2
MARKET SHARE PRODUSEN
6
Struktur Pasar (4)
Pasar Persaingan Sempurna
Karakteristiknya:
– Barang yang diperjual belikan homogen;
– Perusahaan di dalam pasar persaingan
sempurna sebagai pengambil harga;
– Jumlah penjual dan jumlah pembeli sangat
banyak;
– Tidak adanya hambatan (barrier to entry)
bagi setiap penjual untuk masuk kedalam
pasar ataupun untuk keluar dari pasar;
– Penjual maupun pembeli, mengetahui
seluruh informasi pasar secara sempurna
7
Mengapa persaingan itu penting?
• Persaingan memaksa perusahaan untuk menekan biaya
menjadi lebih rendah (efisien)
• Persaingan memaksa perusahaan untuk selalu
menciptakan produk baru dan berinovasi
• Pesaingan memaksa terciptanya pelayanan yang lebih
baik
• Menguntungkan konsumen
“If this capital [of the grocery trade] is divided between two
different grocers, their competition will tend to make both of
them sell cheaper, than if it were in the hands of one only; and
if it were divided among twenty, their competition would be just
so much the greater, and the chance of their combining together,
in order to raise the price, just so much the less.” The Wealth of
Nations 8
ARTI PENTING PERSAINGAN SEHAT
3. Posisi Dominan
Pelaku usaha menyalahgunakan posisi dominan yang dimilikinya untuk
membatasi pasar, menghalangi hak-hak konsumen, atau menghambat
bisnis pelaku usaha lain.
PERJANJIAN YANG DILARANG
1. Monopoli
2. Monopsoni
3. Penguasaan Pasar
4. Persekongkolan
POSISI DOMINAN
Kelompok Pangsa
Produk Pemain Utama Merek Dagang
Usaha Pasar (%)
1. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang
dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat;
2. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau
tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
3. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang
ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya;
4. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada
atau tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat;
5. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan undang-undang ini;
WEWENANG KPPU (2
6. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
dianggap mengetahuipelanggaran terhadap ketentuan undang-undang
ini;
7. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi
ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang
tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;
8. meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan
penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang
melanggar ketentuan undang-undang ini;
9. mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti
lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan;
10.memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak
pelaku usaha lain atau masyarakat;
11.memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga
melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
12.menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha
yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.
Tujuan Utama
Hukum Persaingan Usaha
Agar persaingan antar pelaku usaha tetap hidup
Agar persaingan yang dilakukan antar pelaku usaha
dilakukan secara sehat
Mencegah penyalahgunaan kekuatan ekonomi
Melindungi kebebasan konsumen dan produsen dalam
berusaha
Efesiensi ekonomi
Meningkatkan kesejahteraan konsumen
22
Tujuan Tambahan dari
Hukum Persaingan Usaha
Melindungi Usaha Kecil
Menciptakan keadilan dan kejujuran dalam berusaha
Mengendalikan inflasi
23
Asas Hukum Persaingan Usaha
24
Tujuan Undang-undang
Persaingan Usaha Indonesia
1. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi
ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan
persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya
kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku
usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha
kecil;
3. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan
4. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
(Pasal 3 UU No.5/1999)
25
Pengaturan UU No.5/1999
1. Perjanjian yang dilarang
2. Kegiatan yang dilarang
3. Posisi dominan
4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha
5. Penegakan Hukum
6. Ketentuan lain-lain
26
Ketentuan Umum
Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum atau bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai
kegiatan usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 1
angka 5 UU No.5/1999).
27
Ketentuan Umum (lanjutan)
Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa
tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok
pelaku usaha (Pasal 1 angka 1 UU No.5/1999);
28
Instrument of Competition Policy
29
Instrument of Competition Policy
30
Contoh Pasal UU No.5/1999
• Pasal 5 UU No.5/1999
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu
barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen
atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
• Pasal 7 UU No.5/1999
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha pesaingnya untuk membuat perjanjian dengan
pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga di
bawah harga pasar, yang dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat.
31
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Strukturalis menekankan pada struktur
penguasaan pasar (mono, oligo, kartel) pecah/dekon
Bain
32
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Strukturalis
33
Karakteristik Pasar
Permintaan
Elastisitas harga
Subtitusi
Pertumbuhan pasar
Jenis produk
Metode pembelian
Penjualan
Teknologi
Bahan mentah Gambar
Lokasi Struktur, Perilaku, dan Kinerja sebuah Pasar
Ketahanan produk (Structure-Conduct-Performance Approach)
Unionization
Kebijakan Pemerintah
Perilaku Pasar (Conduct) Kebijakan anti monopoli
Strategi harga Regulasi
Strategi produk Pajak dan subsidi
Periklanan Kebijakan perdagangan
Penelitian dan pengembangan Kontrol harga
Rencana investasi Kebijakan upah
Kolusi Insentif investasi
Merger Insentif karyawan
Kebijakan makroekonomi
Kinerja (Perfomance)
Efisiensi alokasi
Efisiensi produksi
Kualitas dan pelayanan
Pertumbuhan teknologi 34
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Chicago
35
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Chicago
38
• Teori organisasi industri baru. Dengan fokus terhadap
sifat dasar dan bentuk persaingan dalam concentrated
market, organisasi industri dikatakan sebagai teori
srategis bisnis. Penekanannya adalah pada perspektif
dinamis dan mengenali kemungkinan efek timbal balik
dari tingkah laku perusahaan terhadap struktur pasar,
dan strategi perusahaan saat ini, ditujukan untuk
mengubah struktur pasar dimasa depan. Strategi seperti
itu sudah jelas akan membuat konsentrasi penjual dan
hambatan masuk menjadi variable endogen.
39
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982)
40
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982)
41
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
New Economy
– Pada abad duapuluh, dimana evolusi indistri ditandai dengan
munculnya industri-indistri berbasis teknologi dan inovasi, kritik
terhadap penggunaan pasar persaingan sempurna sebagai analisis
dalam kebijakan antitrust semakin kencang Menganggap persaingan
sempurna sebagai struktur pasar yang memaksimumkan.
Kesejahteraan yang menganggap keluar dari struktur pasar ini sebagai
problematic, hanya ideal bila kompetisi dianggap statis. Kompetisi yang
dinamis sebenarnya atau secara potensial penting bagi keuntungan
sumber keuntungan konsumen. Melihat kebijakan antitrust dalam
anggapan bahwa kompetisi yang sempurna dapat dicapai, sepertinya
tidak terlalu berguna bagi konsumen (Mankiw, 1998, dalam Schmalence
R. dan David S. Evens, 2001:15).
– Dalam industri yang sedang mengalami perubahan teknologi yang
cepat dimana persaingan berpusat pada kekayaan intelektual
(intellectual property), perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing di
pasar biasanya menggunakan R&D untuk mengembangkan produk,
jasa dan kelebihan yang paling bagus sebagai basis untuk merebut dan
memimpin pasar. Melalui cara ini perusahaan mampu mengurangi atau
menghilangkan pesaing yang sudah ada dan yang akan ada dan
merubah struktur pasar di masa depan. Harga yang statis dan
persaingan output dalam margin di pasar menjadi tidak begitu penting.42
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
• New Economy
– Investasi yang berbasis penciptaan intelectual
property (knowledge base) menghasilkan
skala ekonomi yang signifikan, mengarah
pada konsentrasi penjual yang signifikan juga.
Namun begitu, kepemimpinan pasar dapat
diperebutkan sebagai akibat terus menerus
adanya ancaman innovation dari rival
industri-industri ini kadang-kadang disebut
“new economy” yang hampir sinonim dengan
industri teknologi informasi (information –
technology industry).
43
– Karakteristik persaingan mungkin mempunyai aspek-
aspek yang menbuat ekonom menyebutnya
“shumpetarian” karena ada proses “penghacuran
kreatif”yang berarti inovasi menghancurkan industri
lama dan menciptakan industi baru. Kontrasnya
dalam “old economy” kompetisi ada terutama melaui
kompetisi tradisional yaitu melalui harga dan atau
output pada margin di dalam pasar dan melaui
inovasi tambahan, bukan melaui usaha untuk
menciptakan inovasi – drastis yang menghancurkan
pasar (Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:2)
– Aplikasi prinsip antitrust harus memikirkan cara-cara
penting dalan industri new-economy yang membuat
industri new-economy beda dengan yang tradisional
(old economy). Dalam sepuluh tahun terakhir,
penggunaan analisis ekonomi secara hati-hati, secara
umum telah meluruskan kebijakan antitrust untuk
mencerminkan karakteristik/kelebihan industri yang
berkompetisi secara dinamis yang membedakan
mereka dari industri yang berkompetisi secara statis
(Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:13) 44
Struktur Pasar
• Monopoli: hanya ada satu penjual
• Oligopoli: hanya sedikit penjual
• Persaingan monopolistik: memiliki karakterstik
persaingan sekaligus karakter monopoli (banyak
penjual, produk terdifrensiasi, bebas keluar dan
masuk);
• Persaingan sempurna
45
Elemen-elemen struktur pasar
• Market share: porsi penguasaan pasar yang
dicerminkan oleh relatif nilai jual produk dari
perusahaan terhadap keseluruhan nilai jual di pasar
bersangkutan;
• Market Power: kemampuan perusahaan untuk
mempengaruhi harga tanpa harus mengurangi output;
• Concentration ratio: total market share dari beberapa
(biasanya empat) perusahaan besar di pasar
bersangkutan;
• Condition of entry: kondisi yang mencerminkan ada
tidaknya hambatan masuk bagi pesaing;
46
Fundamental Key dalam analisis Pasar
Defining the Relevant Market
Pasar yg berkaitan dengan jangkauan atau daerah
pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas
barang atau jasa yang sama atau sejenis atau
substitusi dari barang dan atau jasa tersebut
Geografi Market
Area dimana barang dan jasa berkompetisi.
48
Relevant Market
Pasar Fungsional
Dilihat dari fungsi dari pelaku pasar, bukan
barang atau jasanya, misalnya: supplier dan
distributors.
Pasar Temporal
• Pasar berubah.
• Dilihat dari waktu, minimal 1 tahun
49