Anda di halaman 1dari 28

PEMBERDAYAAN SDM MADRASAH

Oleh :
Drs. Ahmad Suyuti Misbach, MM

DEPARTEMEN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SURABAYA
Pendahuluan
Setiap orang jika ingin mengembangkan diri dan memperoleh
kemajuan yang harus ditempuh adalah pendidikan. Kadar kualitas
suatu bangsa sangat tergantung pada kualitas pendidikan warganya.
Untuk mengukur daya saing suatu bangsa ada 3 hal, yaitu :
1. Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa
2. Kemampuan manajemen suatu bangsa
3. Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk meningkatkan daya saing, ukurannya adalah pendidikan. Saat
ini output dunia pendidikan tidak sebatas nilai normatif saja, namun
bagaimana membekali anak didik dengan kompetensi atau
keterampilan.
Seiring dengan perkembangan zaman yang membutuhkan kompetensi,
keterampilan, & sumber daya manusia yang baik. Untuk mewujudkan
cita-cita itu bukan pekerjaan mudah, dibutuhkan keinginan kuat,
strategi yang baik karena kita akan menghadapi banyak tantangan.
Pendahuluan (lanjutan….)
Tantangan tersebut berasal dari internal maupun eksternal. Yang
berasal dari dari internal :
a. Minimnya SDM tenaga guru
b. Karena krisis ekonomi
Dahulu perbedaan antara Sekolah Umum dan Madrasah sangat jauh,
karena dari kurikulumnya juga berbeda. Namun, setelah ada Undang-
Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 28
tahun 1990, maka sudah tidak ada lagi perbedaan dan sudah setara
menjadi Sekolah Umum yang berciri khas Islam.
Pihak yang terlibat pengembangan Madrasah senantiasa membuat
terobosan & perubahan yang kreatif. Semula Madrasah dianggap
sekolah agama, sekarang orang-orang menyebutnya Sekolah Umum
Plus. Madrasah harus memperkaya diri dalam banyak bidang
pengajaran, tentunya tidak hanya materi agama saja, tetapi juga ilmu-
ilmu umum maupun keterampilan.
Pendahuluan (lanjutan….)
Pada milenium ke-3 ini yang diharapkan SDM memiliki keunggulan
dan kualitas tinggi dalam dimensi fisik, akal, kalbu, dan spiritual.
Manusia masa depan diharapkan mempunyai :
a. Penguasaan keterampilan ilmu dasar (baca, tulis, hitung)
b. Akal yang unggul dan cerdas
c. Kemampuan mengelola SDM
d. Kemampuan memanfaatkan informasi
e. Kemampuan menggunakan sistem dan teknologi modern
Generasi masa depan harus memiliki sifat :
a. Jujur d. Disiplin tinggi
b. Bermoral tinggi e. Memiliki jiwa wirausaha
c. Peka pada masalah sosial
Mewujudkan generasi idaman banyak upaya yang harus ditempuh
selain jalur pendidikan yaitu semacam pelatihan-pelatihan.
Landasan Filosofis
Hadits Nabi mengatakan : “Bekerjalah kamu untuk kepentingan dunia
seolah kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu
seakan kamu mati besok.”
Artinya : kita harus mampu bertindak proporsional dan profesional
dalam segala urusan baik berkaitan dengan kehidupan dunia maupun
akhirat.
Tantangan yang akan kita hadapi pada masa yang akan datang adalah
meningkatnya daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor
riil maupun moneter yang mengandalkan kemampuan SDM,
teknologi, dan manajemen tanpa mengurangi keunggulan
komparatifyang dimiliki masing-masing orang.
Hanya manusia yang berkualitas tinggi yang menang pada pasar bebas
dan tuntutan global.
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum mengandung arti perubahan, pergantian,
modifikasi terhadap susunan yang ada.
Perubahan yang positif dapat menghasilkan pengembangan karena
memiliki karakteristik :
1. Perubahan harus bermanfaat, harus mempunyai arah untuk
mencapai target dan tujuan.
