DAN METABOLISME
Ivan Buntara
405120049
Learning Objective 1
Mengetahui dan menjelaskan fisiologi rasa lapar dan kenyang
NPY dan Melanokortin
• Nukleus arkuatus hipotalamus berperan sentral dalam kontrol
jangka panjang keseimbangan energi dan berat tubuh serta kontrol
jangka pendek asupan makanan sehari-hari
• Nukleus arkuatus mempunyai 2 subset neuron yang berfungsi
saling berlawanan
• Neuropeptida Y (perangsang nafsu makan)
• Melanokortin (menekan nafsu makan)
Leptin & Insulin
• Jaring adiposit adalah jaring lemak trigliserida yang merupakan hasil
dari metabolisme glukosa, untuk energi cadangan
• Adiposit juga mensekresi hormon, adipokines yang berperan dalam
pengendalian energi dan metabolisme
• Adiponektin, suatu hormon adipokine yang “baik” meningkatkan
sensitivitas insulin yang menyebabkan penurunan BB dan
memberikan respon anti-inflamasi
Leptin & Insulin
• Sementara resistin yang merupakan adipokines yang “jahat”
meningkat pada orang-orang obese, yang menyebabkan resistensi
terhadap insulin
• Leptin, salah satu adipokines yang penting dalam regulasi dan
mempertahankan BB normal
• Arcuate nucleus merupakan tempat kerja leptin, yang menyebabkan
supresi rasa lapar
• Insulin yang disekresi pankreas menginhibisi NPY, untuk mensupresi
rasa lapar
Leptin dan Insulin
• Adiposit mengeluarkan beberapa hormon adipokin (berperan
penting dalam keseimbangan energi dan metabolisme)
• Jumlah leptin dalam darah : indikator baik jumlah total lemak
trigliserida yang disimpan di jaringan lemak
• Semakin ↑ simpanan lemak semakin banyak leptin dilepaskan ke dalam
darah.
Leptin & Insulin
• Tempat utama kerja leptin nukleus arkuatus
• Leptin menekan nafsu makan dengan menghambat sinyal NPY dan
merangsang pengeluaran sinyal melanokortin
• Penurunan simpanan lemak ↓ sekresi leptin ↑ nafsu makan
• Insulin hormon yang disekresikan oleh pankreas sebagai respons
terhadap peningkatan konsentrasi glukosa dan nutrien lain di darah
setelah makan, merangsang penyerapan, pemakaian, dan
penyimpanan nutrien-nutrien oleh sel
Adipokin Fungsi
Leptin Dibebaskan dari lemak simpanan;
menekan nafsu makan;
regulator jangka panjang utama keseimbangan energi dan
berat tubuh
Adiponektin Sekresi dari adiposit yang tertekan pada obesitas;
mendorong oksidasi asam lemak oleh otot;
meningkatkan sensitivitas terhadap insulin;
menurunkan BB dengan meningkatkan pengeluaran energi;
memiliki efek antiinflamasi
Resistin Dibebaskan terutama pada obesitas;
menyebabkan resistensi insulin
Visfatin Dibebaskan terutama dari lemak viseral;
merangsang penyerapan glukosa;
berikatan dengan reseptor insulin di tempat yang berbeda dari
tempat pengikatan insulin
TNF-α dan IL-6 Mendorong peradangan ringan di lemak di seluruh tubuh
Ghrelin dan PYY3-36
• Ghrelin perangsang nafsu makan poten yang dihasilkan oleh
lambung dan diatur oleh status makan
• Memuncak sebelum makan dan turun setelah hidangan dimakan
• Ghrelin merangsang nafsu makan dengan mengaktifkan neuron penghasil NPY
di hipotalamus
• PYY 3-36 kadar terendah sebelum makan tetapi meningkat selama
makan dan memberikan sinyal rasa kenyang
• Bekerja dengan menghambat neuron-neuron penghasil NPY perangsang
makan di nukleus arkuatus
Oreksin dan yang lain
• LHA dan PVN mengeluarkan pembawa-pembawa pesan kimiawi
sebagai respons terhadap masukan dari neuron-neuron nukleus
arkuatus
• LHA menghasilkan dua neuropeptida yang berhubungan erat yang
dikenal sebagai oreksin (stimulator kuat asupan makanan)
• NPY merangsang pelepasan oreksin
• melanokortin menghambat pelepasan oreksin
• PVN mengeluarkan pembawa-pembawa pesan kimiawi (ex.
