Anda di halaman 1dari 37

GEOLOGI DAN EKSPLORASI GAS

METANA BATUBARA
Oleh Kelompok I / Palembang

Hariz Audirahmawan (03021381722107) Deby Anugrah Pramana (03021381722085)


Erwin Patra Jenggi (03021381722113) Giofan Abdi Albahara (03021381722087)
Rio Fajri B (03021381722123) Rahmadan Murtadho (03021381722101)
Ari Houston Genesa (03021381621065) Monica Regina Limanto (03021381722095)
Byorn Liusnando (03021181621025) Eva Dwi Anggraini (03021381621087)
M. Azman Al- Hafizh (03021381621053) Guliansyah Hendra (03021381621063)
Sandy Widodo (03021381621095) Zinedine Zidane Akbar (03021381621105)
Dheo Febri V. L. Gaol (03021381621089) Kevin Almahdi (03021381621061)
Apa itu Gas Metana?
Gas metana batubara adalah gas metana (CH4)
yang dihasilkan dari proses alami yang terjadi
selama proses pembatubaraan.
Proses pembentukan CBM
 Biogenik
Sisa-sisa tumbuhan yang mati akan membentuk suatu
lapisan dan terawetkan melalui proses biokimia. Gas
dalam batubara akan terbentuk akibat dekomposisi oleh
mikroorganisme lalu menghasilkan gas metana dan CO2.

 Termogenik
Batubara yang kaya akan kandungan karbon, akan
melepaskan kandungan zat terbangnya (volatile matter)
seperti metana, CO2, dan air pada tahap
pembatubaraan yang lebih tinggi, tekanan dan
temperatur juga semakin tinggi.
Tahapan Proses Pembentukan Batubara
Reaksi Kimia Pembentukan Batubara
 Pengaliran gas metana ke udara bebas dapat meningkatkan
pemanasan global akibat gas rumah kaca selain terbuangnya potensi
energi gas secara percuma.

 Walaupun volume emisi gas metana 3 kali lebih kecil dari gas karbon
dioksida (CO2), namun memiliki efek gas rumah kaca 21 kali lebih
besar

 Penambangan batu bara diperkirakan menyumbang 9% dari emisi gas


metana yang ada di udara.
Reservoir Gas Metana Batubara
 GMB atau coalbed gas adalah gas yang tersimpan karena
adsorpsi dalam micropore batubara.
 GMB tersimpan dalam batuan melalui proses yang disebut
adsorption.
 Gas metana menempel pada micropore batu bara (matrix).
 Fracture atau rekahan pada batu bara (cleats) dapat juga
berisi gas bebas atau gas yang tersaturasi oleh air. Sistem ini
disebut dengan Dual Porosity Reservoirs.
Karakteristik Reservoir Gas Metana Batubara
 Batubara berfungsi sebagai batuan sumber (source rock)
sekaligus sebagai reservoir gas dimana berupa media berpori
yang anisotropic dan heteregenous yang dicirikan oleh
adanya dua sistem porositas yang berbeda (dual-porosity)
yaitu macropores dan micropores.
 Macropores yang dikenal juga sebagai cleat yang umum
dijumpai pada lapisan batubara.
 Micropore atau matrik adalah sebagai ruang simpan utama
gas.
 Karakteristik yang unik tersebut membuat GMB
diklasifikasikan sebagai tipe sumber gas non konvensional.
Reservoir CBM Reservoir gas
konvensional
Karakteristik Batubara yang Baik Untuk CBM

 Kandungan gas tinggi :15 m3 - 30m3 per ton.

 Permeabilitas yang baik : 30 mD -30mD.

 Kedalaman : lapisan batubara < kedalaman 1000 m.

 Ranking batubara : Secara umum bituminus dan


antrasit.
Prinsip CBM dalam Batubara
 Sejumlah banyak cbm tersimpan dalam coal matrix secara
adsorption.
 CBM dapat keluar (desorption) dari coal matrix melalui cleat
(bidang rekahan dengan merendahkan pressure (air) pada
target lapisan.
 Hubungan antara kuantitas cbm yang tersimpan dalam coal
matrix terhadap pressure dinamakan Kurva Langmuir Isotherm
(proses tersebut berada pada suhu yang konstan terhadap
perubahan pressure).
 Tekanan direndahkan dengan cara memompa air (dewatering).
Bidang Rekahan di Bidang Batubara
 Lapisan batubara dapat menjadi batuan induk dan reservoir,
karena itu gas metana batubara diproduksi secara in-situ,
tersimpan pada macropore, mesopore, dan micropore.

 Gas tersebut tersimpan pada rekahan dan sistem pori pada


batubara hingga pada saat air mengubah tekanan pada reservoir.

 Gas kemudian keluar melalui matriks batubara dan mengalir


melalui rekahan sampai pada sumur dan seringkali terjebak pada
rekahan-rekahan (cleat) batubara.
Pentingnya Mempelajari Rekahan pada
Batubara

 Permeabilitas ditentukan dari rekahan- rekahan batubara.

 Walaupun batubara mempunyai porositas yang besar, tetapi


sistem rekahan ini merupakan jalan utama alamiah dari gas dan
air yang dapat mempengaruhi ekonomis tidaknya suatu program
pengembangan eksplorasi gas dalam batubara.

 Kehadiran rekahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor


meliputi mekanisme pengendapan, maseral pembentuk,
derajat pembatubaraan, dan kejadian tektonik.
Pembentukan Rekahan Batubara
 Rekahan-rekahan pada batubara dapat terbentuk bersamaan
dengan proses pembatubaraan dan atau pengaruh tektonik.

 Rekahan tersebut terjadi karena memadatnya batubara oleh


pengaruh tekanan dan temperatur.

 Orientasi dan kehadiran rekahan batubara dalam lapisan


batubara mempengaruhi pemilihan tata letak tambang dan
sumur bor, arah pengambilan batubara, serta aplikasi teknologi
eksplorasi dan eksploitasi batubara.
Kaitan antara porositas mikro,
meso, dan makro.
Skematik gas metana dari
matriks menuju sumur.
Geometri Rekahan Batubara
 Face cleat
Rekahan yang bersifat lebih menerus, sebagai rekahan primer, bidang
rekahan ini biasanya tegak lurus dengan bidang perlapisan.
 Butt cleat
Rekahan yang kurang menerus, kemenerusan dibatasi oleh face cleat,
bidang rekahan ini tegak lurus dengan face cleat.
 Bukaan (aperture)
Dimensi celah yang terbuka dalam rekahan tersebut.
 Spasi (spacing)
Dimensi jarak antar rekahan.
 Ketebalan lapisan batubara mempengaruhi perkembangan rekahan:
- Lapisan batubara yang tipis membuat rekahan berkembang.
- Lapisan batubara yang tebal rekahan kurang berkembang.

 Arah gaya tektonik (stress) yang terjadi pada daerah penelitian


mempengaruhi permeabilitas:
- Bila arah gaya tektonik sejajar dengan arah face cleat batubara,
maka permeabilitas akan besar.
- Bila arah gaya tektonik tegak lurus dengan arah face cleat, maka
permeabilitas akan kecil.
Komponen dalam rekahan batubara
Ilustrasi rekahan terhadap tekanan di dalam batubara
Eksplorasi Gas Metana Batubara

Eksplorasi Gas Metana Batubara (GMB) adalah


kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi
mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan
memperoleh perkiraan cadangan GMB.
Tahapan Kegiatan Eksplorasi GMB

 Tahap 1: Studi Geologi dan Geofisika

 Tahap 2: Pengeboran Eksplorasi

 Tahap 3: Pilot or Feasibility Drilling

 Tahap 4: Pilot Production Testing

 Tahap 5: Pengembangan Produksi Komersial


TINJAUAN PERMASALAHAN

Evaluasi Gas Metana Batubara Pada Formasi


Balikpapan Cekungan Kutai
Oleh Nurul Amalia (Pusat Studi Energi UNPAD)
Data yang Digunakan pada Penelitian

 Lima buah sumur (N10, N11, N12, N13, dan N14)


 Data logging (log GR, log Rhob, log DT)
 Data laboratorium (proximate analisis dan gas content)
 Data line seismik sebanyak 7 line
 Menggunakan software Petrel
Analisis System Track
 Penentuan batas sikuen itu sendiri dibatasi oleh ketidakselarasan
dan keselarasan padanannya (correlative conformity), yaitu bidang
keselarasan yang merupakan kelanjutan dari bidang
ketidakselarasan tersebut (Mitchum, 1977). Adapun parameter-
parameter yang digunakan untuk mengetahui keterdapatan
batubara adalah log densitas (density),), dan log radioaktif
(gamma-ray).
Analisis System Tract pada Sumur N13 (kiri) dan sumur N14 (kanan)
Analisis Struktur Geologi

 Pada daerah penelitian ini terdapat 3 macam struktur geologi yang


berkembang yaitu perlipatan, sesar normal dan adanya kubah
Pinang. Perlipatan berkembang pada bagian utara dengan sumbu
berarah barat-timur sedangkan sesar normal berkembang pada
bagian utara-selatan daerah penelitian.
Line seismik yang menunjukkan adanya perlipatan pada bagian utara
daerah penelitian
Analisis Properti Batubara

 Analisis proximate dilakukan untuk mengetahui kadar prosentasi


ash, moisture, volatile matter, dan fixed carbon dari sample
batubara. Namun sebelumnya dalam perhitungan properti batubara,
dibagi menjadi 3 zona sesuai analisis system tract yang telah
dilakukan. Adapun diagram gas content dan properti batubara pada
zona A, B dan C dibawah ini :
Perbandingan properti batubara pada
zone A, B, dan C
Hasil Penelitian

 Penentuan rujukan untuk lokasi sumur eksplorasi berdasarkan peta


ketebalan (isopach map) dan peta sweetspot (cut off 300-800 m)
yaitu pada bagian barat laut dan timur dimana pada bagian ini
lapisan batubara memiliki ketebalan yang lebih jika dibandingkan
dengan daerah lain
Peta Sweetspot untuk Zona A (kiri),
Zona B (tengah), dan Zona C (kanan)
Tabel perhitungan Gas In-Place Zona
Kesimpulan
 Formasi balikpapan merupakan formasi pembawa batubara yang terletak pada
lower cekungan kutai. Formasi balikpapan memiliki batas antara maximum
flooding surface (bottom), highstand system tract I, maximum flooding surface
II, dan highstand system tract II (top).
 Formasi balikpapan dibagi menjadi 3 zona yaitu zoan A, zona B, dan zona C.
Zona A terdpat pada HST II, Zona B terdapat pada TST II, dan Zona C pada HST I.
 Total gas content sebanding dengan meningkatnya kedalaman dimana Zona C
memiliki total gas content paling tinggi dengan coal rank yaitu high volatile
bituminus C- high bituminus C dengan nilai Ro antara 0.4-0.7 %.
 Terdapat 3 jenis struktur geologi yang berkembang yaotu perlipatan, sesar
normal yang berarah timurlaut - baratdaya dan diapir yang berkembang pada
bagian utara
 Berdasarkan perhitungan Gas In Place Zona A, B dan C memiliki total resources
sebesar 26.7 Bcf dengan cut off kedalaman 300-800 m
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai