Anda di halaman 1dari 85

MENJELASKAN KLASIFIKASI

TRAUMA
Kekerasan mekanik
Jenis luka Hubungan dengan cara
kematian
Tajam Iris, sayat Pembunuhan, bunuh
diri,
Tusuk Pembunuhan, bunuh
diri,
Bacok Pembunuhan,
Tumpul Lecet Pembunuhan, bunuh
diri, kecelakaan
Memar Pembunuhan,
Robek kecelakaan
Pembunuhan,
kecelakaan
Senjata api Luka tembak Pembunuhan, bunuh
diri, kecelakaan
• Luka memar
– pengumpulan darah dalam jaringan yang terjadi sewaktu
orang masih hidup (intravital), dikarenakan pecahnya
pembuluh darah (kapiler), akibat kekerasan benda tumpul
– Tempat terjadinya di daerah tubuh yang mendapat kan
kekerasan dan dapat pula berpindah ke tempat lain, oleh
karena mengalirnya darah mencari tempat yang lebih
rendah
– Dapat terjadi bila kekerasan mekanik itu mengenai tubuh
yang menpunyai jaringan yang longgar atau bila korban
sudah tua usianya
– Dapt pula memberikan gambaran dari bentuk benda
(permukaan )yang mengenai tubuh
• Luka robek
– Luka terbuka yang diakibatkan oleh benda tumpul
– Mempunyai ciri-ciri sekitar luka tidak tenang, terdapat
memar atau lecet, tepi luka tidak rata
– Terdapat jaringan dan pada daerah yang berambut akan
tampak akar rambut yang hancur atau terangkat
• Luka memar dan robek  jarang kasus bunuh diri
karena menimbulkan rasa nyeri dan kematian
datangnya lambat,
• Bunuh diri dengan jalan melompat dari tempat yang
tinggi luka memar dan robek dapat ditemukan
• Luka tembak
– disebabkan oleh senjata api yang beralur (rifled
weapons), maupun senjata api yang larasnya tidak
beralur (smoothbore weapons),
– Dapat dijumpai pada kasus-kasus pembunuhan,
bunuh diri atau kecelakaan
• Luka yang diakibatkan oleh kekerasan mekanik, baik berupa
benda tajam, tumpul atau senjata api  dapat menyebabkan
kerusakan atau patahnya tulang-tulang, dimana masing-
masing benda akan menunjukan ciri tersendiri
• Benda tajam  kerusakan pada tulang yang tepinya rata,
• Benda tumpul  menunjukan garis patah linier atau fraktur
kompresi (bila kepala mendekati objek tumpul maka kelainan
berbentuk garis patah yang linier, sedangkan bila kepala diam
dan objek benda tumpul yang mendekati kepala maka
kecenderungan frekuensi kompresi)
• Sejata api  kerusakan tulang yang berbentuk corong
Kekerasanfisik
Listrik Electrik mark Kecelakaan
Joul burn pembunuhan
Exogenous burns Kecelakaan
pembunuhan
Kecelakaan
Petir Surface burns Kecelakaan
Linear burns
Arborescence/filigreebu
rns
Suhu tinggi Dry heat Kecelakaan
pembunuhan
Scaid Bunuh diri
Kecelakaan
pembunuhan
Suhu rendah Frostbite, immersion, Kecelakaan
foot hypotermi
• Electric mark
– kelainan yang dapat ditemukan pada daerah dimana arus
listrik masuk kedalam tubuh, dimana tegangan listriknya
rendah sampai sedang,
– Berbentuk bundar atau oval dengan bagian yang datar dan
rendah ditengah yang dikelilingi oleh kulit yang menimbul
• Joule burn/ endogenous burn
– Terjadi bila kontak antara tubuh dengan sumber listrik
cukup lama, dengan demikian electric mark yanng semula
pucat dapat hitam karena hangus terbakar
– Perlu dibedakan dari luka bakar yang terjadi bila tubuh
terkena arus listrik yang bertgangan yang sudah
mengandung panas (exogenous burn)
– Kerusakan pada tubuh yang terkena arus listrik dengan
tegangan tinggi misal diatas 330 volt, dapat sedemikian
hebatnya sehingga tubuh akan tampak hangus terbakar da
tidak jarang disertai patah atau hancurnya tulang-tulang
• Exogenous burn bersifat kecelakaan, contoh tersambar
petir
• Surfase burns dimana luka bakar yang terdapat pada tubuh
biasana berkaitan dengan benda-benda metal yang dipakai
korban
• Linear burns luka bakar yang mempunyai ukuran 2,5 cm -
25 cm kali 3 mm -2,5 cm yang sering dijumpai didaerah kulit
yang mempunyai tahanan rendah (daerah yang basah dan
berlipat-lipat)
• Aborescence / filigree burns  luka bakar akibat petir yang
memberikan gambaran bercabang-cabang seperti pohon yang
segera menghilang bila korban dapat tergolong jiwanya
• Luka bakar akibat api / dry heat  berbeda dengan luka yang
disebabkan oleh uap atau air atau cairan yang panas, biasanya pada
yang terakhir tadi kerusakan hanya terbatas pada bagian tubuh
yang terkena benda panas, dan tidak ada kesan hangus
• Luka bakar derajat satu 
– luka bakar dimana dalam penyembuhannya tidak
menginggalkan bekas jaringan perut.
– Tampak sebagai daerah yang kemerahan dan bergelembung-
gelembung (vesikel, skin, bliters)
• luka bakar derajat dua
– Luka bakar dimna akan meninggalkan ekas jaringan parut
oleh karena semua kulit terbakar dengan demikian dapat
terjadi gangguan fungsi tubuh
– Tampak jaringan yang keriut kering dan tertekan dan
dibatasi oleh kulit yang kemerahan dan bergelembung
• Luka bakar derajat 3
– luka bakar dimana kerusakannya sampai kejaringan bawah
kulit, otot, dan tulang
Bersifat kecelakaan
• Frosbite dan immersion foot
– Kelainan lokal yang diakibatkan karena suhu yang rendah
sekali
– Jarang kecuali didaerah bersaju
• Hipotermi  pada keadaan dimana tubuh secara
sistemi/menyeluruh terkena pengaruh akibat suhu rendah
sekali hal mana dapat mematikan korban
Kekerasan kimiawi
Asam organik Abu- abu: Bunuh diri, kecelakaan
As. Karbol Keputihan
As. Oksalat kehitaman
Asam anorganik
As. Sulfat, Abu-abu menjadi hitam Bunuh diri, kecelakaan,
as.klorid pembunuhan
Coklat Bunuh diri, kecelakaan
As. Nitrat
Kaustik akali Abu-abu keputihan Bunuh diri, kecelakaan,
pembunuhan
Garam logam Bunuh diri, kecelakaan
berat Keputihan biru
Zinc clorida Keputihan, perdarahan
Mercury chlorida
MENJELASKAN PEMERIKSAAN, CARA
IDENTIFIKASI TRAUMA SERTA ETIKA
PEMERIKSAANNYA PADA KORBAN
HIDUP
Penentuan umur luka
• Dilakukan atas dasar sifat-sifat yang terdapat pada
luka yang diperiksa
• Memar luas dan dalam  merah atau merah gelap
untuk beberapa hari atau minggu
• Memar superfisial  berwarna merah, merah gelap
atau hitam  jika memar baru, tidak > 24 jam
• Akhir minggu pertama: kehijauan  berakhir sampai
akhir minggu kedua  timbul warna kuning
• Memar tidak besar  hilang pada akhir minggu
keempat
Petunjuk
• Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan pada bagian dalam
tubuh yang serius yang tidak tampak dari luar
• Petunjuk dari bentuk atau jenis bnda yang menyebabkan luka
seperti:
– Jejas jerat, bentuk serta sifat-sifat permukaan dari alat
penjerat dapat diketahui dari sifat-sifat luka lecet (jejas
jerat), misalnya dalam kasus penggantungan dan kasus
penjeratan
– Jejas roda kendaraan. Luka lecet yang terdapat pada
korban sering menggambarkan cetakan dari roda
kendaraan, yang penting dalam penyidikan kasus tabrak
lari
– Jejas laras, yang merupakan ciri dari luka tembak tempel
– Jejas kuku, pada kasus pencekikan. Luka lecet yang
terdapat pada kasus pencekan sering menggambarkan
bahwa si pelaku mempunyai kuku yang panjng yaitu dari
bentuk luka lecet yang setengah lingkaran atau bentuk
bulan sabit
– Jejas atau cetakan radiator pada kasus kecelakan lalu lintas
• Petunjuk dari arah kekerasan yang dapat diketaui dari adanya
pengumpulan kulit ari pada bagian akhir luka
Lecet, memar , robek
TRAUMA TUMPUL
Luka lecet
• Luka akibat kekerasan benda yang
bepermukaan kasar sehingga epidermis
sebagian / seluruh lapisannya hilang
• Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang
hebat pada alat-alat dalam tubuh
• Petunjuk dari arah kekerasan
• Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan
dari benda tumpul yang menyebabkan luka
• Ciri-ciri
– Sebagian/seluruh epitel hilang
– Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (CRUSTA)
– Timbul reaksi radang (Sel PMN)
– Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan
parut
• Memperkirakan Umur:
– Hari ke 1 - 3 : warna coklat kemerahan
– Hari ke 4 - 6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih
suram
– Hari ke 7 - 14 : pembentukan epidermis baru
– Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap
Antemortem Postmortem
Warna Coklat kemerahan Kekuningan
Kulit Terdapat sisa-sisa Epidermis terpisah sempurna
epitel dari dermis
Tanda (+) (-)
intravital
Lokasi Sembarang Pada daerah penonjolan tulang
tempat
• Mekanisme terjadinya :
 Luka lecet gores: benda runcing yang menggeser lapisan
permukaan kulit.
 Luka lecet serut: akibat persentuhan kulit dengan
permukaan badan yang kasar dengan arah kekerasan yang
miring / sejajar thd kulit. Arah kekerasan dilihat dari tupukan
epitel
 Luka lecet tekan: penekanan benda tumpul secara tegak
lurus thdp permukaan kulit. Bentuk luka umumnya sama
dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut. Luka
tampak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna lebih
gelap dari sekitarnya
 Luka lecet geser: akibat tekanan linier pada kulit disertai
gerakan bergeser (kasus gantung dan pecut)
Luka memar
• Kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah
(kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan
sekitarnya, kulit tidak perlu rusak, menjadi bengkak, berwarna
merah kebiruan.
• Memperkirakan Umur
– Hari ke 1 : terjadi pembengkakan warna merah kebiruan
– Hari ke 2 - 3 : warna biru kehitaman
– Hari ke 4 - 6 : biru kehijauan–coklat
– > 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh
Luka memar Lebam mayat
Lokasi Di Bagian tubuh yang
sembarang terendah
tempat
Pembengkakan (+) (-)
Tanda Intravital
Penekanan Tidak hilang hilang
Pengirisan Dibersihkan dengan
kapas  bersih
Luka robek
• Kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit
• Mudah terjadi pada kulit yang ada tulang di bawahnya
• Biasanya pada penyembuhan, meninggalkan jaringan parut
• Terjadi bila kekerasan yang terjadi sedemikian kuatnya hingga
melampaui elastisitas kulit atau otot, dan lebih dimungkinkan
bila arah dari kekerasan tumpul tersebut membentuk sudut
dengan permukaan tubuh yang terkena benda tumpul
• Ciri bentuk luka:
– Tidak beraturan
– Tepi / dinding tidak rata
– Tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka
– Bentuk dasar luka tidak beraturan
– Sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka
– Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila terjadi
pada daerah yang berambut
Iris , Bacok, Tusuk
TRAUMA TAJAM
• Putusnya atau rusaknya continuitas jaringan karena trauma
akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung
runcing
• Ciri Luka Akibat Benda Tajam:
– Tepi luka rata
– Sudut luka tajam
– Rambut ikut terpotong
– Jembatan jaringan ( - )
– Memar/lecet di sekitarnya ( - )
Luka iris
• Luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh karena
alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relativ ringan kemudian
digeserkan sepanjang kulit.
• Ciri luka iris :
– Pinggir luka rata
– Sudut luka tajam
– Rambut ikut terpotong
– Jembatan jaringan ( - )
– Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai
tulang
• Cara Kematian : Bunuh diri ( tersering ), Pembunuhan, Kecelakaan
• Luka retak : Luka yang terjadi pada daerah tubuh yang ada tulang di
bawah kulitnya (misalnya : kepala/dahi) dan luka ini terjadi akibat
kekerasan dengan benda tumpul yang mempunyai pinggiran (misalnya:
tepi meja)
Perbedaan Luka iris Luka retak
Tepi luka Rata Tidak rata
Sudut luka Lancip Tak lancip
Jembatan Jaingan Tidak ada Ada
Luka Memar Tidak ada Ada
sekitar
Rambut Terpotong Tidak terpotong
Lokalisasi Dimana - mana Daerah yg di bwh
ada tulang
Luka tusuk
• Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul
yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada
permukaan tubuh.
• Ciri :
• Tepi luka rata
• Dalam luka lebih besar dari panjang luka
• Sudut luka tajam
• Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam
• Sering ada memar / echymosis di sekitarnya
• Identifikasi Senjata pada LUKA TUSUK:
– Panjang Luka : ukuran maksimal dari lebar senjata
– Dalam luka : ukuran minimal dari panjang senjata  DADA (Stabil)
• Untuk luka tusuk di perut tidak dapat diambil kesimpulan panjang
senjatanya karena perut sangat elastis.
• Cara Kematian : Pembunuhan ( tersering) , Bunuh diri, Kecelakaan
Luka bacok
• Luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam
atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai
tenaga yang cukup besar
• Ciri :
– Luka biasanya besar
– Pinggir luka rata
– Sudut luka tajam
– Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat
memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan
– Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi
• Cara Kematian : Pembunuhan (terbanyak), Kecelakaan
Trauma Tumpul Tajam
Bentuk luka Tidak teratur Teratur
Tepi luka Tidak rata Rata
Jembatan jaringan Ada Tidak ada
Rambut Tidak ikut Ikut terpotong
terpotong
Dasar luka Tidak teratur Berupa garis /
titik
Sekitar luka Luka lecet/ Tidak ada luka
memar lain
LUKA TEMBAK
Luka tembak masuk
• sebab akibat
– Akibat api/ flame effect luka bakar, kulit terbakar
tampak kering, hangus dan kaku pada perabaan
– Akibat asap/ smoke effect jelaga, kelim jelaga akan
tampak sebagai suatu lapisan berwarna kelabu kehitaman
disekitar lubang luka mudah dihilangkan dengan dihapus
– Akibat butir-butir mesiu/ gun powder effect tatto/
stippling, dimana kelim tatto akan tampak sebagai bintik-
bintik hitam yang bercampur dengan luka lecet dan
perdarahan dan tidak dapat dihilangkan bila dihapus oleh
karena butir-butir mesiu tersebut masuk ke dalam kulit
– Akibat anak peluru /bullet effect luka terbuka yang
dikelilingi oleh kelim lecet, dan bila senjata yang dipakai itu
sering dibersihkan maka pada dinding luka dan kelim lecet
akan didapatkan pula kelim kesat/kelim tembak
– Akibat partikel logam / metal effect “fouling”, tampak
sebagai luka lecet atau luka robek kecil disekitar lubang
luka, hal ini disebabkan oleh partikel-partikel logam yang
berbentuk akibat goresan antara anak peluru dengan laras
yang beralur, partikel logam tersebut dapat masuk ke
dalam kulit atau menempel pada pakaian
– Akibat moncong senjata / muzzle effect  jejas laras, dapat
terjadi pada kasus luka tembak tempel dan tampak sebagai
suatu luka lecen tekan atau memear yang bentuknya sesuai
dengan moncong senjata, dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya ada tidaknya tulang yang dekat dengan permukaan
kulit, tebalnya tulang dan posisi senjata terhadap tubuh korban
– Kelainan pada tulang akan tampak jelas pada tulang yang
bentuknya pipih contoh tulang tengkorak,, dimana kerusakan
pada permukaan tulang bagian luar (tabula ecterna) akan lebih
kecil bila dibandingkan dengan kerusakan pada bagian dalam
(tabula interna, akan memberikan gambaran lubang berbentuk
corong . Pada luka tembak keluar sebaliknya
• Pemeriksaan mikroskopis
– Untuk kasus meragukan, kelainan yang di
dapatkan pada dasarnya akibat dari trauma
mekanis dan termis
– Kompresi dari epitel, elongasi, distorsi dan
tampaknya perdarahan serta butir-butir misiu,
nekrosis koagulatif dan sembabnya epitel dan
vakuolisasi sel basal, demkian pula warnanya
menjadi piknotik inti sel dan pada pewarnaan H.E
>> mengambil warna biru (basophilic staining)
• Pemeriksaan kimiawi
– Dapat dideteksinya unsur-unsur yang terdapat dalam
mesiu
– Misalnya :
Pada smokeless goundpowder dapat dideteksi nitrit dan
cellulosa nitrate
Black powder black goundpowder dapat dideteksi
karbon, nitrit, sulfid, sulfat, karbonat, tiosianat, tiosulfat
Senjata yang lebih modern : timah hitam, antimon,
merkuri
– Dapat ditemukan unsur dari laras senjata dan anak peluru :
timah hitam, antimon, nikel, tembaga, bismut, perak, dan
thalium
• Sinar X :
Mencari anak peluru dan partikel logam dalam
tubuh korban
Menentukan apakah korban merupakan korban
penembakan senjata api yang tidak beralur dan
pada kasus khusus, yaitu dimana jumlah anak
peluru > jumlah luka tembak, pada penembakkan
dengan senjata api yang beralur (tandem bullet
injury)
Internal ricochet
• Terjadi bila kekuatan anak peluru tidak cukup untuk
menembus jaringan tubuh
• Misalnya saat anak peluru mengenai kepala
• Dapat terjadi variasi dari perjalanan anak peluru yang
perlu diketahui :
 Single ricochet
 Double ricochet
 Inner tangantial at contralateral side
 Inner tangantial at contralateral side and ricochet
 Inner tangential at entrance side
Luka tembak keluar
• Yang dapat memberikan informasi
– Arahan tembakan
– Sikap dari korban pada saat penembakan
– Jumlah peluru yang masih terdapat pada tubuh
korban
• Faktor yang berpengaruh daam terjadinya
perbedaan besarnya luka tembak keluar :
– Velocity (kecepatan dari anak peluru waktu keluar
– Luasnya permukaan ank peluru pada tempat keluar
– Yawing dan tumbling of the bullet/ pergerakan anak
peluru yang tida beraturan dalam tubuh dan
pergerakan berputar menurut poros memanjang
– Ada tidaknya fragmen-fragmen tulang yang ikut keluar
– Ada tidaknya tulang dibawah kulit tempat luka
tembak keluar
– Ada tidaknya benda yang menekan kulit pada tempat
keluarnya anak peluru
Luka tembak akibat sejata api tak
beralur
• Luka tembak masuk / entrance shotgun wound
– Tampak kelainan yang disebabkan oleh komponen-
kompenen yang keluar sewaktu penembakan, yaitu:
mesiu, api, asap, pellet, dan sumbat peluru
• Luka tembak keluar
– Dapat membantu di dalam menentuan arah tembakan
dan sikap korban sewaktu penembakan, yang pada
umumnya akan memberikan gambaran yang variabel
akan tetapi pada umumnya lukanya berbentuk bundar
atau oval dengan tei yang terangkat keluar / everted
margins
VISUM ET REPERTUM PADA
KORBAN HIDUP
Definisi
• Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter,
berisi temuan dan pendapat berdasarkan
keilmuannya tentang hasil pemeriksaan medis
terhadap manusia atau bagian dari tubuh
manusia, baik yang hidup maupun mati, atas
permintaan tertulis (resmi) dari penyidik yang
berwenang yang dibuat atas sumpah atau
dikuatkan dengan sumpah, untuk kepentingan
peradilan
• Pasal 133 KUHAP
1) dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli
lainnya
2) Permintaan keterangan ahli sebagimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis , yang dalam
surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat
• Pasal 184 KUHAP
– Alat bukti yang sah adalah
• Keterangan saksi
• Keterangan ahli
• Surat
• Petunjuk
• Keterangan terdakwa
• VeR tergolong alat bukti surat
Kasus apa saja yang membutuhkan
VeR?
• Pada kasus
– Luka
– Keracunan
– Mati
• Maka penyidik akan mencantukmkan dalam
surat oermintaan visum, visum apa yang
diinginkan, sesuai dengan kebutuhan atas
keterangan yang mereka perlukan
• Pada kasus korban luka, jenis kasus yang
umum dimintakan VeR oleh penyidik, kasus”
– Kecelakaan lalu lintas
– Kecelakaan kerja
– Penganiayaan
– Percobaan pembunuhan
– Kekerasan terhadap perempuan
– Kekerasan terhadap anak
– Dugaan mall praktek
Format
• Terdiri dari 5 bagian
– Projustitia
– Pendahuluan
– Pemberitaan
– Penutup
• Pendahuluan
– Tidak di beri judul “pendahuluan”
– Uraian tentang identitas dokter pemeriksa, instansi
pemeriksa, tempat dan waktu pemeriksa, instasi peminta
visum, nomor, dan tanggal surat permintaa, serta identitas
korban yang diperiksa sesuai dengan permintaan visum et
repertum tersebut
• Hasil pemeriksaaan
– Di beri judul “hasil pemeriksaan”
– Memuat semua hasil pemeriksaan terhadap “barang
bukti” yang dituliskan secara sistematik, jelas, dan dapat
dimengerti oleh orang yang tidak berlatar belakang
kedokteran
• Kesimpulan
– Beri judul “kesimpulan
– Berisi kesimpulan pemeriksa atas hasil pemeriksaan
dengan berdasarkan keilmuan / keahliannya
– Pada korban hidup berisi setidaknya jenis perlukaan atau
cidera, penyebab, serta derajat luka
• Penutup
– Tanpa judul
– Uraian kalimat penutup yang menyatakan bahwa VeR
dibuat dengan seharusnya, berdasarkan keilmuan serta
mengingat sumpah dan sesuai dengan KUHAP
Tatacara penulisan VeR
• Diketik diatas kertas dengan kepala surat sesuai instansi
pemeriksa
• Diberi nomor sesuai dengan tatacara penomoran di instansi
pemeriksa
• Diberi tanggal sesaui pembuatan visum
• Diketik sati spasi, rata kiri dan kanan
• Huruf yang dugunakan adalah huruf resmu, ukuran normal
(times new roman 12pt)
• Angka ditulis dengan huruf dan apabila kalmat yang dibuat
tidak sampai pada ujung batas baris, maka dibuat garis
penutup
• Apabila lebih dari satu halam maka dilakukan hal sebagai
berikut
– Mencantumkan tiga kata pertama halaman berikutnya di
bagian bawah kanan
– Setiap lembar diberi nomer visum (pada sisi kanan atas)
– Mencantumkan nomor halaman dan jumlah total halaman
(sisi kanan atas, di bawah nomer visum)
Pemberitahuan
• Memuat data bjektif/ fakta yang ditemukan
pada korban
• Merupakan pengganti barang bukti di
pengadilan
• Urutannya:
– Anamesis
– Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan penunjang
– Riwayat perawatan
• Anamesis
– Hal-hal yang diceritakan pasien secara relevan dengan
proses kejadian seperti kapan terjadinya, jenis kekerasan
yang diterima, apakah ada senjata yang digunakan oleh
pelaku, bagian tubuh yang terkena kekerasan, keluhan
yang dirasakan saat ini akibat kekerasan tersebut
• Pemeriksaan fisik
– Memuat hasil seluruh pemeriksaan mulau dari
pemeriksaan fisik umum serta hasil pemeriksaan status
lokalisasi luka
– Mencatat hasil pemeriksaan baik yang positif maupun
negatif yang telah dilakukan atas daasar dugaan dignosis
yang dimiliki
– Deskrisikan luka dengan baik agar orang lain yang membaca
dapat membayangkan gambaran luka sesuai dengan apa yang
kita lihat saat pemeriksaan
• Pemeriksaan penunjang
– Yang direncanakan dan di kerjaan di cantumkan jenis
pemeriksaan serta kesan hasil ang didapat
– Jika dilakukan oleh sejawat departemen lain cantumkan nama
dokter pemeriksa/ pemberi ekspertise
• Riwayat perawatan
– Ceritakan ringkas urutan kejadian signifikan yang terjadi selama
perawatan (pemeriksaan penunjang yang dilakukan, terapi yang
diberikan, berserta hasil dan catatan perkembangan pasien
hingga akhirnya keluar dari RS)
Deskripsi luka
• Menyebutkan regio/ daerah tempat luka berada
– Menentukan koordinat “x” luka dengan mengukur jarak
pusat luka dengan garis pertengahan badan
– Menentukan koordinat “y” luka dengan mengukur jarak
pusat luka diatas / dibawah dari suatu patokan organ
tubuh
– Pada kasus kekerasan tajam dan luka tembak, ditentukan
koordinat “z” luka dengan mengukur jarak pusat luka
diatas dari tumit
– Menyebukan jenis luka ( memar, luka lecet, luka terbuka,
patah tulang)
• Luka memar
– Menyebutkan warna memar
– Menyebutkan bentuk apabila memberikan gambaran yang
khas
– Menentukan ukuran memar dengan mengukur panjang
kali lebar luka atau diameter luka
– Menyebutkan ada tidaknya bengkak
– Menyebutkan ada tidaknya nyeri tekan
– Contoh: pada dagu, tepat GPD, terdapat memar berwarna
kemerahan, bengak, nyeri pada penekaan, berukuran tiga
sentimeter kali tiga sentimeter
• Luka lecet
– Pada luka lecet tekan, diraba konsistensi luka dan
menyebutkan warna luka
– Pada luka lecet geser, diperiksa arah kekerasan dari tepi
yang relatif rata ke ujung luka yang tidak rata dan terdapat
penumpuka epitel kulit
– Ukuran luka lecet dinyatakan dengan mengukur panjang
kali lebar luka
– Pada luka lcet gores ditentukan ukuran panjang luka saja
– Contoh : pada hidung, terdapat luka lecet tekan yang
teraba keras berukuran tiga sentimeter kali tiga sentimeter
• Luka robek akibat kekerasan tumpul
– Menjelaskan tepi luka
– Menjelaskan dasar luka, dan menyebutkan apakah sampai
jaringan bawah kulit, otot, tulang, atau menembus ringga
tubuh
– Menjelaskan ada/tidaknya jembatan jaringan
– Pada daerah yang berambut, dan dapat dilihat adanya akar
rambut yang tercabut
– Menyatakan ukuran luka dengan merapatkan kedua
tepinya kemudian mengukur panjang luka
– Apabila terdapat kehilangan jaringan, maka ukuran luka
ditentukan dengan mengukur panjang kali lebar luka,
termasuk memar, atau luka lecet disekitarnya
– Contoh: pada puncak bahu kanan, delapan sentimeter
garis pertengahan depan, terdapat luka terbuka tepi tidak
rata, dasar otot, bila dirapatkan membentuk garis
sepanjang lima sentimeter
• Luka terbuka akibat kekerasan tajam
– Memeriksa tepi luka
– Memeriksa dasar luka, dan menyebutkan apakah
sampai jaringan bawah kulit, otot, tulang, atau
menembus rongga tubuh
– Memeriksa kedua ujung luka, apakah lancip/tumpul
– Pada daerah yang berambut, dapat dilihat adanya
akar rambut terpotong
– Menentukan ukuran luka terbuka dan mengukur
panjang luka
• Luka tembak masuk
– menyatakan bentuk luka
– Menjelaskan garis tengah luka
– Menyebutkan 4 koordinat kelim lecet disekeliling luka
dengan menentukan terlebih dahulu sumbu
terpanjang dan sumbu pendek yang tegak lurus
sumbu terpanjang
– Menyatakan ukuran 4 koordinat kelim lecet tersebut
– Menjelaskan ada / tidaknya kelim mesiu, kelim jelaga
di sekeliling lubang luka
• Luka bakar
– Menyebutkan bentuk kelainan pada kulit, disertai
warna, ada/tidaknya jaringan kulit ari, ada / tidaknya
gelembung kulit ari, warna kulit ari disekitar luka
– Menentukan ukuran luka dengan mengukur panjang
kali lebar luka
– Contoh: pada lengan atas kanan sisi depan, lima
sentimeter dibawah lipat siku, terdapat luka bakar
berupa kulit yang berwarna coklat, menggelembung
berisis cairan, berukuran tiga sentimeter kali satu
sentimeter
Kesimpulan
• Memuat resume ringkas kasus disertai dengan
interpretasi luka berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh penyidik
• Pada kasus luka/ penganiayaan, menimal
menmuat:
– Jenis perlukaan atau cidera
– Jenis kekerasan penyebab cidera
– Derajat luka
– Apalagi gambaran luka khasm dapat diberika
gambaran mengenai benda penyebab luka tersebut
• Jenis perlukaan
– Didapat dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
– Dibuat ringkasan mengenai perlukaan tersebut: memar
dan lecet pada wajah, luka terbuka pada lengan, luka
tembak masuk pada tungkai dan seterusnya
• Jenis kekerasan
– Kekerasan tumpul
• Memar
• Lecet
• bacok
– Kekerasan tajam
• Iris
• Bacok
• tusuk
– Kekerasan senjata api
• Luka tembak masuk
• Luka tembak keluar
– Luka akibat zat kimia: panas, asam, basa
• Luka bakar
• Derajat luka
– Dilakukan melalui penilaian medis seorang dokter, dalam
penulisan VeR umumnya mengacu pada habasa pasal
dalam undang-undang
– Interpretasi luka derajat tiga pasal 90 KUHP tentang
luka berat
– Luka yang tidak membutuhkan perawatan ataupun
intervensi medis serta tidak mengganggu fungsi (luka
memar, luka lecet) derajat 1 pasal 352 KUHP
– Luka yang tidak memenuhi kriteria derajat 3 dan tidak
dapat digolongakan dalam luka derajat satu  derajat 2
• Untuk kasus kekerasan fisik pada anak,
penulisan kesimpulan mengacu pada pasal 80
UU perlindungan anak,
• Untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga
mengacu pada UU penghapusan KDRT pasal 6
Contoh penulisan kesimpulan
• Derajat 1
– Pada korban perempuan berusia tigapuluh lima tahun ini
ditemukan luka lecet pada dahi akibat kekerasan tumpul
tang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian
• Derajat 2
– Pada korban laki-laki berusia duapuluh lima tahun ini
ditemukan luka memar pada wajah, luka lecet pada
lengan, tangan, punggung dan tungkai akibat kekerasan
tumpul. Selanjutnya ditemukan luka terbuka pada dada kiri
akibat kekerasan tajam. Luka-luka tersebut telah
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencarian untuk sementara waktu
• Derajat 3
– Pada korban perempua berusia duapuluh lima
tahun ini ditemukan memar pada perut serta
perdarahan dari kemaluan akibat kekerasan
tumpul yang telah mengakibatkan gugurnya
kandungan korban
HUBUNGAN CIDERA DAN HUKUM
PIDANA (DERAJAT LUKA)
• Pasal 89
KUHP
– Membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan
dengan menggunakan kekerasan
• Pasal 90
– Luka berat berarti:
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberikan
harapan akan sembuh sama sekali atau yang
menimbulkan bahaya maut
• Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencaharian
• Kehilangan salah satu panca indrea
• Mendapat ccacat berat
• Menderita sakit lumpuh
• Terganggunya daya pikir selama 4 minggu lebih
• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
• Pasal 351
1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling
lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah
2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun
3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun
4) Dengan penganiayaan disamakan dengan sengaja
merusak kesehatan
5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak
dipidanakan
• Pasal 352
1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka
penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencarian, diancam sebagai penganiayaan ringan dengan
pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat
ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan
kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau
menjadi bawahannya
2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak
dipidanakan
• Pasal 353
1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu,
diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan luka-luka
berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara
paling lama tujuh tahun
3) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian,
yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun
• Pasal 354
1) Barangsiapa sengaja melukai berat orang lain, diancam
karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana
penjara paling lama delapan tahun
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
sepuluh tahun
• Pasal 355
1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana
terlebih dahulu diancam pidana penjara paling lama
duabelas tahun
2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang
bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun
• Pasal 356
Pidana yang ditentukan dalam pasal 351,353,354 dan
355 dapat ditambah dengan sepertiga:
1) bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya,
bapaknya yang sah, istrinya atau anaknya
2) Jika kejahatan itu dilakukan terhadap pejabat ketika
atau karena menjalankan tugasnya tang sah
3) Jika kejahatan bagi nyawa atau kesehatan untuk
dilaksanakan atau diminum
• Pasal 359
– Barang siapa karena kesalahan (kealpaannya)
menyebabkan orang lain mati, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana kurungan paling lama satu tahun
• Pasal 360
1) Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya)
menyebutkan orang lain mendapat luka-luka berat,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
atau pidana kurungan paling lama satu tahun
2) Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya)
menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian sehingga
timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan
atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda
paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah
Pasal 80 UU no 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak
1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman
kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan
pidana penjara paling lama tiga tahun enam bulan dan / atau
denda paling banyak tujuh puluh dua juta rupiah
2) Dalam hal anak sebagaimna dimaksud dalam ayat (1) luka berat,
maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama lima
tahun dan / atau denda paling banyak seratus juta rupiah
3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun
dan / atau denda paling banyak dua ratus juta rupiah
4) Pidana ditambah dengan sepertiga dari kententuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), (2), (3) apabila yang melakukan
penganiayaan tersebut orang tuanya
UU no 23 tahun 2004 tentang penghapusan
kekeraasan dalam rumah tangga
• Pasal 5
– Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah
tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya,
dengan cara:
a. Kekerasan fisik
b. Kekerasan psikis
c. Kekerasan seksual, atau
d. Penelantaran rumah tangga
• Pasal 6
– Kekerasan fisik sebagimana dimaksud dalam pasal 5 huruf
a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
sakit, atau luka berat
• Pasal 44
1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup
rumah tangga sebagaimana dimaksu dalam pasal 5 huruf a dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp
15.000.000
2) Dalam hal perbuatan sebagimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
korban mendapat jatuh sakit atau luka berat dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 tahun atau denda paling banyak Rp 30.000.000
3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan
matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun
atau denda paling banyak Rp 45.000.000
4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit
atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian atau kegiatan sehari-hari, di pidana dengan pidana penjara
paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00
• Pasal 50
Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini hakim
dapat menjatuhkan pidana tambahan berupa:
1) Pembatasan gerak pelaku baik yang bertujuan untuk
menjauhkan pelaku dari korban dalam jarak dan waktu
tertentu, maupun pembatasan hak-hak tertentu dari
pelaku
2) Penetapan pelaku mengikuti program konseling dibawah
pengawasan lembaga tertentu
• Pasal 51
Tindak pidana kekerasan fisik sebagaimna dimaksud dalam
pasal 44 ayat (4) merupakan delik aduan

Anda mungkin juga menyukai