Anda di halaman 1dari 39

PERENCANAAN PULANG

(DISCHARGE PLANNING)
Discharge Planning?

 Discharge planning (DP) adalah suatu mekanisme untuk


memberikan askep secara terus-menerus, memberikan
informasi ttg kebutuhan kes berkelanjutan setelah pasien
pulang, melaksanakan evaluasi dan mengarahkan untuk
perawatan diri sendiri (Swansburg, 2000).
Discharge Planning?

 Suatu rencana pemulangan pasien yang ditulis di kertas


 untuk memberdayakan klien dlm membuat keputusan
 untuk memaksimalkan potensi hidup secara mandiri
 untuk memberdayakan pasien
(NCSS (2006)
Discharge Planning?

 Discharge planning adalah suatu proses sistematik untuk


perkiraan, persiapan dan koordinasi yg dilakukan utk
memfasilitasi pembekalan perawatan kesehatan dan
pelayanan sosial sebelum dan setelah pemulangan
(Carpenito, 2009).
Mengapa Discharge
Planning diperlukan
untuk pasien?

 Memberikan motivasi utk kesembuhan pasien (Moran, et al., 2005)


 Berdampak pd pemendekan lama perawatan, berpengaruh thd
kebutuhan RS, menurunkan kekambuhan, dan intervensi pasien pulang
dg tepat waktu (Swanburg, 2000)
 Menjalin hub. dg penyedia pelayanan kep /kes yg lain serta petugas
kegawatdauratan (Potter & Perry, 2005)
Siapa yang membutuhkan Discharge
Planning?

Setiap klien yang dirawat di


rumah sakit (Rice,1992,
dalam Potter & Perry, 2005)
Siapa yang bertanggung
jawab memberikan
perencanaan pulang?

Staf keperawatan
dan staf pekerja
sosial (Baron, et al.,
2008)

Perawat
berperan dalam
pembuat
Manajer kasus
rencana pulang
(NCSS, 2006)
pasien
(Owyoung,
2010)
Kapan perencanaan
pulang dilakukan?
Setelah dilakukan Dimulai setelah masuk ke
pengkajian kepada klien rumah sakit (Baron, et al.,
(NCSS, 2006) 2008).
TUJUAN
DISCHARGE PLANNING
TUJUAN DISCHARGE
PLANNING
(WHO, 2005)

 Meningkatkan pemahaman ps. & klg ttg mslh kes, komplikasi dari
penyakit dan hal2 yg perlu pembatasan yg akan diberlakukan pada
pasien di rumah.
 Mengembangkan kemamp ps. & klg untuk merawat, memenuhi
kebutuhan & memberikan lingkungan yg aman untuk pasien di rumah.
 Memastikan bahwa rujukan yang diperlukan pada pasien dibuat dg
tepat.
Tujuan Discharge Planning (Swansburg, 2000)

 Rencana antisipasi & menurunkan jumlah penolakan dari pihak


askes
 Menurunkan jumlah kekambuhan
 Kunjungan ke ruang kedaruratan yg tidak perlu
 Memastikan penggunaan Nakep yg tepat,
 Penggunaan sumber2 dan pelayanan yg optimal
 Menghindari duplikasi pelayanan
 Membantu psn memahami ttg kebutuhan setelah pwtn & biaya
pengobatan
 Memastikan sumber2 yg ada dimasyarakat dpt dimanfaatkan ps dan
klg.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
DISCHARGE PLANNING
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DISCHARGE
Faktor
personil PLANNING
Discharge
Poglitsch, Emery & Darragh (2011)
planning

Keterlibatan
Perjanjian dan
dan
konsensus.
partisipasi

Waktu Komunikasi
Faktor Personal
Discharge Planning
 Faktor personal DP adalah orang-orang yang berkontribusi dalam DP
yaitu perawat, dokter, petugas kesehatan di masyarakat,
pasien dan anggota keluarga (Poglitsch, Emery & Darragh,
2011).
 Nosbuch, Weiss dan Bobay (2011), salah satu tantangan yang dihadapi
oleh perawat dalam DP pada pasien dengan perawatan akut adalah
kebingungan peran dan tidak terlihatnya peran staf perawat dalam DP.
Faktor Keterlibatan
dan Partisipasi
 Keterlibatan & partisipasi terdiri dari tingkat keterlibatan pasien
dan Nakes & cara mereka berpartisipasi dalam DP (Poglitsch,
Emery & Darragh, 2011).
 Keterlibatan tim multi profesional secara dini sangat penting dalam
DP yg efektif (Frampton, 2011).
 Holland dan Heman (2011), keberhasilan standarisasi proses DP
adalah kerjasama tim multidisiplin.
Faktor Komunikasi
 Komunikasi terdiri dari sejauh mana Nakes dan pasien berbagi
informasi (Poglitsch, Emery & Darragh, 2011).
 Pertimbangan dalam berkomunikasi yaitu: latar belakang pribadi
(profesi, agama dan suku); bahasa dan cara-cara yang disukai dalam
berkomunikasi; kondisi intelektual, mental dan emosional saat
berkomunikasi; dan adanya penurunan fisik (misalnya ggnn
pendengaran dan visual) (NCSS, 2006).
Faktor Waktu
 Waktu menggambarkan kendala waktu pada proses DP (Poglitsch, Emery &
Darragh, 2011).
 Waktu yg cukup adalah penting bagi perencanaan pulang karena memberikan
kesempatan untuk pengkajian klien, pengembangan dan pelaksanaan
perencanaan pulang (Moran, et al. 2005).
 Danvers (2011) : waktu yg cukup sangat penting untuk DP karena memberikan
kesempatan untuk melakukan pengkajian klien, pengembangan dan pelaksanaan
DP.
Faktor Perjanjian dan Konsensus
 Perjanjian/konsensus adalah menggambarkan persetujuan
dan kesepakatan di antara semua anggota tim kese dalam DP
(Poglitsch, Emery & Darragh, 2011).
 Proses DP yaitu mengembangkan/menyusun DP, membuat
kesepakatan, mewujudkan rencana yg telah disepakati, dan
mengantar pasien ke rumah. (Tomura, et al. 2011).
 Tomura et al. (2011) menyatakan bahwa membuat
perjanjian/ persetujuan pemulangan adalah kategori inti dari
proses DP yang dilakukan oleh perawat. Proses DP terdiri
dari: 1) mengembangkan cetak biru, 2) membuat
kesepakatan, 3) mewujudkan rencana yang telah disepakati,
4) mengirimkan cetak biru ke rumah klien.
Peran perawat
Manajer kasus adalah petugas kesehatan yang akan
melaksanakan, mengkoordinasikan dan memantau
kemajuan perawatan dan kesiapan klien untuk
pemulangan. Klien dan pemberi pelayanan (orang
tua, wali atau keluarga) dan atau orang lain yang
penting juga harus aktif terlibat dan dikonsultasikan
dalam perencanaan pemulangan pasien (NCSS,
2006).
Perawat berperan dalam pembuat rencana pulang bagi
pasien, yaitu mengidentifikasi klien yang membutuhkan
perencanaan pulang, memindahkan pasien dari satu
fasilitas ke fasilitas lain (misalnya pusat perawatan
masyarakat, panti jompo) dan terus menerus mengkaji
dan menentukan sumber daya seperti staf dan tenaga
