Anda di halaman 1dari 44

GAGAL NAFAS

Sudarma, SE, SKep, Ns


Pengertian
• Gagal napas adalah suatu fenomena
penurunan fungsi sistem pernapasan dalam
pertukaran gas yang ditandai denga adanya
hipoksia atau hiperkapnia.
• Kegagalan sistem pernapasan untuk
mempertahankan pertukaran O2 dan CO2
dalam jumlah yang dapat mengakibatkan
gangguan pada kehidupan
Anatomi
KLASIFIKASI

Berdasarkan perjalanan penyakit


• Gagal napas akut. Manifestasi klinisnya biasanya
lebih berat dan memerlukan penanganan segera.
• Gagal napas kronik. Umumnya terjadi pada
keadaan PPOK di mana telah terjadi proses
adaptasi fisiologis untuk mengembalikan
pengiriman O2 ke jaringan dan pH darah ke arah
normal sehingga manifestasi klinisnya kadang tak
begitu jelas
Lanjut… Klasifikasi
Berdasarkan kelainan mekanisme pertukaran gas
• Tipe I. Gas exchange failure (oxygenation
failure)
• Tipe II. Ventilation failure (ventilation pump
failure)
Lanjut…. klasifikasi
Berdasarkan kombinasi gagal oksigenisasi dan gagal ventilasi
• Tipe I. Ditandai turunnya PaO2, normal atau rendahnya PaCO2, serta
tingginya angka PO2-PaO2 yang umumnya disebabkan oleh gangguan rasio
ventilasi-perfusi atau shunting intrapulmonar.
• Tipe II. Ditandai dengan adanya hipoventilasi karena terjadi penurunan
alveolar minute ventilation yang mengakibatkan naiknya PaO2 dan umumnya
diikuti turunnya PaO2 sehingga PO2-PaO2 tetap normal. Disebabkan oleh
depresi SSP, gangguan transmisi sinyal dari SSP, ketidakmampuan otot-otot
pernapasan untuk mengembangkan paru dan dinding dada.
• Tipe III. Kombinasi oxygenation ventilation failure, di mana alveolar
ventilation tidak cukup untuk mempertahankan PaO2 tetap normal ditambah
adanya gangguan pada keseimbangan ventilasi-perfusi hingga PaO 2 rendah,
PaCO2 tinggi, PO2-PaO2 meningkat.
ETIOLOGI

Tipe I
• - ARDS
• - Pneumonia
• - Edema paru kardiak / non kardiak
• - Asma bronkial

Tipe II
• - overdosis obat
• - flail chest
• - sindrom guillain barre

Tipe III
• - PPOK
• - Aspirasi benda asing
PATOFISIOLOGI

•Gangguan pada paru dan jaringan lain


•Respons inflamasi
•Peningkatan permeabilitas kapiler
•Edema pulmonar
•Gangguan pertukaran gas
•Penurunan compliance
•Perkembangan membran hialin dan skar
•Inflamasi lebih lanjut
•shunting
•Hipoksia refrakter
•Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
•Penurunan surfaktan dan kolaps alveolar
Penurunan fungsi ventilasi
Gangguan fungsi ventilasi dapat disebabkan oleh
• - penurunan fungsi pusat pernapasan
• - defek pada dinding dada
• - kelelahan otot pernapasan
• mengakibatkan ventilasi alveolar (VE) tidak
cukup sehingga terjadi hipoksemia dan
hiperkapnia yang menunjukkan keletihan otot-
otot pernapasan.
prognosis
• Prognosis didasarkan pada
• - Riwayat penyakit
• - Pemeriksaan fisis
• - AGD (PaO2, PaCO2, pH)
• - pemeriksaan radiologis
PENATALAKSANAAN
• Mengobati proses patologis penyebab gagal napas
• Menjamin oksigenasi pada jaringan tidak terhambat
• Mempertahankan jalan napas dan ventilasi adekuat
• Posisi klien setengah duduk
• Hidrasi : berikan cairan 2-3 liter/24 jam kecuali bila ada kontraindikasi
• Bronkial : higiene dan fisioterapi dada
• - Latihan napas dalam
• - Analgetik  untuk mengurangi nyeri saat fisioterapi dada
• - Jika ada rhonki anjurkan untuk batuk atau suction
• - Postural drainase, vibrasi dan perkusi
• Pemberian obat-obatan
• - Bronkodilator
• - Ekspektoran
• - Sedatif
• Bronkoskopi : bila tidak dapat dibersihkan melalui suction
Web of caution
Cara menjamin patensi jalan nafas
Trakeostomi

Membuat lubang di dinding depan/ anterior


trakea
Kanul Trakeostomi
BAGIAN KANUL TRAKEOSTOMI

• Kanul luar
• Balon kanul
•Kanul dalam
• Perforata
• Non perforata
•Tali
•Mandrin
•sikat
Instruksi post tindakan
• Awasi vital sign dan perdarahan
– Pasien dengan obat antikoagulan
• Awasi krepitasi
• Thorax photo  posisi kanul & emphysema
• Kempeskan balon 6 jam post op
• Antibiotika & analgesik
• Suction berkala
• Rawat kanul
PERAWATAN TRAKEOSTOMI
• Suction berkala 15 sec/kurang

• Cuci kanul dalam 2x/hari

• Ganti verban
Perawatan
Kemampuan nafas pasien ?
Indikasi trakeostomi ?
• Nafas spontan • Dalam ventilator

• Balon kempes • Balon penuh


• Kanul dalam • Kanul dalam non
– Perforata perforata
– Non perforata
Pneumothoraks
• Adanya udara dalam rongga pleura
• Dicurigai bila ada benturan/tusukan dada
• Bisa menyebabkan kolaps paru  gagal nafas
• Type penumothroaks:
– Tertutup
– Terbuka
Pneumothoraks tertutup
• Tidak terkait dengan trauma luar
• Disebabkan oleh ruptur dari blister
(gelembung) paru dalam rongga pleura. Sering
dijumpai pada perokok, kurus.
• Penyebab lain:
– Cedera ventilasi mekanik
– Cedera akibat pemasangan chateter subklavia
– Perforasi esophagus, dll
Pneumothorax
Pneumothoraks terbuka
• Udara masuk dalam rongga pleura melalui
bukaan dinding dada
• Disebabkan oleh trauma seperti tusukan,
tembakan atu patah iga
• Penanganan sementara: tutup dengan khasa
berventilasi
Gejala klinis/penanganan
Klinis:
• Sesak
• Penurunan ekspansi dada terkena
• Hilang suara nafas pada sisi dada terkena
• Hyperresonance

Penanganan:
• X-rays
• Pemasangan Water Seal Drainage (WSD)
Tension pnumothoraks
• Tahap lanjut dari pneumothoraks, GAWAT
• Udara dalam pleura terlalu banyak dan
mendesak organ dada lain
• Meningkatkan tekanan intra thoraks
• Gejala: syanosis, haus udara, agitasi,
emphisema subkutan, pergeseran trakhea,
distensi vena leher
HAEMOTHORAKS
• Akumulasi darah dalam rongga pleura
• Sering dijumpai pada luka dada terbuka,
malignansi, komplikasi terapi antikoagulan,
emboli pulmonal dan kerusakan pleura
• Pada kasus pneumothoraks, disebut
hematopneumothoraks
Manifestasi klinik/tindakan
Klinis:
• Sesak
• Penurunan/hilang suara nafas
• Dullness pada perkusi/auskultasi
• Shock

Penanganan:
• X-rays
• Pemasangan WSD dan penanangan perdarahan
Intervensi keperawatan (umum)
• Pastikan jalan nafas paten
• Beri O2 aliran tinggi dengan non-rebreather
mask
• Pasang infus dengan jarum besar, star
resusitasi cairan
• Lepaskan pakaian pasien
• Tutup dada yang terluka
• Stabilisasi fraktur iga dengan plester secara
orisontal
Monitoring
• Tanda vital
• Tingkat kesadran
• Saturasi O2
• Ritme jantung
• Status pernafasan
• Urine output
EFUSI PLEURA
• Penumpukan cairan dalam rongga pleura
• Dikelompokan
– Transudat/non inflamasi :
• tekanan hidrostatik dalam paru berlebihan (CHF),
• penurunan tekanan onkotik (hypoalbumin)
– Eksudat/inflamasi:
• Peningkatan permiablitas kapiler: malignansi, infeksi,
emboli, dll
Diagnosa keperawatan
• Keruskan pertukaran gas b/d penumpukan
udara/air dalam rongga pelura
• Pola nafas tidak efektif b/d nyeri
• Cemas b/d perasaan sesak, nyeri
WSD
INDIKASI PEMASANGAN:
• Mengeluarkan darah/cairan/udara dari rongga
pleura untuk mencapai tekanan normal pleura
• Tekanan normal pleura:
– Istirahat -5cm H2O
– Inpirasi -6 sd – 12cm H2O
– Ekspirasi -4 sd -8cm H2O
INDIKASI PELEPASAN
• Sehari setelah kebocoran berhenti
• Drainase 50-100 cc/24 jam
• 1-3 hari pasca bedah jantung
• 2-6hari pasca bedah thoraks
• Drainage srosanguinosa pada sisi pemasangan
selang WSD
Sistem WSD
• Satu botol
– Sederhana
– Tekanan pleura hrs lebih tinggi dari tek. Botol
– Caran dapat bercampur busa, sulit diukur
• Dua botol
– Water seal konstant
– Tekanan pelura hrs lebih tinggi dari tek botol
• Tiga botol
– Paling aman
– Membutuhkna suction
Peran perawat
• Memberikan posisi
• Mempertahankan patensi sistem
• Memantau aliran da jumlah drainage
• Memantau water seal
• Merawat luka drain
Flail chest
Flail Chest - detail

Anda mungkin juga menyukai