Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

Infeksi Saluran Kemih

Oleh :
Ayyuhumah Amalia, S.Ked

Pembimbing:dr. Elvi Roza, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Pekerjaan/Pendidikan : IRT
Alamat : RT 28 Lebak Bandung
 Rumah permanen dengan
lantai keramik, dinding
batu bata, dan atap
genteng.
 Lingkungan sekitar rumah
termasuk padat penduduk.
 Sumber air bersih dari
PDAM, air minum dengan
air yang dimasak, dan
sumber listrik dari PLN.
 minum 4-5 gelas/hari,
 Pasien adalah seorang  biasa mengganti celana
ibu rumah tangga dalam  2 kali sehari,
 Pasien tinggal bersama  setiap setelah BAK dan
suami dengan 3 orang BAB menyiram dari arah
anak. depan ke belakang,
namun setelah itu pasien
juga menyiram dari arah
belakang ke depan
terutama setelah BAB;
 tidak mengeringkan
dahulu setelah BAK.
 Pasien tidak menahan
jika ingin BAK.
 Hubungan dengan anggota keluarga baik
Keluhan utama:
Nyeri perut bagian bawah  3 hari
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Nyeri perut bagian bawah  3 hari, hilang timbul seperti rasa


ditusuk-tusuk, lamanya 5 menit, tidak menjalar, lebih terasa nyeri
saat buang air kecil.
Frekuensi BAK 6-7/hari , sedikit–sedikit, dan ada rasa masih ingin
kencing setelahnya. Warna kencing kuning biasa, keruh (-), berdarah
(-), berpasir (-). Nafsu makan dirasa berkurang.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Keluhan tidak disertai mual dan lemas, muntah (-), demam (-),
menggigil (-), batuk (-), pilek (-), nyeri ulu hati (-), sakit pinggang (-
), BAB normal tidak ada keluhan.
Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
 Riwayat dengan keluhan yang sama (-)
 Riwayat sakit ginjal (-)
 Riwayat darah tinggi (-)
 Riwayat kencing manis (-)
 Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-)
Status Generalis

•KU : ringan
Tanda •Kesadaran : compos mentis
•TD : 110/80
Vital •Nadi : 86 x/menit
•RR : 20x/menit
•Suhu : 36,7°C

• BB : 55 Kg
Status gizi • TB : 162 cm
• IMT : 20,95 (normal)
 Kepala : dbn
Thoraks:
 Mata : dbn
Jantung : dbn
 Telinga : status lokalisata
Paru : dbn
 Hidung : status lokalisata
Ekstremitas : dbn
 Mulut : dbn
 Leher : dbn

Inspeksi Datar, sikatriks (-), dilatasi vena (-)


Palpasi Supel, nyeri tekan (+) region
suprapubik, hati dan lien tidak
teraba, ballottement (-)
Perkusi Timpani, nyeri ketok CVA (-)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Pemeriksaan
Pemeriksaan
penunjang
Anjuran
• Tidak dilakukan
• Urine Rutin
• Darah rutin
• Pemeriksaan
bakteriologis
urine; biakan
(kultur)
 ISK ec Sistitis Akut

Diagnosis Banding:
 Pielonefritis Akut

 Sindroma uretra akut

 Glomerulonefritis Akut
Promotif

 Edukasi, makanan bergizi, cara membersihkan


kemaluan setelah BAK, kebersihan diri

Preventif

 Minum air putih (8gls/hr), kebersihan org genitalia,


hindari menahan BAK, ≠ Pakaian dalam ketat,
mengurangi menggunakan sabun genetalia
Kuratif

Non Farmakologi

 Banyak minum air putih minimal 2 liter (8 gelas) sehari.

 Kompres perut yg nyeri dengan air hangat.

Farmakologi

 Ciprofloksasin tablet 250 mg 2x1

 Ibuprofen tablet 500mg 3x1 (jika nyeri)


Rehabilitatif

 Kontrol ulang & kultur urine ulang setelah 2-3 hari pengobatan, bila
steril obat diteruskan, bila masih positif atau tidak membaik obat
diganti.

 Pemeriksaan urine rutin 2 kali seminggu.

 Deteksi rekurensi dengan kultur urine setelah 1 minggu pengobatan


selesai.

 Lanjutkan antibiotic profilaksis kotrimoksazol 2 mg/kgBB/hari dosis


tunggal malam hari minimal 6 bulan.

 Memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga dan menyarankan


keluarga pasien untuk membantu mengawasi kegiatan pasien agar
Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan
lingkungan sekitar

 Pencahayaan dan pertukaran udara di dalam rumah ini


tergolong baik. Sumber air bersih dari PDAM, air minum
dengan air yang dimasak, dan sumber listrik dari PLN.
 Tidak ada hubungan

HUBUNGAN DIAGNOSIS DENGAN KEADAAN KELUARGA

 Pasien merupakan ibu dari 3 orang anak Pasien tinggal


bersama anak dan suaminya, hubungan dengan anggota
keluarga baik
 Tidak ada hubungan
HUBUNGAN DIAGNOSIS DENGAN PERILAKU KESEHATAN DALAM
KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKITAR

 Kebiasaan menyiram dari arah depan ke belakang setelah


BAK namun, setelah itu pasien juga menyiram dari arah
belakang ke depan terutama setelah BAB; jarang
mengeringkan terlebih dahulu bekas basuhan air sebelum
memakai celana dalam.
 Ada hubungan, kebiasaan-kebiasaan tersebut
memungkinkan invasi bakteri pada traktus urinarius yang
bergerak secara ascending dari uretra hingga mencapai
dan menginfeksi vesica urinaria sehingga menimbulkan
gejala seperti yang dirasakan sekarang.
 Faktor jenis kelamin; Karena bentuk uretra perempuan
lebih pendek dibandingkan laki-laki dan letaknya
berdekatan dengan anus sehingga mudah terkontaminasi
oleh feses.
 Selesai BAK pasien menyiram dari arah depan ke belakang
namun, setelah itu pasien juga menyiram dari arah belakang ke
depan terutama setelah BAB; menyiram dari arah belakang ke
depan dapat membawa bakteri dari anus terbawa ke traktus
urinarius sehingga dapat mengakibatkan terjadinya invasi
bakteri ascending dan infeksi.

 Jarang mengeringkan terlebih dahulu bekas basuhan air


sebelum memakai celana dalam; celana dalam dan suasana
organ genitalia yang lembab menjadi media yang baik untuk
perkembangan bakteri bahkan jamur.
 Banyak minum air putih minimal 2 liter (8 gelas) sehari.

 Menjaga kebersihan organ genitalia, menyiram dari arah depan ke


belakang seusai BAK, kemudian mengeringkannya setiap selesai
BAK/BAB

 Menggunakan pakaian dalam yang bersih, menggantinya 3 kali sehari.

 Hindari menahan kencing

 Hindari menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat

 Jangan menggunakan sabun atau produk kebersihan organ intim lain


nya untuk membersihkan organ reproduksi, cukup dengan
menggunakan air bersih saja, karena penggunaan produk tersebut
dapat merusak flora normal vagina.

 Sering mengganti pembalut wanita tiap 4 jam.

Anda mungkin juga menyukai