Anda di halaman 1dari 17

TEKNOLOGI BAHAN I

AG R E G AT

1. SYELLA PRASTIKA
2. VIONA WULANDARI
BAHAN PENGISI (AGREGAT) DAN PERSYARATANNYA

Persyaratan Agregat
Agregat merupakan komponen beton yang
paling berperan dalam menentukan besarnya. Agregat
untuk beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya
mendekati bulat dengan ukuran butiran antara 0,063
mm—150 mm. Agregat menurut asalnya dapat dibagi
dua yaitu agregat alami yang diperoleh dari sungai dan
agregat buatan yang diperoleh dari batu pecah. Dalam
hal ini, agregat yang digunakan adalah agregat alami
yang berupa coarse agregat (kerikil ), coarse sand ( pasir
kasar ), dan fine sand ( pasir halus ). Dalam campuran
beton, agregat merupakan bahan penguat (strengter)
dan pengisi (filler), dan menempati 60%—75% dari
volume total beton.
Keutamaan agregat dalam peranannya di dalam beton :

Menghemat penggunaan semen Portland


Menghasilkan kekuatan besar pada beton
Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton
Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai
beton yang padat
AGREGAT UNTUK BETON ADA 2 MACAM

1. Agregat Halus
Agregat halus merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar
0,075 – 0,5 cm yang didapat dari hasil disintegrasi ( penghancuran )
batuan alam ( natural sand ) atau dapat juga dengan memecahnya (artifical
sand), tergantung dari kondisi pembentukan terjadinya .
2. Agregat Kasar
adalah agregat yang ukuran butirannya lebih dari 0,5 cm (PBI 1971).
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Agregat
yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi dari AASHTO, American Association
of State higwhway and Transportation Officials, yang juga digunakan oleh
Bina Marga) atau yang tertahan saringan 2,36 mm (standard dari BSI, British
Standard Institution atau lebih sering disebut sebagai B, British standard).
agregat kasar boleh didapati dari sumber natural atau artificial.
Sumber natural biasanya dari granit atau batu kapur. Agregat artificial
didapati dari bahan buangan industri.
 Agregat untuk beton harus memenuhi syarat
dari ketentuan sebagai berikut :

a. Spesifikasi Agregat untuk Beton ( ASTM-C 33).


b. SNI-03-2461-1991, spesifikasi Agregat ringan untuk beton
struktur (ASTM- C 330).
Agregat yang sesuai dengan spefikasi ASTM tidak selalu
mempunyai nilai pakai yang ekonomis dan sebagai contoh
material yang tidak disetujui tetapi memiliki penampilan yang
baik. Dengan demikian material yang tidak sesuai
membutuhkan persetujuan secara khusus, apabila dikehendaki
bukti penampilan yang dapat diterima sebagai kelengkapan
Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh melibihi
 Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh
melebihi
a. 1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan.
b. 1/3 ketebalan plat lantai
c. ¾ jarak bersih minimun antara tulangan-tulangan,
kawat-kawat bundel tulangan atau selongsong-
selongsong yang ada
 Agregat untuk campuran beton
Tabel 1 Syarat mutu agregat menurut SII 0052-80
Tabel 2 Syarat kekerasan Agregat
 Cara penilaian agregat

a. Mutu dari agregat


b. tersedianya agregat dari quarry
c. Harga agregat
d. jenis konstruksi yang menggunakan bahan tersebut.
Penilaian cocok tidaknya bahan agregat ditetapkan
antara lain :
 Penilaian cocok tidaknya bahan agregat ditetapkan antara lain :
1. Ukuran serta gradasinya
ukuran maksimum agregat dibatasi oleh hal hal sebagi berikut :
Ukuran bagian konstruksi tidak boleh kurang dari 4 kali ukuran maksimum
agregat
Lapisan penutup beton harus lebih tebal dari ukuran maksimum agregat
Ukuran agregat kasar tidak boleh lebih besar dari 1/6 jarak terkecil antara
bidang-bidang samping dari acuan
Tidak boleh lebih besar dari ¾ kali jarak bersih minimum diantara batang-
batang atau berkas-berkas tulangan.
Tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali besar plat
2. Kebersihan Agregat

Agregat pada umumnya tidak bebas dari bahan-bahan kotoran


yang dapat :
 Menyukarkan pembuatan serta pengecoran beton
 Menghasilkan beton yang tidak awet atau memperlihatkan beton yang permukaannya jelek
 Mengurangi kekuatan tekan

3. Kekerasannya

Kekerasan agregat diperlukan karena pada waktu pembuatan


beton bahan-bahan ini harus mengalami gerakan-gerakan yang
keras dalam mixer, demikian juga harus menerima gesekan pada
saat pengecoran dan pemadatan. Agregat harus dapat menahan
pengausan, pemecahan degradasi (penurunan mutu) serta
disintegrasi (penguraian). Ketahanan agregat terhada pengausan
dapat ditentukan dengan menggunakan mesin pengaus Los
Angeles.Penggunaan alat ini dan cara melekukan pemeriksaan
ketahan agregat terhadap pengausan diterangkan secara
terperinci dalam ASTM C 13 dan AASTHO 96.
Tabel 3 Jenis dan kekuatan agregat
4. Kemulusan Agregat
Suatu jenis agregat dianggap mulus secara fisik, apabila agregat itu
tidak mengalami perubahan volume besar atau tetap akibat pemanasan dan
pendinginan. Partikel-partikel dari batuan yang secara fisik bersifat lunak,
daya absorbsinya besar mudah dibelah atau menyusut akibat pengaruh air
tidak dapat digunakan sebagai bahan agregat. Beton yang menggunakan
jenis agregat dengan ciri-ciri tersebut, akan rendah kekuatan tekannya, lemah
ikatannya antara mortar dan agregat serta akan timbul retak-retak. Bila beton
ini mengalami perubahan cuaca akan timbul bisul-bisul pecah, kemudian
terlepas dan akhirnya meinggalkan lubang-lubang kecil pada permukaannya.
Tabel 4 Daftar berat jenis beton dengan berbagai agregat
5. Bentuk Butiran Agregat
Tabel 5 Klasifikasi Bentuk Butiran Agregat
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai