Anda di halaman 1dari 102

BAHAN PEMICU 1 ENDOKRIN

DAN METABOLISME
Ivan Buntara
405120049
Learning Objective 1
Mengetahui dan menjelaskan fisiologi rasa lapar dan kenyang
NPY dan Melanokortin
• Nukleus arkuatus hipotalamus  berperan sentral dalam kontrol
jangka panjang keseimbangan energi dan berat tubuh serta kontrol
jangka pendek asupan makanan sehari-hari
• Nukleus arkuatus  mempunyai 2 subset neuron yang berfungsi
saling berlawanan
• Neuropeptida Y (perangsang nafsu makan)
• Melanokortin (menekan nafsu makan)
Leptin & Insulin
• Jaring adiposit adalah jaring lemak trigliserida yang merupakan hasil
dari metabolisme glukosa, untuk energi cadangan
• Adiposit juga mensekresi hormon, adipokines yang berperan dalam
pengendalian energi dan metabolisme
• Adiponektin, suatu hormon adipokine yang “baik” meningkatkan
sensitivitas insulin yang menyebabkan penurunan BB dan
memberikan respon anti-inflamasi
Leptin & Insulin
• Sementara resistin yang merupakan adipokines yang “jahat”
meningkat pada orang-orang obese, yang menyebabkan resistensi
terhadap insulin
• Leptin, salah satu adipokines yang penting dalam regulasi dan
mempertahankan BB normal
• Arcuate nucleus merupakan tempat kerja leptin, yang menyebabkan
supresi rasa lapar
• Insulin yang disekresi pankreas menginhibisi NPY, untuk mensupresi
rasa lapar
Leptin dan Insulin
• Adiposit mengeluarkan beberapa hormon  adipokin (berperan
penting dalam keseimbangan energi dan metabolisme)
• Jumlah leptin dalam darah : indikator baik jumlah total lemak
trigliserida yang disimpan di jaringan lemak
• Semakin ↑ simpanan lemak  semakin banyak leptin dilepaskan ke dalam
darah.
Leptin & Insulin
• Tempat utama kerja leptin  nukleus arkuatus
• Leptin menekan nafsu makan dengan menghambat sinyal NPY dan
merangsang pengeluaran sinyal melanokortin
• Penurunan simpanan lemak  ↓ sekresi leptin  ↑ nafsu makan
• Insulin  hormon yang disekresikan oleh pankreas sebagai respons
terhadap peningkatan konsentrasi glukosa dan nutrien lain di darah
setelah makan, merangsang penyerapan, pemakaian, dan
penyimpanan nutrien-nutrien oleh sel
Adipokin Fungsi
Leptin Dibebaskan dari lemak simpanan;
menekan nafsu makan;
regulator jangka panjang utama keseimbangan energi dan
berat tubuh
Adiponektin Sekresi dari adiposit yang tertekan pada obesitas;
mendorong oksidasi asam lemak oleh otot;
meningkatkan sensitivitas terhadap insulin;
menurunkan BB dengan meningkatkan pengeluaran energi;
memiliki efek antiinflamasi
Resistin Dibebaskan terutama pada obesitas;
menyebabkan resistensi insulin
Visfatin Dibebaskan terutama dari lemak viseral;
merangsang penyerapan glukosa;
berikatan dengan reseptor insulin di tempat yang berbeda dari
tempat pengikatan insulin
TNF-α dan IL-6 Mendorong peradangan ringan di lemak di seluruh tubuh
Ghrelin dan PYY3-36
• Ghrelin  perangsang nafsu makan poten yang dihasilkan oleh
lambung dan diatur oleh status makan
• Memuncak sebelum makan dan turun setelah hidangan dimakan
• Ghrelin merangsang nafsu makan dengan mengaktifkan neuron penghasil NPY
di hipotalamus
• PYY 3-36  kadar terendah sebelum makan tetapi meningkat selama
makan dan memberikan sinyal rasa kenyang
• Bekerja dengan menghambat neuron-neuron penghasil NPY perangsang
makan di nukleus arkuatus
Oreksin dan yang lain
• LHA dan PVN mengeluarkan pembawa-pembawa pesan kimiawi
sebagai respons terhadap masukan dari neuron-neuron nukleus
arkuatus
• LHA menghasilkan dua neuropeptida yang berhubungan erat yang
dikenal sebagai oreksin (stimulator kuat asupan makanan)
• NPY merangsang pelepasan oreksin
• melanokortin menghambat pelepasan oreksin
• PVN mengeluarkan pembawa-pembawa pesan kimiawi (ex.
corticotropin-releasing hormone  ↓ nafsu makan dan asupan
makan)
• Melanokortin merangsang pelepasan berbagai neuropeptida penekan nafsu
makan
• NPY menghambat pelepasan berbagai neuropeptida penekan nafsu makan ini
• Nukleus traktus solitarius (NTS)  memproses sinyal-sinyal yang
penting dalam perasaan kenyang
Kolesistokinin
• Dikeluarkan dari mukosa duodenum sewaktu pencernaan makanan
 sinyal kenyang untuk mengatur jumlah makanan yang disantap
Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Lapar Pada
Manusia
• Hipotesis Lipostatik
• Leptin  mengukur persentase lemak dalam sel lemak
• Jumlah lemak rendah  hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan
makan
• Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan
• Makanan yang ada di GIT merangsang munculnya satu atau lebih peptida, contohnya
kolesistokinin (CCK)
• Apabila jumlah kolesistokinin rendah  hipotalamus menstimulasi untuk memulai
pemasukan makanan ke dalam tubuh
• Ghrelin → hormon yang ↑ perilaku makan. ↑ di saat puasa, ↑ sesaat sebelum
makan, dan ↓ setelah makan
• Hipotesis Glukostatik
• Rasa lapar  karena kurangnya glukosa dalam darah
Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Lapar Pada
Manusia
• Hipotesis Termostatik
• suhu dingin/di bawah set point  hipotalamus meningkatkan nafsu makan
• Neurotransmitter
• berpengaruh terhadap nafsu makan
• norepinephrine dan neuropeptida Y  konsumsi KH
• dopamine dan serotonine  tidak mengkonsumsi KH
• Psikososial
• Bau, rasa, warna dan tekstur makanan juga memicu rasa lapar
• Stres juga dapat berpengaruh terhadap nafsu makan, tetapi ini bergantung pada
masing-masing individu
• Kebiasaan juga mempengaruhi rasa lapar. Seperti orang normal yang biasa makan 3
kali sehari bila kehilangan 1 waktu makan, akan merasa lapar pada waktunya makan
walaupun sudah cukup cadangan zat gizi dalam jaringan-jaringannya
Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Lapar Pada
Manusia
• Kontraksi di Duodenum dan Lambung
• Terjadi jika lambung sudah kosong selama beberapa jam/lebih
• Kontraksi juga dapat sangat ditingkatkan akibat kadar gula darah yang rendah
• Menimbulkan sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang disebut hunger pans (rasa
nyeri mendadak waktu lapar) yang terjadi setelah 12 - 24 jam sesudah makan
• Pada kelaparan, hunger pans mencapai intensitas terbesar dalam waktu 3 - 4 hari
dan melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya
Makan Cepat → Gemuk
• Pengukuran makanan oleh reseptor-reseptor kepala (mengunyah, saliva, menelan, dan
mengecap, “mengukur” makanan waktu melalui mulut, dan setelah jumlah tertentu
lewat, pusat makan hipotalamus menjadi terhambat) → 20 menit → sinyal kenyang ke
otak
• Makan cepat → makan berlebih sebelum tubuh sempat mengirimkan sinyal kenyang
• Makan cepat → menghentikan produksi hormon peptida Y dan glukagon-peptida di usus
yang bertindak sebagai pengerem nafsu makan pada otak → tidak akan merasa kenyang
dan menjadi keterusan makan
• Makan cepat membuat tubuh dipaksa untuk mencerna lebih cepat dan kehilangan nutrisi
sebelum makanan dicerna secara sempurna
• Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology.
11th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.
Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.
Silverthorn DU, Johnson BR, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn
AC. Human physiology: an integrated approach. Illinois:
Pearson Education Inc.; 2013.
Silverthorn DU, Johnson BR, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn
AC. Human physiology: an integrated approach. Illinois:
Pearson Education Inc.; 2013.
Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.
Learning Objective 2
Mengetahui dan menjelaskan definisi, etiologi, dan patofisiologi dari obesitas
OBESITAS PADA DEWASA
OBESITAS
• Terdapatnya massa jaringan adiposa yang berlebihan
• Kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi
• Akumulasi lemak yang tidak normal / berlebihan di jaringan adiposa
→ dapat mengganggu kesehatan

Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, et al, editors. Harrison's
principle of internal medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Medical; 2008.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014.
PREVALENSI OBESITAS
• Riskesdas 2013 → jumlah kasus obesitas pada perempuan dewasa ↑
2x lipat dalam 2 tahun terakhir

Berli. Lorcaserin, terobosan baru melawan obesitas. Media


Aesculapius Universitas Indonesia; Maret – April 2014.
ETIOLOGI OBESITAS
• Genetik
• Aktivitas fisik yang tidak adekuat

Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL,


Jameson JL, et al, editors. Harrison's principle of internal
medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Medical; 2008.
ETIOLOGI OBESITAS

Gee M, Mahan LK, Stump SE. Weight management. In: Mahan


LK, Stump SE, editors. Krause’s food and nutrition therapy. 12th
ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008.
PATOFISIOLOGI OBESITAS
• Penimbunan lemak dalam sel lemak  hipertrofi (adiposit)  akan merangsang
pembentukan sel lemak baru  hiperplasi
• Diduga adipose differentiation related protein (ADRP) dan perilipin (protein dalam
RE) berperan dalam diferensiasi adiposit
• Feedback negative : untuk membatasi diferensiasi adiposit dan akumulasi lemak
oleh hasil fosforilasi PPAR-ƴ 2 (peroxisome-proliferation activated reseptor ƴ2)
bila terjadi mutasi  obesitas

Sumber : IDAI buku ajar endokrinologi


OBESITAS PADA ANAK
ETIOLOGI OBESITAS

Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
Learning Objective 3
Mengetahui dan menjelaskan klasifikasi dan grading obesitas
KLASIFIKASI OBESITAS DEWASA SERTA RISIKO
KOMORBID BERDASARKAN NILAI BMI
Klasifikasi BMI Risiko Komorbid
BB kurang < 18,50 Rendah, tetapi risiko terhadap
masalah klinis lain tetap tinggi
BB normal 18,50 – 24,99 -
BB berlebih >= 25,0 Rata-rata
Pra-obes 25,00 – 29,99 Meningkat
Obes derajat I 30,00 – 34,99 Sedang
Obes derajat II 35,00 – 39,99 Berat
Obes derajat III/Obes morbid >= 40,00 Sangat berat

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
KLASIFIKASI BB BERLEBIH DAN OBES
BERDASARKAN BMI, LP, DAN RISIKO PENYAKIT
TERKAIT
Derajat Kelebihan BB serta Nilai Risiko Penyakit (relatif terhadap berat badan dan lingkar pinggang
BMI normal)
<= 102 cm (pria) dan <= 88 cm > 102 cm (pria) dan > 88 cm
(wanita) (wanita)
< 18,5 (BB kurang) - -
18,5 – 24,9 (BB normal) - -
25,0 – 29,9 (BB berlebih) Meningkat Tinggi
30,0 – 34,9 (Obes derajat I) Tinggi Lebih tinggi
35,0 – 39,9 (Obes derajat II) Lebih tinggi Lebih tinggi
>= 40,0 (Obes derajat III/Obes Sangat tinggi Sangat tinggi
morbid)

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
KLASIFIKASI BB BERLEBIH DAN OBES
BERDASARKAN BMI DAN LP ORANG ASIA DEWASA
Klasifikasi Nilai BMI dan Derajat Risiko Komorbid
Berat Badan >= 90 cm (pria) dan >= 80 cm
< 90 cm (pria) dan < 80 cm (wanita)
(wanita)
< 18,5 (BB kurang) Rendah (tapi risiko masalah klinis Rata-rata
lain meningkat)
18,5 – 22,9 (BB normal) Rata-rata Meningkat
>= 23,0 (BB berlebih)
23,0 – 24,9 (Berisiko) Meningkat Sedang
25,0 – 29,9 (Obes derajat I) Sedang Berat
>= 30,0 (Obes derajat II) Berat Sangat berat

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI
Obesitas primer (eksogen)
• Suatu keadaan kegemukan pada seseorang yang terjadi tanpa sebab
penyakit secara jelas, tetapi disebabkan oleh faktor genetik dan
lingkungan
• Paling sering terjadi pada anak

Sumber : IDAI buku ajar endokrinologi


KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI
Obesitas sekunder (endogen)
• Merupakan bentuk obesitas yang jelas kaitannya dari penyakit
hormonal / sindrom yang dapat dideteksi secara klinis
• Jarang pada anak

Sumber : IDAI buku ajar endokrinologi


Learning Objective 4
Mengetahui dan menjelaskan interpretasi kurva WHO z-score anak
Z-score PB/U atau TB/U BB/U BB/PB atau IMT/U
BB/TB
> 3 SD (lihat catatan 1) (lihat catatan 2) Sangat gemuk Sangat gemuk
(obes) (obes)
> 2 SD Gemuk Gemuk
(overweight) (overweight)
> 1 SD Risiko gemuk Risiko gemuk
(lihat catatan 3) (lihat catatan 3)
Median
< -1 SD
< -2 SD Pendek (stunted) BB kurang Kurus (wasted) Kurus (wasted)
(lihat catatan 4) (underweight)
< -3 SD Sangat pendek BB sangat kurang Sangat kurus Sangat kurus
(severe stunted) (severe (severe wasted) (severe wasted)
underweight)
CATATAN
1. Anak pada kategori ini → sangat tinggi. Jarang menjadi masalah,
kecuali pada gangguan endokrin (misalnya tumor yang
memproduksi GH)
2. Anak pada kategori ini → masalah pertumbuhan → lebih baik dinilai
berdasarkan indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U
3. Hasil plotting > 1 SD → kemungkinan risiko (possible risk). Bila
cenderung menuju garis z-score 2 → pasti berisiko (definite risk)
4. Anak yang pendek / sangat pendek, kemungkinan menjadi gemuk
bila intervensi gizi salah
Learning Objective 5
Mengetahui dan menjelaskan faktor risiko, tatalaksana, dan komplikasi dari
obesitas
FAKTOR RISIKO OBESITAS
• Rasio pinggang-pinggul (waist-to-hip ratio) :
• Pria > 1,0 dan wanita > 0,8
• Lingkar pinggang :
• Pria > 102 cm dan wanita > 88 cm
• Asia → pria >= 90 cm dan wanita >= 80 cm
• Pertambahan BB secara progresif sejak remaja
• Riwayat obesitas perorangan dan keluarga
• Bulimia nervosa
• Depresi
Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,
teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
FAKTOR RISIKO OBESITAS
• Cemas
• Stres
• Keadaan fisik atau medis tertentu (misalnya hiperinsulinemia)
• Menopause
• Mutu kehidupan
• Ketidakaktifan fisik (sedentary lifestyle)
• Diet tinggi lemak, kurang sayur-sayuran dan buah-buahan

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
KOMORBID OBESITAS

Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
ANAMNESIS PASIEN OBESITAS
• Riwayat penyakit (medis), faktor risiko, dan penyulit yang ada
• Riwayat pertambahan BB → waktu terjadinya pertambahan BB
• Riwayat pengobatan obesitas sebelumnya
• Riwayat keluarga yang obes, penyakit terkait, dan faktor risiko (DM
tipe 2, hipertensi, batu empedu, PJK dini)
• Riwayat diet dan asupan alkohol

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
ANAMNESIS PASIEN OBESITAS
• Kegiatan fisik dan gaya hidup
• Riwayat kehidupan sosial
• Riwayat penggunaan obat yang dapat berdampak pada penambahan
BB → fenotiazin, antidepresan trisiklik, antikonvulsan, litium, steroid
anabolik, glukokortikoid
• Riwayat menstruasi → teratur / tidak

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PEMERIKSAAN FISIK OBESITAS
• BB
• TB
• Lingkar pinggang

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PEMERIKSAAN PENUNJANG OBESITAS
• Darah rutin
• Tekanan darah
• Gula darah / urin
• γ-GT
• TSH, FT4
• Kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida
• Asam urat serum

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
TUJUAN TATALAKSANA OBESITAS PADA
DEWASA
• ↓ BB hingga 10% BB awal
• Jika berhasil → target % ↓ BB ditambah
• ↓ BB 0,5 – 1 kg dalam 1 minggu selama 6 bulan

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
TATALAKSANA OBESITAS

Gee M, Mahan LK, Stump SE. Weight management. In: Mahan


LK, Stump SE, editors. Krause’s food and nutrition therapy. 12th
ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008.
PETUNJUK MEMILIH PENGOBATAN PADA
OBESITAS
Pengobatan Kategori BMI
25 – 26,9 27 – 29,9 30 – 34,9 35 – 39,9 >= 40
Terapi nutrisi, Dengan Dengan + + +
olahraga, komorbid komorbid
perilaku
Farmakoterapi Dengan + + +
komorbid
Bedah Dengan komorbid

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
DIET UNTUK OBESITAS
• Rendah kalori
• Rendah lemak
• ↓ kalori total sebesar 500 – 1000 kkal selama 1 minggu

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
AKTIVITAS FISIK PADA PENDERITA OBESITAS
• ↓ lemak perut
• ↑ kebugaran kardiorespirasi
• Mempertahankan penurunan BB
• Mula-mula → 3 – 5 x/minggu; 30 – 40 menit/hari → tingkatkan terus
hingga setiap hari

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PERILAKU
• Menilai motivasi pasien mengikuti program penurunan BB dan
kesiapannya → untuk selanjutnya menentukan langkah yang tepat

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
FARMAKOTERAPI OBESITAS

Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
FARMAKOTERAPI OBESITAS

http://www.fda.gov/
FARMAKOTERAPI OBESITAS-EKSTRAK Garcinia
cambogia

Onakpoya I, Hung SK, Perry R, Wider B, Ernst E. The use of garcinia


extract (hydroxycitric acid) as a weight loss supplement: a systematic
review and meta-analysis of randomized clinical trials. J Obes. 2011.
FARMAKOTERAPI OBESITAS

http://www.fda.gov/
FARMAKOTERAPI OBESITAS-LORCASERIN
• Telah mendapat persetujuan Food and Drug Administration (FDA)
sejak 27 Juni 2012
• Merek dagang → Belviq®
• Belum beredar di Indonesia
• Indikasi : pasien obesitas dewasa (IMT >= 30) atau BB berlebih (IMT
>= 27) dengan 1 atau lebih komorbid → hipertensi, dislipidemia, atau
DM tipe 2

Berli. Lorcaserin, terobosan baru melawan obesitas. Media


Aesculapius Universitas Indonesia; Maret – April 2014.
FARMAKOTERAPI OBESITAS-LORCASERIN
• Kelas : agonis reseptor serotonin 2C
• Cara kerja : aktivasi reseptor serotonin → memicu rasa kenyang →
nafsu makan << → jumlah asupan <<
• Sediaan : PO
• Dosis : 2 x 10 mg/hari, dengan atau tanpa makanan
• Kadar puncak plasma → 1,5 – 2 jam
• T 1/2 : 11 jam

Berli. Lorcaserin, terobosan baru melawan obesitas. Media


Aesculapius Universitas Indonesia; Maret – April 2014.
FARMAKOTERAPI OBESITAS-LORCASERIN
• Kondisi taraf mantap tercapai dalam 3 hari setelah 2x konsumsi
• Di peredaran darah → 70% terikat protein plasma, selebihnya →
terdistribusi hingga SSP dan cairan serebrospinal
• Metabolisme → hepar; ekskresi → ginjal (hati-hati pada pasien
dengan gangguan hepar dan ginjal)
• Hati-hati pada pasien obesitas dengan leukemia, myeloma, gagal
jantung kongestif, dan deformitas penis

Berli. Lorcaserin, terobosan baru melawan obesitas. Media


Aesculapius Universitas Indonesia; Maret – April 2014.
FARMAKOTERAPI OBESITAS-LORCASERIN
• Efek samping paling umum pada pasien non diabetik → sakit kepala,
pusing, kelelahan, mual, mulut kering, konstipasi
• Efek samping pada pasien diabetik → sakit kepala, nyeri punggung,
batuk, kelelahan, hipoglikemia
• Efek samping yang lebih parah → sindrom serotonin → agitasi,
halusinasi, perubahan status mental, spasme otot, masalah
koordinasi

Berli. Lorcaserin, terobosan baru melawan obesitas. Media


Aesculapius Universitas Indonesia; Maret – April 2014.
FARMAKOTERAPI OBESITAS-LORCASERIN
• KI :
• Ibu hamil dan menyusui (FDA → kategori X)
• Pasien yang sedang mengonsumsi obat untuk masalah katup jantung
(misalnya : carbegolin) → dapat menyebabkan gangguan pernapasan, edema,
aritmia
• Pengawasan lebih ketat → pada pasien yang mengonsumsi obat
depresi, gangguan mood, ansietas, psikotik

Berli. Lorcaserin, terobosan baru melawan obesitas. Media


Aesculapius Universitas Indonesia; Maret – April 2014.
FARMAKOTERAPI OBESITAS-LORCASERIN
• Efektivitas belum dapat dibandingkan dengan obat-obat sebelumnya
→ belum diteliti lebih lanjut

Berli. Lorcaserin, terobosan baru melawan obesitas. Media


Aesculapius Universitas Indonesia; Maret – April 2014.
TATALAKSANA PEMBEDAHAN PADA OBESITAS

Gee M, Mahan LK, Stump SE. Weight management. In: Mahan


LK, Stump SE, editors. Krause’s food and nutrition therapy. 12th
ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008.
TATALAKSANA PEMBEDAHAN PADA OBESITAS

Gee M, Mahan LK, Stump SE. Weight management. In: Mahan


LK, Stump SE, editors. Krause’s food and nutrition therapy. 12th
ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008.
KRITERIA PEMILIHAN PASIEN UNTUK
PEMBEDAHAN
• BMI > 40 atau > 35 dengan faktor komorbid
• Usia 16 – 65 tahun
• Risiko medis / operatif diterima
• Gagal dengan terapi non-bedah
• Pasien stabil, termotivasi, berpengharapan realistis

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
KRITERIA PEMILIHAN PASIEN UNTUK
PEMBEDAHAN
• Pasien paham prosedur operasi dan kemungkinan-kemungkinan
komplikasinya
• Bersedia untuk mengubah gaya hidup jangka panjang
• Lingkungan sosial dan keluarga mendukung
• Bersedia untuk dievaluasi jangka panjang

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PASIEN YANG TIDAK TERPILIH UNTUK
PEMBEDAHAN
• Riwayat pecandu alkohol yang belum pulih
• Riwayat skizofrenia, depresi berat, pernah mencoba bunuh diri
• Tidak kooperatif
• Risiko medis tidak dapat diterima
• Lingkungan keluarga yang tidak mendukung

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE.
Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
KOMPLIKASI OBESITAS
• Resistensi insulin
• DM tipe 2
• Kelainan reproduksi
• Penyakit kardiovaskuler

Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL,


Jameson JL, et al, editors. Harrison's principle of internal
medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Medical; 2008.
KOMPLIKASI OBESITAS
• Penyakit paru
• Batu empedu
• Kanker
• Penyakit tulang, sendi, dan kulit

Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL,


Jameson JL, et al, editors. Harrison's principle of internal
medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Medical; 2008.
Vojvodic M, Young A, editors. Toronto notes 2014. Toronto:
Toronto Notes for Medical Students Inc.; 2014.
http://antoinekachi.com/
MODIFIKASI PERILAKU UNTUK MENCEGAH
OBESITAS PADA ANAK-ANAK
Perilaku Keterangan
Keaktifan fisik • << waktu menonton TV, bermain video games, computer
• Ke sekolah dengan berjalan kaki / bersepeda
Pola makan • << porsi
• << frekuensi bersantap di luar rumah
• >> frekuensi bersantap bersama keluarga
• Tidak melewatkan sarapan
• << cemilan antara 2 waktu makan

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
MODIFIKASI PERILAKU UNTUK MENCEGAH
OBESITAS PADA ANAK-ANAK
Perilaku Keterangan
Jenis santapan • Membatasi konsumsi minuman yang manis
• Membatasi konsumsi makanan yang tidak sehat (↑ lemak, gula)
• Menambah konsumsi buah, sayur, air
Parent feeding • Memberi ASI
• Tidak memberi makan sekadar merespon emosi anak
• Tidak memberi makanan sebagai penghargaan
• Menentukan jenis makanan yang ditawarkan ke anak

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
Learning Objective 6
Mengetahui dan menjelaskan sindrom metabolik
SINDROM METABOLIK
• Disebut juga sindrom X / insulin resistance syndrome
• Seorang pengidap obesitas yang telah memiliki 3 dari 5 faktor risiko
(daftar faktor risiko terlampir)

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
SINDROM METABOLIK
Kriteria NCEP/ATP III Kriteria WHO
3 dari kriteria berikut : Disglisemia (DM tipe 2, gula darah puasa terganggu,
toleransi glukosa terganggu, atau resistensi insulin) +
2 kriteria berikut :
Lingkar perut > 88 cm (wanita), > 102 cm (pria) BMI > 30 dan/atau waist-to-hip ratio > 0,9 (pria),>
Asia → > 80 cm (wanita), > 90 cm (pria) 0,85 (wanita)
Trigliserida >= 150 mg/dl Trigliserida >= 150 mg/dl
HDL < 40 mg/dl (pria), < 50 mg/dl (wanita) HDL < 35 mg/dl (pria), < 39 mg/dl (wanita)
TD >= 130/85 mmHg TD >= 140/90 mmHg
Gula darah puasa >= 110 mg/dl Mikroalbuminuria (ekskresi albumin urin > 20
ug/menit), dan rasio albumin/kreatinin >= 30 mg/g

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PATOFISIOLOGI SINDROM METABOLIK
The Pathophysiology of Obesity and Its Clinical Manifestations
www.ncbi.nlm.nih.gov
OBESITAS SENTRAL
• Digambarkan oleh lingkar perut, sensitif untuk prediksi gangguan
metabolik dan resiko kardiovaskuler
• Lingkar perut menggambarkan jaringan adiposa subkutan dan viseral

Sumber : IPD jilid III


PENDEKATAN TERHADAP OBESITAS SENTRAL
(ABDOMINAL)
• Kurangi BB
• Tambah aktivitas fisik

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PENDEKATAN TERHADAP HIPERTENSI
• Kurangi BB
• Batasi garam
• Tambah asupan buah-sayur
• Susu dan produk olahan susu rendah lemak

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PENDEKATAN TERHADAP HDL YANG RENDAH
• Berhenti merokok
• Kurangi BB
• Tambah aktivitas fisik
• Ganti KH dengan lemak tak jenuh jumlah sedang

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PENDEKATAN TERHADAP
HIPERTRIGLISERIDEMIA
• Kurangi BB
• Kurangi asupan KH sederhana
• Batasi alkohol
• Tambah asupan asam lemak omega 3

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
PENDEKATAN TERHADAP GULA DARAH PUASA
YANG TERGANGGU
• Kurangi BB
• Tambah serat larut

Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep,


teori, dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
DAFTAR PUSTAKA
• Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, et
al, editors. Harrison's principle of internal medicine. 17th ed. USA:
McGraw-Hill Medical; 2008.
• Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF,
editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014.
• Vojvodic M, Young A, editors. Toronto notes 2014. Toronto: Toronto
Notes for Medical Students Inc.; 2014.
• Gee M, Mahan LK, Stump SE. Weight management. In: Mahan LK,
Stump SE, editors. Krause’s food and nutrition therapy. 12th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008.
DAFTAR PUSTAKA
• Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, Geme JWS, Behrman RE. Nelson
textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
• Arisman. Obesitas, diabetes mellius, dan dislipidemia: konsep, teori,
dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2008.
• Berli. Lorcaserin, terobosan baru melawan obesitas. Media
Aesculapius Universitas Indonesia; Maret – April 2014.

Anda mungkin juga menyukai