Melan Justari
G1A217082
Pembimbing:
dr. Ade Susanti, Sp. An
BAB I
PENDAHULUAN
2
”
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 70 Tahun
JenisKelamin : laki-laki
Alamat : Jl. Kol. Amir Hamzah lrg Kenangan 1
Pekerjaan : wiraswasta
”
Status Pernikahan : Menikah
MRS : 24 Mei 2019
3
4 Keluhan Utama
Penurunan kesadaran sejak ± 3 hari SMRS
▹ Anamnesis :
▹ A : Alergi tidak ada
▹ M : Medikasi tidak ada
▹ P : Past Illness tidak ada
▹ L : Last meal sebelum penurunan kesadaran,
pasien terakhir makan nasi dan lauk.
▹ E : Event/environment : pasien mengalami
penurunan kesadaran saat mengendarai motor.
▹ Pemeriksaan Fisik :
Jantung
▹ Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
▹ Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
▹ Perkusi : batas jantung dbn
▹ Auskultasi : BJ I dan II normal regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
11 ▹ Inspeksi : Datar, bekas operasi(-), sikatriks (-)
▹ Palpasi : Supel, hepar-lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
▹ Perkusi : Timpani
▹ Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Ekstremitas
▹ Atas : Akral dingin, CRT < 2 detik, Udem (-/-)
▹ Bawah : Akral dingin, CRT < 2 detik, Udem (-/-)
▹ Pemeriksaan Neurologis
12 Kepala
▹ Nyeri tekan : (-)
▹ Simetri : (+)
Leher
▹ Sikap : Normal
▹ Pergerakan : Normal
▹ Kaku kuduk : (-)
13 Reevaluasi ABCDE
06.00 B : Clear
06.30 A : Clear 25 180/100 66 36,6 100
B : Clear
07.00 A : Clear 22 180/100 72 36,6 100
B : Clear
07.30 A : Clear 21 170/98 67 36,6 100
B : Clear
08.00 A : Clear 26 174/82 73 36,7 100
B : Clear
08.30 A : Clear 23 160/86 69 36,7 100
B : Clear
09.00 A : Clear 22 160/92 71 36.5 100
B : Clear
09.30 A : Clear 24 150/90 67 36,5 100
B : Clear
10.00 A : Clear 22 140/82 83 36,6 100
B : Clear
10.30 A : Clear 24 140/80 66 36,5 100
B : Clear
11.00 A : Clear 22 140/85 68 36,5 100
B : Clear
11.30 A : Clear 22 140/86 83 36,5 100
B : Clear
Pemeriksaan Penunjang CT Scan Kepala
▹ Laboratorium
14 ▹ Darah rutin
▹ WBC : 10,29. 103/mm3 (3,5-10,0 .103/mm3)
▹ RBC : 4,26. 106/mm3 (3,80-5,80 .106/mm3)
▹ HGB : 12,7 g/dl (11,0-16,5 g/dl)
▹ HCT : 39,6 % (35,0-50%)
▹ PLT : 187. 103/mm3 (150-390 103/mm3)
▹ GDS : 141 mg/dl
▹
▹ Elektrolit
▹ Na : 140,91
▹ K : 3.15
▹ Cl : 98,37
▹ Ca : 1,09
▹
▹ Faal ginjal
▹ Ur : 24 mg/dl (15-39) Lesi hiperdens di hemisfer sinistra
▹ Kr : 1,0 mg/dl (0,9-1,3)
Ro Thorax: Cor dan pulmo normal
▹ Diagnosis Kerja
15 Intracerebral Hemorrhage
▹ Terapi/Tindakan
▹ O2 nasal kanul 4 L/menit
▹ IVFDNaCl 0,9% 20 tetes/menit
▹ Kateter dan NGT terpasang
▹ Terapi definitif
▸ IVFD Manitol 4 x 125 cc
▸ Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
▸ Amlodipin 1x10mg
▸ Candesartan 1x16mg
▹ Follow up
16
25 Mei 2019 (ICU)
S : Penurunan kesadaran
O : KU : tampak sakit berat, GCS : E2M5V2
TD : 140/105 mmHg HR : 70 x/menit
RR : 23 x/menit T : 37 ◦C SpO2 : 98%
A : Intracerebral Hemorrhage
P: ivfd nacl 0,9% 10 tpm
manitol 4x125 cc
Inj furosemide 2x1
Inj ranitidin 2x1
Candesartan 1x16mg
Amlodipin 1x10mg
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
”
intracerebral hemorrhage), atau dapat pula terjadi pada struktur dari otak,
seperti thalamus, basal ganglia, pons, ataupun cerebellum (deep
intracerebral hemorrhage).
17
Etiologi
18
Hipertensi (72-81%)
Arteriovenous Malformation
Gejala klinis
19 • Biasanya disertai dengan
penurunan kesadaran.
• Sakit kepala hebat dan
muntah yang merupakan
tanda peningkatan tekanan
intrakranial
• Kejang jarang dijumpai pada
saat onset perdarahan
intraserebral.
Tatalaksana Tindakan untuk mengurangi peninggian TIK antara lain
:9
20 Semua penderita yang dirawat dengan • Elevasi kepala higga 30o untuk mengurangi volume
‟intracerebral hemorrhage‟ harus vena intrakranial serta memperbaiki drainase vena.
mendapat pengobatan untuk :
• Manitol intravena (mula-mula 1,5 g/kg bolus, lalu
• ”Normalisasi” tekanan darah 0,5 g/kg tiap 4-6 jam untuk mempertahankan
osmolalitas serum 295-310 mOsm/L).
• Pengurangan tekanan intrakranial
• Restriksi cairan ringan (67-75% dari pemeliharaan)
• Pengontrolan terhadap edema serebral dengan penambahan bolus cairan koloid bila perlu.
”
nekrosis fibrinoid yang memperlemah dinding . pembuluh
darah yang kemudian menyebabkan ruptur intima dan
menimbulkan aneurisma. Selanjutnya dapat menyebabkan
mikrohematoma dan edema. Hipertensi kronik dapat juga
21 menimbulkan aneurisma-aneurisma kecil (diameternya 1
mm) yang tersebar di sepanjang pembuluh darah.
Primary Survey Airway pada pasien dikatakan clear setelah dilakukan
Airway pemeriksaan dengan metode look, listen, and feel. Tidak terlihat
Primary Survey
adanya sianosis, retraksi dinding dada, dan penggunaan otot
Airway
Penanganan gawat darurat pada stroke hemoragik adalah evaluasi cepat dan
diagnosis, Terapi umum (suportif), Stabilisasi jalan napas dan pernapasan,
Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi, Pemeriksaan awal fisik umum, Pengendalian
peninggian TIK, Penanganan transformasi hemoragik, Pengendalian kejang,
Pengendalian suhu tubuh.
24
”
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan
mengatasi berbagai risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun
kelompok risiko tinggi yang belum pernah terserang stroke.
25
TERIMA KASIH