corticotropin-releasing hormone ↓ nafsu makan dan asupan
makan)
• Melanokortin merangsang pelepasan berbagai neuropeptida penekan nafsu
makan
• NPY menghambat pelepasan berbagai neuropeptida penekan nafsu makan ini
• Nukleus traktus solitarius (NTS) memproses sinyal-sinyal yang
penting dalam perasaan kenyang
Kolesistokinin
• Dikeluarkan dari mukosa duodenum sewaktu pencernaan makanan
sinyal kenyang untuk mengatur jumlah makanan yang disantap
Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Lapar Pada
Manusia
• Hipotesis Lipostatik
• Leptin mengukur persentase lemak dalam sel lemak
• Jumlah lemak rendah hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan
makan
• Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan
• Makanan yang ada di GIT merangsang munculnya satu atau lebih peptida, contohnya
kolesistokinin (CCK)
• Apabila jumlah kolesistokinin rendah hipotalamus menstimulasi untuk memulai
pemasukan makanan ke dalam tubuh
• Ghrelin → hormon yang ↑ perilaku makan. ↑ di saat puasa, ↑ sesaat sebelum
makan, dan ↓ setelah makan
• Hipotesis Glukostatik
• Rasa lapar karena kurangnya glukosa dalam darah
Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Lapar Pada
Manusia
• Hipotesis Termostatik
• suhu dingin/di bawah set point hipotalamus meningkatkan nafsu makan
• Neurotransmitter
• berpengaruh terhadap nafsu makan
• norepinephrine dan neuropeptida Y konsumsi KH
• dopamine dan serotonine tidak mengkonsumsi KH
• Psikososial
• Bau, rasa, warna dan tekstur makanan juga memicu rasa lapar
• Stres juga dapat berpengaruh terhadap nafsu makan, tetapi ini bergantung pada
masing-masing individu
• Kebiasaan juga mempengaruhi rasa lapar. Seperti orang normal yang biasa makan 3
kali sehari bila kehilangan 1 waktu makan, akan merasa lapar pada waktunya makan
walaupun sudah cukup cadangan zat gizi dalam jaringan-jaringannya
Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Lapar Pada
Manusia
• Kontraksi di Duodenum dan Lambung
• Terjadi jika lambung sudah kosong selama beberapa jam/lebih
• Kontraksi juga dapat sangat ditingkatkan akibat kadar gula darah yang rendah
• Menimbulkan sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang disebut hunger pans (rasa
nyeri mendadak waktu lapar) yang terjadi setelah 12 - 24 jam sesudah makan
• Pada kelaparan, hunger pans mencapai intensitas terbesar dalam waktu 3 - 4 hari
dan melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya
Makan Cepat → Gemuk
• Pengukuran makanan oleh reseptor-reseptor kepala (mengunyah, saliva, menelan, dan
mengecap, “mengukur” makanan waktu melalui mulut, dan setelah jumlah tertentu
lewat, pusat makan hipotalamus menjadi terhambat) → 20 menit → sinyal kenyang ke
otak
• Makan cepat → makan berlebih sebelum tubuh sempat mengirimkan sinyal kenyang
• Makan cepat → menghentikan produksi hormon peptida Y dan glukagon-peptida di usus
yang bertindak sebagai pengerem nafsu makan pada otak → tidak akan merasa kenyang
dan menjadi keterusan makan
• Makan cepat membuat tubuh dipaksa untuk mencerna lebih cepat dan kehilangan nutrisi
sebelum makanan dicerna secara sempurna
• Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology.
11th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.
Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.
Silverthorn DU, Johnson BR, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn
AC. Human physiology: an integrated approach. Illinois:
Pearson Education Inc.; 2013.
Silverthorn DU, Johnson BR, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn
AC. Human physiology: an integrated approach. Illinois:
Pearson Education Inc.; 2013.
Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.
Learning Objective 2
Mengetahui dan menjelaskan definisi, etiologi, dan patofisiologi dari obesitas
OBESITAS PADA DEWASA
OBESITAS
• Terdapatnya massa jaringan adiposa yang berlebihan
• Kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi
• Akumulasi lemak yang tidak normal / berlebihan di jaringan adiposa
→ dapat mengganggu kesehatan
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, et al, editors. Harrison's
principle of internal medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Medical; 2008.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014.
PREVALENSI OBESITAS
• Riskesdas 2013 → jumlah kasus obesitas pada perempuan dewasa ↑
2x lipat dalam 2 tahun terakhir
Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
Learning Objective 3
Mengetahui dan menjelaskan klasifikasi dan grading obesitas
KLASIFIKASI OBESITAS DEWASA SERTA RISIKO
KOMORBID BERDASARKAN NILAI BMI
Klasifikasi BMI Risiko Komorbid
BB kurang < 18,50 Rendah, tetapi risiko terhadap
masalah klinis lain tetap tinggi
BB normal 18,50 – 24,99 -
BB berlebih >= 25,0 Rata-rata
Pra-obes 25,00 – 29,99 Meningkat
Obes derajat I 30,00 – 34,99 Sedang
Obes derajat II 35,00 – 39,99 Berat
Obes derajat III/Obes morbid >= 40,00 Sangat berat
Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
ANAMNESIS PASIEN OBESITAS
• Riwayat penyakit (medis), faktor risiko, dan penyulit yang ada
• Riwayat pertambahan BB → waktu terjadinya pertambahan BB
• Riwayat pengobatan obesitas sebelumnya
• Riwayat keluarga yang obes, penyakit terkait, dan faktor risiko (DM
tipe 2, hipertensi, batu empedu, PJK dini)
• Riwayat diet dan asupan alkohol
Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
FARMAKOTERAPI OBESITAS
http://www.fda.gov/
FARMAKOTERAPI OBESITAS-EKSTRAK Garcinia
cambogia
http://www.fda.gov/
FARMAKOTERAPI OBESITAS-LORCASERIN
• Telah mendapat persetujuan Food and Drug Administration (FDA)
sejak 27 Juni 2012
• Merek dagang → Belviq®
• Belum beredar di Indonesia
• Indikasi : pasien obesitas dewasa (IMT >= 30) atau BB berlebih (IMT
>= 27) dengan 1 atau lebih komorbid → hipertensi, dislipidemia, atau
DM tipe 2