2. Perubahan harus berurutan menuju target, dilakukan dalam periode
tertentu.
3. Perubahan harus progresif dan membawa perbaikan
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum pendidikan nasional masa depan dikembangkan
berdasarkan kompetensi (competency based curriculum).
Dalam konsep ini, kurikulum disusun berdasarkan kemampuan
minimal yang harus dikuasai seorang peserta didik. Setelah
menyelesaikan satu unit pelajaran, satuan waktu, satuan pendidikan,
belum dapat melanjutkan pelajaran ke unit atau satuan pendidikan
berikutnya, sebelum menguasai unit pelajaran yang disyaratkan.
Kompetensi merupakan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang
dilakukan secara konsisten dan terus-menerus, sehingga me-
mungkinkan siswa untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu.
Kompeten artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, & nilai dasar.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (lanjutan….)
Kompetensi harus mempunyai konteks, artinya berbagai bidang
kehidupan yang diperlukan agar dapat melaksanakan sesuatu KBK
berorientasi pada :
1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar
2. Keberagaman dimanifestasikan sesuai dengan keperluan
KBK memiliki ciri-ciri sebagi berikut :
a. Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik individu atau
klasikal
b. Orientasi pada hasil belajar
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode bervariasi
d. Sumber belajar bukan hanya guru juga yang memenuhi unsur
eedukatif
e. Penilaian pada proses dan hasil belajar
Belajar Sepanjang Hidup
Konsep pendidikan seumur hidup (life long education) berlaku melalui
TAP MPR No. IV/MPR/1973 tentang GBHN prinsip pembangunan
nasional dalam Bab IV poin d menetapkan pendidikan berlangsung
seumur hidup dilaksanakan di rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Tujuannya: mengembangkan & menambah kesadaran
untuk selalu belajar.
Pengalaman Pengembangan Madrasah
Pengalaman pengembangan Madrasah yang dilakukan Depag dengan
kelebihan dan kekurangannya, dimaksudkan untuk meningkatkan
mutu lulusan Madrasah agar memiliki kompetensi yang kuat dan dapat
diterima masyarakat.
1. Madrasah Model pada tahun 1993 dipopulerkan MTs Model ada 54
MTs tahun 1997 dikembangkan mencakup MI Model 44 MI dan
MA Model 35 MA.
2. Madrasah Unggulan. MA Insan Cendekia di Serpong, Banten, dan
Gorontalo dikelola Depag sejak tahun 2001.
3. Madrasah Terpadu. Keterpaduan proses pendidikan mulai MI s/d
MA.
4. Madrasah Terbuka. MTs terbuka mulai tahun 1996 untuk
penuntasan percepatan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
kerjasama Depag dengan Pustekom Diknas, biasanya dilaksanakan
di pondok pesantren Salafiyah.
Pengalaman Pengembangan Madrasah (lanjutan….)
5. Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK), berdasarkan SK
Menag No. 371 tahun 1984. Mempelajari Bahasa Arab dan ilmu-
ilmu agama secara mendalam dan komprehensif dengan sistem
asrama.
6. Madrasah Aliyah Program Kejuruan (MAPK). Diprogramkan
untuk keterampilan ada 4, yaitu: MAN Garut, MAN Kendal, MAN
Jember, dan MAN Bukit Tinggi. Sekarang sudah ada 83 MAN
Keterampilan.
Secara rinci strategi pengembangan Madrasah Unggulan :
a. Aspek Administrasi / Manajemen
- Maksimal 3 kelas untuk tiap angkatan
- Tiap kelas hanya 25 siswa
- Rasio guru kelas 1:25
- Dokumentasi perkembangan siswa mulai MI s/d PT
- Transparan dan akuntabel
Pengalaman Pengembangan Madrasah (lanjutan….)
b. Aspek Ketenagaan
- Kepala Madrasah
- Minimal S2 untuk MA dan S1 untuk MI dan MTs
- Pengalaman minimal 5 tahun menjadi kepala sekolah
- Mampu berbahasa Arab dan Inggris
- Lulus tes (fit and proper test)
- Sistem kontrak 1 tahun
- Siap tinggal di asrama kompleks Madrasah
c. Guru
- Minimal S1
- Spesialisasi sesuai mata pelajaran
- Pengalaman mengajar minimal 5 tahun
- Mampu berbahasa Arab dan Inggris
- Lulus tes
- Sistem kontrak 1 tahun
Pengalaman Pengembangan Madrasah (lanjutan….)
d. Aspek Kesiswaan (Input)
- Lima besar MTs untuk MA unggulan
- Lima besar MI untuk MTs unggulan
- Mampu berbahasa Arab dan Inggris
- Lulus tes
e. Aspek Kesiswaan (Output)
- Menguasai berbagai disiplin ilmu
- Ada keahlian khusus
- Mampu berbahasa Arab dan Inggris
- Siap bersaing masuk universitas
f. Kultur Belajar
- Full day school, Student Centered Learning, & Student Inquiry
- Bahasa pengantar Bahasa Inggris dan Arab
- Kurikulum dikembangkan secara lokal melibatkan semua kompo-
nen Madrasah.
Pengalaman Pengembangan Madrasah (lanjutan….)
g. Sarana
- Perpustakaan
- Lab (bahasa, IPA, dan Matematika)
- Lapangan Olahraga (basket, bulu tangkis, voli, dll)
A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan
1. Kepala Sekolah punya peranan penting dalam menentukan maju
mundurnya lembaga pendidikan, karena dia yang akan membawa ke
arah mana akan dibawa.
Agar lembaga pendidikan berkualitas, maka Kepala Sekolah harus
memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan secara optimal.
Setiap Kepala Sekolah harus memiliki perhatian yang cukup tinggi
terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Perhatian itu
adalah kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan diri. Jika
hal itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka dia sudah menjadi
Kepala Sekolah yang profesional.
Jika semua tugas dan kewajiban sebagai Kepala Sekolah dapat
dilaksanakan dengan sempurna, maka hasil efektivitas leadership-
nya akan terlihat, tampak pada indikator positif yang terjadi dalam
lingkungan sekolah :
a. Proses pendidikan menjadi efektif
A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan (lanj..)
b. Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat
c. Tenaga kependidikan dapat dikelola dengan efektif
d. Tertanamnya budaya mutu pada setiap warga sekolah
e. Terwujud teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis
f. Terbinanya partisipasi warga sekolah dan masyarakat
g. Terwujudnya akuntabilitas dalam seluruh proses pendidikan dan
pengelolaan sekolah
h. Evaluasi dan perbaikan proses belajar mengajar akan ber-
kelanjutan
2. Guru & Karyawan (TU, Pustakawan, dan Laboran)
Kepala Sekolah tidak bisa bekerja sendirian untuk mewujudkan
lembaga dan proses pendidikan secara optimal tanpa adanya
kontribusi aktif dari guru dan karyawan sekolah.
A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan (lanj..)
Oleh karena itu, peningkatan profesionalisme guru mulai dari
analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja
sampai pada imbal jasa harus mendapat perhatian yang baik dari
kepala sekolah.
Peningkatan profesionalisme guru harus dilakukan secara
berkesinambungan dan terus-menerus. Begitu juga dengan
karyawan sekolah, yang terdiri dari TU, pustakawan, pelayan,
tenaga kebersihan, dan penjaga sekolah. Kepala sekolah wajib
memperhatikan kesejahteraan mereka sesuai dengan kemampuan
sekolah agar seluruh potensi dan kemampuan mereka dapat
diberdayakan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Bagaimanapun juga kepala sekolah tidak akan mampu bekerja
sendirian.
Semua warga sekolah mempunyai peran yang besar dalam
mewujudkan sekolah yang berkualitas.
A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan (lanj..)
3. Siswa
Lembaga dan proses pendidikan yang berkualitas tidak dapat
terwujud hanya dengan optimalisasi peran kepala sekolah, guru, dan
karyawan semata.
Di dalamnya harus dilibatkan pula siswa secara aktif.
Menurut UNESCO, hendaknya diubah paradigma teaching
(mengajar) menjadi learning (belajar).
Dengan perubahan ini, proses pendidikan menjadi proses bagaimana
belajar bersama antara guru dan anak didik.
Harus ditanamkan visi learning to do (belajar berbuat) pada sistem
pembelajaran dengan anak didik sehingga dapat terwujud anak didik
yang punya keterampilan untuk menyelesaikan masalah.
A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan (lanj..)
Selain itu, juga perlu diberikan visi learning to live together (belajar
hidup bersama) dalam sistem pembelajaran sehingga diharapkan
akan terbentuk anak didik yang sadar akan dunia global bersama
dengan banyak ragam manusia dari berbagai etnik, agama, dan
budaya.
Ada lagi visi learning to be (belajar menjadi diri sendiri), yaitu
memberi orientasi pada anak didik agar tumbuh berkembang
sebagai pribadi yang mandiri memiliki harga diri.
Keempat visi pendidikan ini kalau disimpulkan akan diperoleh kata
kunci “learning how to learn” (belajar bagaimana belajar).
Pendidikan tidak hanya berorientasi pada nilai akademik yang
bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan juga berorientasi
pada bagaimana anak didik bisa belajar dari lingkungan,
pengalaman, dan sekelilingnya.
B. Penguatan Kapasitas Kelembagaan
Untuk menciptakan lembaga pendidikan yang handal dan berkualitas,
harus dilakukan upaya penguatan terhadap kapasitas kelembagaan
meliputi :
1. Manajemen
Manajemen yang diterapkan adalah open management demi
terwujudnya lulusan yang bermutu tinggi. Penerapan sistem
pendidikan yang memberikan kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi, standar kurikulum, dan standar pengujian di-
maksudkan untuk menjamin bahwa sistem pendidikan benar-benar
memberikan kompetensi yang telah ditentukan.
Penerapan sistem pendidikan mengakui kompetensi di mana dan
bagaimanapun caranya. Penerapan sistem pendidikan mengacu
pada kompetensi yang baku.
2. Penataan Administrasi
Untuk mewujudkan Madrasah yang berkualitas, maka penataan ad-
B. Penguatan Kapasitas Kelembagaan (lanj..)
ministrasi yang rapi dan teratur menjadi syarat yang mutlak. Segala
hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan dokumentasi
kelembagaan harus diadministrasikan dengan baik. Semua ini
untuk memudahkan proses check & evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan pembelajaran sejauh mana perkembangan lembaga dalam
waktu tertentu.
Administrasi yang tertib akan memperlancar proses registrasi
kesiswaan maupun regulasi keuangan sehingga akan mudah
dilakukan langkah preventif dan antisipatif. Suatu lembaga akan
dinilai bagus dengan melihat sistem administrasi yang
dikembangkan pada lembaga tersebut.
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan
pembiayaan pendidikan, secara keseluruhan menuntut kemampuan
sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, & mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan secara efektif & transparan. Dalam hal
B. Penguatan Kapasitas Kelembagaan (lanj..)
ini, kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap pe-
rencanaan, pelaksanaan evaluasi, dan tanggung jawab keuangan
sekolah.
Manajemen keuangan sekolah terkait dengan perencanaan
keuangan sekolah, yaitu: penyusunan anggaran dan pengembangan
Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS).
Sukses dan tidaknya kelangsungan kegiatan belajar mengajar akan
sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara penyusunan dan
pengembangan rencana anggaran belanja untuk sekolah tersebut.
Semua itu dapat dikembangkan secara efektif jika didukung oleh :
a. SDM yang kompeten dan memiliki wawasan luas tentang
dinamika sosial masyarakat
b. Tersedianya informasi yang akurat, tepat waktu untuk membuat
keputusan
c. Adanya dana yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan
C. Evaluasi Kurikulum
Terjadinya perubahan kurikulum karena adanya perubahan paradigma
dalam pendidikan dan perkembangan aspirasi masyarakat sangat
pesat. Sekolah harus menyalurkan melalui kurikulum, karena
kurikulum harus selalu berubah karena relevansinya dengan kebutuhan
dan tuntutan masalah yang berkembang di masyarakat.
Oleh karena itu, kurikulum harus dievaluasi. Prinsip evaluasi
kurikulum, yaitu :
a. Evaluasi berdasarkan tujuan tertentu
b. Evaluasi kurikulum harus bersifat obyektif
c. Evaluasi kurikulum harus bersifat komprehensif
d. Evaluasi kurikulum harus bersifat kooperatif
Kegiatan evaluasi yang perlu dilakukan :
a. Mengamati hasil belajar siswa
b. Mendesain pengajaran yang akan dilaksanakan
c. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan pengajaran
D. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah berkepentingan melakukan evaluasi terkait dengan
tugasnya sebagai administrator, supervisor, dan manajer di sekolah.
Harus melakukan evaluasi terhadap program sekolah dalam rangka
pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Apakah berhasil atau
tidak. Kalau tidak, harus memikirkan kembali untuk upaya perbaikan.
Kepala Sekolah sebagai administrator harus mampu mengelola
kurikulum, yang diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data
administrasi pembelajaran.
1. Penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling
2. Penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan praktikum
3. Penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta
didik
Kepala Sekolah dapat menyampaikan informasi tentang kurikulum di
sekolah pada atasannya, pada supervisor (pengawas sekolah) atau
administrator Depag Kab/Ko maupun Kanwil.
E. Kandepag Kab/Ko dan Kanwil
Semua berkepentingan untuk melakukan evaluasi selaku pengelola
kurikulum Madrasah yang ada pada lingkungan tanggung jawabnya,
agar pelaksanaan kurikulum Madrasah berhasil dengan baik. Oleh
karena itu, mereka harus menilai sejauh mana kurikulum itu
dilaksanakan di Madrasah, apa saja hambatan-hambatannya.
F. Optimalisasi Fasilitas Belajar
Kecilnya anggaran pendidikan jelas berpengaruh secara langsung
terhadap kualitas pendidikan, terutama kemampuan sekolah
menyediakan fasilitas sarana belajar.
Anggaran pendidikan yang diberikan negara dari prosentase APBN
hanya sekitar 6%. Pendidikan kita jauh tertinggal dengan negara
Malaysia, Singapura, dan Australia.
Oleh karena itu, seharusnya yang perlu dikembangkan secara integral
menurut standar, yaitu: ruang kelas, ruang laboratorium, perpustakaan,
gedung administrasi, buku pelajaran, dan media pendidikan seperti
komputer dan internet.
G. Akuntabilitas Sekolah
Penggunaan SDM tidak optimal, rendahnya anggaran pendidikan, dan
sistem anggaran terpusat akibatnya penggunaan SDM menjadi tidak
efisien. Sekolah tidak mampu mengikuti perubahan yang terjadi di
lingkungannya, baik perubahan ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu
pengetahuan.
Kesimpulan
Madrasah diharapkan menjadi wahana terjadinya proses pemberian
nilai-nilai agama sehingga peserta didik memiliki perilaku yang
berakhlak mulia, jujur, berbudi pekerti baik, bermoral agamis, dan
memiliki etika.
Sebagai lembaga pengetahuan hendaknya Madrasah menjadi sarana
yang menjadikan seseorang memiliki budaya berpikir untuk mencari
ilmu.

Anda mungkin juga menyukai