Anda di halaman 1dari 17

Oleh :

SRI RATNANINGRUM, S.Pd


NIP. 19611103 198204 2 006
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
Kepemimpinan
Best Practice

On The Job Manejerial


Learning 1.Kajian Kurikulum
2.Kajian RKS-RKAS
OJL 3.Kajian PKG-PKB
4.Mini Proposal PTS

KESIMPULAN
Supervisi
Analisis Supervisi
SARAN Akademik
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 yang mengatur tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan, bahwa kepala sekolah sebagai
pimpinan tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi, yaitu
kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial.
Beban kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk melaksanakan
tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru
dan tenaga kependidikan. Peran kepala sekolah sebagai manajer,
pengembang kewirausahaan, dan supervisor tentu harus menjadi perhatian
Latar Belakang utama kepala sekolah karena tugas tersebut adalah merupakan tugas pokok
selaku kepala sekolah di mana dalam peraturan pemerintah tersebut tugas
kepala sekolah bukan lagi sekedar tugas tambahan tetapi merupakan tugas
pokok dan tidak lagi diwajibkan untuk melaksanakan tugas mengajar
Melihat peran, tugas pokok dan fungsi kepala sekolah seperti diuraikan di
atas, kita menyadari betapa besarnya pengaruh kepala sekolah untuk
keberhasilan suatu sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu
komponen penting dalam mengantarkan sekolah menjadi lebih berkualitas
baik output, outcome maupun proses yang ada didalamnya. Hal ini karena
terdapat hubungan yang erat antara keberhasilan peningkatan mutu
pendidikan dengan mutu kepala sekolah.

1. Meningkatkan Kompetensi kepala sekolah sebagai pemimpin dalam


menyusun perencanaan, melaksanakan program, dan mengevaluasi
Tujuan program kegiatan sekolah.
2. Meningkatkan Kompetensi Manajerial khususnya dalam mengelola
kurikulum, RKS dan RKAS, PKG -PKB, dan PTS.
3. Meningkatkan Kompetensi Supervisi khususnya pelaksanaan supervisi
akademik bagi guru.
Hasil Yang
1. Adanya Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah sebagai pemimpin.
Diharapkan 2. Adanya Peningkatan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah.
3. Adanya Peningkatan Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
BAB II
Pelaksanaan On the Job Learning
A. KAJIAN TINDAKAN KEPEMIMPINAN
BEST PRACTICE

1. Kajian Langkah Inovatif yang pernah dilakukan


Perencanaan 2. Kajian dokumen terkait pelaksanaan best practice

1. Pemaparan Masalah yang dihadapi


Kegiatan Ekstrakurikuler
Pelaksanaan 2. Penjelasan Pemecahan Masalah
Penerapan Kegiatan Ekstrakurikuler
3. Pemaparan Hasil yang Diperoleh
Pengembangan Minat dan Bakat Peserta Didik

1. Kegiatan Ekstrakurikuler menjadi lebih intensif


Manfaat 2. Hasil kegiatan ekstrakurikuler siswa menghasilkan
prestasi.
B. KAJIAN MANAJERIAL

1. KURIKULUM

A. PROSES KAJIAN
1. Dokumen Kurikulum disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum
2. Dokumen 1 ditandatangani Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan
Kepala Dinas Pendidikan
3. Dokumen 2 berisi Silabus dan RPP

B. KESENJANGAN DAN TINDAK LANJUT


1. Tim Pengembang belum melibatkan pihak Dunia Usaha
Tindak Lanjut: Tim Pengembang Kurikulum selanjutnya
diusahakan Melibatkan Dunia Usaha.
B. KAJIAN MANAJERIAL

2. RKS dan RKAS

A. PROSES KAJIAN
1. Dokumen RKS/ RKAS Disusun oleh Tim Pengembang Sekolah Berdasarkan
EDS
2. Dokumen RKS Disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan.
3. Memuat Rencana Kegiatan Dikelompokan ke dalam 8 SNP

B. KESENJANGAN DAN TINDAK LANJUT


1. Tim Pengembang belum melibatkan pihak Dunia Usaha
Tindak Lanjut: Tim Pengembang diusahakan Melibatkan Dunia Usaha
B. KAJIAN MANAJERIAL

3. PKG-PKB GURU

A. PROSES KAJIAN
1. PKG-PKB dilakukan Guru PNS
2. PKG belum Berjalan Maksimal

B. KESENJANGAN DAN TINDAK LANJUT


1. PKG hanya dilakukan untuk PNS saja
Tindak Lanjut : PKG akan dilakukan untuk semua Guru PNS dan
Non PNS.
C. PROPOSAL MINI PTS

a. Judul
“UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BACA PADA PESERTA DIDIK MELALUI
MEDIA BACAAN, BUKU PERPUSTAKAAN, KORAN DAN MAJALAH
ANAK-ANAK DI SDN PRINGGACALA I KECAMATAN KARANGAMPEL”.

b. Latar Belakang Masalah


Minat baca pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara
diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat hubungan tersebut semakin kuat
minatnya. Rendahnya minat baca dikalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi
keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua yang kurang memberikan
contoh kegemaran membaca kepada anak. Selain itu kurangnya perhatian dan
pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anakanya selama kegiatan belajar
disekolah, hal ini disebabkan kurangnya konsep pendidikan yang diterapkan oleh
orang tua. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap minat baca anak, karena
pengaruh ajakan teman main yang begitu kuat. anak akan lebih memilih bermain
dengan teman-temannya dibandingkan dengan membaca buku.
c. Rumusan masalah
1. Apakah dengan menggunakan media buku perpustakaan dapat
menumbuhkan minat baca peserta didik?
2. Apakah dengan menggunakan media koran dapat menumbuhkan minat
baca peserta didik?
3. Apakah dengan menggunakan media majalah anak-anak dapat
menumbuhkan minat baca peserta didik?

d. Tujuan Penelitian
1. Dengan adanya penelitian ini dapat menumbuhkan minat baca peserta
didik, melalui media bacaan buku perpustakaan, koran dan majalah
anak-anak.
2. Dengan tumbuhnya minat baca diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik di SDN Pringgacala I.
.

. e. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam rangka menunjang
tujuan pembelajaran di SD Negeri Pringgacala I sehingga menambah khasanah
keilmuan dan pengetahuan guru.
b. Bagi para pengembang pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya, terutama dalam memperkaya
metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi guru
1.Sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung.
2.Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran.
3.Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.
4.Meningkatkan rasa percaya diri.
b. Manfaat bagi sekolah
1 Membantu kepala sekolah dalam mengefektifkan pembinaan dan pengetahuan
peningkatan proses belajar mengajar yang ada di SD Negeri Pringgacala I.
2 Memberikan motivasi kepada guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan.
3 Membantu sekolah guna meningkatkan prestasi pembelajaran.
f. Metode Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School
Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan
kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan
kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk
melihat peningkatan yang terjadi pada saat pembelajaran
berlangsung.
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan
keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga,
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi,
1985:63)
D. SUPERVISI AKADEMIK
1. Deskripsi Pelaksanaan Supervisi Akademik
a. Perencanaan Supervisi Akademik
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
1. Sosialisasikan supervisi akademik :
Pada tahap ini yang dilakukukan adalah perencanaan supervisi akademik disosialisasikan kepada guru yang akan
di supervisi, dalam sosialisasi tersebut dibuatlah kesepakatan waktu bersama guru yang akan disupervisi.
2. Menyusun instrumen supervisi.
Instrumen yang perlu di persiapkan dalam tahap ini adalah :
1. Tindak lanjut hasil supervisi
2. Instrumen rencana kegiatan pembelajaran
3. Instrumen observasi kelas
4. Instrumen kunjungan kelas pada proses pembelajaran
5. Daftar pertanyaan setelah observasi
3. Menyusun jadwal supervisi.
Berdasarkan diskusi dengan guru-guru SDN Pringgacala I dan guru yang akan melaksanakan supervisi
disepakati jadwal pelaksanaan supervisi akademik adalah sebagai berikut :
Hari Tanggal : Selasa – Selasa
Tanggal : 31 - 7 November 2017
Tempat : SDN Pringgacala I
4. Menentukan guru yang di supervisi
Pada tahap ini yang dilakukukan adalah :
Penetapan guru yang akan di supervisi dilakukan pada sosialisasi awal tentang rencana supervisi akademik
oleh kepala sekolah kepada guru yang akan disupervisi.
b. Pelaksanaan Supervisi Akademik
b.1. Praobservasi
Praobservasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta OJL (kepala sekolah) sebelum
melakukan observasi kelas. Pelaksanaan observasi diawali dengan langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran
2. Peserta OJL (kepala sekolah) berkonsultasi dengan guru yang akan disupervisi.
3. Meminta silabus dan RPP pembelajaran 1 hari sebelum observasi
4. Pengisian instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran
Adapun guru yang di supervisi yaitu guru kelas 5 dan kelas 6.
b.2. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah jenis supervisi akademik yang meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1. Perencanaan pembelajaran
2. Pelaksanaan proses pembelajaran
3. Penilaian
Kegiatan Observasi pembelajaran guru yang disupervisi :
A. Guru kelas 5 mata pelajaran IPA Pokok bahasan Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan, dalam
pengamatan proses pembelajaran sudah Baik Sekali ( 87 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan
baik dan sudah memberitahukan kompetensi Dasar atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Kegiatan Inti guru
tampak menguasai materi dan dalam menjelaskan kepada siswa dengan bahasa yang baik sehingga siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas
terlihat hidup. Metode yang digunakan tidak terencana seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau
maju untuk menjelasakan cara melakukan kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi,
elaborasi dan komfirmasi dimana guru juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran. Penutup Pada
akhir pembelajaran guru memberikan bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan
memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana tertulis di
dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi guru tersebut
adalah 87 % dengan klasifikasi nilai baik sekali.
B. Guru kelas 6 mata pelajaran Matematika menghitung luas lingkaran dalam pengamatan proses pembelajaran sudah baik
(85 %), pada bagian Pendahuluan guru membuka pelajaran dengan baik dan sudah memberitahukan kompetensi Dasar
atau Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, Kegiatan Inti guru tampak menguasai materi dan dalam menjelaskan
kepada siswa dengan bahasa yang baik sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan dilakukan dengan
situasi yang ramah, tenang dan nyaman sehingga pengelolaan kelas terlihat hidup. Metode yang digunakan tidak
terencana seperti tanya jawab, diskusi dan ada beberapa siswa yang mau maju untuk menjelasakan cara melakukan
kegiatan di pagi hari. Pada kegiatan pembelajaran nampak ada proses eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi dimana guru
juga menyampaikan penilaian ketercapaian tujuan pembelajaran. Penutup Pada akhir pembelajaran guru memberikan
bimbingan dan arahan untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya
dan penutupan kegiatan pembelajaran tepat waktu sebagaimana tertulis di dalam rencana pembelajaran.
Berdasarkan data pengisian instrumen observasi kelas maka dapat diketahui tingkat pencapaian kompetensi guru tersebut
adalah 85% dengan klasifikasi nilai baik.
b.3. Pasca Observasi
Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah melakukan tindak lanjut dar kegiatan observasi yang
meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Mendiskusikan dan tanya jawab hasil observasi dengan guru junior yang telah diobservasi
2. Mengemukakan kelebihan dan kekurangan-kekurangannya dari semua komponen yang diobservasi
3. Mendiskusikan dan mencari solusi alternatif bagaimana cara untuk mengatasi kelemahan dan
masalah yang ditemukan selama observasi
4. Memperbaiki semua kekurangan dan kelemahan selama kegiatan pembelajaran agar pembelajaran
menjadi lebih baik lagi, dan tujuan pembelajarannyapun dapat tercapai dengan baik.

2. Analisi Hasil Supervisi Akademik


Berdasarkan pelaksanaan supervisi akademik dapat disajikan dalam bentuk tabel.

Nilai
No. Nama Guru Jabatan Skor
Perangkat Proses Penilaian
pembelajaran pembelajaran Pembelajaran
1. ABDULATIP Guru Kelas 5 87 87 87 87

2. EMAH FATUMAH, S.Pd.SD Guru Kelas 6 85 85 85 85


BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kegiatan OJL yang penulis laksanakan sangatlah berati banyak dan bekal yang berharga. Dengan
melaksanakan praktik nyata, penulis sebagai kepala sekolah dapat menerapkan berbagai kegiatan
pembelajaran yang ada di sekolah.
Dari praktik nyata tersebut, maka kegiatan On The Job Learning (OJL) dapat penulis simpulkan
sebagai berikut :
1. Meningkatnya kemampuan kepala sekolah dalam menerapkan sikap peduli, menghargai dan
meningkatkan rasa percaya diri guru-guru.
2. Meningkatnya kemampuan kepala sekolah dalam menstimulasi, mengkoordinasi dan
membimbing guru secara kontinyu baik secara individual maupun kelompok, agar lebih mengerti,
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
3. Meningkatnya kinerja guru dalam menyusun perangkat pembelajaran.
4. Meningkatnya kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan menindak
lanjuti kondisi dan kebutuhan sekolah sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional.
5. Meningkatnya kemampuan kepala sekolah dalam menggali, mencontoh, menghargai hasil kerja
orang lain, dan kerja keras sebagai bagian dari dimensi kewirausahaan.

B. Saran
1. Hendaknya Diklat Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah dilaksanakan sejak dini dan bila perlu
dilaksanakan secara on line agar lebih menghemat waktu dan biaya.
2. Pemerintah setempat dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten agar lebih serius dan konsisten
dalam memfasilitasi pelaksanaan Diklat Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah, karena lulusan
dari Diklat ini merupakan aset daerah yang berkompeten dalam meningkatkan pendidikan.
3. Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah yang dilaksanakan di wilayah
kepala sekolah seperti penulis ikuti ini hendaknya dipertahankan, karena lebih menghemat waktu,
biaya dan tugas kepala sekolah kesehariannya sebagai guru tidak terbengkalai.

Anda mungkin juga menyukai