Anda di halaman 1dari 34

Penatalaksanaan nutrisi

pada Peritonitis TB
Oleh :
Diara safiana setyorini,S.Ked
I1A012120

PEMBIMBING :
dr. Arief Budiarto,Sp.A
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD
ULIN
BANJARMASIN
Juli , 2016
definisi

• Peritonitis tuberculosis adalah


peradangan pada peritoneum parietal
maupun viseral yang disebabkan oleh
Myobacterium Tuberculosis
tuberkulosis

Nafsu makan

KEP

Status gizi terganggu

daya tahan tubuh terganggu


LAPORAN KASUS
Identitas
Identitas penderita
penderita :

Nama penderita : An. BA

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat & tanggal lahir : Pulau pinang,3 Agustus 2008

Umur : 7 tahun 10 bulan


Identitas orang tua

AYAH IBU

Nama : Tn . EP Nama : Ny. S

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Umur : 32 tahun Umur : 28 tahun

Alamat : Jl.Pulau pinang RT.01 RW.01, Binuang Rantau Kab.Tapin


Anamnesis
• keluhan utama : perut membesar.

• Pasien rujukan dari RSUD Datu Sanggul datang dengan keluhan demam perut
membesar sejak 2 bulan yang lalu. Perut membesar namun tidak keras.
Kejadian ini didahului oleh demam 10 hari sebelumnya, tetapi demam ini
sudah terjadi >2 bulan yang lalu, demam yang terjadi naik turun dan tidak
khas, demam disertai menggigil dan berkeringat setelah meminum obat,
demam juga diserai batuk. Batuk terjadi kurang lebih 20 hari SMRS dan
semakin sering terjadi saat 10 hari SMRS. Batuk berdahak dengan dahak
putih kekuningan dan sering terjadi pada malam hari.


• Keluhan sesak semakin terasa ketika perut membesar.
Nafas pasien menjadi terengah-engah dan menjadi
sesak. Setiap sesak terlihat cekungan pada dada dan
sela tulang rusuk. Sesak berkurang saat pasien dalam
posisi duduk atau berbaring dengan sandaran tinggi.
• Penurunan berat badan terjadi ketika pasien sakit
kurang lebih selama 2 bulan ini. Awalnya berat badan
pasien 22kg namun menurun menadi 18,5kg.
• Keluarga pasien mengakui tetangga sebelah rumah ada
yang menderita batuk kronis dan lama yang tidak
diobati.
• Perut membesar ini kian membesar semenjak 1
minggu SMRS dan menjadi keras, nyeri tekan
pada umbilikus, nyeri di semua regio perut,nyeri
perut tidaak spesifik dimana lokasinya.
• semua regio perut nyeri saat ditekan atau diraba
terlalu keras. Perut semakin membesar dan
terlihat padaa permukaan perut yaitu pembuluh
darah. Pasien terlihat sangat kurus dan nafsu
makan pasien menurun selama beberapa minggu
terakhir.
RPD

• diare
• kejang
• demam tifoid
• TBC
• Sesak
• Urtikaria
Riwayat kehamilan & persalinan
prenatal
• Ibu rutin ANC di bidan. USG tidak dilakukan. Keluhan selama
kehamilan ada benjolan pada rahim, keluhan lain disangkal.

natal
• Spontan pervaginam, posterm

Lahir langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan,


gerak aktif
• 3000 gram
• Penolong : bidan
Tidak pernah imunisasi
Riwayat makanan
• Lahir – 2 bulan : ASI ekslusif
• >2 bulan – 4 bulan : ASI eksklusif + buah
• >4 bulan – 6 bulan : Asi eksklusif + buah
• >6 bulan – sekarang: Bubur lunak,buah-
buahan. Susu diberikan 2-3 kali sehari.
Makanan diberikan 2 kali sehari setengah
mangkok kecil 50 cc. Pasien makan sampai
habis. Konsumsi roti, biskuit, chiki-chikian,
mie , makanan instan sering setiap hari.
Pemeriksaan fisik
– Keadaan umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : Compos mentis
• GCS : E4 V5 M6
– Pengukuran
• Tanda vital
• Nadi : 158x/menit, kualitas : reguler, kuat angkat
• Suhu : 38°C
Respirasi : 36x/menit
• Berat badan : 11,5 kg
• Tinggi badan : 58 cm
• Lingkar Kepala : 51,5 cm
• Lingkar Lengan Atas : 12 cm
• Lingkar perut : 68cm
Kulit : Sawo matang, turgor kulit kembali cepat, agak pucat
Kepala : normosefali.
Rambut : Hitam, Tipis, Merata.
Mata : Anemis (+/+), Ikterik (-/-)
Telinga : Simetris, sekret (-), serumen minimal
Hidung : pch (-)
Mulut : sianosis (-)
Lidah :Bentuk normal, pucat (-), tremor (-), kotor (-), warna
merah muda.
Faring :hiperemi(-), edem(-), membran/pseudomembran(-).
Tonsil :warna merah muda, pembesaran (-), abses(-)
Leher : JVP normal
pembesaran KGB (-), torticolis (-)
Toraks :
a. dinding dada/paru :
Ins : bentuk simetris, retraksi (-)
Pal : fremitus fokal asimetris melemah pada pulmo kanan
Per :

Aus : bronkovesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)


b. Jantung :
ins : iktus tidak terlihat
pal : thrill (-)
Per :
Batas jantung kanan :
ICS II linea parasternal dekstra- ICS V linea parasternal sinistra
Batas jantung kiri:
ICS V linea midklavikula sinistra
Batas atas :
ICS II linea parasternal dekstra – ICS II linea parasternal sinistra
Aus: frek DJ 127 x/menit, reguler, S1>S2 normal. Bising (-)
Abdomen :
Ins : distensi +, venektasi vena +, spider nevi +
aus : BU (+) N
Perkusi : redup, asites +
Palpasi : Nyeri tekan (+)
- Hati : (-)
- Lien : (-)
- Ginjal : (-)
- Masa : (-)
Ekstremitas : Edem (-), parese (-), akral hangat (+) massa
otot atropi (+/+) pada kedua ekstremitas
Susunan saraf : N.I – N XII SDE
Genitalia : laki-laki, parafimosis
Anus : lubang anus ada dan tidak ada kelainan
Pemeriksaan lab (11 juni 2016)
Pemeriksaan penunjang

Foto Thorax ( berdasarkan hasil pembacaan di dalam status )

• Pleuropneumonia kanan dengan loculated pleural effusion


hemitoraks atas kanan
• Tak tampak kardiomegali

Ct-scan dengan kontras

TB paru bilateral dengan sekunder infeksi (pneumonia)


dgn KGB Paratrachea kanan dan efusi pleura kanan
Imunoserologi
IFN- Gamma Release Assay (IGRA) Positif

• kemungkinan infeksi M.Tuberculosis namun tidak


bisa dibedakan TB aktif atau laten. Disarankan
melakukan pemeriksaan kultur TB jika ada indikasi.
Hasil ini harus dikorelasikan dengan kondisi
klinis,radiologis,dan hasil laboratorium lainnya.
tatalaksana
umum
• IVFD D10 ½ cc 12 tpm
• Inj. Cefotaxime 3x500mg (iv)
• In. paracetamol 4x200mg
• Vitamin A 200.000 IU
• OAT : INH 1x190, Rifampisin
1x275,Pirazinamid 1x280
gizi
prognosis
• Quo ad vitam : Dubia ad bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad malam
• Quo ad sanationam : Dubia ad malam
DISKUSI KASUS
Pasien mengalami perawatan di rumah sakit
selama 3 minggu. Pasien mengeluhkan
setiap hari yaitu perut membesar dan
batuk yang tidak berhenti.

Pasien datang dengan peritonitis tb + efusi


pleura + susp. Keganasan
pada pasien BA terlihat nampak gejala yang
timbul merupakan gejala dengan
peritonitis TB pada umumnya.
Efusi pleura juga terjadi pada pasien BA. Efusi
pleura merupakan penyakit paru
tambahan akibat TB. Sehingga pada pasien
ini sumber masalahnya adalah berasal dari
Tbnya.
Dalam penatalaksanaan gizi pada pasien ini
mengacu pada tatalaksana gizi pada pasien
dengan TB pada umumnya.
STATUS GIZI
• An BA, 7 tahun 10 bulan
BBs = 11,48 kg Bbi = 18 kg
LiLa = 12cm TB = 58cm
Lk = 51,5cm Lp = 68cm

CDC = 11,48 x 100% = 63,78%


18 = severe malnutrition
CDC 2000

• >90-110%  Normal
• >80-90%  Mild Malnutrition
• >70-80%  Moderate malnutrition
• <70%  Gizi Buruk, Severe Malnutrition
tatalaksana

umum nutrisi
Tatalaksana umum

• Pemberian cairan via infus


• Pemberian OAT
• Pemberian Kortikosteroid
• Jika muncul gejala peritonitis tb yang
lainnya maka tatalaksana sesuai gejala
juga diperlukan
Manajemen nutrisi
• Pemberian secara oral menggunakan prinsip
sedikit-sedikit namun dalam frekuensi sering
• Konsumsi 15-30% energi, 25-35% lemak dan
45-65% karbohidrat pada makronutrien sangat
diperlukan.
• Pada pasien TB diperlukan sekali makanan
yang mengandung protein yang tinggi serta
energi yang tinggi.
• Pasien dengan penggunaan NGT dipelukan
pemberian makanan secara cair.
PENUTUP
• Telah dilaporkan sebuah kasus anak B.A 7 tahun
10 bulan dengan diagnosis peritonitis tb + efusi
pleura yang dirawat di bangsal RSUD Ulin
Banjarmasin. Diagnosis tersebut ditegakkan
berdasarkan anamnesis, hasil pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien ini
didapatkan terjadi malnutrisi berat dan
tatalaksana nutrisi awal yang diberikan kepada
pasien berupa susu pregetimil 8 x 100cc dimulai
dengan bubur tempe 3x50cc sampai hari
perawatan terakhir menjadi nasi lembek 3x1
porsi dan pregistimil 6x150cc.

Anda mungkin juga menyukai