Hepatis
Anamnesis
Pemeriksaa
Prognosis
n Fisik
Pemeriksaa
Penatalaks
n
anaan
penunjang
Komplikasi
RM Working
diagnosis
Manifestasi Differential
klinis diagnosis
Patofisiolog
Etiologi
i
Epidemiolo
gi
Hasil anamnesis
Pasien : Laki-laki 50 tahun
Keluhan Utama : Tidur terus saat siang, tetapi sulit
tidur serta gelisah pada malam hari.
Keluhan Penyerta : tidak ada riwayat alkohol dan
hepatitis B, berat badan turun, tidak ada riwayat
penyakit keluarga, tidak ada riwayat trauma kepala,
tidak ada riwayat sakit kepala terus menerus, tidak ada
riwayat penyakit ginjal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : sakit berat dan apatis
Pemeriksaan fisik : TD 110/70 mmHg, Nadi 72x/menit, RR
24x/menit, t 36,5oC, konjungtiva pucat, sclera ikterik, jantung
paru normal, abdomen: buncit (+) spider naevi(+) caput
medussa(+). Shifting dullness (+), hepar teraba 4 jari dibawah
arcus costae dextra 3 jari dibawah processus xyphoideus tepi
tumpul permukaan berbenjol-benjol tidak rata, konsistensi
keras, nyeri tekan (+), pekak berpindah. Ekstremitas palmar
eritem (+), kaki edema.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TES PSIKOMETRI
- untuk menilai tingkat kemampuan intelektual pasien
Normal 15-30
Tingkal I 31-50
Tingkat II 51-80
Tingkat IV >120
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ELEKTROENSEFALOGRAFI (EEG)
Pada EEG terlihat peninggian amplitudo dan menurunnya
jumlah sklus gelombang periodik. Terjadi penurunan frekuensi
dari gelombang normal alfa ( 8-12Hz) Frekuensi
Tingkat
gelombang EEG
Frekuensi alfa
Tingkat 0
(8,5-12 siklus/detik)
Tingkat 1 151-200
Tingkat 2 201-250
Tingkat 3 251-300
• Pemeriksaapemeriksaann Amonia Darah
Tingkat 4 >300
Tumor otak Trauma kepala Enselopati
uremikum
Pengertian pertumbuhan sel-sel cedera pada otak Kelaian otak
abnormal di dalam yang umumnya organik yang
atau di sekitar otak disebabkan oleh terjadi pada
benturan pada kepala, pasien dengan
misalnya karena gagal ginjal akut
terjatuh, pukulan, maupun kronik
atau kecelakaan.
Gejala klinis Nyeri kepala, mual mual atau muntah, Penurun
dan muntah, pusing atau sakit an
papiledema kepala ringan, kesadara
pandangan kabur, n
terlihat bengong, sedang
mudah marah atau sampai
kesal, perubahan pola berat.
tidur, telinga Ganggua
berdenging, merasa n
lemas atau lelah, neuropsi
mengalami gangguan kiatrik :
keseimbangan tubuh kejang
Penatalaksa Kemoterapi Evakuasi hematoma Dialisis dan
naan atau kraniotomi, transplantasi
debridemen dan ginjal
INTOKSIKASI OBAT-OBATAN & ALKOHOL
Merupakan konsekuensi yang bisa diprediksi bila seseorang mengkonsumsi obat-obatan
dan alkohol dalam vol besar dalam jangka waktu pendek
Manifestasi Klinis
Tingkat I - penderita ngantuk tapi mudah diajak bicara;
Tingkat II - penderita dalam keadaaan sopor, dapat dibangunkan
dengan rangsang minimal, misalnya bicara keras-keras atau menggoyang lengan;
Tingkat III-penderita dalam keadaan soporokoma , hanya dapat bereaksi dengan
rangsang maksimal, yaitu dengan menggosok sternum dengan kepalan tangan;
Tingkat IV - penderita dalam keadaan koma, tidak ada reaksi sedikitpun terhadap
rangsang maksimal.
Penatalaksanaan intoksikasi obat
Memeriksa dan menjaga pernapasan serta sirkulasi
Drainase lambung
Sirosis hati
Sirosis hati adalah bentuk akhir kerusakan hati ditandai dengan fibrosis dan
pembentukan nodul.
Gejala klinik : awal : lemas, mudah lelah, nafsu makan berkurang
lanjut : gangguan tidur, demam, asites, hematemesis melena
Penatalaksaan: Sebaiknya aktivitas fisik dibatas, dan dianjurkan untuk
istirahat ditempat tidur sekurang-kurangnya setengah hari setiap harinya,
makanan yang cukup dan seimbang. Diberikan interferon alfa dan
limivudin apabila disebabkan oleh hep B.
Hepatoma
Tumor ganas hati primer yang berasal dari hepatosit (karena sudah gagal hati).
Gejala tersering: nyeri dikuadran kanan atas, mual dan muntah, perut terasa penuh,
nafsu makan berkurang dan berat badan menurun dengan cepat
PP : Rentang normal AFP serum adalah 0-20 ng/ml, kadar AFP
meningkat pada 60%-70% pada penderita kanker hati.
Penatalaksanaan
1 HCC < 2cm: injeksi etanol, reseksi
2 HCC> 2cm, tdk ada invasi vascular: ablasi, reseksi dan translantasi
3 HCC : Sorafenib (1-2 × 200 mg tablet)
Enselopati Hepatikum
Epidemiologi
RSCM dan RSUD Koja menunjukan angka
Enselopati hepatikum sebesar 75,5% dan 94,4%.
EH sering terjadi pada laki-laki dengan usia 60
tahun.
Etiologi
- Faktor endogen: fibrosis hati yang meluas karena adanya zat racun yg
tidak dpt dimetabolisme oleh hati.
- Faktor eksogen: ada faktor pencetus yang telah mempunyai kelainan hati.
Patogenesis sirosis hati
Hati : urea
amonia otot & ginjal Tergantung pH
& glutamin
Amonia Glutamin
Shunting darah masuk ke
Pasien sirosis
Portosistemik meningkat otak
Gejala enselopati
hepatikum
Manifestasi klinis
Tabel 4. Tingkat Derajat Koma Hepatik
Prodromal Afektif hilang, eufori depresi, apati, Asteriksis, kesulitan bicara, kesulitan menulis
kelakuan tak wajar, perubahan kebiasaan
tidur
Koma ringan Kebingungan nyata, dapat bangun dari Asteriksis, fetor hepatik, lengan kaku, hipereflek,
tidur, bereaksi terhadap rangsangan klonus, reflek menggenggam, mengisap
Koma dalam Tidak sadar, hilang reaksi rangsangan Fetor hepatik, tonus otot hilang
Gradasi gejala/gradasi keparahan, status mental
penderita EH