Anda di halaman 1dari 49

PERSAINGAN BEBAS

(FREE) ATAU PERSAINGAN


SEHAT (FAIR)??
Katanya
“Persaingan telah mengubah dunia
dan meningkatkan kesejahteraan
bagi umat manusia”

Pertumbuhan yang lebih tinggi sekarang dibandingkan


sebelumnya disebabkan oleh pemanfaatan teknologi dan
peningkatan produktifitas
- yang didorong oleh pasar yang kompetitif

2
MARKET SHARE PRODUSEN

PERSAINGAN PERSAINGAN OLIGOPOLI MONOPOLI


SEMPURNA MONOPOLISTIK

APA IMPLIKASI DARI ADANYA


PENGUASAAN PASAR (POSISI
DOMINAN)?
Struktur Pasar (1)
Pasar Monopoli
karakteristiknya:
– Hanya terdapat satu perusahaan
saja di dalam suatu pasar tertentu,
– Tidak memiliki barang subtitusi yang
mirip.
– Tidak terdapat kemungkinan untuk
masuk ke dalam industri
– Dapat menentukan harga.
– Promosi iklan kurang diperlukan.
4
Struktur Pasar (2)
Pasar Oligopoli
Karakteristik:
– menghasilkan barang standar atau
barang yang berbeda corak
– kekuasaan menentukan harga
adakalanya lemah dan ada kalanya
sangat kuat
– pada umumnya perusahaan oligopoli
perlu melakukan promosi secara
iklan.
5
Struktur Pasar (3)
Pasar Persaingan Monopolistik
Karakteristiknya:
– Terdapat banyak penjual
– Produknya bersifat berbeda corak
– Perusahaan mempunyai sedikit
kekuasaan mempengaruhi harga
– Masuk kedalam pasar relatif lebih
mudah
– Promosi produk secara aktif

6
Struktur Pasar (4)
Pasar Persaingan Sempurna
Karakteristiknya:
– Barang yang diperjual belikan homogen;
– Perusahaan di dalam pasar persaingan
sempurna sebagai pengambil harga;
– Jumlah penjual dan jumlah pembeli sangat
banyak;
– Tidak adanya hambatan (barrier to entry)
bagi setiap penjual untuk masuk kedalam
pasar ataupun untuk keluar dari pasar;
– Penjual maupun pembeli, mengetahui
seluruh informasi pasar secara sempurna
7
Mengapa persaingan itu penting?
• Persaingan memaksa perusahaan untuk menekan biaya
menjadi lebih rendah (efisien)
• Persaingan memaksa perusahaan untuk selalu
menciptakan produk baru dan berinovasi
• Pesaingan memaksa terciptanya pelayanan yang lebih
baik
• Menguntungkan konsumen
“If this capital [of the grocery trade] is divided between two
different grocers, their competition will tend to make both of
them sell cheaper, than if it were in the hands of one only; and
if it were divided among twenty, their competition would be just
so much the greater, and the chance of their combining together,
in order to raise the price, just so much the less.” The Wealth of
Nations 8
ARTI PENTING PERSAINGAN SEHAT

Beyond the economic rationale, antitrust has strong political


dimensions (Pitofsky 1978; Adams and Brock 1986)

1. Mengurangi konsentrasi kekuatan ekonomi yang dapat


menjurus pada persaingan tidak sehat
2. Memberikan peluang pada timbulnya kreativitas
berikutnya
3. Melindungi pelaku usaha dari perilaku curang
4. Melindungi konsumen dari dampak negatif persaingan
5. Menetralisasi konsentrasi kekuatan politik (political power)
karena konsentrasi kekuatan ekonomi berlebihan
Competition Policy
Competition Policy

Macro-economic Policy Competition Law

Promote deregulation &


Prevent Anti-Competitive Conduct
trade liberalization

Foster Mobility of Resources, Competitive Environment,


Economic Efficiency & Consumer Welfare
10
Hukum Persaingan Usaha (Penting)?

• Persaingan perlu ada aturan main, karena


terkadang tidak selamanya mekanisme pasar
dapat berkerja dengan baik (adanya informasi
yang asimetris dan monopoli);
• Dalam pasar, biasanya ada usaha-usaha dari
pelaku usaha untuk menghindari atau
menghilangkan terjadinya persaingan di antara
mereka;
• Berkurangnya atau hilangnya persaingan
memungkinkan pelaku usaha memperoleh laba
yang jauh lebih besar;
11
PERSAINGAN SEHAT DI INDONESIA

Pada tahun 1980-an berkembang gagasan persaingan sehat


 khusus pada aspek yang berdampak pada keadilan publik
secara umum

UU Industri tahun 1984 ; secara substansial mencantumkan


larangan terhadap praktek monopoli, meskipun bersifat
sangat umum

Ketetapan MPR No.16 Tahun 1998 memperkuat upaya


mewujudkan aturan anti praktek monopoli
UU No.5 Tahun 1999 tentang : Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
selesai 5 September 2000

Mencerminkan semangat membangun sistem


ekonomi pasar yang efisien, terbuka dan sehat.
Bila dunia usaha bersaing dengan sehat, jujur dan
adil maka akan berdampak positif bagi masyarakat
LARANGAN KPPU

1. Perjanjian yang dilarang


Pelaku usaha dilarang melakukan perjanjian dengan pihak lain untuk
secara bersama-sama mengontrol produksi dan/atau pemasaran barang
dan/atau jasa yang dapat menyebabkan praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat.

2. Kegiatan yang dilarang


Pelaku usaha dilarang melakukan kontrol produksi dan/atau pemasaran
melalui pengaturan pasokan, pengaturan pasar yang dapat menyebabkan
praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

3. Posisi Dominan
Pelaku usaha menyalahgunakan posisi dominan yang dimilikinya untuk
membatasi pasar, menghalangi hak-hak konsumen, atau menghambat
bisnis pelaku usaha lain.
PERJANJIAN YANG DILARANG

1. Oligopoli yang mengarah praktek monopoli dan atau persaingan


usaha tidak sehat.
2. Penetapan Harga
3. Pembagian
4. Pemboikotan
5. Oligopsoni
6. Integrasi Vertikal
7. Perjanjian Tertutup
8. Perjanjian Dengan Pihak Luar Negeri.
KEGIATAN YANG DILARANG

1. Monopoli
2. Monopsoni
3. Penguasaan Pasar
4. Persekongkolan

POSISI DOMINAN

1. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai


50% (lima puluh persen) atau lebih pangsa pasar satu jenis barang
atau jasa tertentu; atau

2. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha


menguasai 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih pangsa pasar
satu jenis barang atau jasa tertentu.

Jabatan Rangkap, Pemilikan Saham, Penggabungan,


Peleburan dan Pengambilalihan
DIDUGA SEBAGAI PERSAINGAN TIDAK SEHAT

Kelompok Pangsa
Produk Pemain Utama Merek Dagang
Usaha Pasar (%)

Minyak goreng Intiboga Sejahtera Bimoli Salim 60


Mi Instan Indofood SM Indomi-Supermi Salim 90
Tepung terigu Bogasari Segitiga Biru Salim 90
Air Mineral Aqua Golden M. Tirta Invest Aqua 85
Deterjen Unilever Indonesia Unilever Rinso 58
Kaca Asahimas Glass Roda Mas Asahi Glass 65
Minyak pelumas Pertamina BUMN Mesran 60
Otomotif Astra motor Astra Toyota, Isuzu 50
Asuransi TK Jamsostek BUMN As-Sos-Tek 90

Sumber : Rachbini dan Arifin (2000)


TELKOMSEL DINYATAKAN MELANGGAR
PERSAINGAN SEHAT
Hasil Laporan KKPU (Perkara No.07/KPPU-L/2007) tentang Dugaan Pelanggaran
yang dilakukan Temasek Holdings dan Telkomsel.

Tiga dugaan yang kemudian menjadi bahan penyelidikan, yaitu:

1. Temasek Holding memiliki saham mayoritas pada dua perusahaan yang


melakukan kegiatan yang usaha dalam bidang yang sama (Telkomsel dan
Indosat). Melanggar pasal 27 huruf a UU No5 Tahun 1999
82
2. Telkomsel mempertahankan tarif seluler yang tinggi sehingga melanggar pasal
%17 ayat (1) UU No 5 Tahun 1999
3. Telkomsel menyalahgunakan posisi dominannya untuk membatasi pasar dan
pengembangan teknologi sehingga melanggar pasar 25 ayat 1 huruf b UU no 5
Tahun 1999
TUGAS KPPU
1. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;
2. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
3. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi
dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan
Pasal 28;
4. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur
dalam Pasal 36;
5. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang
berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
6. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang
ini;
7. Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat
WEWENANG KPPU (1

1. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang
dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat;
2. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau
tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
3. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang
dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang
ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya;
4. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada
atau tidak adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat;
5. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan undang-undang ini;
WEWENANG KPPU (2
6. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang
dianggap mengetahuipelanggaran terhadap ketentuan undang-undang
ini;
7. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi
ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang
tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;
8. meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan
penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang
melanggar ketentuan undang-undang ini;
9. mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti
lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaan;
10.memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak
pelaku usaha lain atau masyarakat;
11.memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga
melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
12.menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha
yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.
Tujuan Utama
Hukum Persaingan Usaha
 Agar persaingan antar pelaku usaha tetap hidup
 Agar persaingan yang dilakukan antar pelaku usaha
dilakukan secara sehat
 Mencegah penyalahgunaan kekuatan ekonomi
 Melindungi kebebasan konsumen dan produsen dalam
berusaha
 Efesiensi ekonomi
 Meningkatkan kesejahteraan konsumen

22
Tujuan Tambahan dari
Hukum Persaingan Usaha
 Melindungi Usaha Kecil
 Menciptakan keadilan dan kejujuran dalam berusaha
 Mengendalikan inflasi

Bagaimana seandainya dalam suatu kasus


terkadang antara tujuan yang satu dengan tujuan
yang lain bisa saling berbenturan apa yang perlu
dilakukan? (Misalkan tujuan untuk meningkatkan
efesiensi mungkin berbenturan dengan tujuan
melindungi usaha kecil)

23
Asas Hukum Persaingan Usaha

Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan


kegiatan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan
antara kepentingan pelaku usaha dan
kepentingan umum (Pasal 2 UU No.5/1999).

24
Tujuan Undang-undang
Persaingan Usaha Indonesia
1. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi
ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan
persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya
kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku
usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha
kecil;
3. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan
4. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
(Pasal 3 UU No.5/1999)

25
Pengaturan UU No.5/1999
1. Perjanjian yang dilarang
2. Kegiatan yang dilarang
3. Posisi dominan
4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha
5. Penegakan Hukum
6. Ketentuan lain-lain

26
Ketentuan Umum
Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum atau bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai
kegiatan usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 1
angka 5 UU No.5/1999).

27
Ketentuan Umum (lanjutan)
Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa
tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok
pelaku usaha (Pasal 1 angka 1 UU No.5/1999);

Praktek Monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi


oleh satu atau lebi pelaku usaha yang mengakibatkan
dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang
dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan
kepentingan umum (Pasal 1 angka 2 UU No.5/1999)

28
Instrument of Competition Policy

Structural merger & monopolies

Behavioral price fixing,


collusive agreement,
vertical restrains

29
Instrument of Competition Policy

• Per se mutlak dilarang

• Rule of Reason melihat kepada akibat


yang ditimbulkan

30
Contoh Pasal UU No.5/1999
• Pasal 5 UU No.5/1999
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu
barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen
atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.

• Pasal 7 UU No.5/1999
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha pesaingnya untuk membuat perjanjian dengan
pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga di
bawah harga pasar, yang dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat.

31
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Strukturalis  menekankan pada struktur
penguasaan pasar (mono, oligo, kartel) pecah/dekon

• Diperkuat oleh studi Mason di tahun 1930-an  berdasarkan dari


ide yang dikembangkan oleh mazhab neo-klasik, yang menilai
kinerja ekonomi dalam kerangka alokasi dan teknis (efisiensi
statis) dalam mengkontraskan kondisi monopoli dan persaingan
Mason sempurna

• Tahun 1950-an  riset dilanjutkan oleh Joe S. Bain mengenai


kinerja pasar oligopoly dan mengukur hasilnya  menemukan
bahwa 8 perusahaan terbesar mengkontrol 70% atau lebih pasar,
keuntungan rata-ratanya secara signifikan lebih tinggi daripada
pasar yang kurang terkonsentrasi

Bain

32
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Strukturalis

– Karya Bain dan pengikutnya mengindikasikan hubungan positif


yang kuat antara konsentrasi dan profitabilitas  memberikan
dukungan yang cukup kuat kepada aliran “strukturalist” dari
antitrust  kondisi untuk masuk (the condition of entry).
Halangan untuk masuk (entry barier) dianggap sebagai kondisi
yang penting bagi pemanfaatan market power

– Secara luas mendorong dekonsentrasi industri di Amerika,


termasuk legislasi untuk merekstrukturisasi monopolis dan
oligopolis

33
Karakteristik Pasar
Permintaan
Elastisitas harga
Subtitusi
Pertumbuhan pasar
Jenis produk
Metode pembelian
Penjualan
Teknologi
Bahan mentah Gambar
Lokasi Struktur, Perilaku, dan Kinerja sebuah Pasar
Ketahanan produk (Structure-Conduct-Performance Approach)
Unionization

Struktur Pasar (Market Structure)


Jumlah penjual dan pembeli
Diferensiasi produk
Halangan masuk pasar
Integrasi vertikal
Diversifikasi
Struktur biaya

Kebijakan Pemerintah
Perilaku Pasar (Conduct) Kebijakan anti monopoli
Strategi harga Regulasi
Strategi produk Pajak dan subsidi
Periklanan Kebijakan perdagangan
Penelitian dan pengembangan Kontrol harga
Rencana investasi Kebijakan upah
Kolusi Insentif investasi
Merger Insentif karyawan
Kebijakan makroekonomi

Kinerja (Perfomance)
Efisiensi alokasi
Efisiensi produksi
Kualitas dan pelayanan
Pertumbuhan teknologi 34
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Chicago

– Tahun 1960an dan awal 1970an  kritik tajam datang dari


aliran Chicago (Alchian, 1950; Demzet, 1973; pelzman, 1976;
Posner, 1972; Stigler, 1971)  memberikan argument yang
kuat bahwa karya Bain dan studi selanjutnya adalah salah Posner
dan proposal dekonsentrasi adalah salah arah

– Teripsirasi oleh aliran Austria  persaingan adalah suatu


proses, persaingan dapat mengarah kearah beragam struktur
pasar yang dapat memberikan hasil yang efisien

– Hipotesa aliran Chicago  perusahaan dengan efisiensi yang Stigler


lebih superior secara umum akan memperluas pangsa pasar
mereka  meningkatkan konsentrasi pada pasar yang
terbuka, dapat merupakan hasil dari persaingan yang efisien
dimana pemenangnya akan berusaha untuk memperoleh
proporsi penjualan yang lebih besar

35
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Chicago

– Tetap melihat pentingnya peran campur tangan publik dan penguatan


institusional dalam rangka untuk memastikan bahwa pasar memiliki
kapasitas untuk menciptakan kekuatan dinamis kompetitif dari
persaingan.

– Hanya kesepakatan yang horizontal yang muncul dibawah payung UU


persaingan  pengaturan non horizontal dipandang sebagai indikasi
bahwa persaingan pasar sebenarnya berjalan  hambatan vertical,
kesepakatan antara perusahaan-perusahaan dan distributor
dibawahnya atau supplier diatasnya (kesepakatan harga, periklanan,
wilayah-wilayah dealer, praktek-praktek franchise) bukanlah sesuatu hal
yang perlu diatur dalam UU persaingan  dipandang sebagai pro
persaingan.

– Penganut Schumpetarian dan evolusioner  persaingan adalah bagian


dari proses dinamis  pencarian keuntungan membuat kondisi
ekonomi menjadi dinamis  lingkungan pasar (masalah institusi dan
regulasi) seharusnya membuat daya saing perusahaan-perusahaan. 36
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
• Aliran Chicago

– Bagi mereka yang bekerja dalam tradisi Chicago School,


Sherman Act  memberi perhatian terhadap pembatasan
output. Argumennya  membatasi output menyebabkan
harga yang lebih tinggi dan _ _ deadweight loss
mengukur biaya yang dibebankan kepada masyarakat
akibat dari pembatasan output_ _. Karena itu, tujuan
dari Sherman Act adalah meminimalkan dead weight loss
karena market power. Kekuatan pasar berarti kekuatan
untuk menaikkan harga dengan mengurangi output untuk
mencegah masuknya pesaing. Tanpa adanya kekuatan
itu, munculah persaingan (Bork, 1966 dalam Martin,
1994:46).
37
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Post Chicago

– Post Chicago masih memegang premis-premis aliran Chicago bahwa


maksimisasi kesejahteraan konsumen adalah tujuan kebijakan antitrust
dan analisis ekonomi adalah “tool” yang berguna untuk menerapkan
kebijakan ini.

– Pemikiran dari kelompok ini dikenal dengan pendekatan hierarki yang


membahas secara khusus teori transaksi. Yang berbeda dari aliran ini
adalah pilihan model formal economics yang jatuh pada model oligopoly
yang berbasis pada “game theory”. Fokus analisis post-chicago adalah
ide mengenai “naiknya biaya pesaing”

38
• Teori organisasi industri baru. Dengan fokus terhadap
sifat dasar dan bentuk persaingan dalam concentrated
market, organisasi industri dikatakan sebagai teori
srategis bisnis. Penekanannya adalah pada perspektif
dinamis dan mengenali kemungkinan efek timbal balik
dari tingkah laku perusahaan terhadap struktur pasar,
dan strategi perusahaan saat ini, ditujukan untuk
mengubah struktur pasar dimasa depan. Strategi seperti
itu sudah jelas akan membuat konsentrasi penjual dan
hambatan masuk menjadi variable endogen.

39
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982)

– Halangan untuk masuk atau keluar akan berguna lebih dari


hanya sekedar merespon rival setelah mereka muncul  konsep
contestability. Kasus yang ideal adalah ketika si-yang-ingin-
masuk tidak punya resiko apa-apa. Perusahaan bisa memasuki
pasar baru, mencoba peruntungannya, dan jika tidak berhasil
bisa mengambil semua investasinya dan keluar tanpa kerugian.
Di jargon yang sekarang, pasar seperti itu disebut “perfectly
contestable market”.
– Perfectly contestable market sebagai pasar yang bisa dimasuki
dan kaluar tanpa biaya  Perfectly contestability adalah
gagasan teoritikal (Edward E. Zajac, 1995:32)

40
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982)

– Jika pasar bersifat contestable  perusahaan tidak harus kecil


dan banyak harus bisa kompetitif, dan jika pasar banyak bersifat
kontestabel maka perusahaan besar akan dibatasi untuk tidak
bertindak non-kompetitif  hal yang penting dalam kaitannya
dengan teori kontestabel adalah bahwa struktur oligopoli atau
monopoli dapat diterima ketika hambatan masuk rendah.

– Penekanannya adalah pada, bagaimana struktur pasar yang


ada, tidak perduli terdapat oligopoly atau monopoli pada pasar
relevan, pesaing potensial memiliki inisiatif untuk dapat masuk
ke pasar. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran selama terdapat
kesempatan masuk dan keluar pada biaya yang sangat rendah
bagi pesaing potensial (Martin, Stephen 1993:300, Patterson,
1996:189, Fishwick, 1993:36

