Anda di halaman 1dari 88

NS. AGUNG E RAHMAWAN, S.KEP.

Apa Itu ICRA..?


HAIs Masalah kesehatan
(VAP, IADP,ILO,ISK) di seluruh dunia

Mortalitas
Morbiditas
Kecacatan

Tuntutan Biaya meningkat


Hukum Pencegahan & Citra RS menurun
UU RI no 36 Pengendalian Mutu pelayanan
UU RI no 44 Infeksi (PPI) menurun

ICRA Program PPI


PENGERTIAN RISK ASESMENT

Suatu proses penilaian untuk menguji suatu proses


secara rinci dan berurutan, baik kejadian yang
aktual maupun yang potensial berisiko ataupun
kegagalan dan suatu yang rentan melalui proses
yang logis, dengan memprioritaskan area yang
akan di perbaiki berdasarkan dampak yang akan di
timbulkan baik aktual maupun potensial dari suatu
proses perawatan, pengobatan ataupun service yang
diberikan
MENGAPA PERLU INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT
(ICRA)
Melakukan evaluasi potensial risiko untuk infeksi,
kontaminasi dan paparan berdasarkan :
 Risiko yang diketahui, data historis dan laporan yang
ada di literatur
 Evaluasi dari cedera atau KTD (kejadian tidak
diharapkan)
 Dampak dari kejadian yg mengancam kehidupan,
kehilangan fungsi, kehilangan kepercayaan
masyarakat, kehilangan tujuan baik dari organisasi,
ancaman keuangan, legal dan atau issue regulatory
 Evaluasi dari kesiapan organisasi untuk eliminasi atau
mitigasi cedera atau risiko cedera.
Proses untuk mengidentifikasi apa yang bisa terjadi,
mengapa dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi
1. Instrumen identifikasi :
a. Laporan insiden
b. Komplain dan litigasi
c. Risk profiling
d. Surveilance
2. Peran staf
Standar PPI 6.

 RS menggunakan pendekatan berdasar risiko dalam menentukan


fokus dari program PPI di RS adalah pencegahan, pengendalian dan
pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan.

Elemen Penilaian PPI 6.

1. RS telah menetapkan fokus program melalui pengumpulan data


yang ada di Maksud dan Tujuan a) sampai f)

2. Data yang dikumpulkan a) sampai f) dievaluasi/dianalisis.

3. Berdasarkan evaluasi/analisis data, maka diambil tindakan


memfokus atau memfokus ulang program PPI.

4. Rumah sakit melakukan asesmen terhadap risiko paling sedikit setiap


tahun dan hasil asesmen didokumentasikan.  ICRA
Standar PPI 7.

 RS mengidentifikasi prosedur dan proses terkait dengan risiko infeksi


dan mengimplementasi strategi untuk menurunkan risiko infeksi.

Elemen Penilian PPI 7.

1. RS telah mengidentifikasi proses terkait dengan risiko infeksi (lihat


juga MPO.5, EP 1)

2. RS telah mengimplementasi strategi penurunan risiko infeksi pada


seluruh proses (lihat juga MPO.5, EP 1)

3. RS mengidentifikasi risiko mana (lihat juga PPI. 7.1 s/d PPI.7.5) yang
membutuhkan kebijakan dan atau prosedur, edukasi staf, perubahan
praktik dan kegiatan lainnya untuk mendukung penurunan risiko

Infection control risk assessment (ICRA) pada EP 1, 2, 3


Sistem manajemen INTEGRASI KEGIATAN DNG
data PMKP (PPI 10-10.5)

