MODELS VIEWED BY STUDENTS ACHIEVEMENT MOTIVATION Oleh : S. H. Sulistijo Indonesian Journal of Science Education 2017 Latar Belakang mengajarkan fisika harus sesuai dengan karakteristik pada fisika itu sendiri , seperti melakukan pengukuran secara langsung, penggunaan metode eksperimen, demonstrasi, elaborasi rumus. Namun banyak siswa yang mengeluhkan bahwa belajar fisika sangat sulit. Sehingga kegiatan belajar berbasis eksperimen ini perlu dipandu dengan pembelajaran kooperatif agar lebih efektif. Rumusan Masalah • Diperlukan kerjasama dalam kelompok kecil untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran fisika • Kurang terbentuknya sifat kolaboratif pada diri siswa dalam mempelajari disiplin ilmu sains • Perlu adanya motivasi belajar dalam diri siswa Pertanyaan Penelitian 1) Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran ISTAD dan model pembelajaran Inquiry terbimbing dalam pembelajaran fisika? 2) Apakah ada perbedaan hasil belajar pada siswa yang memiliki motivasi belajar tnggi dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah? 3) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran ISTAD dan Inquiry terbimbing dengan tingkat motivasi prestasi siswa? Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model Inquiry Student Teams-Achievement Divisions (ISTAD) dan inquiry terbimbing, antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah Kajian Teori • Model pembelajaran ISTAD adalah blending sintaks antara model STAD dengan sintaks inquiry terbimbing. Sebagian besar sintaks inquiry termasuk dalam fase kerja kelompok dalam sintaks STAD . Dengan demikian, model pembelajaran ISTAD dapat dianggap sebaga kegiatan Inquiry dalam kegiatan kelompok belajar (Prayitno, 2010) • ISTAD berisi dua daya yang dibutuhkan untuk belajar fisika, diantaranya adalah kelebihan inkuiri terbimbing sebagai proses pembelajaran untuk memungkinkan siswa dalam kegiatan penyelidikan ilmiah dan STAD mengarahkan siswa untuk belajar secara mandiri dengan kelompok mereka dalam rangka mencapai tujuan bersama dan dengan memberikan penghargaan kepada kelompok yang luar biasa ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Erina &Kuswanto, 2015). • Hasil penelitian oleh Abdullah & Shariff (2008) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis eksperimen dipandu oleh pembelajaran kooperatif lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa, sedangkan penelitian oleh Bilgin (2009) menunjukkan bahwa pembelajaran siswa menggunakan inkuiri terbimbing dibantu oleh pembelajaran kooperatif memiliki pemahaman konsep dan sikap yang lebih baik. Dengan demikian, ISTAD dapat digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi – eksperimental dengan desain faktorial 2x2x2 Sampel • Populasi penelitian terdiri dari semua siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Toroh, Kabupaten Grobogan tahun akademik 2016/2017 yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa 40 per kelas. • Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling maka diperoleh dua kelas sebagai sampel dengan perlakuan berbeda Instrumen • instrumen yang digunakan adalah dalam bentuk silabus, rencana pembelajaran dan instrumen pengumpulan data dalam bentuk tes dan lembar observasi. • Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil studi tes pengetahuan ini digunakan tes pilihan ganda. • lembar observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar sikap dan keterampilan ketika proses belajar berlangsung. Hasil Tabel 1. menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dikelas ISTAD lebih tinggi dari kelas inquiry terbimbing. Perbedaan hasil skor keduanya adalah 6.56 Hasil Data motivasi berprestasi siswa diperoleh dari kuesioner motivasi dalam bentuk checklist dengan skala Likert yang diberikan kepada siswa. Kuesioner motivasi berprestasi diberikan kepada kelas eksperimen dengan model pembelajaran ISTAD dan kelas kontrol yang digunakan yaitu model inquiry terbimbing. Motivasi berprestasi siswa dikategorikan menjadi dua, tinggi dan rendah. Siswa dianggap memiliki motivasi berprestasi tinggi jika skor motivasi berprestasi lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata dari semua sampel. Siswa dikategorikan sebagai memiliki motivasi berprestasi rendah jika skor motivasi berprestasi di bawah skor rata-rata semua sampel. Data motivasi berprestasi siswa dari kategori kemampuan tinggi disajikan pada Tabel 2. Hasil • Total rata-rata akumulasi dari kedua kelas. Pengelompokan kategori motivasi berprestasi tinggi dan rendah didasarkan pada rata-rata total skor yang 4.02, sehingga skor ini digunakan sebagai cut-off atau batas dari skor rata-rata. Rata- rata skor lebih dari atau sama dengan cutoff, maka motivasi berprestasi siswa dikategorikan sebagai tinggi. Jika siswa memiliki skor rata-rata kurang dari 4,02, maka motivasi berprestasi siswa dikategorikan sebagai rendah. Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada perbedaan antara siswa hasil yang diberi model pembelajaran ISTAD dan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran Fisika belajar. model pembelajaran ISTAD yang ditunjukkan hasil belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran inkuiri terbimbing. 2) ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan rendah. Para siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mendapat hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. 3) tidak ada interaksi antara ISTAD dan inkuiri terbimbing dengan motivasi berprestasi siswa. jadi jika diberi model pembelajaran yang berbeda, siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Komentar Kelebihan • Jurnal ini menyempurnakan hasil dari penelitian sebelumnya dengan membandingkan dari kelemahan hasil penelitian sebelumnya • Terdapat 27 referensi • Fokus bahasan dijelaskan secara berurutan dan jelas sehingga mudah difahami • Bahasa yang disampaikan mudah dimengerti • Analisis penelitian dijelaskan secara terurut, rinci dan jelas Kekurangan • Tidak menjelaskan sintak model pembelajaran yang digunakan secara rinci