41
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
New Economy
– Pada abad duapuluh, dimana evolusi indistri ditandai dengan
munculnya industri-indistri berbasis teknologi dan inovasi, kritik
terhadap penggunaan pasar persaingan sempurna sebagai analisis
dalam kebijakan antitrust semakin kencang  Menganggap persaingan
sempurna sebagai struktur pasar yang memaksimumkan.
Kesejahteraan yang menganggap keluar dari struktur pasar ini sebagai
problematic, hanya ideal bila kompetisi dianggap statis. Kompetisi yang
dinamis sebenarnya atau secara potensial penting bagi keuntungan
sumber keuntungan konsumen. Melihat kebijakan antitrust dalam
anggapan bahwa kompetisi yang sempurna dapat dicapai, sepertinya
tidak terlalu berguna bagi konsumen (Mankiw, 1998, dalam Schmalence
R. dan David S. Evens, 2001:15).
– Dalam industri yang sedang mengalami perubahan teknologi yang
cepat dimana persaingan berpusat pada kekayaan intelektual
(intellectual property), perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing di
pasar biasanya menggunakan R&D untuk mengembangkan produk,
jasa dan kelebihan yang paling bagus sebagai basis untuk merebut dan
memimpin pasar. Melalui cara ini perusahaan mampu mengurangi atau
menghilangkan pesaing yang sudah ada dan yang akan ada dan
merubah struktur pasar di masa depan. Harga yang statis dan
persaingan output dalam margin di pasar menjadi tidak begitu penting.42
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
• New Economy
– Investasi yang berbasis penciptaan intelectual
property (knowledge base) menghasilkan
skala ekonomi yang signifikan, mengarah
pada konsentrasi penjual yang signifikan juga.
Namun begitu, kepemimpinan pasar dapat
diperebutkan sebagai akibat terus menerus
adanya ancaman innovation dari rival 
industri-industri ini kadang-kadang disebut
“new economy” yang hampir sinonim dengan
industri teknologi informasi (information –
technology industry).

43
– Karakteristik persaingan mungkin mempunyai aspek-
aspek yang menbuat ekonom menyebutnya
“shumpetarian” karena ada proses “penghacuran
kreatif”yang berarti inovasi menghancurkan industri
lama dan menciptakan industi baru. Kontrasnya
dalam “old economy” kompetisi ada terutama melaui
kompetisi tradisional yaitu melalui harga dan atau
output pada margin di dalam pasar dan melaui
inovasi tambahan, bukan melaui usaha untuk
menciptakan inovasi – drastis yang menghancurkan
pasar (Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:2)
– Aplikasi prinsip antitrust harus memikirkan cara-cara
penting dalan industri new-economy yang membuat
industri new-economy beda dengan yang tradisional
(old economy). Dalam sepuluh tahun terakhir,
penggunaan analisis ekonomi secara hati-hati, secara
umum telah meluruskan kebijakan antitrust untuk
mencerminkan karakteristik/kelebihan industri yang
berkompetisi secara dinamis yang membedakan
mereka dari industri yang berkompetisi secara statis
(Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:13) 44
Struktur Pasar
• Monopoli: hanya ada satu penjual
• Oligopoli: hanya sedikit penjual
• Persaingan monopolistik: memiliki karakterstik
persaingan sekaligus karakter monopoli (banyak
penjual, produk terdifrensiasi, bebas keluar dan
masuk);
• Persaingan sempurna

45
Elemen-elemen struktur pasar
• Market share: porsi penguasaan pasar yang
dicerminkan oleh relatif nilai jual produk dari
perusahaan terhadap keseluruhan nilai jual di pasar
bersangkutan;
• Market Power: kemampuan perusahaan untuk
mempengaruhi harga tanpa harus mengurangi output;
• Concentration ratio: total market share dari beberapa
(biasanya empat) perusahaan besar di pasar
bersangkutan;
• Condition of entry: kondisi yang mencerminkan ada
tidaknya hambatan masuk bagi pesaing;

46
Fundamental Key dalam analisis Pasar
 Defining the Relevant Market
Pasar yg berkaitan dengan jangkauan atau daerah
pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas
barang atau jasa yang sama atau sejenis atau
substitusi dari barang dan atau jasa tersebut

Dapat Dilihat dari:


•Pasar produk (Product market)
•Cakupan wilayah pasar (Geographic market)
•Fungsional
•temporal
47
Relevant Market
Pasar Produk (Product Market)
• Barang atau jasa yang substitusi.
• Diukur dari cross elaslisitas demand (permintaan) dan
supply (produksi dan penjualan).
• SSNIP (Small but Significant Non-transitory Increase in
Price) digunakan untuk menentukan dimensi produk
dan geografik dari pasar.

Geografi Market
Area dimana barang dan jasa berkompetisi.
48
Relevant Market
Pasar Fungsional
Dilihat dari fungsi dari pelaku pasar, bukan
barang atau jasanya, misalnya: supplier dan
distributors.

Pasar Temporal
• Pasar berubah.
• Dilihat dari waktu, minimal 1 tahun

49

Anda mungkin juga menyukai