Anda di halaman 1dari 40

CEDERA KEPALA

Dr. Tondi Maspian Tjili, SpBS, M.kes


SMF/BAG Bedah RSUD Arifin Achmad/FK-UNRI
Seorang laki-laki 23 th mengendarai sepeda motor
dengan kecepatan tinggi, tanpa menggunakan
helm bertabrakan dengan sepeda motor lain dari
arah yang berlawanan. Lawan nya meninggal
ditempat. Sementara pasien ini ditemukan 5 m
dari tempat kejadian. Petugas 118 melaporkan
penderita hanya bereaksi dengan stimuli nyeri,
T: 80/palp N : 130 x/m RR :42 x/m terdapat luka
terbuka di dahi dengan fraktur tulang frontal
dan terdapat content otak
TUJUAN

 Menjelaskan dasar fisiologis intrakranial


 Mengenali kerusakan otak sekunder

 Melakukan permeriksaan neurologi yang


sederhana (mini neurologi)
 Menstabilkan dan mengatur untuk penanganan
definitive
KATA KUNCI

 Apakah gambaran khas fisiologi dan anatomi


otak, dan bagaimana gambarannya bila terkena
cedera?
 Apakah pemeriksaan neurologi yang sederhana
(mini neurologi)?
 Apakah penanganan yang optimal pada pasien
yang mengalami cedera otak?
 Bagaimana mendiagnosa mati batang otak
(brain death)?
EFEK ANATOMI DAN FISIOLOGI

 Kaku, tulang kepala yang tidak meluas yang


berisis otak, CSF, dan darah
 Autoregulasi aliran darah otak (CBF)

 Kerusakan pengaturan autoregulasi oleh cedera


otak
 Efek massa oleh perdarahan intrakranial
DOKTRIN MONRO-KELLIE
KURVA VOLUME DAN TEKANAN
TEKANAN INTRAKRANIAL (ICP)

 10 mm Hg = Normal

 > 20 mm Hg = Abnormal

 > 40 mm Hg = Berat

 Kebanyakan proses patologi berpengaruh


terhadap outcome
 Peningkatan ICP akan menurunkan fungsi dan
outcome otak
TEKANAN PERFUSI OTAK (CPP)
AUTOREGULASI

 Jika autoregulasi baik, aliran darah otak (CBF)


dipertahankan dengan MAP antara 50 – 160
mmHg
 Cedera kepala sedang dan berat sering
menyebabkan kerusakan autoregulasi.
 Otak sangat sensitif terhadap keadaan hipotensi
yang menyebabkan cedera otak sekunder
 Eye opening (E)  Verbal response (V)
4. Spontaneous 5. Oriented
3. To speech 4. Confused conversation
2. To pain 3. Inappropriate words
1. None 2. Incomprehensible
sound
 Motor response (M) 1. None
6. Obeys command
5. Localizes pain
4. Normal flexion (Withdrawal)
3. Abnormal lexion
(Decorticate)
2. Extension (Decerebrate)
1. None
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Mekanisme
 Tumpul : High and Low Velocity

 Penetrasi/Tembus : Luka tembak/tusuk


KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Klinis/Severity
 Cedera kepala ringan : GCS 14-15
 Cedera kepala Sedang : GCS 9 – 13

 Cedera kepala berat : GCS 3 - 8


KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Morfologi : Fraktur Tulang Kepala

Vault Depressed/nondepressed
Terbuka/tertutup

Basis Dengan/tanpa kebocoran CSF


Dengan/tanpa kelumpuhan N VII
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Morfologi : Otak

Fokal Epidural (ekstradura)


Subdural
Intracerebral

Difus Concussion
Multiple Contusio
Cedera Hipoksia/Iskemik
CEDERA KEPALA DIFUS

 Concussion ringan  berat, hasil dari proses


iskemik
EPIDURAL HEMATOMA

 Berhubungan dengan fraktur tulang kepala


 Secara klasik disebabkan oleh robeknya arteri
meningia media
 Berbentuk lenticular/biconvex

