Anda di halaman 1dari 56

Persalinan yg sulit ditandai

dengan adanya hambatan


dalam kemajuan persalinan

PSIKOLOGI
His tidak Normal,
kekuatan sifatnya,
sehingga menghambat
kelancaran Persalinan.
ETIOLOGI DISTOSIA
KARENA KELAINAN HIS
 Primigravida, multigravida &
grandemultipara.
 Herediter, emosi dan ketakutan memegang
peranan penting.
 Salah pimpinan persalinan, atau salah
dalam pemberian obat-obatan.
 Bagian terbawah janin tidak berhubungan
rapat dengan segmen bawah rahim. Ini
dijumpai pada kelainan letak janin &
KOMPLIKASI KARENA KELAINAN HIS

 Kematian atau jejas kelahiran


 Bertambahnya resiko infeksi
 Kelelahan & dehidrasi dengan tanda-
tanda : nadi & suhu meningkat,
 pernapasan cepat, turgor berkurang,
meteorismus dan asetonuria.
PENATALAKSANAAN PADA KELAINAN HIS

Kelainan his dapat diatasi dengan :


 Pemberian infus pada persalinan lebih 18 jam
untuk mencegah timbulnya gejala-gejala atau
penyulit diatas.
 Insersia uteri hipotoni : jika ketuban masih
ada maka dilakukan amniotomi dan
memberikan tetesan oksitosin (kecuali pada
panggul sempit, penanganannya di-eksio
sesarea)
DISTOSIA LETAK & BENTUK JANIN
 Gangguan jalannya proses persalinan dapat
disebabkan oleh kelainan presentasi, posisi &
perkembangan janin intrauterin.
 Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya
disebabkan oleh janin besar, janin dengan ukuran
normal namun dengan kelainan pada presentasi intra
uterin tidak jarang dapat menyebabkan gangguan
proses persalinan.
letak kepala defleksi maksimal, hingga
occiput mengenai punggung & muka
terarah ke bawah. Punggung terdapat
dalam lordose & biasanya terdapat di
Berdasarkan belakang.
penyebab, dapat DIAGNOSA
dibagi dalam 2 1) Pada Kehamilan
golongan : • Tonjolan kepala sebagian
1. Letak muka dengan punggung & antara
primer , belakang kepala dengan
disebabkan oleh punggung ___ Sudut Fabre
kelainan anak dan • DJJ terdapat pada bagian-
tidak dapat bagian kecil
diperbaiki 2) Pada Persalinan
Pada pembukaan yang cukup
2. Letak muka
besar __orbita, hidung,tulang
sekunder : dapat pipi, mulut & dagu
diperbaiki, anak
 Dapat lahir spontan PROGNOSIS
jika dagu berada di
depan
 Partus berlangsung
lebih lama 
angka kematian
janin lebih tinggi
 Ruptur perineum
lebih sering terjadi
PENANGANAN
 Periksa ada/tidaknya kelainan panggul
 Dalam kehamilan  Perasat Thorn
 Dalam persalinan  jika tidak ada
kelainan panggul, terapi konservatif 
bisa lahir pervagInam dengan forceps,
syarat:
1. Kepala sudah di H-IV
2. Dagu berada di sebelah depan
 Jika dagu tetap di belakang (positio
 Adalah letak kepala dengan defleksi
yang sedang hingga dahi menjadi
bagian yg terendah.
 Biasanya letak dahi bersifat
sementara, & dengan majunya
persalinan menjadi letak muka atau
letak belakang kepala. Letak dahi
yang menetap agak jarang terjadi.
Dibagi menjadi ;
a. Letak bokong
murni Adalah letak
b. Letak bokong memanjang dengan
kaki bokong sbg bagian
c. Letak lutut yang terendah
(presentasi bokong).
d. Letak kaki
SEBAB-SEBAB KEMATIAN ANAK PADA
LETAK SUNGSANG

1. Setelah pusat lahir, maka kepala anak mulai


masuk kedalam rongga panggul., sehingga
tali pusat tertekan antara kepala & rongga
panggul. Diduga bahwa kepala harus lahir
dalam 8 menit, sesudah tali pusat lahir
supaya anak dapat lahir dengan selamat.
2. Pada letak sungsang dapat terjadi
perdarahan otak karena kepala dilahirkan
dengan cepat.
3. Dapat terjadi kerusakan dari tulang belakang
Pertolongan persalinan dengan letak sungsang
dapat dibagi sebagai berikut:

a) Pertolongan pada kelahiran spontan


b) Ekstraksi parsil (sebagian)/manual aid
c) Ekstraksi
d) Sectio caesarea
PERSALINAN
SPONTAN

 Biasanya ditolong PERSALINAN BAHU


secara Bracht cara LOVSET

 Pada primigravida Prinsip :


selalu didahului Memutar badan
dengan episiotomi. janin setengah
lingkaran (1800)
 Pada perlonongan searah dan
secara bracht berlawanan arah
bokong diangkat jarum jam sambil
keatas supaya badan melakukan traksi
anak searah dgn curam kebawah
sehingga bahu yang
LETAK LINTANG

 Pada letak lintang


PENYEBAB
sumbu panjang anak
tegak lurus atau 1) dinding perut yang
hampir tegak lurus kendur seperti pada
pada sumbu panjang multiparitas.
ibu. 2) Kesempitan panggul.
 Pada letak lintang 3) Plasenta praevia.
bahu menjadi bagian 4) Prematuritas.
terendah, maka juga 5) Kelainan bentuk
di sebut presentasi rahim seperti uterus
bahu atau arcuatus atau pada
presentasi myoma uteri.
6) Kehamilan ganda,
..................................................
DIAGNOSIS PROGNOSIS
 Perut membuncit
kesamping.  Ibu : Ruptura
 Fundus lebih uteri
rendah dari UK, (Spontan/Introg
Fundus / Bagian enik), partus
bawah kosong. lama, KPD 
 Balotemen Infeksi .
(kepala) di  Anak : Kematian
kanan/kiri. 25 – 40% karena
 DJJ setinggi pusat prolap tali pusat,
di kanan/kiri. trauma
LETAK MAJEMUK
(PRESENTASI GANDA, COMPOUND PRESENTATION)

Kondisi jika disamping


bagian terendah teraba
anggota badan. Tangan yag
menumbung pada letak bahu
tidak disebut letak majemuk,
begitu pula adanya kaki
Pada letak kepala dapat
disamping bokong pada letak
terjadi :
sungsang tidak termasuk letak
1. Tangan menumbung
majemuk.
2. Lengan menumbung
3. Kaki menumbung.
TALI PUSAT MENUMBUNG
(PROLAPSUS FOENICULI)

 Jika tali pusat teraba di samping atau lebih rendah


dari bagian depan sedangkan ketuban sudah
pecah, maka disebut dengan tali pusat
menumbung.
 Tetapi, jika terjadi pada ketuban yang masih utuh
disebut dengan tali pusat terkemuka.
Sebab :
Segala keadaan dimana PAP kurang tertutup oleh
bagian depan dapat menimbulkan prolapsus foeniculi
seperti pada :
a. CPD
b. Letak lintang
c. Letak kaki
d. Kehamilan ganda
e. Letak majemuk
f. Hidramnion
HYDROCEPHALUS
 Pada hydrocephalus terdapat kebanyakan cairan
otak di dalam ventrikel otak, sehingga kepala
(tengkorak) melebar.
 Sering disertai cacat bawaan lain seperti spina bifida.
 Menimbulkan distosia sampai ruptura uteri dan yang
sering anak lahir dalam letak sungsang, karena
kepala terlalu besar untuk masuk ke PAP.
 Ruptura uteri pada hydrocephalus dapat terjadi pada
pembukaan yang belum lengkap malahan dalam
kehamilan.
Ada kemungkinan hydrocephalus jika :
1. Kepala tetap tinggi walaupun panggul baik dan his
kuat.
2. Kepala tetap dapat digoyangkan dan sangat lebar
saat perabaan.
3. Jika nampak ada spina bifida pada tubuh yang sudah
lahir pada letak sungsang.
Pengobatan :
 Setelah diagnosa dibuat maka pada
anak yang hidup dilakukan punksi
dengan jarum yang panjang dan
besar. Segera setelah pembukaan
cukup besar (pembukaan 2 jari)
untuk mengecilkannya.
 Dengan punksi, tengkorak mengecil
dan selanjutnya persalinan dapat
berlangsung spontan.
Menurut Cadwell & Moloy berdasarkan penyelidikan
roentgenologik & anatomik, menurut morfologinya panggul
terbagi atas ;

1) Panggul ginekoid : Pintu atas panggul yang


bundar, atau dengan diameter transfersa yang lebih
panjang sedikit daripada diameter anteoposterior
dan dengan panggul tengah serta pintu bawah
panggul yang cukup luas.
2) Panggul antropoid : Dengan diamneter
anteroposterior yang lebih panjang dari pada
diameter transversa, & dengan arkus pubis
menyempit sedikit.
3) Panggul android : Pintu atas panggul yg
berbentuk sebagai segitiga berhubungan dengan
penyempitan ke depan, dengan spina isiadika
HUBUNGAN ANTARA KEPALA DENGAN
PINTU BAWAH PANGGUL
1. Pintu bawah pangul normal, anak lahir
spontan
2. Pintu bawah panggul sempit, tetapi
diameter sagitalis posterior cukup
sehingga anak dapat lahir, tapi agak
kebelakang
3. Pintu bawah panggul sempit, juga
diameter sagitalis posteriornya, sehingga
anak tak dapat lahir
Apabila persalinan dengan
disproporsi sefalopelvik
PROGNOSIS dibiarkan berlangsung sendiri
tanpa adanya tindakan yang
tepat maka, timbul bahaya bagi
ibu dan janin.
BAHAYA PADA JANIN
 Partus lama dapat dapat meningkatkan
kematian perinatal, apalagi jika di tambah
dengan infeksi intrapartum
 Prolapsus funikul, apabila terjadi,
mengandung bahaya yang sangat besar
bagi janin dan memerlukan kelairannya
dengan segera apabila ia masih hidup
 Dengan adanya disproporsi sefalopelvik
OBSTETRI KEBIDANAN
Penanganan & Perawatan
 PENGERTIAN : tidak pasca persalinan
elastisnya perineum
dan struktur
 Pada robekan
sekitarnya
derajat I tidak
 PENYEBAB : Pada
saat hamil ibu malas
perlu di jahit
beraktivitas & senam karena akan
hamil sehingga ibu kembali dan
jarang bergerak sembuh dengan
 GEJALA : sendirinya.
a. Karena kepala bayi  pada robekan
sulit lahir maka
DEFINISI PENYEBAB
 Peningkatan volume  Bisa timbul pada
cairan ekstraseluler & waktu kehamilan.
ekstravaskuler (cairan  Biasanya sebagai
interstitium) yang gejala pre eklamsi
disertai dengan tetapi dapat pula
penimbunan cairan timbul karena sebab
abnormal pada sela- gangguan gizi atau
sela jaringan dan malnutrisi atau pada
rongga serosa persalinan yang lama
(jaringan ikat longgar
............................................
PENANGANAN

GEJALA
 Istirahat cukup
 Mengatur diet dgn
Bengkak pada meningkatkan konsumsi
Vulva disertai makanan yg
keluhan fisik mengandung protein &
lainnya seperti mengurangi makanan yg
mengandung karbohidrat
sakit kepala yg
lemak.
hebat &
pandangan mata  Kalau keadaan
memburuk, dokter akan
kabur
 merupakan kumpulan darah yang terkumpul di jaringan
lunak vagina atau vulva
 Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di dekatnya
pecah
 terjadi karena trauma tekanan atau berhubungan dengan
perbaikan robekan perineum atau episiotomi
PENANGANAN
GEJALA
 Penanganan tergantung
 Nyeri peritoneum pada lokasi dan besar
hebat serta hematoma.
kemunculan  Hematoma yg kecil, tidak
mendadak benjolan perlu tindakan operatif,
dengan ukuran cukup dilakukan kompres.
beragam serta  Hematoma yang besar
perubahan warna
lebih-lebih disertai dengan
kulit diatasnya
anemia & pre-syok, perlu
segera dilakukan
pengosongan hematoma
 Pembukaan abnormal yg menghubungkan
vagina ke organ lain, seperti kandung kemih,
usus besar, atau rectum.
 Dengan adanya lubang pada vagina yg
memungkinkan tinja atau urin untuk keluar
melalui vagina.
 Disebabkan oleh cedera, aborsi, infeksi &
radiasi
Oleh kontraksi serabut-serabut
miometrium yang mengelilingi
pembuluh darah yang
memvaskularisasi daerah
implantasi plasenta. Atonia uteri
terjadi apabila serabut-serabut
miometrium tidak berkontraksi.
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu
hamil dan melahirkan dengan
faktor predisposisi (penunjang )
seperti :
1 .Overdistention uterus seperti:
gemeli makrosomia,
polihidramnion, atau paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau
terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran
pendek
4. Partus lama / partus terlantar
5. Malnutrisi.
6. Penanganan salah dalam usaha
melahirkan plasenta, misalnya
plasenta belum terlepas dari
dinding uterus.
1. Uterus tidak berkontraksi dan
lunak
2. Perdarahan segera setelah
plasenta dan janin lahir (P3).
D. PENCEGAHAN ATONIA UTERI.

Atonia uteri dapat dicegah dengan


managemen aktif kala III, yaitu
pemberian oksitosin segera setelah
bayi lahir (oksitosin injeksi 10U IM,
atau 5U IM dan 5 U intravenous
atau 10-20 U perliter intravenous
drips 100-150 cc/jam.
Kala IV adalah terjadi sejak plasenta lahir 1-2 jam
sesudahnya,hal-hal ini yang perlu diperhatikan
adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali
kebentuk normal. Hal itu dapat dilakukan dengan
melakukan rangsangan taktil (masase) untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan
kuat.Perlu juga diperhatikan bahwa plasenta telah
lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa
sedikitpun dalam uterus serta benar-benar dijamin
tidak terjadi perdarahan lanjut.
E. PEMERIKSAAN SERVIK, VAGINA
DAN PERINEUM

untuk mengetahui apakah ada


tidaknya robekan jalan lahir, maka
periksa daerah perineum, vagina
dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina
akan mengalami peregangan, oleh
kemungkinan edema dan
F. PEMANTAUAN KALA IV

saat yang paling kritis pada ibu


pasca melahirkan adalah pada
masa post partum. Pemantauan ini
dilakukan untuk mencegah adanya
kematian ibu akibat perdarahan.
Kematian ibu pasca persalinan
biasanya tejadi dalam 6 jam post
partum
SYOK DALAM PERSALINAN
A. Definisi
Syok obstetri adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang
kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang terjadi.
Dapat dikatakan bahwa syok yang terjadi karena kombinasi:
Syok adalah ketidak seimbangan antara volume darah
yang beredar dan ketersediaan sistem vascular bed sehingga
menyebabkan terjadinya:
1. Hipotensi.
2. Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3. Hipoksia sel.
4. Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob.
 B. Etiologi
a. Pendarahan
b. Abortus
c. Infeksi berat
d. Solusio Plasenta
e. Luka jalan lahir
f. Emboli air ketuban
g. Inversio uteri
h. Syok postular
i. Kolaps Vasomotor pospartum
j. Fakta predisposisi timbulnya syok
C. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan
cara mengaktifkan 4 sistem major fisiologi tubuh: sistem
hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem
neuroendokrin.
D. Tanda dan Gejala
1. Kesadaran penderita menurun
2. Nadi berdenyut cepat ( Lebih dari 140 */menit )
Kemudian melemah, lambat dan menghilang.
3. Penderita merasa mual ( mau muntah )
4. Kulit penderita dingin, lembab dan pucat.
5. Nafas dangkal dan kadang tak teratur.
6. Mata penderita nampak hampa, tidak bercahaya dan
manik matanya/pupil ) melebar.
 Adapun dari buku lain tanda – tanda terjadinya syok obstetri yaitu :
1. Nadi cepat dan halus ( > 112 / menit )
2.Menurunnya tekanan darah ( diastotik < 60 )
3. Pernapasan cepat ( Respirasi > 32 / menit )
5. Berkeringat, gelisa, aptis / bingungan / pingsan / tidak sadar

6. Penanganan awal sangat penting untuk menyelamatkan jiwa pasien


E. Mekanisme terjadinya syok
1. Syok Hipovolemik terjadi karena volume cairan darah intravaskula
berkurang dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang
singkat. Penyebab utama adalah pendarahan akut. 20% volume darah
total.
2. Syok septik sering terjadi pada orang dengan gangguan imunitas dan
pada usia tua. Akibat dari reaksi tubuh melawan infeksi, bakteri mati
dan mengeluarkan Endotaksin melalui mekanisme yang belum jelas
mempengaruhi metabolisme sel dan merusak sel jaringan di
sekitarnya.
F. Jenis atau Klasifikasi Syok
1. Syok Hemoragik
Adalah suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang
banyak.
2. Syok Neurogenik
Yaitu syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat
disebabkan oleh kehamilan ektopik yang terganggu,
solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan
letak sungsang di mana pembukaan serviks belum
lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede,
ruptura uteri, inversio uteri yang akut, pengosongan uterus
yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion),
dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti
pengangkatan tiba-tiba tumor ovarium yang sangat besar.
3. Syok Kardiogenik
Yaitu syok yang terjadi karena kontraksi otot jantung yang
tidak efektif yang
disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung.
Sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.
4. Syok Endotoksik/septic
merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah
disebabkan oleh lepasnya toksin.
Penyebab utama adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering
dijumpai pada abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi
pascapersalinan
5. Syok Anafilatik
yaitu syok yang sering terjadi akibat alergi /hipersensitif
terhadap obat-obatan.
Penyebab syok yang lain seperti emboli air ketuban,
udara atau thrombus, komplikasi anastesi dan kombinasi
seperti pada abortus inkompletus
(hemoragik dan ensotoksin) dan kehamilan ektopik
terganggu dan rupture uteri (hemoragik dan neurogenik).
G. Faktor Resiko
Evaluasi dari semua pasien yang datang untuk perawatan obstetrik
atau operasi harus termasuk riwayat medis lengkap.
H. Prognosis
Jika tidak diobati, biasanya berakibat fatal. Jika diobati, hasilnya
tergantung kepada penyebabnya, jarak antara timbulnya syok
sampai dilakukannya pengobatan serta jenis pengobatan yang
diberikan. Kemungkinan terjadinya kematian pada syok karena
serangan jantung atau syok septik pada penderita usia lanjut
sangat tinggi.
I. Penanganan
Prinsip pertama dalam penanganan kedaruratan medik dalam
penanganan kedaruratan medik dalam kebidanan atau setiap
kedaruratan adalah ABC yang terdiri atas menjaga fungsi saluran
nafas (Airway).
1. Tujuan utama pengobatan syok adalah melaku kan penanganan
awal dan khusus untuk:
Menstabilkan kondisi pasien
Memperbaiki volume cairan sirkulasi darah
Mengefisiensikan system sirkulasi darah
2. Setelah pasien stabil tentukkan penyebab syok
Penangana Awal
 Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
siapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
 Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus
dipastikan bahwa jalan napas bebas.
 Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan
suhu tubuh.
 Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk meminimalkan
risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memeastikan
jalan napasnya terbuka.
Penanganan Khusus
1. Mulailah infus intra vena (2 jika memungkinkan dengan
menggunakan kanula atau jarum terbesar (no. 6 ukuran terbesar
yang tersedia). Darah diambil sebelum pemberian cairan infus
untuk pemeriksaan golongan darah dan uji kecocockan (cross
match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit.

Anda mungkin juga menyukai