Anda di halaman 1dari 7

PELAKU EKONOMI Nama Kelompok :

1. Ade Juanda
DALAM 2. Fina Alfian
3. Afif Marpeha
PRESPEKTIF 4. Agustina Nainggolan
5. Diana Dewi Saputri
6. Pipit Salimah

Kelas : VI C ( Manajemen )
Islam dan Ekonomi
sesungguhnya Islam dan ekonomi sudah merupakan bagian
yang tak terpisahkan sejak awal lahirnya Islam. Persoalan
redistribusi kekayaan yang menjadi persoalan ekonomi
pada awal Rosulullah membangun kota Madinah
sesungguhnya juga merupakan sebuah persoalan krusial dan
mendasar yang dihadapi oleh semua paham ekonomi
lainnya seperti sosialisme dan kapitalisme.
ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang
kebahagian hidup manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama
dan partisipasi. Sedangkan Muhammad Abdul Manan
mendefinisikan ekonomi Islam dengan ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi yang diilhami
oleh nilai-nilai Islam.
Hubungan Perilaku Manusia dengan
Falsafah Ekonomi Islam.

Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi muncul karena adanya keinginan manusia
yang tidak terbatas sementara sumber daya yang tersedia untuk memuaskan keinginan
manusia tersebut jumlahnya terbatas. Mazhab Baqir menolak pernyataan ini, karena
menurut mereka, Islam tidak mengenal adanya sumber daya yang terbatas.

Pemikiran ekonomi Islam tersebut diilhami dan dipandu oleh ajaran AlQuran dan
Sunnah dilanjutkan dengan ijtihad (pemikiran) dan pengalaman empiris mereka.
Pemikiran adalah sebuah proses kemanusiaan, namun ajaran Alquran dan sunnah
bukanlah pemikiran manusia. Yang menjadi objek kajian dalam pemikiran ekonomi Islam
bukanlah ajaran Al-quran dan sunnah tentang ekonomi tetapi pemikiran para ilmuwan
Islam tentang ekonomi dalam sejarah atau bagaimana mereka memahami ajaran Al-
Quran dan Sunnah tentang ekonomi. Obyek pemikiran ekonomi Islam juga mencakup
bagaimana sejarah ekonomi Islam yang terjadi dalam praktek historis.
Prinsip Ekonomi Islam

Menurut Khomaini (2005), konsep Ekonomi Islam berbeda dan tidak


mengadopsi sistim Kapitalisme Barat maupun Sosialisme. Sistem
Ekonomi Islam berbeda dari Kapitalisme, Sosialisme, maupun
Negara Kesejahteraan (Welfare State). Dalam artikelnya Mubyarto
(2002) menjelaskan berbeda dari Kapitalisme karena Islam
menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang
miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. ”Kecelakaanlah bagi
setiap … yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung” (104-2)
Penerapan Ekonomi Dengan Nilai-
Nilai Islam Di Negara-Negara Lain
Era globalisasi dengan sistem pasar bebas menjadikan setiap roda
perekonomian dikelola dengan prinsip ekonomi yang rasional dan
tidak manusiawi. Dengan alasan efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas, pasar bebas mengabaikan pemihakan pada pelaku
ekonomi lemah. Prinsip-prinsip tersebut hanya bermuara pada
pengabdian kepada keuntungan belaka. Siapa yang kuat itu yang
menang, menjadi slogan dari pasar bebas. Di saat itulah perdagangan
bebas berhadap-hadapan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan
keberpihakan. (Ery & Nur, 20011)
Saat ini sistim perekonomian bangsa berkutat pada perdebatan dua model
pendekatan :
•Pertama, pendekatan kapitalis yang memandang modal finansial sebagai
faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi.
•Kedua, pendekatan manusia, yang memandang sumberdaya manusia
yang menjadi faktor utama dalam pembangunnan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai