Anda di halaman 1dari 9

IJTIHAD

Oleh :
Anugrahanti Andaruni B. P
Muhammad Azzam Utsman
Jihan Fashura
Apa itu Ijtihad?

Kata Ijtihad berasal bahasa Arab “ijtahada-yajtahidu-ijtihadan” berarti


BAHASA mengerahkan segala kemampuan, bersungguh-sungguh mencurahkan
tenaga, atau bekerja secara optimal.

Secara istilah, Ijtihad berarti mencurahkan tenaga dan pikiran secara


bersungguh - sungguh dalam menetapkan suatu hukum Islam (syara’)
ISTILAH dari suatu kasus yang tidak terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah
Rosulullah SAW.
Orang yang melakukan ijtihad dinamakan Mujtahid.
Hukum yang Mendasari Ijtihad
Ijtihad memiliki kedudukan sebagai sumber hukum Islam
setelah al-Qur’an dan hadis. Ijtihad dilakukan jika suatu
persoalan hukumnya tidak ditemukan dalam al-Qur’an dan
hadis
1. Al-Qur’an

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang memegang
kekuasaan (Ulil Amri) diantara kamu, kemudian bila kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka
kembalikanlah ia kepada Allah (jiwa Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Jiwa As-Shunnah)....” (Q.S. An-Nisa :
59).
2. As-Shunnah
As-Shunnah merupakan proses pengambilan hukum setelah Al-Qur’an, seperti halnya dialog yang terjadi
antara sahabat Mu’adz bin Jabal dengan nabi tentang proses pengambilan hukum yang tidak terdapat dalam nash
al-qur’an maupun as-shunnah.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang Artinya: “Dari Mu’az, bahwasanya Nabi Muhammad Saw
ketika mengutusnya ke Yaman, ia bersabda, “Bagaimana engkau akan memutuskan suatu perkara yang dibawa
orang kepadamu?” Muaz berkata, “Saya akan memutuskan menurut Kitabullah (al-Qur’an). ”Lalu Nabi berkata,
“Dan jika di dalam Kitabullah engkau tidak menemukan sesuatu mengenai soal itu?” Muaz menjawab, “Jika begitu
saya akan memutuskan menurut Sunnah Rasulullah saw.” Kemudian, Nabi bertanya lagi, “Dan jika engkau tidak
menemukan sesuatu hal itu di dalam sunnah?” Muaz menjawab, “Saya akan mempergunakan pertimbangan akal
pikiran sendiri (ijtihadu bi ra’yi) tanpa bimbang sedikitpun.”Kemudian, Nabi bersabda, “Maha suci Allah Swt.
yang memberikan bimbingan kepada utusan Rasul-Nya dengan suatu sikap yang disetujui Rasul-Nya.” (H.R.
Darami)
• Dalil Aqly (Rasio)
Sebagaimana yang diketahui bahwa Al-qur’an yang diturunkan itu hanya sebatas kepada Nabi,
sehingga setelah beliau wafat, tapi atas peristiwa yang pernah terjadi kepada Mu’adz bin Jabal dan
kemudian dilegitimasi oleh nabi mengisyaratkan bahwa peranan rasio dalam ijtihad sangat urgen. Dengan
catatan tetap berpegang teguh pada Al-qur’an dan as-shunnah.
Pembagian dan Macam Ijtihad

HASIL YG INGIN
SEGI DALIL SISI PELAKSANAANNYA
DICAPAI
◦ SEGI DALIL

IJTIHAD IJTIHAD
BAYANI QIYASI

IJTIHAD
ISTILAHI
◦ HASIL YANG INGIN DICAPAI

IJTIHAD MU’TABAR

IJTIHAD GHAIRU
MU’TABAR
◦ DARI SISI PELAKSANAANNYA

IJTIHAD FARDI

IJTIHAD JAMA-I

Anda mungkin juga menyukai