Anda di halaman 1dari 31

Bab #1: PENDAHULUAN

Bab #2: MATEMATIKA DASAR DAN PERSAMAAN


Bab #3: ENERGI DALAM ALIRAN FLUIDA
Bab #4: JARINGAN VENTILASI
Bab #5: PSIKOMETRI UDARA TAMBANG
Bab #6: GAS-DEBU TAMBANG, DAN SUMBER PANAS
Bab #7: PENGENDALIAN KUALITAS UDARA
Bab #8: Kepmen No. 555K (K3 VENTILASI)
Bab #9: SISTEM VENTILASI TAMBANG
Bab#10: PERENCANAAN VENTILASI TAMBANG
Bab#11: PEMANTAUAN VENTILASI TAMBANG
Bab#12: CONTOH SOAL VENTILASI TAMBANG
BAB I : PENDAHULUAN
Menyediakan dan mengalirkan udara segar ke dalam tambang
untuk keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi
pernafasan para pekerja dalam tambang dan juga bagi segala
proses yang terjadi dalam tambang yang memerlukan oksigen.

Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran


dari gas-gas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan
kandungan gas dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi
pernafasan.
(MAC = maximum allowable concentration)

Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang


bawah tanah hingga batas yang diperkenankan.

Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah


tanah sehingga dapat diperoleh suasana/lingkungan kerja yang
nyaman.
(Degree of comfortable = derajat kenyamanan)
Pengaturan/Pengendalian kualitas udara tambang
(Quality control)
Pengaturan/Pengendalian kuantitas udara tambang
segar yang diperlukan oleh pekerja tambang
bawah tanah (Quntity control)
Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang
agar dapat diperoleh lingkungan kerja yang
nyaman
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah
tanah berlaku hukum alam bahwa :
Udara akan mengalir dari kondisi temperatur rendah ke
temperatur panas
Udara akan lebih mengalir melalui jalan-jalan ventilasi yang
memberikan tahanan lebih kecil dibandingkan dengan jalur
bertahanan yang besar
Ada 2 macam ventilasi :
1. Ventilasi alam (natural ventilation)
2. Ventilasi mekanis (mechanical ventilation)

Cara memasukkan udara ke dalam tambang


1. Memasang fan pada DC shaft
- menggunakan blowing fan
2. Memasang fan pada UC shaft
- menggunakan exhaust fan

Untuk terjadi aliran, udara harus mempunyai head


Syarat udara mengalir :
- mampu mengatasi kehilangan-kehilangan head
KOMPOSISI UDARA

Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri


dari Nitrogen, Oksigen, Karbon dioksida, Argon dan gas-gas
lainnya sebagai berikut :

Unsur Persen Volume Persen Berat

Nitrogen (N2) 78.09 % 75.53 %

Oksigen (O2) 20.95 % 23.14 %


Karbon dioksida (CO2) 0.03 % 0.046 %
Argon (Ar), dll 0.93 % 1.284 %
PENGENDALIAN KUALITAS
UDARA TAMBANG
Oksigen merupakan unsur yang sangat diperlukan untuk
kehidupan manusia.
Pada pernafasan manusia oksigen akan bereaksi dengan butir
darah (haemoglobin) menjadi oksihaemoglobin
Dalam udara normal kandungan oksigen adalah 21 % dan
udara dianggap layak untuk suatu pernafasan apabila
kandungan oksigen tidak boleh kurang dari 19.5 %.
Proses dalam alam banyak yang dapat menyebabkan
pengurangan kandungan oksigen dalam udara, terutama
untuk udara tambang bawah tanah.
Peristiwa oksidasi, pembakaran pada mesin bakar dan
pernafasan merupakan contoh dari proses pengurangan
kandungan oksigen.
Kandungan O2 di Pengaruh
udara
17 % Laju pernafasan meningkat (ekivalen dengan
keadaan ketinggian 1600 m)

15 % Terasa pusing, suara mendesing dalam telinga dan


jantung berdetak cepat
Kehilangan kesadaran
13 %
Pucat dan jatuh pingsan
9%
Sangat membahayakan kehidupan
7%
Kejang-kejang dan kematian
6%
Jenis kegiatan manusia dapat dibeda-bedakan atas :

Dalam keadaan beristirahat


Dalam melakukan kegiatan kerja yang moderat, misalnya
kerja kantor
Dalam melakukan kegiatan kerja keras, misalnya olah raga
atau kerja di tambang
Atas dasar jenis kegiatan kerja yang dilakukan maka jumlah
udara segar yang diperlukan berlainan jumlahnya.
Keperluan Oksigen pada tiga jenis kegiatan manusia
(Hartman, 1982)

Kegiatan Kerja Laju Udara terhirup Oksigen Angka bagi


Pernafasan per menit dalam terkonsumsi pernafasan
per menit in3/menit atau cfm (Respiratory
(10-4 m3/detik) (10-5 m3/detik) Quotient)

