(Studi Kasus Di Bagian Plant N2O PT. Aneka Gas Industri Region V Jawa Timur)
Oleh : Kelompok 5
Saraswati 152110101071
Beberapa perubahan yang signifikan dari ISO 31000 edisi 2009 ke 2018:
1. Prinsip manajemen risiko disederhanakan dari sebelas menjadi sembilan dengan "menciptakan dan melindungi
nilai" sebagai prinsip inti.
2. Kerangka kerja manajemen risiko ditambahkan unsur "integrasi" dengan "kepemimpinan dan komitmen" (tadinya
"mandat dan komitmen") menjadi unsur inti
3. Proses manajemen risiko ditambahkan "pencatatan dan pelaporan" secara eksplisit dan proses "penetapan
konteks" diperluas menjadi "lingkup, konteks, dan kriteria
Proses yang digunakan untuk memahami sifat, sumber, dan penyebab risiko yang
telah Anda identifikasi dan memperkirakan tingkat risikonya. Ini juga digunakan untuk
mempelajari dampak dan konsekuensi dan untuk memeriksa kontrol yang saat ini
ada .
Skala
Pada tahap ini dilakukan scoring pada kemungkinan
dan dampak yang disebabkan oleh risiko. Nilai ini biasanya
menggunakan skala tertentu yang biasa dipakai dalam
kuesioner, pada umumnya skala satu sampai dengan lima
merupakan skala yang cukup memadai.
Nilai kemungkinan 1 berarti sangat jarang dan 5 berarti
sangat sering, sedangkan nilai dampak 1 berarti sangat
ringan dan 5 berarti sangat berat
𝐼𝑛𝑘
𝑅𝑄 = 𝐸𝐶𝑅 = 𝐼𝑘 𝑥𝐶𝑆𝐹
𝑅𝑓𝐶
Hasil perhitungan RQ dalam penelitian yang dilakukan menunjukkan nilai RQ ≤ 1 (100%) yang berarti secra umum seluruh responden
aman dari risiko gangguan kesehtan non karsinogenik akubat pajanan SO2, NO2. NH3, dan debu (TSP) di udara lingkungan kerja.
Dari hasil estimasi yang disajikan dalam tabel diketahui bahwa tingkat risiko untuk seluruh responden menunjukkan nilai ECR (baik
realtime maupun lifetime) melebihi ambang batas yang berarti seluruh responden (100%) yang berasa di Plant nitrous oxide (N2O)
berisiko kanker akibat terpajan debu (TSP) pada saat penelitian dilakukan.
Menurut Suma’mur (2009) semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar
bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Gangguan fungsi paru nampak setelah lebih dari 10
tahun terpajan (Depkes RI, 2003). Hal ini sesuai dengan penelitian Mengkidi (2006) yang menyatkan bahwa
hasil penelitian 52 responden yang mempunyai masa kerja lebih dari sama dengan 15 tahun menunjukkan
masa kerja merupaka faktor resiko untuk terjadi gangguan fungsi paru.