Anda di halaman 1dari 47

[Kurikulum Prodi S1 Ilmu Gizi] [2016/2017]

KURIKULUM

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA


KUPANG

NUSA TENGGARA TIMUR

2016/2017

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 1
[Kurikulum Prodi S1 Ilmu Gizi] [2016/2017]

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat-Nya kami Tim Dapat menyusun rancangan kurikulum dan panduan akademik

Program Studi Ilmu Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara. STIKES

Nusantara sejatinya berdiri untuk mengurangi masalah kesehatan yang terjadi di

Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan salah satu permasalahan

kesehatan yang marak terjadi adalah permasalahan gizi. Hal inilah yang menjadi cikal

bakal berdirinya Program Studi S1 Ilmu Gizi yaitu untuk menyediakan tenaga

kesehatan yang berkompeten dan berdaya saing tinggi. Untuk mencapai tujuan

tersebut maka diselenggarakannya sistem pendidikan yang berkualitas dengan

mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dan stakeholder akan kompetensi yang

harus dimiliki oleh tenaga kesehatan.

Program studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang

memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam suatu jenis pendidikan

akademik, profesi, dan/atau pendidikan vokasi. Menurut UU No. 20 tahun 2003,

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Capaian pembelajaran

program studi Gizi (S1) stikes nusantara kupang merujuk pada SN-DIKTI

(Permendikbud No. 49 Tahun 2014) dan memiliki level sesuai dengan jenjang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/KKNI (Perpres No. 8 Tahun 2012). Hal ini

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 2
[Kurikulum Prodi S1 Ilmu Gizi] [2016/2017]

dimaksudkan ada kesetaraan antara kompetensi yang dibentuk selama perkuliahan

dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

Kupang, September 2016

Tim Penyusun

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 3
[Kurikulum Prodi S1 Ilmu Gizi] [2016/2017]

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................ 2


Daftar Isi...................................................................................................... 4
Struktur Organisasi Prodi S1 Gizi ............................................................... 5
Visi dan Misi STIKES Nusantara ............................................................... 6
Visi dan Misi Prodi S1 Ilmu Gizi................................................................ 8
1. Pendahuluan ............................................................................................ 10
2. Rancangan Kurikulum ............................................................................ 14
3. Metode Pembelajaran dan Suasana Akademik ....................................... 32

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 4
[Kurikulum Prodi S1 Ilmu Gizi] [2016/2017]

STRUKTUR ORGANISASI
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA

Unit Jaminan Mutu Ketua Program Studi


Firmanu Cahyono, SKM, M.Kes Habsibah M.M. Betty, S.Gz, M.Kes

Sekretaris Program Studi


Agnes A. Rihi Leo

Bidang Akademik Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Muhamad Saleh, SKM, M.Kes Elsye Manukoa, SKM, M.Kes Herlina Tandirerung, SKM, M.Kes

Kurikulum Proses Belajar Mengajar


Maria F. Dete Dellu, SKM, M.Gizi Oktavianus Matabesi, S.Pd, M.Pd

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 5
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

VISI DAN MISI STIKES NUSANTARA

Visi

Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Unggulan yang bertaraf nasional dalam

waktu 5 tahun dan bertaraf internasional dalam waktu 15 tahun.

Misi

1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran melalui penggunaan

berbagai teknologi pendidikan sesuai dengan standar yang dapat dilaksanakan

dengan pendekatan keilmuan secara komperhensip berdasarkan kebutuhan

dan kompetensi pendidikan.

2. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang mempunyai

kemampuan professional dalam mengelola pendidikan dan pengajaran.

3. Meningkatkan sarana dan sarana fisik pendidikan dan pengajaran sesuai

dengan standard mutu nasional dan internasional.

4. Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam penelitian bidang kesehatan

untuk menngkatkan IPTEK.

5. Mendidik tenaga kesehatanprofesional yang berkualitas prima berstandar

nasional dan internasional sesuai dengan tuntutan dan perkembangan

masyarakat.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 6
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

6. Menjalin kerja sama multi sektor dalam menyelenggarakan pendidikan dan

pengajaran untuk memenuhi permntaan tenaga kesehatan di dalam dan luar

negeri.

7. Mencetak sumber daya manusia yang professional, unggul, dan berjiwa

entrepreneurship.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 7
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI ILMU GIZI

VISI

Menjadi program studi Gizi (S1) yang unggul di tingkat Provinsi Nusa Tenggara

Timur, nasional dan internasional, dengan berorientasi pada kebutuhan masyarakat

dan perkembangan IPTEK berdasar pada ilmu, moral dan etika profesi.

MISI

1. Meningkatkan kualitas dan pengajaran pendidikan sarjana Gizi melalui

penggunaan berbagai teknologi pendidikan sesuai dengan standar yang dapat

dilaksanakan dengan pendekatan keilmuan secara comprehensive berdasarkan

kebutuhan dan kompetensi pendidikan.

2. Menyelenggarakan pendidikan sarjana Gizi secara profesional dengan berbasis

metode pembelajaran modern berdasarkan moral dan etik.

3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan

profesional dan unggul dalam mengelola pendidikan dan pengajaran dibidang

pendidikan sarjana Gizi.

4. Meningkatkan sarana dan prasarana fisik pendidikan dan pengajaran sesuai

dengan standar mutu nasional dan internasional.

5. Menyelenggarakan dan berperan aktif dalam penelitian bidang profesi Gizi.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 8
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

6. Mendidik tenaga Gizi secara professional yang berkualitas prima berstandar

nasional dan internasional sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 9
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

1. Pendahuluan

Sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan serta tuntutan

akan adanya ahli gizi di Indonesia, pendidikan gizi telah berdiri dan berkembang

dalam beberapa dekade terakhir. Institusi pendidikan gizi yang dimulai dari program

D1 kini telah mengalami kemajuan yang pesat mengikuti perkembangan di dunia

kesehatan hingga pada tahap pendidikan sarjana (S1) bahkan doktor (S3). Meskipun

demikian, tuntutan akan perkembangan ilmu gizi tidak hanya terbatas pada taraf

akademis saja, melainkan juga pada taraf profesi. Pendidikan profesi gizi yang telah

dikenal luas di dunia barat kini mulai menyebar ke seluruh dunia. Hal ini tidak lain

adalah sebagai implikasi dari ikut meningkatnya standar pelayanan dan kualitas dunia

kesehatan serta semakin kompleksnya masalah kesehatan yang dihadapi manusia

akhir-akhir ini.

Pendidikan profesi gizi di dunia berkembang sangat pesat bahkan beberapa

negara di kawasan Asia Tenggara telah menerapkan pendidikan profesi gizi, namun

peran institusi pendidikan gizi di Indonesia agaknya masih belum optimal dalam

mengejar ketinggalan tersebut. Oleh karena itu, sebelumnya Persatuan Ahli Gizi

Indonesia (PERSAGI) dan Asosiasi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI) telah

melakukan diskusi yang cukup intensif mengenai penyelenggaraan pendidikan

profesi di Indonesia. Salah satu alasan kuat yang menjadi pertimbangan dalam

pendirian pendidikan profesi gizi adalah karena melihat pasar yang sebenarnya cukup

luas di masyarakat. Selain itu, AIPGI juga melihat kemungkinan kurangnya daya

bersaingnya lulusan S1 yang dimiliki saat ini dengan lulusan profesi gizi yang
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 10
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

dihasilkan oleh institusi pendidikan gizi di luar negeri di era globalisasi seperti saat

ini.

Tanggal 11 Februari 2011 di Kampus IPB Baranangsiang Bogor dilakukan

rapat Komisi I AIPGI membahas mengenai Pendirian Profesi Gizi di Indonesia.

Rapat yang dimulai pada pukul 13.00 WIB tersebut bertujuan untuk berbagi

pengalaman penyelenggaraan program sarjana gizi (S.Gz) dan profesi gizi (RD) serta

merumuskan kesepakatan dalam rangka pengembangan pendidikan S.Gz dan RD.

Dalam pertemuan ini hadir 28peserta yang terdiri dari unsur pengurus AIPGI,

PERSAGI, ASDI, ILMAGI, dan pimpinan Program Studi S1 Ilmu Gizi dari 13

Pendidikan Tinggi penyelenggara program S.Gz anggota AIPGI. Dalam rapat

tersebut Prof. Hamam Hadi, MS, Sc.D meyampaikan pembukaannya dengan

melakukan refleksi terhadap perkembangan institusi pendidikan gizi di Indonesia.

“Program Studi Gizi yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia sudah berjumlah

15 dan pada rapat ini diharapkan diperoleh sehingga kualitas pendidikan dan

akreditasi dari masing-masing program studi tidak terlampau jauh. Dari rapat ini juga

diharapkan Program Studi yang berencana menjalankan program dietisien juga

mempertimbangkan mengenai pelaksanaan program spesialis dokter gizi medis/klinis

karena dikhawatirkan akan menimbulkan pertentangan pada pelaksanaannya.”

Sesi presentasi yang dimoderatori oleh Prof. Sulhan, terdapat dua pembicara

yaitu Dr. Ir. Budi Setiawan, MS yang menyampaikan pengalaman penyelenggaraan

pendidikan S1 Gizi di Intitut Pertanian Bogor serta Susetyowati, DCN, M.Kes yang

memaparkan pengalaman pendidikan profesi gizi yang dilaksanakan di Program Studi


Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 11
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. Pihak IPB yang

telah meluluskan sarjana gizi sejak 1981 memaparkan komponen kurikulum yang

dijalankan serta beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam proses akreditasi.

Beliau menyatakan bahwa nilai yang tinggi dapat dicapai jika seluruh stakeholder

memahami visi dan misi yang telah dirumuskan sebelumnya. “Kita juga harus

memiliki sistem audit internal, setiap tahun akan terjadi saling mengaudit sehingga

tiap tahun dapat diketahui masing-masing kekurangan masing-masing. Nilai dari

borang program studi memberikan 75% setelah itu baru unit pengelola dan evaluasi

diri program studi.”

Dalam presentasinya Susetyowati, DCN, M.Kes menjelaskan bahwa Pendidikan

Profesi yang dijalankan di Program Studi Gizi Kesehatan FK UGM mengadopsi

kurikulum dari American Dietetic Association (ADA) dengan 3 bidang yaitu gizi

klinik, gizi institusi dan gizi masyarakat. Ada beberapa kompetensi yang khas di

masing-masing bidang dan ada kompetensi yang harus ada di masing-masing. “Level

kompetensi yang diberlakukan ada 4. Untuk mengaplikasikan yang disepakati di

AIPGI diberlakukan program pendidikan selama 1000 jam. Pada awalnya 900 jam

namun untuk mengakomodasi kenaikan pangkat pada institusi pemerintahkan yang

memberikan poin untuk kenaikan pangkat seperti halnya dokter. Total waktu yang

dialokasikan untuk kegiatan gizi klinik adalah 50%, gizi masyarakat 25% dan gizi

klinik 25%”. Dalam rapat tersebut juga dilakukan kesepakan mengenai beberapa hal

yang terkait dengan pendidikan profesi gizi (Dietetic Internship) di Indonesia. Berikut

ini adalah komponen yang telah disepakati dalam rapat kerja tersebut:
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 12
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

1. Penetapan uji kompetensi profesi gizi;

2. Alokasi waktu penyelenggaraan profesi serta jumlah SKS yang dibutuhkan;

3. Komponen penilaian;

4. Metode pengujian kompetensi;

5. Sertifikasi yang diberikan;

6. Masa berlaku sertifikat;

7. Proses perpanjangan

8. Biaya yang harus dikeluarkan;

9. Waktu pengujian;

10. Kemungkinan multi-entri. Output dari hasil pertemuan adalah adanya hasil

keputusan mengenai penyelenggaraan profesi serta rekomendasi universitas

yang akan menjadi pioner dalam penyelenggaraan profesi di Indonesia.

Perkembangan profesi Gizi yang terjadi dalam lima tahun ini, adalah

meningkatnya permintaan tenaga profesi yang signifikan dengan bertambahnya

jumlah lulusan profesi Gizi. Perkembangan profesi yang relevan sampai dengan saat

ini adalah pemberi asuhan (care provider), manager asuhan klien (manager),

pemimpin komunitas (community leader), peneliti (researcher) dan pendidik

kesehatan (health educator).

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 13
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

2. Rancangan kurikulum

2.1. Profil dan Profesi Lulusan Pragram Studi Gizi

Profil dan profesi lulusan program studi Gizi (S1) adalah sebagai berikut:

A. Profil lulusan program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah:

1. Care Provider.

2. Manager Asuhan Klien.

3. Community Leader.

4. Researcher.

5. Health Educator.

B. Profesi lulusan program studi Gizi (S1), adalah:

1. Bekerja di tatanan pelayanan kesehatan.

Tempat praktik Gizi (S1) di masa depan meliputi pada tatanan klinik (RS);

komunitas; dan praktik mandiri di rumah atau berkelompok. Kemandirian

Gizi dalam melaksanakan perannya sebagai suatu tantangan. Semakin

meningkatnya otonomi sarjana Gizi semakin tingginya tuntutan kemampuan

yang harus dipersiapkan. Di pihak lain, belum jelasnya batas kewenangan

praktik Gizi pada setiap jenjang pendidikan merupakan suatu tantangan bagi

profesi Gizi. Hal tersebut terjadi karena belum dipahaminya atau

dikembangkannya “body of knowledge” Ilmu Gizi. Tenaga Gizi sering

dihadapkan pada suatu dilema karena tidak jelasnya batas kewenangan dalam

pelaksanaan tindakan klinik gizi. Keadaan ini jelas akan berdampak terhadap

peran tenaga Gizi dalam peningkatan kualitas pelayanan.


Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 14
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

2. Bekerja di institusi pendidikan tenaga kesehatan.

Dalam menunjang perkembangan dan proses profesionalisasi tenaga Gizi

Indonesia, maka diperlukan dukungan sumber daya manusia (SGz) yang

berkualitas. Oleh karena itu institusi pendidikan akan memberikan

kesempatan kepada para lulusannya, khususnya yang mempunyai kualifikasi

baik, untuk bekerja sebagai staf pengajar. Bagi para lulusan yang masih

mampu melanjutkan penddikan, dapat meneruskan ke Starta 2 atau

spesialisasi (di Program Studi Ilmu Gizi) sampai dengan tingkat doktoral (S3).

3. Bekerja di luar negeri sebagai tenaga professional.

Sudah sejak 10 tahun yang lalu, kesempatan bagi para sarjana Gizi untuk

bekerja di luar negeri sebagai tenaga profesional dibuka. Sampai dengan saat

ini, jumlah tenaga gizi yang bekerja sangat sedikit. Sedikitnya jumlah sarjana

Gizi yang dapat bekerja di luar negeri lebih disebabkan faktor (1) kurangnya

kemampuan sarjana Gizi dalam berbahasa Inggris, sehingga selalu gagal

setiap mengikuti seleksi; dan (2) kurangnya motivasi tenaga Gizi untuk

bekerja di luar negeri, karena faktor tidak ingin jauh dengan keluarga.

Kesempatan ini kalau dibiarkan akan menjadikan suatu ancaman dimana akan

membawa dampak terhadap kecilnya peluang perawat Indonesia untuk

bekerja di luar negeri.

4. Lain-lain: swasta atau jalur non-linier lainnya (BUMN, industri, klinik),

legislatif/ pemerintahan, dan lain-lainnya.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 15
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Berdasarkan beberapa data yang ada, profesi tenaga Gizi masih sangat diminati

untuk bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta atau BUMN, sebagai tenaga

praktisi di klinik maupun sebagai manajerial. Di masa depan, tenaga Gizi pun

diharapkan ada yang berkiprah di dunia legislatif dan pemerintahan, yang diharapkan

mampu mengadvokasi segala kepentingan profesi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2.2. Analisis Profil

Profil lulusan program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah

melaksanakan peran dan fungsi sebagai pemberi asuhan (care provider), manajer

asuhan klien (manager), pemimpin komunitas (community leader), peneliti

(researcher), dan pendidik kesehatan (health educator). Perkembangan bidang ilmu

Gizi cukup pesat di Indonesia dan luar negeri, sebagaimana dapat dilihat dari bidang

pekerjaan yang dapat diisi lulusan, meliputi ; tempat pelayanan kesehatan

pemerintahan dan swasta, institusi pendidikan di tingkat regional, nasional dan

internasional, dan lain-lainnya (seperti: bandara, kapal, pesawat, kereta api,

perusahaan-perusahaan swasta).

Saat ini, bidang ilmu Gizi telah meningkat sampai dengan program pasca

sarjana (S2 Magister Gizi dan S3 Doktor Ilmu Gizi). Analisis profil Gizi (S1) pada

masa-masa yang akan datang, akan meningkat permintaan lulusan Gizi (S1).

Sedangkan analisis profil profesi dalam kajian pengembangan Gizi (S1) adalah

bidang ilmu Gizi akan terbagi-bagi dalam kompetensi spesialisasi, misalnya: Gizi
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 16
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Keluarga, Gizi Komunitas, Gizi Klinik, Gizi Food Service, Gizi Nutricare,

Manajemen Gizi, pendidikan vokasi, akademik, profesi, magister dan doktor.

2.3. Capaian Pembelajaran Program Studi

Capaian pembelajaran program studi Gizi (S1) stikes nusantara kupang

merujuk SN-DIKTI (Permendikbud No. 49 Tahun 2014) dan memiliki level sesuai

dengan jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/KKNI (Perpres No. 8

Tahun 2012), maka proses penyusunan capaian pembelajaran adalah sebagai berikut:

A. Kualifikasi hasil pendidikan (Learning Outcomes).

Untuk mencapai kualifikasi hasil pendidikan, maka komposisi kurikulum

dirancang pada program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang, adalah

sebagaimana pada Tabel 1.

Tabel 1. Keterkaitan elemen kompetensi dan struktur kurikulum

Kurikulum Inti Kurikulum Institusional

Elemen Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kompetensi

utama Pendukung Lainnya

Landasan Kepribadian

Penguasaan Ilmu dan Keterampilan

Kemampuan Berkarya 60% 30% 10%

Pemahaman Kaidah Berkehidupan

Bermasyarakat

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 17
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Adapun rumusan capaian pembelajaran (learning outcome) dari program studi

Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang, adalah sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dalam menjalin hubungan interpersonal.

2. Melaksanakan asuhan Gizi profesional ditatanan klinik dan komunitas dengan

menggunakan hasil penelitian serta menerapkan aspek etik legal dalam

praktik.

3. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen Gizi.

B. Kompetensi program studi Gizi (S1).

Tahapan selanjutnya setelah penetapan profil lulusan adalah penetapan

kompetensi. Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetensi secara global

diperlukan patokan dalam penentuan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang

sarjana Gizi di berbagai institusi penyelenggara pendidikan sarjana Gizi di Indonesia.

Adapun keterkaitan antara kompetensi, unit kompetensi dan area pencapaian

program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah sebagaimana pada Tabel 2.

Tabel 2. Kompetensi, Unit Kompetensi dan Area Pencapaian Program Studi S1 Gizi
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 18
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

No Kompetensi Unit Kompeteni Area Pencapaian

1 Berkomunikasi efektif 1. Mampu melakukan komunikasi Di Seluruh area

dalam menjalin yang efektif dalam pemberian praktik Klinik.

hubungan asuhan Gizi.

interpersonal. 2. Mampu menggunakan

keterampilan interpersonal yang

efektif dalam kerja tim.

3. Mampu menggunakan teknologi

dan informasi kesehatan yang

efektif dan bertanggung jawab.

2 Melaksanakan asuhan 1. Mampu menggunakan proses Di seluruh area

Gizi profesional di asuhan Gizi dalam menyele- praktik Klinik,

tatanan klinik dengan saikan masalah klien dengan terutama area gizi

menerapkan aspek etik mengembangkan pola pikir yang komunitas, gizi

dan legal. kritis, logis dan etis dalam keluarga, gizi klinik,

mengembangkan asuhan Gizi. gizi nutricare, gizi

2. Mampu memberikan asuhan yang food service dan

berkualitas secara holistik, manajemen gizi.

kontinyu, dan konsisten.

3. Mampu menggunakan teknologi

dan informasi kesehatan secara

efektif dan bertanggung jawab.