Istirahat 12 - 18 300 – 800*) 0.01 0.75


(0.82 – 2.18) (0.47)

Kerja Moderat 30 2.800 – 3.600 0.07 0.9


(7.64 – 9.83) (3.3)

Kerja Keras 40 6.000 0.10 1.0


(16.4) (4.7)
Laju pernafasan per menit :
banyaknya udara yang dihirup dan dihembuskan per menit

Semakin keras kerja yang dilakukan semakin besar angka laju


pernafasan

Nisbah pernafasan (respiratory quotient) :


nisbah antara jumlah karbon dioksida yang dihembuskan
terhadap jumlah oksigen yang dihirup pada suatu proses
pernafasan

Pada manusia yang bekerja keras nisbah pernafasan = 1 yang


berarti bahwa jumlah CO2 yang dihembus sama dengan
jumlah O2 yang dihirup
Perhitungan jumlah udara yang diperlukan per orang
Atas dasar Kebutuhan O2 minimum

Kebutuhan O2 minimum (19.5 %)

Jumlah udara yang dibutuhkan = Q cfm

Pada pernafasan orang bekerja keras, jumlah oksigen akan berkurang


sebanyak 0.1 cfm,

Persamaan untuk Oksigen

0.21 Q – 0.1 = 0.195 Q

Kandungan O2 - Jumlah O2 = Kandungan O2


(dalam udara normal) (pada pernafasan) untuk udara pernafasan
Perhitungan jumlah udara yang diperlukan per orang
Atas dasar Kandungan CO2 maksimum

Kandungan CO2 maksimum 0,5 %

Dengan angka bagi pernafasan = 1.0, maka jumlah CO2 pada


pernafasan akan selalu bertambah sebanyak 1.0 x 0.1 = 0.1 cfm

Persamaan untuk CO2 :

0.0003 Q + 0.1 = 0.005 Q

Kandungan CO2 + Jumlah CO2 = Kandungan CO2 mak


dalam udara normal hasil pernafasan dalam udara
Gas-gas ini berasal dari proses-proses yang terjadi dalam
tambang, dari batuan ataupun bahan galiannya.

Bermacam gas yang berada dalam tambang bawah tanah :


- Karbondioksida (CO2)
- Metan (CH4)
- Karbon Monoksida (CO)
- Hidrogen Sulfida (H2S)
- Sulfur Dioksida (SO2)
- Nitrogen Oksida (NOx)
- Gas pengotor lain
Karbondioksida (CO2) Metan (CH4)

Tidak berwarna dan tidak Tidak beracun, tidak berwarna,


berbau serta tidak tidak berbau, dan tidak
mendukung nyala api dan mempunyai rasa.
bukan gas racun. Selalu berada dalam tambang
Lebih berat dari udara, karena batubara dan sering
itu sering berada pada bagian merupakan sumber dari suatu
bawah dari suatu jalan udara. peledakan tambang.
Pada tambang bawah tanah Berat jenis lebih kecil dari
gas ini sering terkumpul pada udara, sehingga selalu berada
bagian bekas penambangan paling atas dari jalan udara.
terutama yang tidak terkena Apabila kandungan metan
aliran ventilasi, juga pada dalam udara tambang bawah
dasar sumur-sumur tua. tanah mencapai nilai 1 % maka
Kombinasi CO2 dengan udara seluruh hubungan mesin listrik
biasa disebut “blackdamp” harus dimatikan.
Campuran metan dengan
udara disebut “Firedamp”.
Karbon Monoksida (CO) Hidrogen Sulfida (H2S)

Tidak berwarna, tak berbau, Sering disebut “Stinkdamp”


tak ada rasa, dapat terbakar (gas busuk) karena baunya
dan sangat beracun. seperti telur busuk.
Banyak dihasilkan pada saat Tidak berwarna, merupakan
terjadi kebakaran pada gas racun dan dapat
tambang bawah tanah meledak.
Menyebabkan tingkat Hasil dekomposisi dari
kematian yang tinggi. senyawa belerang.
Berat jenis sedikit lebih
berat dari udara
Sulfur Dioksida (SO2) Nitrogen Oksida (NOx)

Tidak berwarna dan tidak Sebenarnya merupakan gas


bisa terbakar. yang inert, namun pada
keadaan tekanan tertentu
Merupakan gas beracun dapat teroksidasi dan dapat
yang terjadi apabila menghasilkan gas yang
senyawa belerang terbakar. sangat beracun.
Terbentuknya dalam
tambang bawah tanah
sebagai hasil peledakan dan
gas buang dari motor
bakar.
Gas pengotor lainnya adalah gas hidrogen, yang
dapat berasal dari proses pengisian aki (battery) dan
gas-gas yang biasa terdapat pada tambang bahan
galian radioaktif seperti gas radon.
1. Pencegahan (Preventation)
a. Menerapkan prosedur peledakan yang benar
b. Perawatan dari motor-motor bakar yang baik
c. Pencegahan terhadap adanya api, dll

2. Pemindahan (Removal)
a. Penyaliran (drainage) gas sebelum penambangan
b. Penggunaan ventilasi isap lokal dengan kipas

3. Absorpsi (Absorption)
a. Penggunaan reaksi kimia terhadap gas yang keluar dari mesin
b. Pelarutan dengan percikan air terhadap gas hasil peledakan

4. Isolasi (Isolation)
a. Memberi batas sekat terhadap daerah kerja yang terbakar
b. Penggunaan waktu-waktu peledakan pada saat antara gilir
Pelarutan lokal dengan menggunakan ventilasi lokal
Pelarutan dengan aliran udara utama

Jumlah udara segar yang diperlukan untuk pengenceran suatu


masukan gas sampai pada nilai MAC adalah :

Qg
Q  Qg
(MAC )  B
Keterangan :
Qg = masukan gas pengotor
B = Konsentrasi gas dalam udara normal
MAC = Konsentrasi gas maksimum yang diizinkan
Perilaku Dinamik Partikel Debu

Debu yang dihasilkan dalam operasi tambang bawah tanah


dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi para pekerjanya.
Partikel debu yang sering dijumpai di alam biasanya terdiri
dari partikel-partikel yang berukuran > 40 mikron
Partikel terkecil yang dapat dilihat dengan mata adalah
sekitar 25 mikron
Partikel yang dapat dilihat melalui mikroskop 0.25 mikron.
Partikel debu yang memiliki ukuran < 10 mikron dapat
menimbulkan efek patologis atau terbakar.
Partikel debu yang sering dijumpai di tambang dalam
berukuran rata-rata antara 0.5 – 3 mikron.
1. Komposisi Debu
- Komposisi kimia
- Komposisi mineralogis

2. Konsentrasi
- Banyaknya debu dalam udara
- mppcf (million particle per cubic feet), ppcc (particle per cubic
centimeter).
- 1 mppcf = 35 ppcc

3. Ukuran Debu Halus


- debu halus berukuran < 5 mikron (paling berbahaya)
- debu > 10 mikron dapat mengendap

4. Waktu kontak

5. Ketahanan
- Kemampuan perorangan
Klasifikasi debu dibedakan berdasarkan tingkat bahaya
terhadap fisikologis dan kemampu ledakannya.

Berikut ini adalah klasifikasi yang diurut menurut tingkat


bahaya :

a. Debu Fibrogenik (berbahaya terhadap pernafasan) :


- Silika (kuarsa dan chert)
- Silikat (asbetos, talk mika dan silimanit)
- Metal fumes/asap logam
- Bijih timah
- Bijih besi (beberapa)
- Karborondum
- Batubara (anthracite dan bituminus)
b. Debu Karsinogenik
- Kelompok Radon
- Asbetos
- Arsenik

c. Debu Racun
- racun terhadap organ tubuh dan jaringan/tissues
- Bijih berilium, arsenik, timah hitam, uranium, radium, torium,
kromium, vanadium, air raksa, kadmium, antimoni, selenium,
mangan, tungsten, nikel, perak (khususnya oksida dan
karbonat)

d. Debu Radioaktif
- membahayakan karena radiasi sinar alpha (α) dan beta (β).
- Bijih uranium, radium dan torium
e. Debu Ledak (terbakar di udara)
- Debu logam (magneesium, almunium, seng, timah, dan
besi)
- Batubara (bituminuous dan lignit)
- Bijih sulfida
- Debu organik

f. Debu Pengganggu (sedikit mengganggu)


- Gipsum, kaolin dan gamping

g. Debu inert (tidak membahayakan)


Tidak ada
Pengaruh buruk dari debu fibrogenik dapat dipahami bila
komponen dan fungsi dari sistem pernafasan diketahui
dengan baik.
Sistem pernafasan manusia dilengkapi dengan perlindungan
terhadap debu.
Rambut/bulu hidung akan menyaring partikel debu yang
besar (>5 – 10µm).
“Mucous membrane” yang melapisi hidung dan tenggorokan
juga akan menangkap debu
selanjutnya di dalam trachea dan bronchi, sejenis
rambut/bulu akan menahan partikel debu berukuran sedang
(5 - 10µm).
Debu dapat mengakibatkan penyakit pernafasan fibrous dan
non fibrous atau disebut juga pnemoconiosis.
Berikut jenis penyakit dan jenis debu penyebabnya :
- Silicosis (akibat dari silika bebas)
- Silicotuberculosis (komplikasi tuberkolosis oleh silika)
- Asbestosis (akibat asbestos)
- Silicatosis (akibat silika lain)
- Siderosis (akibat bijih besi)
- Pneumoconiosis / blacklung (akibat batubara baik
bituminous maupun anthracite), biasanya pada pekerja
tambang batubara bawah tanah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai