Anda di halaman 1dari 37

Ca Nasofaring

Dipresentasikan oleh :
Crisdina Suseno
Liga Hendrono
Hwaida Sabrina
Guangdong,
China

Tersembunyi
KNF Indonesia

Deteksini
dini
Karsinoma Nasofaring (KNF)
adalah tumor ganas yang tumbuh 60% tumor ganas kepala dan leher
di nasofaring dengan predileksi
pada fosa Rosenmuller.

Insiden di provinsi Guangdong, Cina bagian


selatan mencapai 2050/100000

Insiden KNF di dunia 2% dari seluruh karsinoma


sel squamous kepala dan leher, dengan insiden
0.5 sampai 2 per 100.000 di Amerika Serikat

Insidensi KNF di Indonesia hampir merata di


setiap daerah
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Buah dan
Asap rokok Ikan Asin Formaldehid
sayur kurang

Asap kayu
Infeksi
Genetik bakar dan
Kronik THT
debu kayu
STAGING
Stage Stage grouping
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T1 (atau T0) N1 M0
T2 NO atau N1 MO
III T1 (atau T0) N2 M0
T2 N2 M0
T3 N0 atau N1 atau N2
M0
IVA T4 N0 ata N1 atau N2
M0
T berapa pun N3 MO
IVB T berapa pun, N berapa
pun, M1
T
Tis Tumor hanya di permukaan nasofaring saja, belum
tumbuh lebIh dalam
T0 Tumor tidak terlihat di nasofaring tapi ditemukan di
nodus limfe leher dan EBV positif, yang
membuatnya mirip dengan karsinoma nasofaring
T1 Tumor di nasofaring, mungkin sudah menyebar ke
orofaring atau kavum nasal
T2 Tumor telah melaus ke jaringan di sisi kiri dan
kanan dari ternggorok bagian atas, tapi tidak ke
tulang
T3 Tumor telah menyebar ke sinus dan/atau tulang
terdekat
T4 Tumor telah menyebar ke tengkorak dan/atau
saraf kranial, hipofaring, kelenjar liur, atau mata
atau jaringan sekitarnya
N
N0 Tidak ada penyebaran ke KGB
N1 Menyebar ke 1 kelenjar limfe di satu sisi leher,
atau telah menyebar ke nodus limfe di belakang
N0 Tidak ada penyebaran ke KGB
N1 Menyebar ke 1 kelenjar limfe di satu sisi leher,
atau telah menyebar ke nodus limfe di belakang
tenggorok. Ukuran tidka melebihi 6 cm
N2 Tumor telah menyebar ke nodus limfe bilateral di
leher, ukuran tidak melebihi 6 cm
N3 Penyebaran ke nodus limfe, ukuran melebihi 6 cm,
atau lokasi di area bahu
M
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Ada metastasis jauh
 
Tx Tumor primer tidak bisa dinilai karena kurang
informasi
Nx nodus limfe terdekat tidak bisa dinilai karena
kurang informasi
Manifestasi Klinis

Gejala Dini Gejala Lanjut


• Gejala telinga • Pembesaran kelenjar limfe
• Gejala Hidung: leher
• Gejala akibat perluasan
tumor ke jaringan sekitar
• Gejala akibat metastasis
PEMERIKSAAN PENUNJANG KARSINOMA NASOFARING
Pemeriksaan Endoskopi

Pemeriksaan radiologi
Pencitraan pada
Magnetic Resonance Imaging
KNF
Computed Tomography Positron Emission
konvensional (MRI) (CT Scan) Tomography (PET Scan)

Pemeriksaan serologi, berupa pemeriksaan titer antibodi terhadap virus Epstein-Barr


(EBV ) yaitu lg A anti VCA (Viral Capsid Antigen) dan lg A anti EA (Early Antigen)

Pemeriksaan aspirasi jarum halus (FNAB), bila tumor primer di nasofaring belum jelas
dengan pembesaran kelenjar leher yang diduga akibat metastasis karsinoma
nasofaring.

Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal untuk mendeteksi adanya metastasis.
TATALAKSANA KARSINOMA NASOFARING

• Stadium I : Radioterapi

• Stadium II-III : Kemoradiasi

• Stadium IV dengan N <6cm : Kemoradiasi

• Stadium IV dengan N >6cm : Kemoterapi dosis


penuh dilanjutkan kemoradiasi
LAPORAN KASUS
• Nama : Tn. M
• Unur : 58 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Petani
• No. MR : 01.02.57.02
• Tanggal Pemeriksaan : 16 Januari 2019
• Alamat : Jambi
• Status : Menikah
• Nageri Asal : Indonesia
• Agama : Islam
• Suku : Minang
Keluhan Utama :
• Seorang pasien laki-laki, Tn. M berusia 58
tahun datang ke Poli RSUP.Dr.M.Djamil Padang
pada tanggal 16 Januari 2019, dengan:

• Pasien direncanakan untuk pro-kemoterapi ke


V
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien sudah dikenal dengan Ca nasofaring non keratinizing
differentiated stadium IV (T4 N3 M0) pro kemoterapi ke V
• Pasien dijadwalkan untuk radioterapi tetapi masih
menunggu antrian
• Riwayat hidung tersumbat ada, sejak 2 tahun yang lalu.
Awalnya hidung terasa tersumbat, keluar cairan kental
berwarna putih kekuningan kemudian berbau.
• Riwayat keluar darah berulang dari hidung ada sejak 1
tahun yang lalu sebanyak 4 kali, banyaknya membasahi 3-4
tisu. Namun dua mimisan terakhir membasahi 1 handuk
kecil, tidak berhenti sendri dan dibawa ke IGD.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat keluar cairan dari hidung ada.
• Riwayat trauma hidung tidak ada
• Keluhan telinga berdengung ada, sejak 1 tahun yang
lalu
• Riwayat rasa penuh di telinga ada
• Riwayat trauma telinga tidak ada
• Riwayat keluar cairan atau darah dari telinga tidak
ada
• Riwayat pusing berputar tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat nyeri menelan tidak ada
• Riwayat susah menelan ada, sejak 5 bulan yang lalu
• Pasien hanya dapat memakan makanan yang lunak
karena keluhan susah menelannya, riwayat muntah
ada jika pasien memakan makanan yang tidak lunak.
• Bengkak pada leher sejak 7 bulan yang lalu, awalnya
sebesar bola pimpong pada leher sisi kanan dan
sebesar telur puyuh pada leher sisi kiri, teraba lunak.
Saat ini benjolan sebesar bola voli
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pandangan ganda ada
• Demam tidak ada
• Penurunan berat badan ada, 10 kg dalam
waktu 7 bulan
• Sesak napas tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
• Sebelumnya pasien berobat di Jambi, dan
dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang karena
adanya pembengkakan di leher.

• Pasien tidak memiliki riwayat DM, hipertensi


dan riwayat keganasan sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada riwayat keganasan pada anggota
keluarga.

• Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan:


– Pasien seorang petani, riwayat menggunakan pestisida
jarang.
– Riwayat memakan makanan yang diasinkan atau ikan asin
sesekali.
– Pasien merokok selama 15 tahun, sebanyak 1-2 bungkus
satu hari, namun sudah berhenti dalam 10 tahun ini.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran Umum : Komposmentis Kooperatif
• Tekanan Darah : 155/86 mmHg
• Nadi : 70 kali/menit
• Nafas : 16 kali/menit
• Suhu : 36,50C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normocephal
• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
• Leher : Tidak ada pembesaran KGB
• Toraks : Jantung dan paru dalam batas
normal
• Abdomen : BU (+) normal
• Eksremitas : edema (-), CRT <2
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra Membran Timpani
Kel. - - Warna Putih putih
Kongenital Refleks + +
cahaya
Utuh
Trauma - - Bulging - -
Radang - - Retraksi - -
Daun Telinga Kel. Atrof - -
- - Jumlah - -
Metabolik perforasi
Nyeri tarik - - Perforasi Jenis - -
Kwadran - -
Nyeri tekan - - Pinggir - -
Cukup Cukup Cukup Tanda radang - -
lapang (N) lapang lapang
Fistel - -
Sempit - - Mastoid
Dinding Sikatrik - -
Liang Telinga Hiperemi - - Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -
Edema - -
Massa - - Rinne Negatif Positif

Bau - - Schwabach Memanjang Sama dengan


pemeriksa
Warna Kecoklatan Kecoklata Tes Garpu tala
Sekret (-) / n Weber Lateralisasi ke kanan
Serumen Jumlah Sedikit Sedikit Kesimpulan Tuli Konduktif Telinga Kanan
Jenis Kering Kering Audiometri Tidak Dilakukan
Timpanometri Tidak dilakukan
Rinoskopi Anterior

Hidung Vestibulum Vibrise + +


Radang - -
Pemeriksaan Kelainan Kavum nasi Cukup lapang (N) - -
Sempit + +
Lapang - -
Deformitas - Sekret Lokasi - -
Jenis - -
Kelainan - Jumlah - -
congenital Bau - -
Konka inferior Ukuran Hipertrof Hipertrof
Hidung luar Warna Merah muda Merah muda
Trauma -
Permukaan Licin Licin
Radang - Edema - -
Konka media Ukuran Hipertrof Eutrof
Massa - Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema - -

Sinus paranasal

Pemeriksaan Dextra Sinistra

Nyeri tekan - -

Nyeri ketok - -
Rinoskopi Anterior Rinoskopi Posterior :
Septum Cukup Cukup lurus Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
lurus/deviasi Cukup lapang - -

Permukaan Licin Licin (N)

Warna Merah muda Merah muda Koana


Sempit + +

Spina - - Lapang - -

Krista - - Warna Merah Merah

Abses - - Edema - -
Mukosa Jaringan - -
Perforasi - -

Massa Lokasi Cavum nasi - granulasi

posterior Ukuran Eutrof Eutrof

Bentuk Sulit dinilai - Warna Merah muda Merah muda


Konkha
Ukuran Sulit dinilai - Permukaan Rata Rata
superior
Permukaan Tidak rata - Edema - -

Warna Hiperemis - Ada/tidak - -


Adenoid
Konsistensi Sulit dinilai - Tertutup + -

Mudah digoyang Sulit dinilai - secret


Muara tuba
Pengaruh - - Edema + -
eustachius
vasokonstriktor mukosa
Rinoskopi Posterior : Orofaring dan mulut
Dinding Warna Merah muda Merah muda
Lokasi Fossa -
Faring Permukaan Licin Licin
Rossenmuller
Ukuran Sulit dinilai - Tonsil Ukuran T1 T1
Massa
Warna Merah muda Merah muda
Bentuk Sulit dinilai -
Permukaan Licin Licin
Permukaan Tidak rata - Muara kripti Tidak Melebar
Detritus - -
Ada/tidak - -
Post Nasal Drip Jenis Eksudat - -
- -
Perlengketan dengan pilar - -

Peritonsil Warna Merah muda


Edema - -
Orofaring dan mulut
Abses - -
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Trismus - Tumor Lokasi + -
Uvula Edema - Bentuk - -
Bifda - Ukuran - -
Palatum mole + Simetris/tidak Simetris Simetris
Permukaan - -
Warna Merah Merah
Arkus faring Konsistensi - -
muda muda Karies/radiks - -
Edema - - Gigi
Kesan Hygiene baik Hygiene baik
Bercak/eksudat - -
Warna Merah muda Merah muda
Bentuk Normal Normal
Lidah
Deviasi - -
Massa - -
Laringoskopi Indirek :
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra Massa
Sekret
Bentuk Normal Normal Subglotis/trachea
ada/tidak
Warna Merah muda Merah muda
Massa
Sinus piriformis Sekret
Edema - - Massa
Epiglottis
Sekret
Pinggir Rata Rata Valekule
rata/tidak (jenisnya)
Massa - -

Warna Merah muda Merah muda

Edema - -
Aritenoid
Massa - -

Gerakan Normal Normal

Warna Merah muda Merah muda

Ventrikular Band Edema - -

Massa - -

Warna Putih Putih

Gerakan - -

Plika Vokalis Pinggir medial


Rata Rata
Massa - -
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
Leher
• Pada inspeksi terlihat pembesaran kelenjar
getah bening leher kanan sebesar bola voli
dan sebelah kiri sebesar telur ayam.

