Virus. Human artinya manusia, Imuno artinya sistem imun atau sistem kekebalan, deficiency artinya kekurangan/kerusakan, Virus adalah mikroba yang sangat kecil yang dapat menyebabkan penyakit. atau produk darah berulang, anak yang terpapar pada infeksi HIV dari kekerasan seksual (perlakuan salah Penyebab penyakit adalah HIV yaitu virus yang masuk dalam kelompok retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui penularan seksual, kontaminasi patogen di dalam darah, dan penularan masa perinatal. Faktor risiko untuk tertular HIV pada bayi dan anak adalah : Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual, bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan berganti, bayi yang lahir dari ibu atau pasangannya penyalahguna obat intravena, bayi atau anak yang mendapat transfusi darah seksual), dan anak remaja dengan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. KLASIFIKASI Tabel 1 : Definisi Klinis HIV pada anak di bawah 12 tahun (menurut WHO). Gejala Mayor : Penurunan berat badan atau kegagalan pertumbuhan. Diare kronik (lebih dari 1 bulan) Demam yang berkepanjangan (lebih dari 1 bulan) Infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang parah dan menetap Gejala Minor : Limfadenopati yang menyeluruh atau hepatosplenomegali Kandidiasis mulut dan faring Infeksi ringan yang berulang (otitis media, faringitis Batuk kronik (lebih dari 1 bulan) Dermatitis yang menyelurh Ensefalitis Lanjutan
Tabel 2. Klasifikasi infeksi HIV pada anak di bawah umur 18 tahun
menurut Center for Disease Control (CDC) Klas Subklas / kategori P-0 Infeksi yang tak dapat dipastikan (indeterminate infection) P1 Infeksi yang asimtomatik Subklas A : Fungsi immun normal Subklas B : Fungsi immun tak normal Subklas C : Fungsi immun tidak diperiksa Lanjutan P-2 Infeksi yang simtomatik Subklas A : Hasil pemeriksaan tidak spesifik (2/lebih gejala menetap lebih 2 bulan) Subklas B : Gejala neurologis yang progressip Subklas C : Lymphoid interstitial pneumonitis Subklas D : Penyakit infeksi sekunder Kategori D-1 Infeksi sekunder yang spesifik, sebagaimana tercantum dalam daftar definisi surveillance CDC untuk AIDS Kategori D-2 Infeksi bakteri serius berulang Kategori D-3 Penyakit infeksi sekunder yang lain Subklas E : Kanker sekunder Kategori E-1 Kanker sekunder sebagaimana tercantum dalam daftar definisi surveillance CDC untuk AIDS Kategori E-2 Kanker lain yang mungkin juga disebabkan karena infeksi AIDS Subklas F : Penyakit-penyakit lain yang mungkin juga disebabkan oleh infeksi H HIV Tabel 3. Kriteria AIDS Related Complex (ARC) pada anak (CDC) Kriteria Mayor : Pneumonitis interstitialis “Oral Thrush” yang menetap / berulang Pembesaran kelenjar parotis Kriteria Minor : Limfadenopati pada 2 tempat atau lebih (bilateral dihitung 1) Pembesaran hepar dan lien
Diare menahun / berulang
Kegagalan pertumbuhan (“failure to thrive”) Ensefalopati idiopatik progresip Kriteria Laboratorium : Peningkatan IgA / IgM dalam serum Perbandingan T4/T8 terbalik IVAP rendah Patofisiologi
Empat populasi utama pada kelopok usia pediatrik yang
terkena HIV : Bayi yang terinfeksi melalui penularan perinatal dari ibu yang terinfeksi (disebut juga trasmisi vertikal); hal ini menimbulkan lebih dari 85% kasus AIDS pada anak-anak yang berusia kurang dari 13 tahun. Anak-anak yang telah menerima produk darah (terutama anak dengan hemofilia) Remaja yang terinfeksi setelah terlibat dalam perilaku resiko tinggi. Bayi yang mendapat ASI ( terutama di negara-negara berkembang ). Manifestasi Klinis Manifestasi klinisnya antara lain : Berat badan lahir rendah Gagal tumbuh Limfadenopati umum Hepatosplenomegali Sinusitis Infeksi saluran pernafasan atas berulang Parotitis Diare kronik atau kambuhan Infeksi bakteri dan virus kambuhan Infeksi virus Epstein-Barr persisten Sariawan Orofaring Trombositopenia Infeksi bakteri seperti meningitis Pneumonia Interstisial kronik Pendekatan Diagnosa
Pada umumnya diagnosa infeksi HIV/AIDS pada
anak ditegakkan atas dasar : Tergolong dalam kelompok resiko tinggi. Adanya infeksi oportunistik dengan atau tanpa keganasan Adanya tanda-tanda defisiensi imun, seperti menurunnya T4 (ratio T4:T8) Tidak didapatkan adanya penyebab lain dari defisiensi imun. Terbukti adanya HIV baik secara serologi maupun kultur. Lanjutan WHO telah menetapkan kriteria diagnosa AIDS pada anak sebagai berikut : Seorang anak (<12 tahun) dianggap menderita AIDS bila : Lebih dari 18 bulan, menunjukkan tes HIV positif, dan sekurang-kurangnya didapatkan 2 gejala mayor dengan 2 gejala minor. Gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan-keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV. Kurang dari 18 bulan, ditemukan 2 gejala mayor dan 2 gejala minor dengan ibu yang HIV positif. Gejala-gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan-keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV. Pemeriksaan Penunjang
Elisa : Enzyme-linked imunosorbent assay (uji awal yang umum) –
mendeteksi antibodi terhadap antigen HIV (umumnya dipakai untuk skrining HIV pada individu yang berusia lebih dari 2 tahun). Western blot (uji konfirmasi yang umum) – mendeteksi adanya antibodi terhadap beberapa protein spesifik HIV. Kultur HIV – standar emas untuk memastikan diagnosis pada bayi. Reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction [PCR]) – mendeteksi asam deoksiribonukleat (DNA) HIV (uji langsung ini bermanfaat untuk mendiagnosis HIV pada bayi dan anak. Uji antigen HIV – mendeteksi antigen HIV. HIV, IgA, IgM – mendeteksi antibodi HIV yang diproduksi bayi lanjutan Dengan menggunakan gabungan dari tes-tes di atas, diagnosis dapat ditetapkan pada kebanyakan anak yang terinfeksi sebelum berusia 6 bulan. Temuan laboratorium ini umumnya terdapat pada bayi dan anak-anak yang terinfeksi HIV : Penurunan rasio CD4 terhadap CD8. Limfopenia. Anemia, trombositopenia. Hipergammaglobulinemia (IgG, IgA, IgM). Penurunan respon terhadap tes kulit (candida albican, tetanus). Lanjutan Respon buruk terhadap vaksin yang didapat (dipteria, tetanus, morbili) Haemophilus influenzae tipe B Penurunan jumlah limfosit CD4+ absolut. Penurunan persentase CD4+. Komplikasi