medis yang dibutuhkan untuk menjaga kualitas pelayanan
untuk pasien diluar rumah sakit.
 Tanggung jawab pada perencanaan pulang di
beberapa rumah sakit adalah tanggung-jawab staf
keperawatan, selain juga tanggung-jawab staf
pekerja sosial (Baron, et al. 2008).
Perawat juga bertanggung jawab untuk bekerjasama dengan
pasien dan penyedia layanan kesehatan di masyarakat,
membangun pelayanan rujukan kesehatan, dan
memeriksa pasien yang masuk setiap hari, serta
memulangkan dengan menentukan mana yang akan
memerlukan perawatan di luar rumah sakit.
Perawat juga bertanggung jawab untuk berkoordinasi dan
mempertahankan hubungan dengan perawatan, fasilitas
profesional dan sumber daya (misalnya penyedia kursi
roda) yang mungkin diperlukan untuk pemulihan pasien.
Elemen
Elemen perencanaan pemulangan yang sukses harus mencakup
sebagai berikut (Baron, et al. 2008):
 Perencanaan pemulangan harus dimulai pada saat pasien masuk.
 Pergunakan alat skrining perencanaan pemulangan yang khusus
sehingga informasi yang diambil tidak semata-mata dari catatan
pengakuan saja.
 Rumuskan alat skrining standard yang berkisar pada aturan-aturan
prediksi, seperti checklist gejala atau format lain yang bisa
digunakan.
 Pilih perencanaan pemulangan yang paling sesuai dengan pasien.
Prinsip-prinsip pemulangan pasien
 Perencanaan pemulangan harus sesuai dengan waktu pasien masuk
rumah sakit.
 Perencanaan pemulangan adalah tanggung jawab semua pemberi
pelayanan kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien.
 Pendekatan multidisiplin adalah pendekatan yang paling tepat
untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan
pemulangan. Untuk mencapai pelaksanaan tim multidisiplin yang
terbaik harus bekerja secara kolaborasi dan terencana, serta
dengan cara yang terintegrasi.
 Dokumentasi perencanaan pemulangan harus dimulai sebelum
atau pada saat masuk rumah sakit. Perencanaan pemulangan harus
menjadi subyek untuk pengkajian yang terus menerus selama
tinggal di rumah sakit untuk mengkaji setiap perubahan pasien,
pemberi pelayanan kesehatan dan status sosial.
 Dokumentasi perencanaan pemulangan harus dimulai
sebelum atau pada saat masuk rumah sakit. Perencanaan
pemulangan harus menjadi subyek untuk pengkajian yang
terus menerus selama tinggal di rumah sakit untuk mengkaji
setiap perubahan pasien, pemberi pelayanan kesehatan dan
status sosial.
 Pasien dan pemberi pelayanan harus diberi informasi dan
konsultasi pada setiap tahap selama proses pemulangan.
 Semua tahap yang dilalui selama tinggal di rumah sakit,
informasi dan pendidikan harus diberikan pada pasien dan
pemberi pelayanan, tentang semua aspek perawatan yang
akan diberikan setelah meninggalkan rumah sakit.
 Pemulangan dari rumah sakit harus tepat waktu, ini
diperlukan untuk menghubungkan petugas kesehatan yang
ada di masyarakat.
 Koordinasi dan komunikasi yang terus menerus antara rumah
sakit dan petugas kesehatan komunitas penting untuk
dilakukan, karena untuk menjamin keselamatan, efisiensi dan
efektifitas pemulangan pasien dari rumah sakit ke komunitas.
Prosedur dan Alur discharge planning

 Sejak waktu penerimaan klien, lakukan pengkajian tentang


kebutuhan pelayanan kesehatan untuk klien pulang, dengan
menggunakan riwayat keperawatan, rencana perawatan, dan
pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang
dilakukan secara terus menerus.
 Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk klien dan
keluarga yang terkait dengan pelaksanaan terapi di rumah,
hal-hal yang harus dihindari, dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
 Kaji faktor-faktor lingkungan di rumah bersama klien dan
keluarga tentang hal-hal yang mengganggu perawatan diri.
 Berkolaborasi dengan dokter dan disiplin ilmu yang lain
mengkaji perlunya rujukan untuk mendapat perawatan di
rumah atau ditempat pelayanan yang lainnya.
 Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan
yang berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut.
 Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang
berbagai kebutuhan klien setelah pulang.
 Tetapkan diagnosa keperawaan dan rencana keperawatan.
Lakukan implementasi rencana perawatan. Evaluasi kemajuan
secara terus menerus. Tentukan tujuan pulang yang relevan,
yaitu klien akan memahami masalah kesehatan dan
implikasinya, mampu memenuhi kebutuhan individualnya,
lingkungan rumah akan menjadi aman, dan tersedia sumber
perawatan kesehatan di rumah.

PENGKAJIAN
Data Pengkajian Data Pengkajian
•Data biologis pasien •Data siapa penyedia transportasi pasien
pulang
•Data psikologis pasien •Data alat bantu yang digunakan pasien (kursi
roda, walker, tongkat, dll).
•Data sosial pasien •Data tingkat perawatan yang dibutuhkan
•Data religius dan keyakinan •Data tingkatan aktifitas pasien saat dirawat di
RS.
•Data kultural pasien •Data status mental pasien saat dirawat
•Data harapan pasien •Data pembiayaan kesehatan yg digunakan
•Data tempat tinggal untuk pulang pasien •Data kemampuan dalam perawatan diri
•Data siapa org yg merawat setelah •Data petugas kesehatan terdekat yang akan
pulang dimintai bantuan oleh pasien ketika di rumah.
•Data keluarga yg bisa dihubungi oleh •Data pengetahuan pasien tentang masalah
pasien yang dialami dan cara mengatasinya.
•Data jenis alat transportasi pasien ketika •Data pengetahuan pasien tentang pengobatan
pulang yang diberikan oleh dokter.
Contoh Discharge Planning Pada DM

PERTEMUAAN:
 I. Mengenali Penyakit Diabetes Mellitus
 II. Pencegahan Diabetes Mellitus
 III. Pengaturan diet Penderita DM
 IV. Pengelolaan Pengobatan Penderita DM
 V. Perawatan tubuh Penderita DM
 VI. Penyuntikan Insulin
Pertemuan I

 Topik: Mengenali Penyakit DM

Tujuan Instruksional
1. Pengertian Penyakit DM
2. Kadar Gula Dalam Darah
3. Jenis Penyakit DM
4. Penyebab DM
5. Tanda dan Gejala DM
6. Komplikasi DM
Pertemuan II

 Topik: Pencegahan Diabetes Mellitus

Tujuan Instruksional
1. Pola makan
2. Pengaturan Aktifitas
3. Pemeriksaan rutin
4. Kebiasaan yang dianjurkan
5. Kebiasaan yang dilarang
Pertemuan III

 Topik: Pengaturan diet Penderita DM


Tujuan Instruksional
1. Cara memilih makanan
2. Cara membatasi konsumsi gula
3. Cara mengkonsumsi lemak yang baik
4. Cara mengkonsumsi buah-buahan yg
baik
5. Cara mengkonsumsi sayuran yang baik
6. Cara menyusun rencana makan
Pertemuan IV

 Topik: Pengelolaan Pengobatan Penderita


DM

Tujuan Instruksional
1. Jenis obat oral
2. Cara minum obat oral
3. Indikasi dan Efek samping obat orang
Pertemuan V

 Topik: V. Perawatan tubuh Penderita DM

Tujuan Instruksional
1. Cara perawatan kulit, kaki dan tungkai
2. Cara perawatan gigi
3. Cara perawatan mata
4. Cara perawatan genital dan perkemihan
Pertemuan V

 Topik: VI. Penyuntikan Insulin

Tujuan Instruksional
1. Pengenalan tentang insulin
2. Persiapan penyuntikan
3. Tempat / area penyuntikan
4. Prosedur penyuntikan
Manajemen Bangsal

Anda mungkin juga menyukai