Anda di halaman 1dari 14

Pola Bakteri dan Kerentanan

Diisolasi Dari Infeksi Bedah di


Rumah Sakit Rujukan Terpilih, Addis
Ababa, Ethiophia
Latar Belakang
• Munculnya bakteri pathogen yang resisten terhadap obat kombinasi di rumah
sakit menjadi tantangan bagi ahli bedah untuk mengobati infeksi yang di
dapat di rumah sakit.
Pendahuluan
• Infeksi pada lokasi pembedahan di defenisikan sebagai proliferasi
mikroorganisme pathogen yang berkembang pada lokasi sayatan baik di
dalam kulit dan lemak subkutan (superfisial) dan lapisan mukofascial atau di
dalam rongga.
• Infeksi pada lokasi pembedahan yang di dapat di rumah sakit merupakan
salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia, dan merupakan
komplikasi serius yang mempengaruhi pasien yang di rawat di rumah sakit.
• Patogen dapat hidup di lingkungan Rumah sakit untuk jangka waktu yang
lama. Yang mempunyai proporsi tinggi dari jumlah total infeksi pada lokasi
pembedahan di Rumah Sakit, dan memiliki dampak besar pada biaya
perawatan kesehatan pasien, morbiditas, dan mortalitas di seluruh dunia ( 20
% - 25 %)
• Resiko tertular infeksi di Rumah Sakit pada pasien rawat inap sangat tinggi.
sekitar 77% kematian pasien dengan infeksi yang di dapat di Rumah Sakit
dilaporkan terkait dengan infeksi pasca operasi.
Tujuan Penelitian
Untuk menilai bakteri pathogen dan pola kerentanan obat terhadap infeksi pada
lokasi pembedahan
Materi dan Bahan
• Studi dilakukan di RS. St. Paul Millenium Medical collage di Addis Ababa,
Ethiphia, dari Oktober 2013 hingga maret 2014. yang merupakan RS.
Pendidikan untuk medical collage dan memberikan layanan kepada pasien di
bawah disiplin klinis yang meliputi pembedahan ortopedi, kebidanan,
ginekologi, pediatric, penyakit dalam dan THT.
• Di lakukan sampel 107 pasien selama metode penelitian, pasien tidak sukarela
untk meberikan persetujuan di keluarkan.
• Pengumpulan data dan specimen di ambil dari tempat yang dianalisa melalui
analisis formikrobiologis sebelum perawatan pergantian luka untuk
menghindari kontaminasi flora kulit.
• Pemprosesan specimen di tempatkan pada masing-masing swab media kaldu
nutrisi steril ke laboratorium mikrobiologi. Semua specimen diinokulasi ke
agar darah, agar garam manitol, dan MacConkeys agar dengan 1 jam
pengumpulan, dan diinkubasi pada suhu 35-37 C.
• Dengan menggunakan cotton swab steril, bakteri di sebar secara merata di
seluruh permukaan agar Muller-Hilton (PH 7.27.4) (oxoid). Dan di biarkan
pada suhu kamar untuk mongering selama 3-5 menit. Dan cakram antibiotic
(oksoid) dengan konsentrasi yang disarankan di tempatkan pada
permukanaan plat Muller-Hiltonagar dan di masukkan pada suhu 35-37 C
selama 18-24 Jam.
• Konsentasi agen mikroba yang digunakan yaitu Gentamicin, ciproflocasin
dan tetrasiklin di gunakan untuk bakteri gram + dan -, penisilin eritromycin
cefoxitin dan sulfamethoxazole-trimetroprim digunakan untuk bakteri positif.
Sementara amoxicillin, ampisilin, kloramphenicol, ceftriaxone, ceftazidime di
gunakan untuk gram -.
Diskusi
No Antibiotics Resistant Effective
1 Ampicilin 72 ( 94,7%)
2 Cephazoline 68 (89,5%)
3 Cefuroxime Sodium 60 (78,9%)
4 Amoxicilin/Clavulanic Acid 57 (75%)
5 Cefotaxime 56 ( 73,7%)

6 Ceftriaxone 50 (65,8%)
7 Ceftazidim 38 (50%)
8 Tetracycline 35(46,1%)
9 Chloramphenicaol 39(51,3%)
10 Gentamicin 37(48,7%)
11 Ciprofloxacin 35(46,1%)
Microorganism Resistant Effective
E. Coli Tetracycline (20 (83,3%)) Chloramphenicol (18(75%))
Cefotaxime (20 (83,3%))
Ampicilin (23 (95,8%))
Cephazoline (22 (91,7%))
Cefuroxime Sodium (21 (87,5%))
Ceftriaxone (20 (83,3%))
Amoxicilin/clavulanic acid (17.
(70,8%))
Ceftazidim (17 (70,8%))
Ciprofloxacin (16(66,7%))
Microorganism Resistant Effective
Acinetobacter Ampicilin (100%) Tetracycline (60,9%)
Cephazoline (100%)
Cefuroxime Sodium (100%)
Amoxicilin (19 (82,6%))
Ceftazidim (19 (82,6%))
Cefotaxime(18 (78,3%))
Ceftriaxone(18 (78,3%))
Chloramphenicol (17 (74%))
Klebsiella Ampicilin (10 (100%)) Ciprofloxacin (8 (80%))
Amoxicilin (10 (100%)) Tetracycline (7 (70%))
Cephazoline (9 (90%)) Chloramphenicol (6 (60%))
Ceftriaxone (9 (90%)) Gentamicin(6 (60%))
Ceftazidim(8 (80%))
Cefuroxim Sodium ( 6 (60%))
Cefotaxime (7 (70%))
Microorganism Resistant Effective
P. Aeruginosa Ampicilin (100%) Gentamicin (100%)
Amoxicilin (100%) Ciprofloxacin (2 (66,7%))
Cephazoline (100%)
Cefuroxime Sodium (100%)
Cefotaxime (100%)
Ceftriaxone (5 (83,3%))
Citrobacter Species Ampicilin (100%) Ciprofloxacin (100%)
Amoxicilin (100%) Ceftriaxone (100%)
Cephazoline (100%) Cefotaxime (100%)
Gentamicin (100%)
Tetracycline (100%)
Microorganism Resistant Effective
Proteus Vulgaris Ampicilin (100%) Ciprofloxacin (100%)
Chloramphenicol (75%) Ceftazidime (100%)
Gentamicin (100%)
P. Mirabilis Tetracycline All Antibiotics
Hasil
• Dari totral 107 usapan yang di kumpulkan, 90 (84,1%) adalah kultur positif dan 104
organisme diisolasi. E. coli (24(23,1%) merupakan organisme non bakteri yang
resisten resisten terhadap bakteri (23(22.1%) lebih dari 58(75%) dari isolate gram
negative menunjukan beberapa resistensi antibiotic (resistensi > 5 obat). Resistensi
tercatat diantara 8(34,8%) spesies Acinebacter dan 3(12,5%) E. Coli .
• Kesimpulan bakteri gram negative adalah isolate yang paling penting terhitung
76(73.1%), ampisilin, amoksicilin, penisilin sefazolin dan tetrasiklin menunjukkan
resistensi. Sedangkan gentamisin dan siprofloksasin adalah antimikroba yang relative
efektif.

Anda mungkin juga menyukai