KURIKULUM
2016/2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami Tim Dapat menyusun rancangan kurikulum dan panduan akademik
Program Studi Ilmu Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara. STIKES
Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan salah satu permasalahan
kesehatan yang marak terjadi adalah permasalahan gizi. Hal inilah yang menjadi cikal
bakal berdirinya Program Studi S1 Ilmu Gizi yaitu untuk menyediakan tenaga
kesehatan yang berkompeten dan berdaya saing tinggi. Untuk mencapai tujuan
memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam suatu jenis pendidikan
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
program studi Gizi (S1) stikes nusantara kupang merujuk pada SN-DIKTI
(Permendikbud No. 49 Tahun 2014) dan memiliki level sesuai dengan jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/KKNI (Perpres No. 8 Tahun 2012). Hal ini
Tim Penyusun
Daftar Isi
STRUKTUR ORGANISASI
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA
Bidang Akademik Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Muhamad Saleh, SKM, M.Kes Elsye Manukoa, SKM, M.Kes Herlina Tandirerung, SKM, M.Kes
Visi
Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Unggulan yang bertaraf nasional dalam
Misi
masyarakat.
negeri.
entrepreneurship.
VISI
Menjadi program studi Gizi (S1) yang unggul di tingkat Provinsi Nusa Tenggara
dan perkembangan IPTEK berdasar pada ilmu, moral dan etika profesi.
MISI
1. Pendahuluan
akan adanya ahli gizi di Indonesia, pendidikan gizi telah berdiri dan berkembang
dalam beberapa dekade terakhir. Institusi pendidikan gizi yang dimulai dari program
kesehatan hingga pada tahap pendidikan sarjana (S1) bahkan doktor (S3). Meskipun
demikian, tuntutan akan perkembangan ilmu gizi tidak hanya terbatas pada taraf
akademis saja, melainkan juga pada taraf profesi. Pendidikan profesi gizi yang telah
dikenal luas di dunia barat kini mulai menyebar ke seluruh dunia. Hal ini tidak lain
adalah sebagai implikasi dari ikut meningkatnya standar pelayanan dan kualitas dunia
akhir-akhir ini.
negara di kawasan Asia Tenggara telah menerapkan pendidikan profesi gizi, namun
peran institusi pendidikan gizi di Indonesia agaknya masih belum optimal dalam
mengejar ketinggalan tersebut. Oleh karena itu, sebelumnya Persatuan Ahli Gizi
profesi di Indonesia. Salah satu alasan kuat yang menjadi pertimbangan dalam
pendirian pendidikan profesi gizi adalah karena melihat pasar yang sebenarnya cukup
luas di masyarakat. Selain itu, AIPGI juga melihat kemungkinan kurangnya daya
bersaingnya lulusan S1 yang dimiliki saat ini dengan lulusan profesi gizi yang
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 10
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]
dihasilkan oleh institusi pendidikan gizi di luar negeri di era globalisasi seperti saat
ini.
Rapat yang dimulai pada pukul 13.00 WIB tersebut bertujuan untuk berbagi
pengalaman penyelenggaraan program sarjana gizi (S.Gz) dan profesi gizi (RD) serta
Dalam pertemuan ini hadir 28peserta yang terdiri dari unsur pengurus AIPGI,
PERSAGI, ASDI, ILMAGI, dan pimpinan Program Studi S1 Ilmu Gizi dari 13
“Program Studi Gizi yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia sudah berjumlah
15 dan pada rapat ini diharapkan diperoleh sehingga kualitas pendidikan dan
akreditasi dari masing-masing program studi tidak terlampau jauh. Dari rapat ini juga
Sesi presentasi yang dimoderatori oleh Prof. Sulhan, terdapat dua pembicara
pendidikan S1 Gizi di Intitut Pertanian Bogor serta Susetyowati, DCN, M.Kes yang
Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. Pihak IPB yang
telah meluluskan sarjana gizi sejak 1981 memaparkan komponen kurikulum yang
dijalankan serta beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam proses akreditasi.
Beliau menyatakan bahwa nilai yang tinggi dapat dicapai jika seluruh stakeholder
memahami visi dan misi yang telah dirumuskan sebelumnya. “Kita juga harus
memiliki sistem audit internal, setiap tahun akan terjadi saling mengaudit sehingga
borang program studi memberikan 75% setelah itu baru unit pengelola dan evaluasi
kurikulum dari American Dietetic Association (ADA) dengan 3 bidang yaitu gizi
klinik, gizi institusi dan gizi masyarakat. Ada beberapa kompetensi yang khas di
masing-masing bidang dan ada kompetensi yang harus ada di masing-masing. “Level
AIPGI diberlakukan program pendidikan selama 1000 jam. Pada awalnya 900 jam
memberikan poin untuk kenaikan pangkat seperti halnya dokter. Total waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan gizi klinik adalah 50%, gizi masyarakat 25% dan gizi
klinik 25%”. Dalam rapat tersebut juga dilakukan kesepakan mengenai beberapa hal
yang terkait dengan pendidikan profesi gizi (Dietetic Internship) di Indonesia. Berikut
ini adalah komponen yang telah disepakati dalam rapat kerja tersebut:
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 12
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]
3. Komponen penilaian;
7. Proses perpanjangan
9. Waktu pengujian;
10. Kemungkinan multi-entri. Output dari hasil pertemuan adalah adanya hasil
Perkembangan profesi Gizi yang terjadi dalam lima tahun ini, adalah
jumlah lulusan profesi Gizi. Perkembangan profesi yang relevan sampai dengan saat
ini adalah pemberi asuhan (care provider), manager asuhan klien (manager),
2. Rancangan kurikulum
Profil dan profesi lulusan program studi Gizi (S1) adalah sebagai berikut:
A. Profil lulusan program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah:
1. Care Provider.
3. Community Leader.
4. Researcher.
5. Health Educator.
Tempat praktik Gizi (S1) di masa depan meliputi pada tatanan klinik (RS);
praktik Gizi pada setiap jenjang pendidikan merupakan suatu tantangan bagi
dihadapkan pada suatu dilema karena tidak jelasnya batas kewenangan dalam
pelaksanaan tindakan klinik gizi. Keadaan ini jelas akan berdampak terhadap
baik, untuk bekerja sebagai staf pengajar. Bagi para lulusan yang masih
spesialisasi (di Program Studi Ilmu Gizi) sampai dengan tingkat doktoral (S3).
Sudah sejak 10 tahun yang lalu, kesempatan bagi para sarjana Gizi untuk
bekerja di luar negeri sebagai tenaga profesional dibuka. Sampai dengan saat
ini, jumlah tenaga gizi yang bekerja sangat sedikit. Sedikitnya jumlah sarjana
Gizi yang dapat bekerja di luar negeri lebih disebabkan faktor (1) kurangnya
setiap mengikuti seleksi; dan (2) kurangnya motivasi tenaga Gizi untuk
bekerja di luar negeri, karena faktor tidak ingin jauh dengan keluarga.
Kesempatan ini kalau dibiarkan akan menjadikan suatu ancaman dimana akan
Berdasarkan beberapa data yang ada, profesi tenaga Gizi masih sangat diminati
untuk bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta atau BUMN, sebagai tenaga
praktisi di klinik maupun sebagai manajerial. Di masa depan, tenaga Gizi pun
diharapkan ada yang berkiprah di dunia legislatif dan pemerintahan, yang diharapkan
Profil lulusan program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah
melaksanakan peran dan fungsi sebagai pemberi asuhan (care provider), manajer
Gizi cukup pesat di Indonesia dan luar negeri, sebagaimana dapat dilihat dari bidang
perusahaan-perusahaan swasta).
Saat ini, bidang ilmu Gizi telah meningkat sampai dengan program pasca
sarjana (S2 Magister Gizi dan S3 Doktor Ilmu Gizi). Analisis profil Gizi (S1) pada
masa-masa yang akan datang, akan meningkat permintaan lulusan Gizi (S1).
Sedangkan analisis profil profesi dalam kajian pengembangan Gizi (S1) adalah
bidang ilmu Gizi akan terbagi-bagi dalam kompetensi spesialisasi, misalnya: Gizi
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 16
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]
Keluarga, Gizi Komunitas, Gizi Klinik, Gizi Food Service, Gizi Nutricare,
merujuk SN-DIKTI (Permendikbud No. 49 Tahun 2014) dan memiliki level sesuai
Tahun 2012), maka proses penyusunan capaian pembelajaran adalah sebagai berikut:
dirancang pada program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang, adalah
Landasan Kepribadian
Bermasyarakat
praktik.
kompetensi. Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkompetensi secara global
diperlukan patokan dalam penentuan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang
program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah sebagaimana pada Tabel 2.
Tabel 2. Kompetensi, Unit Kompetensi dan Area Pencapaian Program Studi S1 Gizi
Program Studi S1 Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Page 18
[Kurikulum dan Panduan Akademik] [2016/2017]
tatanan klinik dengan saikan masalah klien dengan terutama area gizi
dan legal. kritis, logis dan etis dalam keluarga, gizi klinik,
Gizi.
6. Mampu mempertahankan
manajemen risiko.
bidang kesehatan.
mempertahankan akuntabilitas
kemampuan professional.
komunitas.
3. Mampu mengembangkan
rehabilitative.
modalitas dan/atau
kebutuhan klien.
tim.
manajemen Gizi.
Mampu mewujudkan lingkungan 1. Berkomunikasi profesional dan kaitannya dengan pelayanan Gizi.
bekerja yang aman. 2. Berkomunikasi dalam konteks sosial dan keanekaragaman budaya
dan keyakinan.
3. Mempertahankan K3.
Mampu menggunakan keterampilan 1. Menerapkan pola komunikasi efektif untuk kepentingan kepuasan
interpersonal yang efektif dalam pelanggan, dalam berkolaborasi dan kerja tim.
kerja tim dan pemberian asuhan 2. Membina hubungan kerja secara baik dengan pihak lain yang
hubungan kolaboratif.
proses penelitian sederhana serta 2. Menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Mampu mengembangkan pola pikir 1. Menyelesaikan masalah klien secara efektif dan efisien serta
kemampuan professional.
Mampu mengembangkan potensi 1. Melakukan proses pembelajaran sepanjang hayat (long life
kuliah.
Adapun mata kuliah yang mengait pada bahan kajian program studi: Gizi (S1) Stikes
Tabel 4. Mata Kuliah yang mengait pada bahan kajian program studi s1 ilmu gizi
stikes nusantara
SKS
I Ilmu gizi dasar 3 Kegiatan ini bersifat efektif dan spesialisasi yang
pendidikan profesi.
Gizi.
masyarakat.
VII Ilmu Gizi dalam Daur 6 Mata kuliah ini difokuskan pada kompetensi
VIII Gizi Keluarga dan 6 Mata kuliah ini merupakan bagian dari upaya
Jumlah SKS untuk kelulusan sarjana Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang
adalah 148 SKS, yang tersusun dalam mata kuliah wajib: 144 SKS dan mata kuliah
pilihan: 4 SKS.
Adapun susunan mata kuliah per semester beserta bobotnya pada program
studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang, adalah sebagaimana pada Tabel 5.
Tabel 5. Susunan Mata Kuliah Program Studi S1 Gizi Stikes Nusantara Kupang
Dari susunan mata kuliah program studi Gizi (S1) pada tabel 8 diatas, maka
rancangan kurikulum pendidikan Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah 148
Beberapa metode dan bentuk pembelajaran yang diadopsi pada program studi
yang ditetapkan Clinical Instructor di lahan praktik saat stase di bidang keilmuan
tertentu, mahasiswa tahap profesi diberikan pre-test dan kemudian dilakukan post-test
pasca konferensi selesai. Soal pre-test dan post-test dibuat sebagi hasil kerjasama
antara pembimbing institusi (preseptor) dan pembimbing lahan praktik (CI) atau
mentor. Soal pre-test dan post-test ditujukan untuk mengukur tingkat pengetahuan
mahasiswa peserta pendidikan yang berkaitan dengan kasus yang dibahas dalam
B. Tutorial individual
seorang mentor dan preseptor yang telah ditetapkan institusi pendidikan maupun
institusi. Tutorial dilaksanakan di lahan praktik yang dilakukan secara terjadwal atau
C. Diskusi Kasus
dilaksanakan selama kegiatan visite pagi dan visite malam bersama anggota tim
kesehatan lainnya, seperti dokter ahli, spesialis Gizi, atau tenaga kesehatan lainnya.
rutin dalam setiap pembelajaran klinik di lahan praktik. Dengan waktu studi 8 jam per
hari, seorang mahasiswa yang stase di bagian tertentu harus membuat dan
menyampaikan laporan kasus atas semua klien yang dalam tanggung jawab
observasinya kepada perawat dalam shift yang berbeda dalam kegiatan operant
(pergantian antar waktu jaga), misalnya shift pagi ke shift sore, shift sore ke shift
berkelanjutan.
peserta didik, Mini Seminar diikuti oleh semua mahasiswa yang stase di bagian yang
sama pada satu siklus. Kegiatan seminar dilaksanakan dengan tujuan membahas
masalah Gizi serta membahas berbagai alternatif, khususnya dalam perspektif ilmu
Gizi.
tujuan memperoleh outcome yang lebih baik.Kegiatan ini tidak saja melibatkan CI
dan preseptor dari institusi, tetapi juga melibatkan ahli lainnya (spesialis Gizi).
Kegiatan ini juga bisa diteruskan dengan pemberian penugasan terstruktur kepada
pada bagaimana caranya memberikan laporan sesuai dengan teori dan konsep terbaru
mengelola klien sehingga klien memperoleh kepuasan dan/atau outcome yang baik
Metode pembelajaran pada tahap pendidikan sarjana Gizi berfokus pada pelaksanaan
kegiatan evaluasi pada tahapan ini lebih terfokus pada pembuktian bahwa peserta
didik telah memiliki kompetensi yang ditetapkan dan disertai dengan kemandirian
perilaku pada program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah:
E. Pembelajaran dengan cara: pre post conference, tutorial individual, diskusi kasus,
case report, mini seminar, problem solving for better health dan pengasuhan
asuhan inovatif.
Tugas Akhir
tugas akhir program studi Gizi (S1) Stikes Nusantara Kupang adalah:
A. Kompetensi Gizi
C. Legal – Etik.
kewenangannya.
D. Fungsi Advokasi.
Mahasiswa mampu melakukan minimal satu jenis terapi modalitas sesuai dengan
kebutuhan klien.
A. Log Book.
Log book merupakan buku yang berisi catatan tentang seluruh aktivitas yang
dalam 1 (satu) shift di lahan praktik. Format Log book terdiri dari beberapa kolom
dan pembimbing.
menggunakan daftar tilik atau check list yang berisi urutan prosedur kerja
pelaksanaan tindakan.
SOCA atau dikenal juga dengan OSOCA merupakan metode analisis kasus yang
dilakukan melalui tes lisan dan diukur secara objektif. Tujuan SOCA ini adalah
mahasiswa dapat terhindar dari berbagai insiden di kemudian hari pada saat
sistemik. Pelaporan insiden klinik dilakukan dengan mengikuti format yang telah
membuat karya ilmiah atau nyata layak publikasi program studi Gizi (S1), adalah:
dalam OSCE, SOCA, tutorial, maupun dalam kegiatan yang terstruktur seperti
pemberian deskripsi kasus singkat maupun kasus lengkap dari satu klien dengan
gangguan tertentu. Pemberian kasus singkat dan lengkap ini dapat dilakukan
D. Portfolio.
and activity of the individual”. Yaitu suatu koleksi atau kumpulan atas bukti yang
dan prestasi secara keseluruhan dalam suatu program studi. Adapun tujuan dari
dari pengalaman yang diaplikasikan dalam setting praktik klinik. Dalam hal ini,
praktisi professional.
sepanjang hayat.
Sistem pembobotan dan beban belajar program studi Gizi (S1) Stikes
A. Sistem Pembobotan
1. Diskusi Tutorial
1 SKS setara dengan 8 jam kegiatan diskusi tutorial, ditambah dengan 16-
2. Perkuliahan
1 SKS setara dengan 16 jam kegiatan kuliah, 16 jam tugas terstruktur, dan
3. Praktikum
Bila dilakukan konversi kegiatan dalam satuan jam, maka beban SKS (Satuan
B. Beban belajar
Pendidikan atau kompetensi Gizi (S1) dapat dicapai dengan masa studi 8
Jika dalam satu minggu 48 jam, maka dibutuhkan masa studi: 99 Minggu.
A. Sistem penilaian pembelajaran dan tata cara pelaporan penilaian program studi
dalam menempuh blok. Nilai akhir blok terdiri dari komponen: 1) Nilai
tutorial; 2) Nilai praktikum; 3) Nilai tugas; 4) Nilai ujian akhir; 5) Nilai lain.
masing blok disesuaikan dengan kebutuhan blok. Untuk kriteria lulus dengan
nilai C, setiap komponen nilai tidak boleh kurang dari 60. Nilai akhir blok
berupa nilai dengan rentang 0-100 dengan penjenjangan seperti pada Tabel 7.
80 – 100 A 4 Istimewa
66 – 79 B 3 Baik
56 – 65 C 2 Cukup
36 – 55 D 1 Kurang
0 – 35 E 0 Kurang Sekali
masih belum mencapai nilai batas lulus yang ditetapkan, maka peserta didik
dengan Indeks Prestasi Semester (IPs) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
B. Tata cara pelaporan penilaian program studi Gizi (S1), adalah sebagai berikut:
1. Setiap akhir semester dikeluarkan daftar nilai semester oleh Biro Administrasi
Satu Atap (BASA). Daftar nilai dalam bentuk Kartu Hasil Studi per Semester.
Semester (IPS), yang dihitung dari semua mata kuliah yang diambil dalam
semester berjalan.
4. Lulusan program studi Gizi (S1) diberikan predikat kelulusan yang terdiri dari