Anda di halaman 1dari 32

LI LBM 2 MODUL KGD

NIKMAH NOVIASARI
Learning issue

1. Mengapa pasien mengeluh sesak nafas hebat setelah minum antibiotik penisilin dan pasien mengeluh muntah dan nyeri
abdomen ?

2. Mengapa didaptkan nafas cuping hidung postif, retraksi subcosta, stridor positif, wheezing pstif, fase ekspirasi memanjang
dan muka sianosis ?

3. Mengapa pasien didapatkan angioderma dan urtikaria di seluruh tubuh?

4. Mengapa pasien terjadi penurunan kesadaran (somnolen)?

5. Apa saja Interpretasi TTV di seknario?

6. Mengapa dibaringkan dan dielevasikan kedua tungkainya?

7. Mengapa dokter memasang monitor ekg dan pulse oxymetri?

8. Bagaimana cara penegakan diagnosis di skenario?

9. Apa diagnosis dan dd dari kasus diskenario?

10. Pemeriksaan penunjang apakah yang perlu dilakukan ?

11. Bagaimana tatalaksana yang dilakukan untuk pasien, bagaimana penilaian ABCDE pada syok anafilaksis? Farmakoterapi
dan non farma!

12. Apa saja macam2 trigger yang bisa menimbulkan syok anafilaktif?

13. Bagaimana patfis syok anafilaksis?

14. Bagaimana prinsip oksigenasi dan resusitasi cairan pada kasus ini?
1. Mengapa pasien mengeluh sesak nafas hebat setelah minum antibiotik
penisilin dan pasien mengeluh muntah dan nyeri abdomen ?

Sesak nafas
Muntah

Nyeri abdomen
2. Mengapa didaptkan nafas cuping hidung postif, retraksi subcosta, stridor positif,
wheezing pstif, fase ekspirasi memanjang dan muka sianosis ?
Ekspirasi memanjang
3. Mengapa pasien didapatkan angioderma dan urtikaria di seluruh tubuh?
4. Mengapa pasien terjadi penurunan kesadaran (somnolen)?
5. Apa saja Interpretasi TTV di seknario?
• RR: 40 kali per menit (naik)
• TD : 60/40 mmhg (menurun)
• HR : 130 kali permenit isi dan tegangan kurang (naik)
• Akral dingin
• SpO2 87%
HR : 130 kali permenit isi
dan tegangan kurang (naik)
Tekanan darah 60/40 mmHg
6. Mengapa dibaringkan dan dielevasikan kedua tungkainya?

Posisi trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat


(diganjal dengan kursi atau bantalan) akan membantu menaikkan VR
sehingga membantu peningkatan tekanan darah
7. Mengapa dokter memasang monitor ekg dan pulse
oxymetri?
8. Bagaimana cara penegakan diagnosis di
skenario?
9. Apa diagnosis dan dd dari kasus diskenario?
10. Pemeriksaan penunjang apakah yang perlu dilakukan ?
11. Bagaimana tatalaksana yang dilakukan untuk pasien,
bagaimana penilaian ABCDE pada syok anafilaksis?
Farmakoterapi dan non farma!

Tata Laksana Syok Anafilaktik


• kontrol jalan nafas dan ventilasi
• berikan cairan kristaloid 10-20 mL/kgBB
• bolus 1 ml epinefrin 1:100.000 (100 µg). Selanjutnya 5 mg epinefrin dalam 500
mL salin normal. Mulai dengan infus 10 mL/jam (0,02 µg /kgBB/menit ), titrasi
sesuai dengan respon tekanan darah.
• Hidrokortison 5-10 mg/kg IV atau metilprednisolon 1-2 mg/kg IV
• diphenhydramine (0,5 mg/kg IV) dan cimetidine (2-5 mg/kg IV) bila diperlukan
• Bila sarana pembuluh darah tidak tersedia, pada keadaan anafilaksis yang
berat American Heart Association menganjurkan pemberan epinefrin secara
endotrakeal dengan dosis 10 mL epinefrin 1:10.000 dilakukan melalui jarum
panjang atau kateter melalui pipa endotrakeal. Tindakan tersebut kemudian
diikuti pernafasan hiperventilasi untuk menjamin absorbs obat yang cepat.
12. Apa saja macam2 trigger yang bisa menimbulkan syok
anafilaktif?
14. Bagaimana prinsip oksigenasi dan resusitasi cairan pada
kasus ini?
Nilai Oksimetri Arti Klinis Advance Therapy

95 – 100% DBN

90 - < 95% Hipoksia ringan – sedang Kanul nasal / sungkup muka

85 - <90% Hipoksia sedang – berat Sungkup muka terreservoir O2


Ventilasi dibantu

<85% Hipoksia berat dan Ventilasi dibantu


mengancam nyawa
Tipe cairan resusitasi:
• Cairan yang mengandung sel darah merah (packed red cells)
• Cairan yang mengandung molekul besar, disebut koloid,
berfungsi meningkatkan volume plasma, misalnya: larutan
albumin, hetastarch, dextran
• Cairan yang mengandung elektrolit dan molekul kecil lainnya,
disebut kristaloid, digunakan untuk meningkatkan cairan
ekstraseluler

Anda mungkin juga menyukai