4. Mampu menjalankan fungsi

advokasi untuk mempertahankan

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 19
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

hak klien agar dapat mengambil

keputusan untuk dirinya.

5. Mampu menggunakan prinsip-

prinsip peningkatan kualitas

berkesinambungan dalam praktik

Gizi.

6. Mampu mempertahankan

lingkungan yang aman secara

konsisten melalui penggunaan

strategi manajemen kualitas dan

manajemen risiko.

7. Mampu melaksanakan pelayanan

kesehatan sesuai dengan

kebijakan yang berlaku dalam

bidang kesehatan.

8. Mampu memberikan dukungan

kepada tim asuhan dengan

mempertahankan akuntabilitas

asuhan Gizi yang diberikan.

9. Mampu mewujudkan lingkungan

bekerja yang kondusif.

10. Mampu mengembangkan potensi

diri untuk meningkatkan

kemampuan professional.

11. Mampu berkontribusi dalam

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 20
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

mengembangkan profesi Gizi.

12. Mampu menggunakan hasil

penelitian untuk diterapkan dalam

pemberian asuhan Gizi.

3 Melaksanakan asuhan 1. Mampu menggunakan proses Di area Gizi Klinik

Gizi profesional di asuhan Gizi dalam menyelesaikan (Panti Jompo dan

tatanan komunitas. masalah klien di tatanan Rumah Sakit, poli

komunitas. geriatri), keluarga

2. Mampu bekerjasama dengan dan komunitas

unsur terkait di masyarakat dalam (Desa Siaga).

menerapkan asuhan Gizi

komunitas.

3. Mampu mengembangkan

program yang kreatif dan inovatif

di tatanan komunitas dalam aspek

promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitative.

4. 4. Mampu melaksanakan terapi

modalitas dan/atau

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 21
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

komplementari sesuai dengan

kebutuhan klien.

4 Mengaplikasikan 1. Mampu merencanakan kebutuhan Di area Gizi Klinik,

kepemimpinan dan Gizi secara berkelompok. Gizi Keluarga, gizi

manajemen Gizi. 2. Mampu mengorganisasikan nutricare, gizi food

manajemen Gizi secara service dan

berkelompok. manajemen gizi.

3. Mampu mencegah dan

menyelesaikan konflik di dalam

tim.

4. Mampu memberikan pengarahan

kepada anggota timnya.

5. Mampu melakukan evaluasi

terhadap anggota timnya.

6. Mampu menerapkan gaya sesuai

dengan kondisi lapangan.

Adapun rumusan kompetensi pendukung adalah:

1. Mampu menguasai satu keahlian dalam lingkup Gizi klinik.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 22
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

2. Mampu mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam

manajemen Gizi.

3. Mampu menjadi fasilitator Desa Siaga.

4. Mampu melakukan pengkajian, diagnosis, dan pemberian intervensi asuhan

Gizi berbasis komunitas (community mental health nutrition) baik melalui

upaya promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.

2.4. Matriks Bahan Kajian yang Diturunkan dari Capaian Pembelajaran

Matriks bahan kajian yang diturunkan dari capaian pembelajaran pendidikan

sarjana Gizi Stikes Nusantara Kupang, adalah sebagaimana pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks bahan kajian materi pembelajaran program studi s1 gizi

Unit Kompetensi Bahan Kajian Materi Pembelajaran

Mampu mewujudkan lingkungan 1. Berkomunikasi profesional dan kaitannya dengan pelayanan Gizi.

bekerja yang aman. 2. Berkomunikasi dalam konteks sosial dan keanekaragaman budaya

dan keyakinan.

3. Mempertahankan K3.

4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior, atau profesi lain.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 23
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Mampu menggunakan keterampilan 1. Menerapkan pola komunikasi efektif untuk kepentingan kepuasan

interpersonal yang efektif dalam pelanggan, dalam berkolaborasi dan kerja tim.

kerja tim dan pemberian asuhan 2. Membina hubungan kerja secara baik dengan pihak lain yang

Gizi dengan mempertahankan terkait.

hubungan kolaboratif.

Mampu merancang, melak-sanakan 1. Mengidentifikasi fenomena klien dan lingkungan.

proses penelitian sederhana serta 2. Menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian.

meman-faatkan hasil pene-litian 3. Mengembangkan instrument penelitian.

dalam upaya peningkatan kualitas 4. Melakukan pengumpulan data.

asuhan Gizi. 5. Menganalisis data.

6. Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian.

Mampu mengembangkan pola pikir 1. Menyelesaikan masalah klien secara efektif dan efisien serta

kritis, logis, dan etis dalam sistematis.

mengembangkan asuhan Gizi. 2. Menindaklanjuti hasil dari penyelesaian masalah klien.

Mampu mengikuti perkembangan 1. Menggunakan perangkat IT dan jaringan untuk mengakses

iptek di bidang Gizi. perkembangan teknologi terkini dalam Gizi.

2. Menerapkan klasifikasi intervensi dan outcome dalam asuhan Gizi

(Standar, atau yang lainnya).

Mampu mengembangkan potensi

diri untuk meningkatkan

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 24
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

kemampuan professional.

1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah ilmu Gizi.

2. Terlibat dalam diskusi tentang layanan kesehatan dan Gizi.


Mampu berkontribusi dalam

mengembangkan profesi Gizi.

Mampu mengembangkan potensi 1. Melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat (long life

diri untuk memper-tahankan learning).

kompetensi. 2. Mewujudkan perubahan yang positif untuk kepentingan klien,

layanan, dan profesi.

2.5. Mata Kuliah yang Mengait pada bahan kajian

Setelah bahan kajian ditetapkan berdasarkan unit kompetensi yang telah

dirumuskan bersama stakeholder, maka tahap berikutnya adalah penyusunan mata

kuliah.

Adapun mata kuliah yang mengait pada bahan kajian program studi: Gizi (S1) Stikes

Nusantara Kupang adalah sebagaimana pada Tabel 4.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 25
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Tabel 4. Mata Kuliah yang mengait pada bahan kajian program studi s1 ilmu gizi

stikes nusantara

Stase Mata Kuliah Bobot Penjabaran

SKS

I Ilmu gizi dasar 3 Kegiatan ini bersifat efektif dan spesialisasi yang

dilaksana-kan di akhir stase dalam siklus tahapan

pendidikan profesi.

II Gizi kuliner 3 Mata kuliah ini untuk memperoleh kadar

kecukupan dan ketercapaian dari seluruh unit

kompetensi yang telah ditetapkan, termasuk

kemungkinan dilakukaknya extursion learning ke

rumah sakit khusus ibu dan anak.

III Pengawasan mutu 3 Mata kuliah ini untuk memperoleh kadar

makanan kecukupan dan ketercapaian dari seluruh unit

kompetensi yang telah ditetapkan.

IV Biomolekuler Gizi 3 Mata kuliah ini difokuskan pada pengembangan

beberapa unit kompetensi khusus di bidang ilmu

Gizi.

V Manajemen Gizi 3 Mata kuliah ini difokuskan pada strategi

pengembangan kompetensi terutama peluang bagi

peserta didik untuk meng-aplikasikan dan

mengevaluasi pelaksanaan MPKP seta penerapan

teknologi informasi dalam manejemen Gizi.

VI Survey Konsumsi 3 Mata kuliah ini difokuskan pada pencapaian

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 26
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

kompetensi lulusan, yaitu: kompetensi survey-

survey Gizi untuk penelitian dan pengabdian

masyarakat.

VII Ilmu Gizi dalam Daur 6 Mata kuliah ini difokuskan pada kompetensi

Kehidupan dengan kekhususan Gizi di klinik dan masyarakat.

VIII Gizi Keluarga dan 6 Mata kuliah ini merupakan bagian dari upaya

Komunitas aktualisasi keunggulan profesi dalam bidang Gizi

komunitas dengan ruang lingkup pemberdayaan

masyarakat dalam mengimplemen-tasikan desa

siaga. Peserta didik diberikan peran sebagai

fasilitator desa siaga, dimana satu desa dipimpin 2-

3 orang peserta didik, sehingga peserta didik benar-

benar mampu menguasai kompe-tensinya dalam

hal mengorganisasikan dan memobilisasi

partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan

kesehatan, khususnya dalam aspek promosi,

pencegahan, dan rehabilitasi.

2.6. Susunan Mata Kuliah Per Semester Berikut Bobotnya

Jumlah SKS untuk kelulusan sarjana Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang

adalah 148 SKS, yang tersusun dalam mata kuliah wajib: 144 SKS dan mata kuliah

pilihan: 4 SKS.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 27
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Adapun susunan mata kuliah per semester beserta bobotnya pada program

studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang, adalah sebagaimana pada Tabel 5.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 28
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Tabel 5. Susunan Mata Kuliah Program Studi S1 Gizi Stikes Nusantara Kupang

sks MK dalam Kurikulum


Bobot Unit/ Jur/ Fak
Smt Kode MK Nama Mata Kuliah*
sks Penyelenggara
Inti** Institusional
I GZ.1.2.PKN Pancasila dan Kewarganegaraan 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.1.2.B.INA Bahasa Indonesia 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.1.02.B.ING Bahasa Inggris 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.1.03.BIMA Biologi Manusia 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.1.02.PSIKES Psikologi 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.1.03.ANFIS Anatomi Fisiologi I 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.1.03.KISAR Kimia Dasar 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.1.03.IGD Ilmu Gizi Dasar 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
Jumlah 20 14 6
II GZ.2.2.AG Agama 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.2.2.ISBD Ilmu Sosial Budaya Dasar 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.2.2.ANFIS Anatomi Fisiologi II 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.2.2.BIOG Biokimia Gizi 4 4 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.2.2.MAT Matematika 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.2.2.IBM Ilmu Bahan Makanan Dasar 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.2.2.ZIKUL Gizi Kuliner 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.2.2.ELFIL Etika Logika dan Filsafat 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.2.2.BIP Bahasa Inggris Profesi I 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
Jumlah 21 13 8
III GZ.3.2.IBM Ilmu Bahan Makanan Lanjut 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.3.2.AZZI Analisis Zat Gizi 3 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.3.3.IGDK Ilmu Gizi Daur Kehidupan 3 2 - Prodi Ilmu Gizi

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 29
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

GZ.3.2.KOMSAR Komunikasi Dasar 2 2 - Prodi Ilmu Gizi


GZ.3.3.PSG Penilaian Status Gizi 3 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.3.2.EPIG Epidemiologi Gizi Dasar 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.3.2.WIPAG Kewirausahaan Pangan dan Gizi 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.3.2.MANAJ Manajemen 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.3.2.IKM Ilmu Kesehatan masyarakat 2 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.3.2.BIP Bahasa Inggris Profesi II 2 - 3 Prodi Ilmu Gizi
Jumlah 23 15 7
IV GZ.4.2.STADAR Statistik Dasar 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.4.2.MIPA Mikrobiologi Pangan 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.4.2.PAGID Patofisiologi Gizi Dasar 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.4.2.PMM Pengawas Mutu Makanan 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.4.2.DIED Diet Etika Dasar 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.4.2.METPEN Metodologi Penelitian 3 - 3 Prodi Ilmu Gizi
GZ.4.2.EPAG Ekonomi Pangan dan Gizi 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.4.2.TEKDA Teknologi Pangan 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.4.2.BIP Bahasa Inggris Profesi III 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
Jumlah 22 15 7
V GZ.5.2.STAS L Statistik Lanjut 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.5.2.DIEL Diet Etika Lanjut 3 - 3 Prodi Ilmu Gizi
GZ.5.2.EPIG Epidemiologi Gizi Lanjut 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.5.2.PAGIL Patofisiologi Gizi Lanjut 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.5.2.MSPM MSPM III 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.5.2.MEM Metabolisme Energi dan 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
Mikronutrien
GZ.5.2.FARMA Famakologi 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.5.2.MADA Manajemen Analisa Data 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
Jumlah 18 11 7

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 30
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

VI GZ.6.3.PPG Perancangan Prog Gizi 3 3 - Prodi Ilmu Gizi


GZ.6.2.SMK Sanitasi Makanan & Keselamatan 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.6.2.ISU Issue di Bidang Gizi 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.6.3.PKP Penyuluh, Konsultasi dan 3 3 - Prodi Ilmu Gizi
pelatihan Gizi
GZ.6.2.IMUG Imunologi dan Gizi 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.6.2.EPHK Etika Profesi dan Hk Kes 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.6.2.PROPEN Proposal Penelitian 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.6.2.MITRONUT Metabolisme Mikro Nutrien 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.6.2.MSPM Manajemen Sistem penye 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
lenggaraan Mak. Lanjut
GZ.6.2.IT Infomasi Teknologi 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
Jumlah 22 14 8
VII GZ.7.2.IPG Implementasi Prog. Gizi 2 2 - Prodi Ilmu Gizi
GZ.7.2.SURPATZI Survey Cepat Gizi 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.7.2.PMD Pemberdayaan Masyarakat Desa 2 *) - - Prodi Ilmu Gizi
*)
GZ.7.2.MENCAD Manaj. Katering Diet *) 2 *) - - Prodi Ilmu Gizi
GZ.7.2.MUGIZ Multimedia Gizi *) 2 *) - - Prodi Ilmu Gizi
GZ.7.2.ZIGAR Gizi Kebugaran *) 2 *) - - Prodi Ilmu Gizi
GZ.7.2.REKPANG Rekayasa Pangan *) 2 - 2 Prodi Ilmu Gizi
GZ.7.2.SKRIPSI Skripsi 4 - 4 Prodi Ilmu Gizi
Jumlah 10 2 8
VIII GZ.8.4.PKL.PGK PKL Pelayanan Gizi Klinik 4 - 4 Prodi Ilmu Gizi
GZ.8.4.PKL.PGI PKL Pelayanan Gizi Inztituzi 4 - 4 Prodi Ilmu Gizi
GZ.8.4.PKL.PGM PKL Pelayanan Gizi Masyarakat 4 - 4 Prodi Ilmu Gizi
Jumlah 12 - 12
Total SKS 148

