Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang

Gunung Rinjani adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Lombok, Nusa
Tenggara Barat dan merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia setelah
Gunung Kerinci. Gunung api ini memiliki ciri khas berupa kerucut yang tumbuh
di tepian kaldera bagian timur, di dalam kalderanya terdapat danau kaldera
berbentuk bulan sabit yang di sebut Segara Anak dan kerucut baru yang
muncul di dalam danau yang disebut Gunung Barujari dan Gunung Mas.
Letusan - letusan besar mewarnai Gunung Rinjani sehingga dapat membentuk
morfologi seperti sekarang, yaitu dimulai dari meletusnya Gunung Rinjani
Purba atau Samalaspada tahun 1257 yang terbentuk pada Kala Plistosen akibat
pergerakan Lempeng Australia ke arah Utara dan bertumbukan dengan
Lempeng Eurasia.Letusan Gunung Rinjani sendiri diketahui sejak tahun 1847
hingga terakhir tercatat tahun 2015 sebanyak 12 kali. Akibat letusan letusan
tersebut, Gunung Rinjani memiliki keragaman batuan dan panorama yang
indah sehingga menjadikan Rinjani sebagai Kawasan Geopark Nasional.
Letak Geografis
• Secara Administratif, Gunung Rinjani berada
dalam wilayah tiga kabupaten yaitu Lombok
Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.
Sedangkan secara geografis, Gunung Rinjani
terletak pada koordinat 8º25' LS dan 116º28' BT
dengan titik tertinggi 3.726 m dpl.
• Di sebelah barat kerucut Rinjani
terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m ×
4.800 m, memanjang kearah timur dan barat. Di
kaldera ini terdapat Segara Anak seluas
11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230
m.Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru
(Gunung Barujari dan Mas) yang memiliki kawah
berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296
- 2376 m dpl.
Morfologi
• Morfologi utama G. Rinjani adalah morfologi kaldera dan kerucut
gunungapi. Morfologi kaldera berbentuk elip, dengan kemiringan
lereng 60 - 80 derajat. Batuan dasarnya adalah lava dan jatuhan
piroklastik. Morfologi kerucut gunungapi menempati bagian dalam
kaldera serta tebing dinding kaldera, yaitu kerucut G. Barujari, G.
Mas, Rinjani. Kemiringan lereng berkisar antara 30 - 70 derajat,
dengan pola aliran sungai radial, sedangkan batuan dasarnya adalah
jatuhan piroklastik.

• Sedangkan morfologi perbukitan tinggi dan morfologi punggungan


rendah-bergelombang masing-masing terletak di timur, barat serta
bagian lereng puncak komplek Rinjani dan lereng bawah komplek
Rinjani. Masing-masing morfologi kedua terakhir dicirikan dengan
memiliki tebing yang terjal dengan sudut lereng 30 - 80 dan sudut
lereng kurang dari 30 derajat.
Jenis dan Tipe Letusan
• merupakan jenis gunung api strato dengan
danau kawah, memiliki komposisi magma
yang bervariasi, namun umumnya berupa
magma intermidiet hingga asam yang
menghasilkan letusan eksplosif besar.
• Tipe letusan Gunung Rinjani Purba
termasuk dalam tipe letusan Plinian yang
merupakan tipe letusan yang paling
membahayakan dengan jangkauan puluhan
kilometer dan dapat menghilangkan
seluruh puncak gunung, Namun untuk saat
ini tipe letusannya termasuk dalam tipe
letusan Strombolian ( tidak terlalu kuat tapi
terjadi secara terus menerus).
Proses Vulkanisme
Produk Batuan
• G. Rinjani memiliki 3 masa kegiatan, yaitu kegiatan sebelum
pembentukan kaldera (pra kaldera), masa pembentukan kaldera dan
masa sesudah pembentukan kaldera (purna kaldera) :
• 1. Pra Kaldera
• didominasi oleh endapan lava dan aliran piroklastik, merupakan
produk dari Gunung Rinjani Purba (Bersifat basal), Gunung Kondo
(E.Lava masif,terdapat bekas lubang gas), Gunung Sangkareang
(bersifat andesitik- andesit basaltis), Gunung Rinjani (Perselingan
keduanya)
• 2. Pembentukan Kaldera
•Batuan aliran piroklastik ( fragmen batuapung, fragmen litik, scoria)
•batuan endapan jatuhan piroklastik ( batuapung berukuran pasir-kerikil serta
litik berwarna putih kotor, fragmen scoria warna abu kehitaman, dijumpai
graded bedding)
• 3. Purna Kaldera
•gunung Barujari - batuan lava masif bersifat basalt dan jatuhan piroklastik
•gunung Mas - batuan lava bloken permukaan kasar

•menurut Hasil penelitian yang dilakukan Suyatna (1969) batuan lava tersebut
adalah basalt andesit dan basalt (1944)
•menurut hasil penelitian yang dilakukan Hardjadinata (1969) batuan lava
tersebut adalah basalt (1966)

Anda mungkin juga menyukai