SDM :
SURVEILA
- Komite PPI (PPI 2) NCE
- Tim PPI (PPI 2) (PPI 6 EP 1-
- IPCN (PPI 1) 3)
KESEHATA
- IPCLN (PPI 4) ICRA
N&
(PPI 6 EP 4 KESELAMA
& PPI 7 EP TAN KERJA
1-)
(PPI 5 EP2)
DIKLAT PPI : (PPI 11) PROGRA
- Staf RS M PPI
- Px & pengunjung
- Mhs praktik (PPI 5) ISOLASI,
STERILISA
APD,
SI &
HAND
LAUNDRY
HYGIENE
ANGGARAN (PPI 4): (PPI 7.1)
HYGIENE (PPI 8 & 9)
- APD &
- Desinfectan SANITASI
- Diklat, (PPI 7.2, 7.3
& 7.4)
- Periksa kuman
Acuan Penyusunan Program :
Iptek terbaru, pedoman praktik yg akseptabel, peraturan &
perundangan, standar sanitasi & kebersihan

Identifikasi Rencana
Program PPI
masalah Perbaikan

ICRA
INFECTION
CONTROL RISK
ASSESSMEN
(ICRA)

PROGRAM
RISK ASSESSMENT KELOLA RISIKO
PPI

IDENTIFIKASI MENCEGAH
MASALAH PPI DI MASALAH TERJADI
RS &
MENYELESAIKAN
MASALAH
BAGAIMANA MELAKUKAN RISK
ASSESSMENT ?
ANALISIS RISIKO

 Risk grading matrix


 Root cause analysis ( RCA )
 Failuera modes and effects analysis (
FMEA )
 PROSES MANAJEMEN RISIKO

PP

KOMUNIKASI DAN KONSULTASI


IDENTIFIKASI RISIKO

MONITOR DAN REVIEW


ANALISA RISIKO

ASESMEN RISIKO

EVALUASI RISIKO

KELOLA RISIKO
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016

RISK REGISTER
Dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan

IDENTIFIKASI Pimpinan medis, pimpinan keperawatan dan


RISIKO Komite PMKP
 Issue infeksi atau berdasarkan program PPI

Lakukan grading risiko  beri skor pada probabilitas ,


dampak dan current system di RS
ANALISA RISIKO  Dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan Pimpinan
medis, pimpinan keperawatan dan pimpinan lainnya.

Lakukan skoring risiko yaitu probabilitas X dampak X


current sytem
EVALUASI RISIKO  Dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan Pimpinan
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016 medis, pimpinan keperawatan dan pimpinan lainnya.
RISK MATRIX GRADING

Risiko sebagai suatu fungsi dari Probabilitas


(Change, likelihood) dari suatu kejadian yang
tidak diinginkan dan tingkat keparahan /
besarnya dampak dari kejadian tersebut

Skor Risiko =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak
X Nilai Sistem yang ada
FORM PENGKAJIAN RISIKO

 Probability / KEMUNGKINAN
TERJADI
 Impact, dan /DAMPAK
 Current Systems / SISTEM
KELANJUTAN
RISK
ASSESMENT
HAIs

RISK ASSESMENT
RENOVASI RISK ASSESMENT
/DEMOLISI, PEMBERIAN
PEMBANGUNAN OBAT IV
INFECTION
CONTROL RISK
ASSESMENT
(ICRA)

RISK ASSESMENT RISK ASSESMET


PELAYANAN STERILISASI &
MAKANAN & LINEN
PERMESINAN

RISK ASSESMENT
PEMBUANGAN
SAMPAH
KELOMPOK RISIKO
1. Risiko infeksi di RS (HAI’s)

2. Risiko infeksi terkait dengan pemberian obat dan terapi cairan

3. Risiko infeksi terkait dng sterilisasi

4. Risiko infeksi terkait dng laundry dan linen

5. Risiko infeksi terkait pelayanan makanan

6. Risiko infeksi terkait dengan hygiene dan sanitasi

7. Risiko infeksi terkait dengan renovasi/demolisi/kontruksi


PENGELOMPOKAN PENGKAJIAN RISIKO
BERDASARKAN AREA

HAI`s
1. Infeksi daerah operasi
2. Infeksi saluran kemih
3. Infeksi aliran darah primer
4. Plebitis
5. Ventilator assosiated
pneumoni
PENGELOLAAN PEMBERIAN OBAT IV YANG TIDAK ADEKUAT :

1. Area persiapan obat


2. Pengambilan obat vial dengan jarum/syring steril
3. Tehnik aseptik
4. Obat single dose dan multi dose
5. Penyuntikan yang aman
6. Penyimpanan obat
7. Penanganan limbah benda tajam bekas pakai
8. Komposisi obat (osmolaritas tinggi, toxic, dll )
9. Pengelolaan alat kadaluwarsa
TIDAK ADEKUAT DALAM PROSES STERILISASI :
 Alur kerja di CSSD instrumen kotor, bersih dan steril
 Pemrosesan ulang instrumen bedah
 Prothesa/implant
 Pengelolaan alat single use reuse
 Pembungkusan instrumen (tidak menggunakan ulang
pembungkus, berat tidak lebih 5 kg, double cover
ujung instrumen yg tajam, gunakan tray, dll)
 Indikator sterilisasi dan proses sterilisasi
 Penyimpanan instrumen steril
 Pembersihan yang tidak benar atau desinfeksi
peralatan antara pasien
MANAGEMENT LINEN LAUNDRY TIDAK ADEKUAT :

1. Sarana dan prasarana (mesin , wastafel, trolly,


dll)
2. Pemisahan linen infeksius dan non infeksius
3. Penyediaan linen untuk prosedur operasi (debu,
lubang, dll )
GIZI :
RISIKO TERKAIT MAKANAN PASIEN DAN PERMESINAN :

1. Alur kerja di dapur


2. Pembersihan dan sanitasi peralatan & lingkungan
3. Pengiriman dan penerimaan bahan baku
4. Perlindungan makanan saat menangani makanan matang
5. Penyimpanan makanan
6. Pengelolaan & pemeliharaan peralatan makanan
7. Pengukuran suhu makanan, chiller, freezer, bain marry
8. Kesehatan & kebersihan staff menangani makanan
9. Pengontrolan mesin dish washer, freefer, chiller
PENGELOLAAN SAMPAH INFEKSIUS & CAIRAN TUBUH TIDAK
ADEKUAT :

1. Ketersediaan sarana dan prasarana


2. Pemilahan dan penempatan limbah dan benda
tajam
3. Penanganan limbah laboratorium, jaringan tubuh,
darah dan produknya.
4. Penyimpanan limbah sementara
5. Pemantauan pengelolaan limbah oleh RS atau
pihak ketiga
ANALISA SITUASI RS

 Faktor-faktor yang termasuk :

o Geografi dan environmental

o Karateristik populasi

o Area endemik infeksi

o Area lainnya yang terkait infeksi

o Karateristik asuhan medis

Pelayanan yang disediakan


LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
o
 Ranking risiko dengan total skor membantu
identifikasi prioritas

 Melalui identifikasi prioritas maka disusun program


PPI berdasarkan stratifikasi risiko infeksi

 Program PPI di review dengan data yang ada


untuk perbaikan atau diperlukan perubahan

LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016


rencana
PROBABILITAS TERMASUK
• Impact
 Probability
– Mengancam kehidupan &
– Risiko yg diketahui, data
kesehatan
historis, laporan dalam literatur
– Ganggunan layanan
 Current Systems
 Status rencana dan – Kehilangan fungsi
implementasi – Kehilangan kepercayaan masyarakat
 Training status - Dampak keuangan
 Availability of backup systems
- Issue hukum/legal
 Community/Public Health
– Legal issues
resources
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016 – Regulatory/accrediting/isue RS
POTENSIA PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
L RIKS/ SYSTEM
PROBLEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016


