Anda di halaman 1dari 28

Natalia A. G.

102010016/B2
Anamnesis
Identitas pasien
 Laki-laki berusia 30 tahun.

Keluhan utama
 Apakah keluhan utama pasien?
 Bercak kemerahan yang gatal pada pangkal paha sejak 2
minggu lalu.
 Keluhan penyerta
 Apakah keluhan penyerta pasien?
 Gatal terutama dirasakan saat cuaca panas atau saat
berkeringat banyak.
Riwayat perjalan penyakit
 sejak kapan muncul gangguan atau gejala-gejala tersebut,
 frekuensi serangan / kuantitas penyakit
 sifat serangan / kualitas penyakit
 lamanya penyakit tersebut diderita
 perjalanan penyakitnya, riwayat pengobatan sebelumnya
 lokasi sakitnya
 akibat yang timbul
 gejala-gejala yang berhubungan
 Pasien mengobati sendiri dengan salep hidrokortison tetapi
tidak terdapat perbaikan dan kelainan kulit meluas.
Riwayat penyakit dahulu
 Pada riwayat penyakit dahulu perlu ditanyakan apakah
ada riwayat serangan sebelumnya.
 Pasien perlu ditanyakan mengenai obat-obatan yang
sering digunakan bila diduga penyakit timbul akibat
penggunaan obat tertentu.

Riwayat penyakit keluarga


 Pada riwayat keluarga perlu ditanyakan adakah
riwayat penyakit turunan pada keluarga.
Pemeriksaan Fisik

 TTV
 Kesadaran
 Efloresensi
Akut : Makula eritematosa, berbatas ,papula atau
pustula.
Kronis : Makula hiperpigmentasi dengan skuama
disertai likenifikasi.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan kalium hidroksida (KOH)


 Bersihkan area dengan alkohol 70%.
 Kumpulkan lesi; menggunakan pisau bedah atau tepi slide
kaca Tutupdengan kaca penutup; berikan setetes KOH 10%
 Keratin dan skuama harus larut setelah beberapa menit
(dipercepat dengan memanaskan slide)
 Penambahan 1 tetes larutan kapas lactophenol biru untuk
persiapan preparat basah & mempertinggi kontras

* ** berguna untuk identifikasi jamur ( spesifik meskipun


kurang peka)
 Pemeriksaan Wood’s light >> DD erythrasma

 Punch biopsy >> sensitivitas rendah dan spesifisitas


rendah.
noda asam Schiff (elemen jamur muncul pink)
noda perak methenamine (elemen jamur muncul
cokelat atau hitam)
Hematoxylin-eosin noda asam schiff noda perak
Diagnosis Kerja

 Tinea Cruris
Diagnosis Banding
TK CI Erythrasma Psoriasis DS

Epidemio Dewasa, Semua umur, 1-5%


-logi laki2 > laki2 = populasi,
perempuan perempuan laki2 >
perempuan
Bakteri Tricophyton Candida Corynebacterium
penyebab Rubrum albicans minitussismum
Patofisio- Infeksi jamur Faktor Infeksi kronik autoimun Peningkatan
logi endogen, sebum
eksogen
Gejala Makula Kemerahan, Eritem,skuama, Eritem, Eritem,
Klinis eritematus, papul,skuama macula skuama skuama
skuama kasar, berminyak
Wood’s light + fenomena &kekuningan
tetesan lilin , eksudat

Predileksi Lipatan kulit, Ketiak, lipat paha Skalp, Area yang


sela jari (obesitas) ekstensor, memiliki byk
lumbo- sebaceous
sacral gland,
kepala.
Etiologi

 Penyebab utama dari tinea cruris adalah Trichopyhton


rubrum dan Epidermophython fluccosum (90%),
Trichophyton mentagrophytes (4%), Trichopyhton
tonsurans (6%).
Epidemiologi

 AS : 10-20%
 Iklim lembap, panas
 Pria 3x >> wanita
 Dewasa >> anak
 Obesitas, DM >>
Patofisiologi

 Penularan langsung/tidak langsung.


 Jamur menghasilkan keratinase - invasi ke stratum
korneum - infeksi (kolonisasi hifa atau cabang-
cabangnya didalam jaringan keratin yang mati) – Hifa
menghasilkan enzim keratolitik - berdifusi ke
epidermis - peradangan.
 Pertumbuhannya dengan pola radial di stratum
korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan
batas yang jelas dan meninggi (ringworm).
Manifestasi Klinis

 Makula eritematus dengan central healing di lipatan


inguinal, distal lipat paha, danproksimal dari
abdomen bawah dan pubis.
 Bersisik .
 Akut : bercak-bercak , eksudatif
 Kronis : makula hiperpigmentasi , likenifikasi.
 Area sentral biasanya hiperpigmentasi.
 Penis dan skrotum jarang atau tidak terkena.
 Perubahan sekunder dari ekskoriasi, likenifikasi, dan
impetiginasi mungkin muncul karena garukan.
 Hampir setengah penderita tinea cruris mengalami
pula tinea pedis.
Penatalaksanaan
TOPIKAL

1.Golongan Azol
KI : hipersensitivitas, peradangan infeksi yang luas dan hindari kontak mata.

 Clotrimazole (Lotrimin, Mycelec)


 broad spektrum antijamur yang
 mengubah permeabilitas membran sel sehingga sel-sel jamur mati.
 kream 1%, solution, lotion
 2 kali sehari selama 4 minggu

 Mikonazole (icatin, Monistat-derm)


 menghambat biosintesis dari ergosterol sehingga permeabilitas membransel
jamur meningkat menyebabkan sel jamur
 cream2%, solution, lotio, bedak.
 2 kali sehari selama 4 minggu
 Econazole (Spectazole)
 menghambat RNA dan sintesis, metabolisme protein
 2-4 minggu , dioleskan 2-4x
 cream 1%.

 Ketokonazole (Nizoral)
 broadspektrum
 menghambat sintesis ergosterol
 2-4 minggu

 Oxiconazole (Oxistat), Sulkonazole (Exeldetm)


 = Ketokonazole
 cream 1% atau bedak kocok
2. Golongan alilamin
 Naftifine (Naftin)
 broad spektrum
 mengurangi sintesis dari ergosterol
 cream 1% dan lotion
 4 kali sehari ,2-4minggu

 Terbinafin (Lamisil)
 menghambat skualenepoxide yang merupakan enzim
kunci dari biositesis sterol
 1-4 minggu
3. Golongan Benzilamin
 Butenafine (mentax)
 merusakan membran sel jamur
 cream 1%
 2-4 minggu, 4x sehari
 Pada anak tidak dianjurkan
4. Golongan lainnya

 Siklopiroks (Loprox)
Broad spektrum, mekanisme kerjanya berhubunan dengan
sintesis DNA.

 Haloprogin (halotex)
solution atau spray, 1% cream. 2-4minggu ,3x sehari.

 Tolnaftate
cream 1%,bedak,solution. 2-4minggu,2x sehari
SISTEMIK
 Ketokonazole : 200mg/hari selama2-4 minggu.

 Itrakonazole
 menghambat sitokrom P-450 dependent sintetis
ergosterol
 itrakonazole lebih baik daripada griseofulvin
 dewasa 200mg/hari po ,1 minggu
 anak-anak 5mg/hari po ,1 minggu.
 Griseofulfin
 menghambat mitosis sel jamurdengan mengikat
mikrotubuler dalam sel
 dewasa 500mgmicrosize ,2-4minggu
 Anak 20 mg microsize /kg/hari.

 Terbinafine
 PO dewasa 250g/hari selama 2 minggu).
Komplikasi

 Tinea cruris dapat terinfeksi sekunder oleh candida


atau bakteri yang lain.Pada infeksi jamur yang kronis
dapat terjadi likenifikasi dan hiperpigmentasi kulit.
Prognosis

 Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan


terapi yang tepat asalkan kelembapan dan kebersihan
kulit selalu dijaga.
Edukasi

 Pengeringan adalah yang paling penting.


 Ganti pakaian setiap hari.
 gunakan pakaian yang berbahan mudah menyerap
keringat.
 Jangan berbagi handuk dengan orang lain.
 Penurunan berat badan
 Perlakukan semua area aktif dari infeksi tinea cruris
secara bersamaan untuk mencegah infeksi ulang dari
pangkal paha dari bagian tubuh lainnya.
 Jangan digaruk!
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai