi dalam DP (Poglitsch,
Emery & Darragh, 2011).
Keterlibatan tim multi profesional secara dini sangat penting dalam
DP yg efektif (Frampton, 2011).
Holland dan Heman (2011), keberhasilan standarisasi proses DP
adalah kerjasama tim multidisiplin.
Faktor Komunikasi
Komunikasi terdiri dari sejauh mana Nakes dan pasien berbagi
informasi (Poglitsch, Emery & Darragh, 2011).
Pertimbangan dalam berkomunikasi yaitu: latar belakang pribadi
(profesi, agama dan suku); bahasa dan cara-cara yang disukai dalam
berkomunikasi; kondisi intelektual, mental dan emosional saat
berkomunikasi; dan adanya penurunan fisik (misalnya ggnn
pendengaran dan visual) (NCSS, 2006).
Faktor Waktu
Waktu menggambarkan kendala waktu pada proses DP (Poglitsch, Emery &
Darragh, 2011).
Waktu yg cukup adalah penting bagi perencanaan pulang karena memberikan
kesempatan untuk pengkajian klien, pengembangan dan pelaksanaan
perencanaan pulang (Moran, et al. 2005).
Danvers (2011) : waktu yg cukup sangat penting untuk DP karena memberikan
kesempatan untuk melakukan pengkajian klien, pengembangan dan pelaksanaan
DP.
Faktor Perjanjian dan Konsensus
Perjanjian/konsensus adalah menggambarkan persetujuan
dan kesepakatan di antara semua anggota tim kese dalam DP
(Poglitsch, Emery & Darragh, 2011).
Proses DP yaitu mengembangkan/menyusun DP, membuat
kesepakatan, mewujudkan rencana yg telah disepakati, dan
mengantar pasien ke rumah. (Tomura, et al. 2011).
Tomura et al. (2011) menyatakan bahwa membuat
perjanjian/ persetujuan pemulangan adalah kategori inti dari
proses DP yang dilakukan oleh perawat. Proses DP terdiri
dari: 1) mengembangkan cetak biru, 2) membuat
kesepakatan, 3) mewujudkan rencana yang telah disepakati,
4) mengirimkan cetak biru ke rumah klien.
Peran perawat
Manajer kasus adalah petugas kesehatan yang akan
melaksanakan, mengkoordinasikan dan memantau
kemajuan perawatan dan kesiapan klien untuk
pemulangan. Klien dan pemberi pelayanan (orang
tua, wali atau keluarga) dan atau orang lain yang
penting juga harus aktif terlibat dan dikonsultasikan
dalam perencanaan pemulangan pasien (NCSS,
2006).
Perawat berperan dalam pembuat rencana pulang bagi
pasien, yaitu mengidentifikasi klien yang membutuhkan
perencanaan pulang, memindahkan pasien dari satu
fasilitas ke fasilitas lain (misalnya pusat perawatan
masyarakat, panti jompo) dan terus menerus mengkaji
dan menentukan sumber daya seperti staf dan tenaga
medis yang dibutuhkan untuk menjaga kualitas pelayanan
untuk pasien diluar rumah sakit.
Tanggung jawab pada perencanaan pulang di
beberapa rumah sakit adalah tanggung-jawab staf
keperawatan, selain juga tanggung-jawab staf
pekerja sosial (Baron, et al. 2008).
Perawat juga bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan
pasien dan penyedia layanan kesehatan di masyarakat,
membangun pelayanan rujukan kesehatan, dan
memeriksa pasien yang masuk setiap hari, serta
memulangkan dengan menentukan mana yang akan
memerlukan perawatan di luar rumah sakit.
Perawat juga bertanggung jawab untuk berkoordinasi dan
mempertahankan hubungan dengan perawatan, fasilitas
profesional dan sumber daya (misalnya penyedia kursi
roda) yang mungkin diperlukan untuk pemulihan pasien.
Elemen
Elemen perencanaan pemulangan yang sukses harus mencakup
sebagai berikut (Baron, et al. 2008):
Perencanaan pemulangan harus dimulai pada saat pasien masuk.
Pergunakan alat skrining perencanaan pemulangan yang khusus
sehingga informasi yang diambil tidak semata-mata dari catatan
pengakuan saja.
Rumuskan alat skrining standard yang berkisar pada aturan-aturan
prediksi, seperti checklist gejala atau format lain yang bisa
digunakan.
Pilih perencanaan pemulangan yang paling sesuai dengan pasien.
Prinsip-prinsip pemulangan pasien
Perencanaan pemulangan harus sesuai dengan waktu pasien masuk
rumah sakit.
Perencanaan pemulangan adalah tanggung jawab semua pemberi
pelayanan kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien.
Pendekatan multidisiplin adalah pendekatan yang paling tepat
untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan
pemulangan. Untuk mencapai pelaksanaan tim multidisiplin yang
terbaik harus bekerja secara kolaborasi dan terencana, serta
dengan cara yang terintegrasi.
Dokumentasi perencanaan pemulangan harus dimulai sebelum
atau pada saat masuk rumah sakit. Perencanaan pemulangan harus
menjadi subyek untuk pengkajian yang terus menerus selama
tinggal di rumah sakit untuk mengkaji setiap perubahan pasien,
pemberi pelayanan kesehatan dan status sosial.
Dokumentasi perencanaan pemulangan harus dimulai
sebelum atau pada saat masuk rumah sakit. Perencanaan
pemulangan harus menjadi subyek untuk pengkajian yang
terus menerus selama tinggal di rumah sakit untuk mengkaji
setiap perubahan pasien, pemberi pelayanan kesehatan dan
status sosial.
Pasien dan pemberi pelayanan harus diberi informasi dan
konsultasi pada setiap tahap selama proses pemulangan.
Semua tahap yang dilalui selama tinggal di rumah sakit,
informasi dan pendidikan harus diberikan pada pasien dan
pemberi pelayanan, tentang semua aspek perawatan yang
akan diberikan setelah meninggalkan rumah sakit.
Pemulangan dari rumah sakit harus tepat waktu, ini
diperlukan untuk menghubungkan petugas kesehatan yang
ada di masyarakat.
Koordinasi dan komunikasi yang terus menerus antara rumah
sakit dan petugas kesehatan komunitas penting untuk
dilakukan, karena untuk menjamin keselamatan, efisiensi dan
efektifitas pemulangan pasien dari rumah sakit ke komunitas.
Prosedur dan Alur discharge planning
PERTEMUAAN:
I. Mengenali Penyakit Diabetes Mellitus
II. Pencegahan Diabetes Mellitus
III. Pengaturan diet Penderita DM
IV. Pengelolaan Pengobatan Penderita DM
V. Perawatan tubuh Penderita DM
VI. Penyuntikan Insulin
Pertemuan I
Tujuan Instruksional
1. Pengertian Penyakit DM
2. Kadar Gula Dalam Darah
3. Jenis Penyakit DM
4. Penyebab DM
5. Tanda dan Gejala DM
6. Komplikasi DM
Pertemuan II
Tujuan Instruksional
1. Pola makan
2. Pengaturan Aktifitas
3. Pemeriksaan rutin
4. Kebiasaan yang dianjurkan
5. Kebiasaan yang dilarang
Pertemuan III
Tujuan Instruksional
1. Jenis obat oral
2. Cara minum obat oral
3. Indikasi dan Efek samping obat orang
Pertemuan V
Tujuan Instruksional
1. Cara perawatan kulit, kaki dan tungkai
2. Cara perawatan gigi
3. Cara perawatan mata
4. Cara perawatan genital dan perkemihan
Pertemuan V
Tujuan Instruksional
1. Pengenalan tentang insulin
2. Persiapan penyuntikan
3. Tempat / area penyuntikan
4. Prosedur penyuntikan
Manajemen Bangsal