Apa konsekuensinya ?
◦ Siapa yang mempunyai kewajiban
dalam memberikan perlindungan
dengan tegas disebutkan dalam
Pasal 39 ayat (1) UU NO 14 TAHUN
2005::
1. Pemerintah
2. Pemerintah Daerah
3. Masyarakat
4. Organisasi Profesi
5. Satuan Pendidikan
Konsekuensi logis dari amanat pasal 39
UU No 14/2005 tersebut di atas adalah
bahwa kelima komponen tersebut diatas
harus selalu pro aktif dan bersungguh-
sungguh melaksanakan kewajibannya
karena merupakan amanat undang-undang.
Artinya, karena merupakan amanat
undang-undang maka setiap guru berhak
untuk meminta perlindungan kepada 5
komponen tersebut di atas baik berupa
advokasi maupun bentuk bantuan hukum
lainnya, pada saat mengalami permasalahan
dalam melaksanakan tugasnya.
Perlindungan yang dilakukan Pemerintah
dilakukan oleh Kementerian atau kementerian
lain yang menyelenggarakan pendidikan
Dalam melaksanakan kewajiban
perlindungan , Pemerintah daerah,
Satuan pendidikan, Organisasi profesi,
dan Masyarakat sesuai kewenangan
masing-masing wajib:
menyediakan sumber daya; dan
menyusun mekanisme
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Upaya perlindungan Guru dilakukan
dalam bentuk Advokasi nonlitigasi
(vide Pasal 4 Permendikbud No 10
Tahun 2017)
Advokasi nonlitigasi adalah bantuan
hukum dalam bentuk pembelaan di luar
pengadilan yang diberikan dalam upaya
memberikan perlindungan dan/atau
penyelesaian permasalahan hukum yang
dialami guru.
Perlindungan dengan cara advokasi
nonlitigasi terdiri atas konsultasi hukum,
mediasi, dan pemenuhan dan/atau
pemulihan hak
merupakan Bantuan Hukum dalam
bentuk saran atau pendapat, termasuk
bentuk penyelesaian
saran atas
sengketa atau perselisihan.
merupakan proses penyelesaian
sengketa antara Guru dengan pihak
lain berdasarkan perundingan
Dapat berupa bantuan kepada Guru
untuk mendapatkan penasihat hukum
dalam penyelesaian perkara melalui
proses pidana, perdata, atau tata usaha
negara, atau pemenuhan ganti rugi bagi
Guru
Pasal 39 ayat (1) PP No 74 Tahun 2008:
“Guru memiliki kebebasan memberikan sanksi
kepada peserta didiknya yang melanggar norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan,
peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang
ditetapkan Guru, peraturan tingkat satuan
pendidikan, dan peraturan perundang-undangan
dalam proses pembelajaran yang berada di
bawah kewenangannya”.
Pasal 39 ayat (2):
“Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa teguran dan/atau peringatan, baik
lisan maupun tulisan, serta hukuman yang
bersifat mendidik sesuai dengan kaedah
pendidikan, kode etik Guru, dan peraturan
perundang-undangan”.
Pasal 39 ayat (3):
“Pelanggaran terhadap peraturan satuan
pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik
yang pemberian sanksinya berada di luar
kewenangan Guru, dilaporkan Guru kepada
pemimpin satuan pendidikan”.
Pasal 39 ayat (4):
“Pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan yang dilakukan oleh peserta didik,
dilaporkan Guru kepada pemimpin satuan
pendidikan untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan”.
Pasal 169 ayat (1) PP No 17 Tahun 2010:
“Peserta didik berkewajiban:
a. Mengikuti proses pembelajaran sesuai
peraturan satuan pendidikan dgn
menjunjung tinggi norma dan etika
akademis;
b. Menjalankan ibadah sesuai dgn agama yg
dianutnya dan menghormati pelaksanaan
ibadah peserta didik lain;
c. Menghormati pendidik dan tenaga
kependidikan
d. Memelihara kerukunan dan kedamaian
untuk mewujudkan harmani sosial;
e. Mencintai keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara, serta menyayangi sesama
peserta didik;
f. Mencintai dan melestarikan lingkungan;
g. Ikut menjaga dan memelihara sarana dan
prasarana, keberisihan, keamanan, dan
ketertiban satuan pendidikan;
h. Ikut menjaga dan memelihara sarana dan
prasarana, keberisihan, keamanan, dan
ketertiban umum;
i. Menanggung biaya pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan, kecuali yang
dibebaskan dari kewajiban;
j. Menjaga kewibawaan dan nama baik satuan
pendidikan yang bersangkutan; dan
k. Mematuhi semua peraturan yang berlaku.
a. Satuan Pendidikan
b. pemerintah daerah kabupaten/kota
c. pemerintah daerah provinsi
d. organisasi profesi
Pengaduan disampaikan secara tertulis berupa
Surat Pengaduan dan paling sedikit memuat:
1. Identitas pengadu terdiri atas:
a. nama lengkap
b. nama dan alamat instansi (unit kerja)
c. nomor telepon/faksimili unit kerja
d. alamate-mail
e. alamat rumah
f. alamat surat apabila berbeda dengan alamat
rumah
g. fotocopy identitas pengadu yang masih berlaku
2. Kronologi peristiwa yang meliputi:
a. peristiwa/kejadian
b. tempat dan waktu kejadian
c. pihak yang terlibat
d. saksi-saksi
3. Alat bukti dapat berupa:
a. fotocopy dokumen pendukung yang
berhubungan dengan peristiwa/kejadian
b. bukti-bukti pendukung lain yang
menguatkan pengaduan
4. Penjelasan upaya hukum yang
pernah ditempuh sebelumnya.
5. Membubuhkan tanda tangan dan
nama jelas pengadu atau yang
diberi kuasa.