 Lucid interval

 Dapat menyebabkan kematian secara cepat

 Sangat penting untuk pengangkatan segera


EPIDURAL HEMATOMA
SUBDURAL HEMATOMA

 Robeknya vena/laserasi otak


 Menutupi permukaan otak

 Morbidity/mortality didasari oleh cedera otak

 Dianjurkan untuk operasi pengangkatan segera,


terutama jika pergeseran garis tengah > 5 mm
SUBDURAL HEMATOMA
KONTUSIO/HEMATOMA

 Cedera Coup/Contracoup

 Paling sering : lobus frontal/temporal

 Perubahan CT Scan biasanya progresive

 Kebanyakan pasien yang sadar : tidak dioperasi


KONTUSIO/HEMATOMA
CRDERA KEPALA RINGAN

 GCS : 14 – 15
 Riwayat

 Cedera sistemik harus disingkirkan

 Pemeriksaan Neurologi

 Indikasi pemeriksaan X-ray

 Alkohol atau intoksikasi obat

 Pemeriksaan CT-Scan secara global

 Observasi atau dipulangkan berdasarkan


temuan
CEDERA KEPALA SEDANG

 GCS : 9 – 13
 Evaluasi pertama sama dengan cedera kepala
ringan
 CT Scan untuk semua pasien

 Dirawat dan diobservasi

 Pemeriksaan neurologi secara rutin

 Pengulangan CT Scan

 Bila terjadi perburukan diperlakukan sebagai


cedera kepala berat
CEDERA KEPALA BERAT

 GCS :3–8

 Evaluasi dan resusitasi

 Intubasi untuk proteksi jalan napas

 Pemeriksaan neurologi yang terfokus

 Evaluasi ulang sesering mungkin

 Identifikasi cedera yang menyertai


PENANGANAN PRIORITAS

 A = Airway dan lindungi cedera cervical


B = Breathing/ventilasi/oksigenisasi
C = Circulasi dan kontrol perdarahan
D = Disability
E = Exposure dan lingkungan
 Meminimalkan cedera otak sekunder
 Pemberian O2
 Mempertahankan tekanan darah (sistolik >90
mmHg)
APAKAH PEMERIKSAAN NEUROLOGI YANG
TERFOCUS?
 Pemeriksaan GCS
 Pupil

 Tanda-tanda lateralisasi

 KONSULKAN KE
BEDAH SARAF
SEGERA !!!
PENANGANAN

 Cairan intravena
 Euvolemia  intake dan output cairan harus
seimbang
 Cairan Isotonik : RL, NaCl

 Kontrol ventilasi
 Tujuan : PaCO2 pada 35 mm Hg
INDIKASI CT-SCAN

 Untuk semua pasien yang diduga cedera kepala


PENANGANAN MEDIS

 Manitol
 Diberikan bila terdapat tanda-tanda herniasi
tentorial
 Dosis : 1.0 gr/kg IV bolus
 Konsul dengan bedah saraf terlebih dahulu

 Pengobatan lainnya
 Anticonvulsan
 Sedasi
 Paralitik
PENANGANAN MEDIS

 Antibiotika
 Pemberian antibiotika pertama kali datang kepada
semua pasien cedera kepala  BROADSPECTRUM
 Untuk pasien yang diperkirakan perawatan lama 
Moderate dan Severe HI  kultur resistensi .
 Hari ke-3  kemungkinan NOSOKOMIAL
INFECTION  bakteri Gr (-)
 Untuk infeksi intracranial  menembus blood brain
barrier
PENANGANAN BEDAH

Cedera kulit kepala


 Kemungkinan banyak kehilangan darah

 Penekanan langsung untuk memberhentikan


perdarahan
 Lakukan jahitan situasi
PENANGANAN BEDAH

Massa Intracranial
 Kemungkinan mengancam jiwa bila pembesaran
massa cepat
 Segera konsul Bedah Saraf

 Hyperventilasi/Manitol

 Craniotomi  Rujuk Bedah Saraf (daerah rural)


DIAGNOSA BRAIN DEATH?

Klinis
 GCS = 3
 Pupil tidak reaktif
 Hilangnya reflex-reflex batang otak
 Pernapasan apneu

Pemeriksaan Penunjang
 EEG: tidak aktivitas
 Scaning otak : tidak ada aliran
 Tekanan Intrakranial > MAP dalam 3 jam
 Jantung tidak berespon terhadap atropin

 INGAT UNTUK DONOR ORGAN


ADA
PERTANYAAN
?
SIMPULAN

Apa yang harus saya lakukan?


 Mempertahankan MAP > 90 mmHG

 Mempertahankan PaCO2 pada 35 mmHg

 Menggunakan cairan isotonik untuk


EUVOLEMIA
 Pemeriksaan Neurologi yang berulang

 Penggunaan CT Scan secara luas

 Segera konsul ke Bedah Saraf


SIMPULAN

Apa yang tidak boleh saya lakukan ?


 Membuat pasien menjadi hipotensi

 Melakukan hiperventilasi secara agresif

 Menggunakan cairan hipotonik

 Menggunakan paralitik yang berefek panjang

 Melumpuhkan penderita sebelum dilakukan


pemeriksaan secara lengkap
 Hanya tergantung pada pemeriksaan klinis
semata
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai