Anda di halaman 1dari 12

INTEGRITI DALAM BERBICARA

OLEH: JAIMAH BINTI ABDUL MANAF


JAB. PERSURATAN MELAYU
IPGKBM KL
APA ITU INTEGRITI?

• MERANGKUMI SIFAT “JATI DIRI” TERMASUKLAH JUGA

KEIKHLASAN, KETERBUKAAN, KETELUSAN, AMANAH,

BENAR, BERPEGANG KEPADA PRINSIP, TIDAK MUDAH

DIPENGARUHI, BOLEH DIPERCAYAI, BOLEH PEGANG

CAKAPNYA...
MENGAPA PERLU ADA INTEGRITI DALAM BICARA
KITA…
• TANGGUNGJAWAB
• HARGA DIRI
• MENYATAKAN KEBENARAN
• AKHLAK YANG MULIA
• MENDAPAT KEPERCAYAAN
APA PULA KAITANNYA DENGAN BICARA KITA…?
• 1. Berkata yang Benar (Qaulan Sadiidan)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar.” (Q.S Al-Ahzab : 70).
• Integritas seseorang salah satunya ditunjukkan dari perkataannya yang
benar. Inilah salah satu kunci keberhasilan Rosulullah dalam berdakwah
di zaman jahiliyah, karena beliau senantiasa berkata benar dan jujur,
sehingga diberi gelar al-Amin (dapat dipercaya). Orang yang sering
berbohong tidak akan dipercaya, sehingga kata-katanya menjadi sia-sia.
Bicaralah sesui fakta dan hindari menambah ataupun mengurangi apa
yang sebenarnya terjadi.
2. Berkata yang Baik (Qaulan Ma’rufan)
• “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Q.S. Al-
Furqon: 63).
• Etika berbicara yang utama adalah kerendahan hati dan tidak
menyombongkan diri. Berkata baiklah kepada siapapun, dalam kondisi
apapun dan dimanapun. Ketika akan berbicara dengan orang lain, pilihlah
dan pikirkan kata-kata yang baik dan sampaikanlah dengan cara yang
terbaik pula. Berkatalah untuk mengajak orang pada kebaikan.
3. Berkata Lembut (Qaulan Layyinan)
• “Maka bicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Q.S. Thaha : 44).
• Ketika kita berbicara dengan orang lain, gunakanlah intonasi yang lembut,
sekalipun pembicara tersebut dimaksudkan untuk memberikan
peringatan atau teguran, apalagi jika pembicara tersebut dimaksudkan
untuk silaturrahim. Penggunaan intonasi ini sangat penting guna menjaga
stabilitas emosi yang berbicara maupun yang mendengarkannya.
Terjaganya stabilitas emosi antara kedua belah pihak, sehingga pesan
akan mudah diterima dengan baik oleh mitra bicara.
4. Berkata yang Penuh Makna (Qaulan
Baliigha)
• “Dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka.” (QS An-Nisa: 63).
• Perkataan yang berbekas pada jiwa dimaksudkan sebagai perkataan yang
diperlukanan oleh orang yang mendengarkannya. Ketika seseorang
berbicara, penyampaian pesan merupakan rangkaian kata yang menjadi
kalimat, bagaikan anak panah yang menuju pikiran dan hati mitra bicara.
Orang yang banyak bicara belum tentu dimengerti makna pesannya oleh
mitra bicara dan biasanya justru akan membingungkan, karena pesannya
terlalu banyak. Apalagi bila pesan yang banyak tersebut meluncur
kemana-mana tidak mengenai sasaran. Sangatlah bijak bila kita berbicara
dengan menggunakan kata pilihan yang mampu menembus hati dan
pikiran mitra bicara. Artinya, dengan sedikit bicara, pesan yang ingin kita
sampaikan dapat diterima dengan baik dan bermanfaat oleh mitra bicara.
Add a Slide Title - 3
Add a Slide Title - 4
Add a Slide Title - 5

Anda mungkin juga menyukai