Anda di halaman 1dari 19

Torsio Testis

Oleh : Diana Rhismawati D, Sp. KMB


Pendahuluan
• Torsio testis merupakan suatu kegawat daruratan
vaskuler yang murni dan memerlukan tindakan
bedah yang segera.
• Jika kondisi ini tidak ditangani dalam waktu
singkat (dalam 4 hingga 6 jam setelah onset
nyeri) dapat menyebabkan infark dari testis, yang
selanjutnya akan diikuti oleh atrofi testis
• Torsio testis bisa terjadi pada semua usia, tetapi
paling sering terjadi pada usia dewasa muda (usia
10-30 tahun)
Definisi

Torsio testis adalah suatu keadaan dimana spermatic cord yang


terpeluntir yang mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari
vaskularisasi vena atau arteri ketestis dan epididymis.

Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang


berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis yang
terjadi pada pria dimana jaringan di sekitar testisnya tidak
melekat dengan baik ke scrotum.

Testis dapat mengalami infark dan atrophy jika tidak


mendapatkan aliran darah lebih dari enam jam.
Etiologi
• Idiopatik
• Kelainan bawaan
• Trauma
• Peningkatan volume testis
• Tumor testis
• Testis yang terletak horizontal
• Riwayat kriptorkismus
• Kriptorkismus adalah suatu keadaan di mana setelah usia satu tahun, satu
atau kedua testis tidak berada di dalam kantong skrotum, tetapi berada di
salah satu tempat sepanjang jalur desensus yang normal.
• spermatic cord intrascrotal yang panjang.
• Keadaan dimana testis dapat bergerak dengan sangat bebas
Manifestasi klinis
• Gejala pertama dari torsio testis adalah hampir selalu nyeri,
gejala ini bisa timbul mendadak atau berangsur-angsur, tetapi
biasanya meningkat menurut derajat kelainan.
• Nyeri testis yang berulang akibat adanya riwayat trauma.
• Pembengkakan dan eritema pada scrotum secara bertahap.
• Dapat pula timbul nausea dan vomiting, yang disertai demam
ringan.
• Rasa panas dan terbakar saat berkermih., tetapi gejala ini jarang
terjadi.
• Sakit kepala ringan.
• Nyeri perut bawah
• Pembengkakan testis
• Darah pada semen
PATHWAY
Jenis torsio
Intravaginal torsio.
• Torsio intravaginal terjadi di dalam tunika vaginalis dan disebabkan
oleh karena abnormalitas dari tunika pada spermaticcord di dalam
scrotum, keadaan ini menyebabkan testis mengalami rotasi pada
cord sehingga potensial terjadi torsio.

Ekstravaginal torsio
• Ekstravaginal torsio terjadi bila seluruh testis dan tunika terpeluntir
pada axis vertical sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplet atau
non fiksasi dari gubernakulum terhadap dinding scrotum, sehingga
menyebabkan rotasi yang bebas di dalam scrotum.
Komplikasi

• Atrofi testis
• Infark testis
• Hilangnya testis
• Infeksi
• Infertilitas sekunder
• Deformitas kosmetik
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan reflek kremaster


• Pemeriksaan Doppler Sonography
• scan radio nuklir
• Urinalisis
• Pemeriksaan darah lengkap
Penatalaksanaan
• Detorsi Manual : umumnya terapi dari torsio testis
tergantung pada interval dari onset timbulnya
nyeri hingga pasien datang. Jika pasien datang
dalam 4 jam timbulnya onset nyeri, maka dapat
diupayakan tindakan detorsi manual dengan
anestesi lokal
• Pembedahan :
- Jika testis masih viabel dilakukan fiksasi
orchidopexy
- Jika testis tidak viabel maka dilakukan
orchidectomy
ASUHAN KEPERAWATAN
pengkajian
• Identitas pasien
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit dahulu
• Pemeriksaan Fisik :
- Inspeksi: tampak adanya pembesaran pada scrotum,
adanya eritema pada daerah scrotum, letaknya lebih
tinggi dan lebih horisontal dari pada testis sisi
kontralateral.
- Palpasi: adanya nyeri tekan ,teraba keras atau tidak,
pada torsio testis yang baru saja terjadi dapat diraba
adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
diagnosa
 Pre Operasi
• Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan terpeluntirnya
fenikulus spermatikus.
• Perubahan body image : citra tubuh berhubungan dengan
perubahan bentuk skrotum
• Ansietas berhubungan dengan proses pembedahan.
• Hipertermi b.d reaksi inflamasi, edema jaringan sekitar

 Post Operasi
• Resiko infeksi berhubungan dengan insisi post op.
• Defisit pengetahuan klien berhungan dengan kondisi : prosedur
pembedahan, perawatan post op, program penatalaksanaan.
• Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan, trauma
pembedahan.
• Resiko disfungsi seksual b.d perubahan fungsi testis

Anda mungkin juga menyukai