• Pada palpasi pembesaran KGB pada regio coli


dekstra level II, III dengan ukuran 80x60x50
mm, dan regio coli sinistra level V dengan
ukuran 50x30x20 mm.
HASIL LABORATORIUM
• Hb : 10,9 g/dl
• Leukosit: 7.000 /mm3
• Hematokrit : 34%
• Trombosit : 345.000/mm3
• PT/APTT: 10,8 / 38,6
• Kesan : Hasil dalam batas normal

• Ureum/Kreatinin : 19/0,9 md/dl


• Na/K/Cl : 133/4,0/99 mg/dl
• SGOT/SGPT : 13/13 mg/dl
• Total Protein : 6,8 g/dl
• Albumin : 3,7 g/dl
• Globulin : 3,1 g/dl
• Kesan : Kadar albumin dan globulin meningkat, natrium menurun.
• CT-SCAN
Kesan : KNF dengan limfadenopati colli bilateral

• HASIL LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI


Kesan : Nasofaring Carcinoma Non Keratinized
Differentiated Subtype

• HASIL LAB SITOLOGI


Kesan : Hasil BAJAH condong suatu malignant smear
dengan kemungkinan suatu metastase squamous cell
carcinoma dari nasofaring dapat dipertimbangkan
• DIAGNOSIS
• SCC Nasofaring Non Keratinized Differentiated
Stadium IVa (T4N3M0) Pro Kemoterapi ke-V

• TERAPI
• Hidrasi sesuai protap kemoterapi
DISKUSI
• Pasien laki-laki usia 58 tahun datang ke Poli THT-KL dengan
diagnosis SCC Nasofaring Non Keratinized Differentiated
Stadium IVa (T4N3M0) rencana kemoterapi yang ke 5.

• Staging T4N3M0 ditentukan berdasarkan AJCC 8 tahun 2017 :


– Dikatakan T4 bila tumor telah menyebar ke tengkorak dan atau
saraf kranial, hipofaring, kelenjar liur atau jaringan sekitarnya.
– Dikatakan N3 bila terjadi penyebaran ke nodus limfe dengan
ukuran melebihi cm atau lokasi di area bahu.
– Dikatakan M0 karena tidak terdapat metastasis jauh.
– Penentuan TNM dilakukan berdasarkan pemeriksaan penunjang
CT-Scan.
– Stadium IVa karena T berapapun, N3, M0.
• Pasien mengeluh hidung tersumbat sejak 2
tahun yang lalu, mimisan berulang yang tidak
berhenti sendiri, telinga terasa penuh,
pandangan ganda, susah menelan sejak 7
bulan yang lalu.

• Sumbatan hidung terjadi pertumbuhan tumor


ke rongga hidung menutupi koana.
• Epistaksis terjadi karena dinding tumor yang
rapuh. Rasa penuh dan rasa berdengung di
telinga merupakan gejala yang biasanya
muncul pada tahap awal perkembangan
keganasan di nasofaring.
• Pandangan ganda terjadi karena penjalaran
tumor telah mengenai saraf otak N.
Trigeminus. Susah menelan terjadi karena
adanya pembengkakan KGB leher yang
menekan esofagus.
• Pada pemeriksaan fsik ditemukan massa di
daerah fossa rosenmuler kanan. Pada
epidemiologinya, massa pada karsinoma
nasofaring sering ditemukan pada daerah fossa
rosenmuller.
• Kemoterapi dan radiologi neoadjuvan dilakukan
pada pasien ini karena pada srtadium IV sebaiknya
terapi lebih mengarah kepada terapi yang bersifat
paliatif. Karsinoma nasofaring dengan stadium IV
memiliki prognosis dubia ad malam.

Anda mungkin juga menyukai