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 31
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Dari susunan mata kuliah program studi Gizi (S1) pada tabel 8 diatas, maka

rancangan kurikulum pendidikan Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah 148

SKS, dengan masa studi: 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) tahun

3.1. Metode dan Bentuk Pembelajaran yang Diadopsi

Beberapa metode dan bentuk pembelajaran yang diadopsi pada program studi

Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah sebagai berikut:

A. Pre dan post conference

Sebelum memulai konferensi kasus dalam rangka pembahasan kasus tertentu

yang ditetapkan Clinical Instructor di lahan praktik saat stase di bidang keilmuan

tertentu, mahasiswa tahap profesi diberikan pre-test dan kemudian dilakukan post-test

pasca konferensi selesai. Soal pre-test dan post-test dibuat sebagi hasil kerjasama

antara pembimbing institusi (preseptor) dan pembimbing lahan praktik (CI) atau

mentor. Soal pre-test dan post-test ditujukan untuk mengukur tingkat pengetahuan

mahasiswa peserta pendidikan yang berkaitan dengan kasus yang dibahas dalam

kegiatan konferensi kasus (case conference).

B. Tutorial individual

Kegiatan tutorial individual merupakan proses bimbingan intensif dari

seorang mentor dan preseptor yang telah ditetapkan institusi pendidikan maupun

institusi. Tutorial dilaksanakan di lahan praktik yang dilakukan secara terjadwal atau

pun elektif bergantung pada inisiatif mahasiswa dan dosen.


Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 32
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

C. Diskusi Kasus

Kegiatan pembelajaran lainnya adalah diskusi kasus. Kegiatan diskusi kasus

dilaksanakan selama kegiatan visite pagi dan visite malam bersama anggota tim

kesehatan lainnya, seperti dokter ahli, spesialis Gizi, atau tenaga kesehatan lainnya.

D. Case Report dan Overan Dinas

Laporan Kasus merupakan metode pembelajaran yang dipraktikkan secara

rutin dalam setiap pembelajaran klinik di lahan praktik. Dengan waktu studi 8 jam per

hari, seorang mahasiswa yang stase di bagian tertentu harus membuat dan

menyampaikan laporan kasus atas semua klien yang dalam tanggung jawab

observasinya kepada perawat dalam shift yang berbeda dalam kegiatan operant

(pergantian antar waktu jaga), misalnya shift pagi ke shift sore, shift sore ke shift

malam, dan shift malam ke shift pagi.

E. Pendelegasian Kewenangan Bertahap

Salah satu metode belajar untuk mengasah kemandirian mahasiswa peserta

program praktek adalah dengan memberikan delegasi kewenangan secara bertahap

berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi pencapaian kompetensi mahasiswa secara

berkelanjutan.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 33
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

F. Mini Seminar tentang klien dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini

Mini Seminar dilaksanakan sesuai kebutuhan dan kesepakatan antara CI dan

peserta didik, Mini Seminar diikuti oleh semua mahasiswa yang stase di bagian yang

sama pada satu siklus. Kegiatan seminar dilaksanakan dengan tujuan membahas

masalah Gizi serta membahas berbagai alternatif, khususnya dalam perspektif ilmu

Gizi.

G. Problem Solving for Better Health

Metode pembelajaran lainnya adalah belajar memecahkan masalah dengan

tujuan memperoleh outcome yang lebih baik.Kegiatan ini tidak saja melibatkan CI

dan preseptor dari institusi, tetapi juga melibatkan ahli lainnya (spesialis Gizi).

Kegiatan ini juga bisa diteruskan dengan pemberian penugasan terstruktur kepada

mahasiswa melalui penulisan referat sehingga mahasiswa benar-benar dihadapkan

pada bagaimana caranya memberikan laporan sesuai dengan teori dan konsep terbaru

atau pemberian asuhan Gizi yang berbasis bukti (evidence-based learning).

H. Pengelolaan Asuhan Inovatif

Pada tahapan tertentu, mahasiswa juga diberikan kesempatan selama

mengelola kliennya untuk mengembangkan berbagai inovasi dalam pengelolaan

kepada klien. Inovasi yang dimaksud merupakan cara/metode/pendekatan baru dalam

mengelola klien sehingga klien memperoleh kepuasan dan/atau outcome yang baik

dari pemberian asuhan yang diberikannya.


Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 34
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Metode pembelajaran pada tahap pendidikan sarjana Gizi berfokus pada pelaksanaan

pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didiknya. Sedangkan

kegiatan evaluasi pada tahapan ini lebih terfokus pada pembuktian bahwa peserta

didik telah memiliki kompetensi yang ditetapkan dan disertai dengan kemandirian

dalam menjalankan kompetensinya sebagai cerminan kewenangan telah dimiliki.

3.2. Cara Mengembangkan Suasana dan Interaksi Akademik dan Perilaku

Cara-cara dalam mengembangkan suasana dan interaksi akademik dan

perilaku pada program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah:

A. Tersedianya wahana praktik yang kondusif (sarana dan prasarana) untuk

menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir kritis, menyelesaikan masalah,

dan mengambil keputusan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

B. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan tahap profesi, buku

log, dan modul praktik.

C. Tersedianya preseptor/mentor untuk penyelenggaraan pendidikan akademik.

D. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorientasi pada tahap pembelajaran

sederhana ke kompleks dengan memfokuskan pada pengetahuan, keterampilan,

dan sikap untuk mencapai kompetensi profesional seorang sarjana Gizi.

E. Pembelajaran dengan cara: pre post conference, tutorial individual, diskusi kasus,

case report, mini seminar, problem solving for better health dan pengasuhan

asuhan inovatif.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 35
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

F. Penilaian kompentensi, meliputi: proses pendidikan sarjana Gizi, pendidikan

kesehatan, kode etik, advokasi, ketrampilan teknis, terapi modalitas, terapi

komplementer dan lintas budaya.

G. Adanya tata tertib peserta program studi Gizi (S1).

3.3 Rancangan Proses Pembelajaran yang Terkait dengan Penelitian Mahasiswa

Tugas Akhir

Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa

tugas akhir program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah:

A. Kompetensi Gizi

Mahasiswa menyelesaikan masalah klien (individu, keluarga, dan masyarakat)

dengan mengguna-kan pendekatan proses akademik yang terdiri dari pengkajian,

diagnosa Gizi, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi.

B. Pendidikan Gizi dan Kesehatan.

Mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan pendidikan Gizi dan kesehatan dan

penyuluhan kesehatan klien untuk melakukan tindakan pencegahan primer,

sekunder dan tersier.

C. Legal – Etik.

Mahasiswa memilih tindakan sesuai dengan SOP, tanggung jawab, dan

kewenangannya.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 36
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

D. Fungsi Advokasi.

Mahasiswa dapat bertindak untuk membela kepentingan (hak-hak) klien.

E. Lintas Budaya Mahasiswa mengidentifikasi masalah klien yang terkait dengan

budaya serta penyelesaiannya.

F. Keterampilan Teknis Mahasiswa melakukan tindakan akademik yang sesuai

dengan Standard Operating Procedure (SOP).

G. Terapi Modalitas dan Komplementer.

Mahasiswa mampu melakukan minimal satu jenis terapi modalitas sesuai dengan

kebutuhan klien.

3.4. Rancangan Proses Pembelajaran yang Terkait dengan Pengabdian Masyarakat

Rancangan proses pembelajaran yang terkait dengan pengabdian masyarakat

pada program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah:

A. Log Book.

Log book merupakan buku yang berisi catatan tentang seluruh aktivitas yang

dilakukan mahasiswa peserta program pendidikan sarjana Gizi selama bekerja

dalam 1 (satu) shift di lahan praktik. Format Log book terdiri dari beberapa kolom

di antaranya: nomor, tanggal dan jam, jenis aktifitas/kegiatan, hasil yang

diperoleh, kendala/hambatan, rencana kegiatan selanjutnya, serta paraf konsultan

dan pembimbing.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 37
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

B. Direct Observasional of Preocedure Skill.

Metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung yang dilakukan CI/mentor

atau preseptor kepada mahasiswa saat melakukan tindakan akademik atau

memberikan asuhan Gizi kepada klien di lahan praktik. Biasanya penguji

menggunakan daftar tilik atau check list yang berisi urutan prosedur kerja

pelaksanaan tindakan.

C. Case Test atau Student Oral Case Analysis.

SOCA atau dikenal juga dengan OSOCA merupakan metode analisis kasus yang

dilakukan melalui tes lisan dan diukur secara objektif. Tujuan SOCA ini adalah

untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kasus klinis

berdasarkan konsep yang komprehensif. Mahasiswa diharapkan untuk

menganalisis kasus dengan menjelaskan masalah dan bagaimana mekanisme dasar

terjadinya permasalahan tersebut; membuat diagnosis Gizi yang rasional; dan

menjelaskan pemberian terapi dengan menerapkan berbagai ilmu-ilmu dasar Gizi.

D. Clinical incident report.

Metoda lainnya untuk menilai penguasaan kompetensi mahasiswa dalam tahap

pendidikan sarjana Gizi adalah pembuatan Laporan Insiden Klinik (Clinical

Incident Report). Laporan ini digunakan sebagai media pembelajaran agar

mahasiswa dapat terhindar dari berbagai insiden di kemudian hari pada saat

mereka menjalani profesinya sebagai tenaga kesehatan melalui pendekatan


Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 38
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

sistemik. Pelaporan insiden klinik dilakukan dengan mengikuti format yang telah

disediakan oleh institusi pendidikan. Terhadap insiden klinik yang ditemukan

mahasiswa, maka mahasiswa wajib mendiskusikannya dengah CI dan preseptor

pada saat melaksanakan kegiatan supervisi.

3.5. Sistem/Pola Pembelajaran yang dapat Mengantarkan Lulusan mampu Membuat

Karya Ilmiah/Nyata Layak Publikasi

Sistem atau pola pembelajaran yang dapat mengantarkan lulusan mampu

membuat karya ilmiah atau nyata layak publikasi program studi Gizi (S1), adalah:

A. Objective Structured Clinical Examination (OSCE).

OSCE merupakan akronim dari Objective Structured Clinical Exam, merupakan

suatu pengujian atau penilaian berbasis kinerja (performance-based testing) yang

digunakan untuk mengukur kompetensi klinik mahasiswa. Selama pelaksanaan

ujian, mahasiswa diamati dan dievaluasi melalui serangkaian station/stase yang

terdiri dari kegiatan anamnesis, pemeriksaan fisik, penetapan diagnosis, pemberian

tindakan keperawatan, dan penyusunan dokumentasi keperawatan. OSCE bisa

dilaksanakan terhadap klien secara langsung maupun simulasi.

B. Problem Solving Skill.

Bentuk evaluasi lainnya adalah bagaimana mahasiswa dilatih untuk terampil

memecahkan masalah-masalah klinis dan dilanjutkan dengan mengambil

keputusan yang tepat berdasarkan hasil analisis masalah yang akurat.Penilaian


Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 39
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

kompetensi dalam pemecahan masalah klinis dapat dilakukan secara integrasi

dalam OSCE, SOCA, tutorial, maupun dalam kegiatan yang terstruktur seperti

pemberian penugasan dan lain sebagainya.

C. Kasus Lengkap/Kasus Singkat.

Kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi mahasiswa juga dilakukan melalui

pemberian deskripsi kasus singkat maupun kasus lengkap dari satu klien dengan

gangguan tertentu. Pemberian kasus singkat dan lengkap ini dapat dilakukan

dalam sesi ujian atau bimbingan tutorial.

D. Portfolio.

Portfolio didefinisikan sebagai “a collection of evidence which demonstrates the

continuing-acquisition of skills, knowledge, attitudes, understanding and

achievement, as well as reflection on the current stage of learning, development

and activity of the individual”. Yaitu suatu koleksi atau kumpulan atas bukti yang

menunjukkan penguasaan keterampilan, pengetahuan, sikap, pemahaman, dan

prestasi secara berkelanjutan, sebagai bagian dari proses refleksi terhadap

pembelajaran, pengembangan, dan aktifitas individu.

Portfolio sebagai suatu koleksi/kumpulan yang bertujuan terhadap berbagai hasil

kerja mahasiswa yang merepresentasikan kinerja/kompetensi, kemajuan belajar,

dan prestasi secara keseluruhan dalam suatu program studi. Adapun tujuan dari

portfolio ini adalah untuk:


Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 40
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

1. Mendemonstrasikan dan menggambarkan pengalaman-pengalaman belajar

melalui penye-diaan berbagai bukti berupa konsep-konsep dan prinsip-prinsip

dari pengalaman yang diaplikasikan dalam setting praktik klinik. Dalam hal ini,

dapat berupa hasil pendokumen-tasian terhadap beberapa tindakan asuhan Gizi

yang telah diberikan mahasiswa ke kliennya.

2. Merekam kemajuan belajar mahasiswa selama pendidikan sarjana Gizi.

3. Menjamin pengembangan kompetensi profesional sebagai calon sarjana Gizi.

4. Mendorong pendidikan berkelanjutan dan dapat dijadikan sebagai alat dalam

pengem-bangan kompetensi praktikal secara berkelanjutan.

5. Menekankan pengalaman klinik yang mengesankan pada mahasiswa.

6. Menjadi media untuk mengatasi kesenjangan antara mahasiswa dengan para

praktisi professional.

7. Menunjukkan pencapaian prestasi mahasiswa yang dapat digunakan untuk

penempatan praktik dan menguji potensi calon pegawai.

8. Mempromosikan kompetensi mahasiswa terhadap calon pengguna lulusan

(meningkatkan marketabilitas lulusan) dan mempromosikan pembelajaran

sepanjang hayat.

3.6. Sistem Pembobotan dan Beban Belajar

Sistem pembobotan dan beban belajar program studi Gizi (S1) Stikes

Nusantara Kupang adalah sebagai berikut:

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 41
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

A. Sistem Pembobotan

1. Diskusi Tutorial

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 8 jam kegiatan diskusi tutorial, ditambah dengan 16-

32 jam kegiatan mandiri

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 8 jam kegiatan diskusi tutorial, ditambah dengan 16

jam persiapan dan 8 jam kegiatan evaluasi

2. Perkuliahan

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 16 jam kegiatan kuliah, 16 jam tugas terstruktur, dan

16 jam kegiatan mandiri

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 16 jam kegiatan kuliah, 16 jam kegiatan persiapan

dan evaluasi, dan 16 jam kegiatan pengembangan materi

3. Praktikum

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan praktikum di laboratorium

ditambah dengan 16 jam kegiatan mandiri

b. Untuk Staf Pengajar


Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 42
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan praktikum di laboratorium

ditambah dengan 16 jam kegiatan persiapan dan evaluasi

4. Pelatihan Ketrampilan Medik

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan pelatihan ketrampilan medik di

laboratorium, ditambah dengan 24-32 jam kegiatan mandiri

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 24-32 jam kegiatan pelatihan ketrampilan medik di

laboratorium, ditambah dengan 8 jam persiapan dan evaluasi

5. Kerja Lapangan dan Klinik

a. Untuk peserta didik

1 SKS setara dengan 32 jam kegiatan kerja di lapangan atau klinik

b. Untuk Staf Pengajar

1 SKS setara dengan 32 jam kegiatan pembimbingan di lapangan atau

klinik termasuk evaluasi.

Bila dilakukan konversi kegiatan dalam satuan jam, maka beban SKS (Satuan

Kredit Semester) dapat dilihat pada Tabel 6.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 43
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

Tabel 6. Beban SKS Kegiatan dalam Kurikulum

No. Jenis Kegiatan Beban SKS per Jam

1 Diskusi Tutorial 1/8 = 0,125

2 Perkuliahan 1/16 = 0,063

3 Praktikum 1/24 = 0,042

4 Pelatihan ketrampilan medik 1/24 = 0,042

5 Kerja Lapangan/Klinik 1/32 = 0,031

B. Beban belajar

Pendidikan atau kompetensi Gizi (S1) dapat dicapai dengan masa studi 8

(delapan) sampai 12 (dua belas) semester, dengan perhitungan:

148 SKS x 16 Minggu x 2 Jam = 4.736 Jam

Jika dalam satu minggu 48 jam, maka dibutuhkan masa studi: 99 Minggu.

3.7. Sistem Penilaian Pembelajaran dan Tata Cara Pelaporan Penilaian

A. Sistem penilaian pembelajaran dan tata cara pelaporan penilaian program studi

Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi Akhir Blok

Evaluasi akhir blok dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan seluruh

kegiatan dalam blok. Evaluasi dilakukan dengan tujuan menentukan kelulusan

dalam menempuh blok. Nilai akhir blok terdiri dari komponen: 1) Nilai

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 44
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

tutorial; 2) Nilai praktikum; 3) Nilai tugas; 4) Nilai ujian akhir; 5) Nilai lain.

Bobot masing-masing komponen penilaian ditetapkan oleh tim di masing-

masing blok disesuaikan dengan kebutuhan blok. Untuk kriteria lulus dengan

nilai C, setiap komponen nilai tidak boleh kurang dari 60. Nilai akhir blok

berupa nilai dengan rentang 0-100 dengan penjenjangan seperti pada Tabel 7.

Tabel 7.Skala Penilaian PembelajaranProgram Studi: Gizi (S1)

Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Numerik Kategori

80 – 100 A 4 Istimewa

66 – 79 B 3 Baik

56 – 65 C 2 Cukup

36 – 55 D 1 Kurang

0 – 35 E 0 Kurang Sekali

Remediasi blok diselenggarakan dengan tujuan memberi kesempatan peserta

didik untuk memperbaiki nilai yang kurang. Remediasi ini diselenggarakan di

akhir blok. Remediasi dilakukan untuk memperbaiki salah satu komponen

atau seluruh komponen nilai yang kurang. Mekanisme remediasi ditetapkan

oleh masing-masing blok. Apabila setelah mengikuti remediasi peserta didik

masih belum mencapai nilai batas lulus yang ditetapkan, maka peserta didik

tersebut dinyatakan tidak lulus blok.

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 45
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

2. Evaluasi Akhir Semester

Evauasi akhir semester dilakukan untuk mengetahui perkembangan akademik

peserta didik. Hasil studi selama semester yang bersangkutan dinyatakan

dengan Indeks Prestasi Semester (IPs) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

B. Tata cara pelaporan penilaian program studi Gizi (S1), adalah sebagai berikut:

1. Setiap akhir semester dikeluarkan daftar nilai semester oleh Biro Administrasi

Satu Atap (BASA). Daftar nilai dalam bentuk Kartu Hasil Studi per Semester.

2. Ukuran keberhasilan kemajuan belajar dinyatakan dalam Indeks Prestasi

Semester (IPS), yang dihitung dari semua mata kuliah yang diambil dalam

semester berjalan.

3. Beban studi mahasiswa pada semester berikutnya ditentukan oleh Indeks

Prestasi Semester (IPS) sebelumnya, dengan acuan sebagaimana pada Tabel 8.

Tabel 8. Skala Beban Studi Mahasiswa Program Studi S1 Gizi

Indeks Prestasi Semester Beban Maksimum

IPS < 1,50 14 SKS

1,50 ≤ IPS < 2,00 16 SKS

2,00 ≤ IPS < 2,50 18 SKS

2,50 ≤ IPS < 3,00 20 SKS

3,00 ≤ IPS < 3,50 22 SKS

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 46
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]

IPS ≥ 3,50 24 SKS

4. Lulusan program studi Gizi (S1) diberikan predikat kelulusan yang terdiri dari

3 (tiga) tingkat, yaitu: Memuaskan (IPK = 2,50 – 3,00), Sangat Memuaskan

(IPK = 3,01 – 3,50), dan Dengan Pujian (IPK = 3,51 – 4,00).

Program Studi S1 Ilmu Gizi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 47

Anda mungkin juga menyukai