PENILAIAN
TK Risk Deskripsi Kejadian
PROBALITAS /
FREKUENSI 1 Very low 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible
Hampir mungkin tidak terjadi ( dapat terjadi dalam lebih
dari 5 tahun )
2 Low Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)
6–30% – low but not impossible
Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi ( dapat terjadi
dalam 2-5 tahun )
3 Medium Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)
31–70% – fairly likely to occur
Mungkin terjadi/bisa terjadi (dapat terjadi tiap 1-2 thn)
4 Hight Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)
71–95% – more likely to occur than not
Sangat mungkin (dpt terjadi setiap bulan/beberapa kali
dlm setahun)
5 Very hight Sering (Frekuensi > 6 – 12 x /tahun )
91–100% – almost certainly will occur
Hampir pasti akan terjadi (terjadi dalam minggu/bulan)
PENILAIAN
DAMPAK KLINIS / TK RIKS Deskripsi Dampak
KONSEKUENSI
1 Tdk Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil
significant
2 Minor Cedera ringan , mis luka lecet, dapat diatasi dng
P3K, kerugian keuangan sedang

3 Moderat • Cedera sedang, mis : luka robek


• Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis
atau intelektual (reversibel. Tdk berhubungan
dng penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Mayor • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis
atau intelektual (ireversibel), tdk berhubungan
dng penyakit yg mendasarinya, kerugian
keuangan besar.
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan
penyakit
Tk Risk Deskripsi Kegiatan
SISTEM
YANG ADA 1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu


dilaksanakan

3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak


dilaksanakan
4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak
dilaksanakan

5 None Tidak ada peraturan


POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Hand Hygiene yg
masih kurang
Respiratory Hygiene yg
masih kurang
Edukasi utk staf yg
masih kurang
Education
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
POTENSIAL PROBABILITY IMPACT CURRENT SKO
RIKS/ PROBLEM SYSTEM R
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Standard
Precautions/APD
yg masih kurang
Airborne
Precautions masih
kurang
Droplet
Precautions masih
kurang
Contact
Precautions masih
kurang
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016 Penggunaan
tekanan negatif
belum baik
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Kebijakan &
prosedur belum
lengkap
Kegagalan
melaksanakan
kebijakan &
prosedur

LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016


POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Surgical Site
Infections/IDO
Ventilator-
Associated
Pneumonia in ICU
Central Line-
Associated
Bloodstream
Infections in
ICU/IADP
Healthcare-
Associated MRSA
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
Bacteremias- all
areas
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Healthcare Facility-
Associated
Clostridium difficile-
all areas

Outbreaks

LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016


Sentinel Event
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Lack of Staff
Immunization
Lack of
Compliance with
Annual Health
Review Policy
Risk of Needlestick/
Sharps Injury
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Lack of acceptable
environmental
cleanliness
Lack of
Hemodialysis
Monitoring
Lack of Sterilization
Monitoring
Failure to Identify
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
Construction Risks
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Lack of useful
antibiogram
Lack of useful
antibiogram
Lack of monitoring
program
Lack of feedback
regarding
monitoring results
Lack of appropriate
vancomycin use
Lack of culture to
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
guide antimicrobial
use
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Blood Culture
Contamination
Rates >2%
New Program
New Procedure
Influenza
Immunization Non-
compliance in
patients
Pneumovax
Immunization Non-
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
compliance in
patients
SETTING PRIORITIES

POTENSIAL PROBABILITY IMPACT CURRENT SKO


RIKS/ SYSTEM R
PROBLEM
1-5 1-5 1-5

Lack of Hand 4 4 3 48
Hygiene)
Lack of Respiratory 4 2 3 24
Hygiene
Lack of Staff 3 3 4 36
Education
Lack of patient 3 2 3 18
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
Education
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SKOR
PROBLEM SYSTEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Surgical Site 2 3 2 12
Infections/IDO
Ventilator- 2 4 2 16
Associated
Pneumonia in ICU
Central Line- 3 3 2 18
Associated
Bloodstream
Infections in
ICU/IADP
Healthcare- 4 5 3 60
Associated MRSA
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
Bacteremias- all
areas
POTENSIAL PROBABILITY IMPACT CURRENT SKO
RIKS/ SYSTEM R
PROBLEM
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Healthcare 3 4 3 48
Facility-Associated
Clostridium
difficile-all areas

Outbreaks 2 3 3 18

Sentinel Event 2 4 3 24
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
Potensial Risk/Masalah SCORE RANKING
MRSA 60 1
Clostridium difficile-all 48 2

LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016


Potensial Priority Goal Obyecti Strategi Progress Evaluati
Risk ve es / on
Analysis

HAIS MRSA

C. dif

LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016


ICRA PROGRAM ICRA PROGRAM
SCORING PRIORITAS

ICRA PROGRAM
ACTION
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
PPI STANDAR IDENTIFIKASI RISIKO ANALISA RISIKO

7.1 Sterilisasi alkes Alat tdk adekuat Risk grading

Laundry & linen Manajemen laundry Risk grading


dan linen tdk adekuat
adequat

7.1.1 Alkes kadaluwarsa Pengelolaan alat Risk grading


kadaluwarsa in
adeqkuat
Single use – re use Pengelolaan Single Risk grading
use – re use
In adekuat
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
PPI STANDAR IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO
7.2 Sampah Pengelolaan sampah Risk grading
infectious & infeksius & cairan
cairan tubuh tubuh inadekuat

7.2 Darah & Pengelolan darah & Risk grading


komponen komponen darah
darah inadekuat
Kamar mayat & Pengelolaan Kamar Risk grading
post mortem mayat & post mortem
in adekuat
7.3 Benda tajam & pembuangan Benda Risk grading
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016 jarum tajam & jarum in
adekuat
PPI STANDAR IDENTIFIKASI RISIKO ANALISA RISIKO
7.4 Dapur & Kekurangan dalam Risk grading
makanan pengelolaan dapur
& makanan
Pengontrolan Kekurangan dalam Risk grading
mesin Pengontrolan mesin
7.5 Dampak Kekurangan dalam Risk grading
renovasi, pengelolaan
demolisi, Dampak renovasi,
pembangun demolisi,
an pembangunan
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
PPI STANDAR RISK ASESMEN KELOLA RISIKO
7.1 Sterilisasi alkes Susun Kebijakan &
prosedur
Lakukan monev
Lakukan traing staf, dll
Laundry & linen

7.1.1 Alkes kadaluwarsa

LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016


Single use – re use
PPI STANDAR RISK ASESMEN KELOLA RISIKO

7.2 Sampah
infectious &
cairan tubuh

7.2 Darah &


komponen
darah

Kamar mayat &


post mortem
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
7.3 Benda tajam &
jarum
PPI STANDAR RISK ASESMEN KELOLA RISIKO

7.4 Dapur &


makanan

Pengontrolan
mesin

7.5 Dampak
renovasi,
demolisi,
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
pembangun
an
PPI STANDAR RISK ASSESMENT TATA KELOLA RISIKO

BIJAK SPO EDU PERUB KEG.


STAF PRATIK LAIN

7.1 Sterilisasi alkes 1.Pembersihan tdk


adekuat
2. Decon tdk adekuat
Laundry & linen

7.1.1 Alkes kadaluwarsa

Single use – re use

7.2 Sampah infectious & cairan


tubuh

Darah & komponen darah

Kamar mayat & post mortem

7.3 Benda tajam & jarum


7.4 Dapur & makanan
Pengontrolan mesin
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016
7.5 Dampak renovasi, demolisi,
pembangunan
ICRA KONSTRUKSI DAN RENOVASI DI PELAYANAN
KESEHATAN
LATAR BELAKANG
• Konstruksi dan renovasi dapat menyebabkan debu
(spora ) beterbangan kemana – mana
• Risiko yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi
/ renovasi terutama terkait dengan penurunan
kualitas udara ( airborne infection) dan
pencemaran lingkungan dari jamur (mis :
Aspergillus spp, Fusarium sp., Zygomycetes) atau
air yang terkontaminasi (misal : Legionella spp.)
• Dapat menginfeksi pasien yang sedang di rawat
63
MOLD
PASIEN IMUNOKOMPROMISE
 Pasien post tindakan transplantasi
 Kemoterapi
 Penyakit kronik : paru
 Bayi premature
 Pasien ICU, NICU
 Diabetes mellitus & HD
 Tahap akhir AIDS / HIV
 Kasus Bedah
ICRA PROSES

Penilaian Risiko Pengendalian Infeksi adalah proses


multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko
dari infeksi ke pasien, dg perencanaan fasilitas, desain,
dan konstruksi kegiatan.
Dampak kerja :
• Pasien
• Mencegah dan / atau meminimalkan dampak
proyek
“Menggunakan Matrix" : tools untuk menilai risiko
Aktivitas Konstruksi

1. Aktivitas kontruksi ditentukan berdasarkan dengan :


• Banyaknya debu yang ditimbulkan
• Potensial terjadinya pencemaran udara
• Lama pekerjaan konstruksi
• Jumlah sistem pendingin ruangan dan ventilasi yang
terpadu

2. Dibagi 4 tipe yaitu : tipe A, B, C dan D


3. Berdasarkan kelompok risiko : Risiko rendah, Risiko sedang,
Risiko tinggi dan Risiko sangat tinggi
KRITERIA TYPE A
PEMERIKSAAN DAN KEGIATAN PEMELIHARAAN UMUM :
• Mengganti ubin, langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja. Misalnya : terbatas
pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
• Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan)
• Wall covering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau akses ke
langit-langit selain untuk pemeriksaan yg kelihatan
KRITERIA TYPE B
SKALA KECIL, KEGIATAN JANGKA PENDEK,YANG
MENGHASILKAN DEBU SEDIKIT :

• Instalasi telepon dan perkabelan komputer.


• Akses ke ruang terbuka.
• Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi debu dapat di
kontrol
KRITERIA TYPE C
PEKERJAAN YANG MENGHASILKAN DEBU TINGKAT SEDANG HINGGA
TINGKAT TINGGI ATAU MEMERLUKAN PEMBONGKARAN ATAU
PEMINDAHAN/PENGHAPUSAN & PEMBERSIHAN KOMPONEN BANGUNAN
TETAP ATAU RAKITAN :
• Pengamplasan dinding untuk pengecatan atau pelapisan dinding
• pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai, plafon langit-2 dan pekerjaan
khusus.
• Kontruksi dinding baru.
• Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit-langit
• Kegiatan kabel utama
LUWI ICRA 12062013

• Kegiatan apapun yg tdk dpt diselesaikan dlm shift kerja tunggal.


KRITERIA TYPE D

PEMBONGKARAN & KONSTRUKSI PROYEK-PROYEK BESAR


• Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
• Penghancuran mayor dari proyek bangunan
• Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan/penghapusan
sistem perkabelan lengkap.
• Kontruksi baru.
DEFINISI AREA PENGENDALIAN RISIKO INFEKSI / LOKASI

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4

RENDAH SEDANG SEDANG TINGGI TINGGI


- Area kantor - Perawatan pasien dan tidak tercakup dalam - UGD - Unit Onkologi
Grup 3 / 4
- Tanpa pasien/ area resiko rendah - Radiology - Terapi Radiasi
yang tidak terdaftar dimanapun - Laundry
- Recovery Rooms - Area klinis
- Cafeteria
- Ruang Maternitas / VK - Chemo Infusion
- Dietary
- High Dependency Unit - Transplant
- Manajemen Material
- Kamar bayi - Pharmacy Admixture - Ruang bersih
- PT/OT/Speech
- Pediatrics (kecuali yang tertulis di Grup - Kamar Operasi
- Penerimaan/Pemulangan 4)
- Departemen Proses Sterilisasi
- MRI - Lab Microbiologi
- Kateterisasi Jantung
- Obat-obatan nuklir - Long term sub-acute units
- Kamar prosedur invasif pasien rawat jalan
- Echocardiography - Farmasi
- Area Anastessi & pompa jantung
- Laboratorium tidak spesifik seperti Grup 3 - Dialisis
- Newborn Intensive Care Unit (NICU)
- Koridor Umum (yang dilewati pasien, suplai, - Endoskopi
dan linen) - Semua Intensive Care Unit (kecuali yang tertulis di Grup
- Area Bronchoskopi 4)
LEVEL ICRA KONSTRUKSI
 Ditentukan berdasarkan tabel antara Tipe Pekerjaan
Konstrusi dan Kelompok Risiko Bangunan
Type of Construction
TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D
Patient Risk Group
LOW Risk Group I II II III / IV

MEDIUM Risk Group I II III IV

HIGH Risk Group I II III / IV IV

HIGHEST Risk Group II III / IV III / IV IV

Class of Precautions
Selama pembangunan proyek Setelah selesai proyek

KELAS I 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah


meminimalisasi timbulnya debu dari menyelesaikan tugas.
pelaksanaan kegiatan kontruksi.
2. Segera meletakan kembali ke tempat
semula plafon atap yg diganti.
Type of Construction

TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D


Patient Risk Group

LOW Risk Group I II II III / IV

MEDIUM Risk Group I II III IV

HIGH Risk Group I II III / IV IV

HIGHEST Risk Group II III / IV III / IV IV


Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

KELAS 1. Menyediakan sarana aktif utk mencegah 1. Lap permukaan kerja dengan
II debu udara dari penyebaran ke atmosfer. pembersih/desinfektan.
2. Semprot dng air pada permukaan kerja 2. Wadah yg berisi limbah kontruksi
utk mengendalikan debu pada waktu sebelum di transportasi harus tertutup
pemotongan. rapat.
3. Seal pintu yang tidak terpakai dengan 3. Pel basah dan/atau vakum dengan HEPA
lakban. filter, vakum sebelum meninggalkan area
4. Blokir dan tutup ventilasi udara. kerja.
5. Tempatkan keset debu di pintu masuk dan 4. Setelah selesai, mengembalikan sistem
keluar area kerja. HVAC di mana pekerjaan dilakukan.
6. Hilangkan atau isolasi sistem HVAC
("heating, ventilation, and air-conditioning)
yang sedang dilaksanakan.
Type of Construction

TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D


Patient Risk Group

LOW Risk Group I II II III / IV

MEDIUM Risk Group I II III IV

HIGH Risk Group I II III / IV IV

HIGHEST Risk Group II III / IV III / IV IV

Class of Precautions
Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

KELAS 1. Untuk mencegah kontaminasi dari sistem 1. Jangan menghilangkan barier dari area kerja
III saluran maka hilangkan/lepaskan atau sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite
isolasi sistem HVAC (heating, ventilation, PPIRS dan Dibersihkan oleh bagin
and air-conditioning) di area, dimana kebersihan RS.
pekerjaan sedang dilakukan. 2. Hilangkan barier material dengan hati-2
2. Lengkapi semua barier penting yaitu untuk meminimalisasi penyebaran dari
triplek , plastic untuk menutup area dari kotoran dan puing-2 yg terkait dng
area yg tdk untuk kerja atau menerapkan kontruksi.
metode pengendalian kubus ( koneksi
disegel ke tempat bekerja dng HEPA
vakum utk menyedot debu sebelum
keluar) sebelum kontruksi dimulai.
Selama pembangunan Proyek Setelah penyelesaian proyek

3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam 3. Vacuum area kerja area dng HEPA filtered
tempat kerja dengan menggunakan HEPA vacuums.
unit yang dilengkapi dengan penyaringan 4. Area untuk lap basah dng
udara. pembersih/disinfeksi/cleaner
4. Wadah tempat limbah kontruksi sebelum 5. Setelah selesai, mengembalikan sistem
di transportasi harus tertutup rapat. HVAC ).
5. Tutup wadah transportasi atau gerobak
saat pengangkutan puing.
Type of Construction

TYPE A TYPE B TYPE C TYPE D


Patient Risk Group

LOW Risk Group I II II III / IV

MEDIUM Risk Group I II III IV

HIGH Risk Group I II IV


III / IV

HIGHEST Risk Group II III / IV III / IV IV


Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

KELAS 1. Untuk mencegah kontaminasi sistem 1. Jangan menghilangkan barier dari area
IV saluran maka isolasi sistem HVAC di kerja sampai proyek selesai diperiksa
area, dimana pekerjaan sedang dilakukan. oleh Komite/Panitia PPIRS. Dibersihkan
oleh bagian kebersihan RS.
2. Lengkapi semua barier penting yaitu
teriplek , plastic untuk menutup area dari 2. Hilangkan barier material dengan hati-2
area yg tdk untuk kerja atau menerapkan untuk meminimalisasi penyebaran dari
metode pengendalian kubus (koneksi kotoran dan puing-2 yg terkait dng
disegel ke tempat bekerja dng HEPA kontruksi.
vakum utk menyedot debu sebelum
keluar) sebelum kontruksi dimulai.
Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam 3. Wadah untuk limbah kontruksi harus
tempat kerja dengan menggunakan ditutup rapat sebelum kontruksi.
HEPA unit yang dilengkapi dengan 4. Wadah transportasi atau gerobak agar
penyaringan udara. ditutup rapat.
4. Segel lubang, pipa, saluran & lubang-2
kecil yg bisa menyebabkan kebocoran
Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

5. Membangun serambi/ruangan dan semua 5. Vakum area kerja dengan vakum HEPA filter.
personil melewati ruangan ini sehingga dapat
disedot debunya dengan vakum cleaner HEPA 6. Area di pel dengan pel basah dengan
sebelum meninggalkan tempat kerja atau pembersih/desinfektan.
mereka bisa memakai kain atau baju kertas yg
di lepas setiap kali mereka meninggalkan 7. Setelah selesai mengembalikan sistem
tempat kerja HVAC dimana pekerjaan dilakukan.
6. Semua personil memasuki tempat kerja
diwajibkan untuk mengenakan penutup
sepatu. Penutup sepatu harus diganti setiap
kali pekerja keluar dari area kerja
Selama pembangunan proyek Setelah penyelesaian proyek

5. Membangun serambi/ruangan dan semua 5. Vakum area kerja dengan vakum HEPA
personil melewati ruangan ini sehingga
dapat disedot debunya dengan vakum filter.
cleaner HEPA sebelum meninggalkan 6. Area di pel dengan pel basah dengan
tempat kerja atau mereka bisa memakai
kain atau baju kertas yg di lepas setiap pembersih/desinfektan.
kali mereka meninggalkan tempat kerja 7. Setelah selesai mengembalikan sistem
6. Semua personil memasuki tempat kerja
diwajibkan untuk mengenakan penutup HVAC dimana pekerjaan dilakukan.
sepatu. Penutup sepatu harus diganti
setiap kali pekerja keluar dari area kerja
POST RENOVASI

1. Pembersihan akhir dilakukan secara keseluruhan (general


cleaning) sebelum ruangan diizinkan untuk ditempati oleh
pasien / digunakan
2. Melakukan kultur ruangan berdasarkan kelompok risiko
3. Maintenance mengecek fungsi – fungsi alat yang ada
4. Setelah pembangunan selesai IPCN dan K3 melakukan
evaluasi kembali dengan menggunakan chek list renovasi
bangunan
CONTOH ICRA
BANGUNAN
COVER RENOVASI
87

COVER RENOVASI
LUWI PPI 3 AGUSTUS 2016

Anda mungkin juga menyukai