Anda di halaman 1dari 49

Space Occupying Lesion (SOL)

Giovanni Anggasta
Anatomi & Fisiologi
Hipotesis Monroe-Kellie
Tulang tengkorak tidak dapat meluas sehingga bila salah satu dari
ketiga ruangannya meluas, dua ruangan lainnya harus mengompensasi
dengan mengurangi volumenya
Definisi SOL
Space occupying lesion intrakranial (lesi desak ruang
intrakranial) didefinisikan sebagai neoplasma, jinak atau
ganas, primer atau sekunder, serta setiap inflamasi yang
berada di dalam rongga tengkorak yang menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial dan menempati ruang di
dalam otak. Space occupying lesion intrakranial meliputi
tumor, hematoma, dan abses

Suatu lesi yang meluas atau memenuhi ruang dalam otak


termasuk massa (tumor), hematoma dan abses
Tumor

Tumor otak atau tumor intrakranial adalah neoplasma atau


proses desak ruang (space occupying lesion) yang timbul di
dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen
supertentorial maupun infratentorial (Satyanegara, 2010)
ETIOLOGI
 Penyebab tumor otak sampai saat ini masih blm jelas,namun ada
beberapa faktor yg perlu di tinjau :
1. Herediter
2. Sisa –sisa sel embrional
3. Radiasi
4. Virus
5. Substansi-substansi karsinogenik
Klasifikasi
Klasifikasi menurut lokasi
• batas yang jelas, tidak infiltratif dan
hanya mendesak organ-organ sekitar
Benigna • Secara histologis : struktur sel yang
reguler, pertumbuhan lama tanpa
mitosis

• Mikroskopis : infiltratif atau ekspansi


destruktur tanpa batas yang jelas,
Maligna tumbuh cepat serta cenderung
membentuk metastasis dan rekurensi
pasca pengangkatan total
 Klasifikasi tumor otak menurut WHO (modifikasi
dengan adaptasi dari Escourolle) menjadi 9 kategori
yaitu:

 Tumor jaringan neuroepithel


 Tumor nervus kranial dan splinal
 Tumor meningen
 Neoplasma hematopoietic
 Germ cell tumor
 Kista dan tumor-like lesion
 Tumor regio sellar
 Ekstensi lokal dari tumor regional
 Tumor metastasis
Patofisiologi
 Tumor intrakranial = massa baru TIK
 Gangguan fokal (tergantung lokalisasi tumor)
 Peningkatan TIK – mengganggu sirkulasi otak = nekrosis di otak.
 Penambahan massa atupun oedem otak (sirkulasi yg terhambat) 
herniasi.
patofisiologi

 Perubahan suplai darah akibat tekanan yang


ditimbulkan tumor →nekrosis jar otak.
 Bbrpa tumor membentuk kista→ menekan
parenkim otak sekitarnya →memperberat
gangguan neurologis fokal
 ↑TIK →diakibatkan beberapa faktor (ber+ massa
dlm tengkorak, terbentuknya oedema sekitar
tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal).
Gejala-gejala akibat tekanan
intrakranium yang tinggi

 Sakit Kepala
 Kejang fokal
 Gangguan mental
 Papil edema
 muntah
Jenis tumor otak pada lokasi spesifik
 Tumor pda sistem ventrikel→ nyeri kpla,penglihtan kbur,↓kesadarn
 Tumor pada thalamus → adanya gejala peninggian TIK yg disertai
gejala thalamus
 Tumor pda sella tursika→ adenoma,meningioma,epidermoid,dll
 Tumor pada daerah pineal→ pling sering pineoloma,gejalanya
peningkatan TIK,Dolls eye test,pubertas prekok dll
 Tumor batang otak→ ↓kesadaran,gguan nervus III,sindrom weber,
 Tumor daerahserebelum→ ↑TIK menjadi amat prominen.bahaya
herniasi serebral merupakan tindakan operasi yg segera.
 Tumor kongenital→ merupakan tumor yg tumbuh dri sisa2 jar
embrional.
 Tumor metastase otak→ dari tumor
paru,tiroid,payudara,ginjal,kulit,prostat,nasofaring,usus dll.
Gejala Lokal Tumor
1. Tumor di lobus frontalis / kortikal
• Gangguan mental
• kemunduran intelegensi, ditandai dengan gejala “Witzelsucht”
• Kejang adversif
• refleks memegang dan anosmia
• disartri, kelumpuhan kontralateral, dan afasia

2. Tumor di daerah presentralis


• kejang pada sisi kontralateral
• hemiparesis kontralateral
• paparesis inferior

3. Tumor di lobus temporalis


• serangan “uncinate fit” pada epilepsi
• gangguan funsgi penciuman
• halusinasi auditorik dan afasia sensorik
• disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, defisit lapangan pandang homonim, perubahan
kepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial kompleks
4. Tumor di lobus parietalis
• astereognosia dan ataksia sensorik
• thalamic over-reaction
• Agnosia
• afasia sensorik
• Apraksia
• Kurangnya konsentrasi
5. Tumor pada lobus oksipitalis
• sakit kepala di daerah oksiput
• gangguan medan penglihatan
• hemianopsia homonym yang kongruen
• persepsi kontralateral episodik terhadap cahaya senter, warna atau
pada bentuk geometri
6. Tumor pada korpus kalosum
• gangguan mental
• cepat lupa
• kejang
7. Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio Pineal
• Hidrosepalus
• sakit kepala berat pada daerah frontal dan verteks, muntah dan kadang-kadang pingsan
(perubhan posisi)
• gangguan ingatan
• amenorea
• galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan suhu

8. Tumor Batang Otak


• disfungsi saraf kranialis
• defek lapangan pandang
• nistagmus
• ataksia dan kelemahan ekstremitas

9. Tumor Cerebellum
• Muntah berulang
• sakit kepala di bagian oksiput
• Pusing, vertigo dan nistagmus
 Astrocytoma
 Oligodendroglioma
 Ependymoma
 Choroid Plexus Papilloma
 Tumors of the pineal region
 Medulloblastoma
 Schwannoma
 Meningioma
 Craniopharyngioma
 Metastatic tumours
Astrocytoma
 Astrositoma adalah kelompok tumor sistem saraf pusat
primer yang tersering.
 Astrositoma berdiferensiasi baik biasanya adalah lesi infiltratif
berbatas samar yang menyebabkan parenkim membesar dan
batas substansia grisea/substansia alba kabur
Glioblastoma
 Glioblastoma dapat timbul dengan masa yang berbatas tegas
atau neoplasma yang infiltratif secara difuse.
OLIGODENDROGLIOMA
- pada usia dewasa, biasanya terbentuk dalam hemisferium serebri
- gambaran klasik:
 kejang (50-80%)
 gejala yang berhubungan dengan efek lokal massa dan
peningkatan TIK →sakit kepla(22%),perubahan status mental
(10%),vertigo atau muntah (9%).
 jika lebih ganas→kelainan f/otak
Ependimoma
- 5% dari seluruh glioma.
- dapat terjadi pada semua usia. Sebagian besar muncul di dalam
salah stu rongga ventrikel atau di daerah sentralis di korda spinalis
- Gejala mual, muntah, dan nyeri kepala, diplopia, ataksia,
hemiparesis dan paresis nervus kranialis.
Choroid Plexus Papilloma
 CPP yang biasa terlihat di ventrikel
lateral anak-anak, tetapi dapat
ditemui pada orang dewasa.
Sementara sebagian besar
neoplasma ini jinak, persentase
kecil bisa menjadi ganas. Tumor ini
mendesak jaringan otak namun
tidak menginvasinya
 Gejala: biasanya berupa tanda-
tanda TTIK disertai gejala
neurologis fokal. Tumor
intraventrikel IV dapat
menimbulkan gejala nistagmus dan
ataksia
Tumors of the pineal region (Pinealoma)
 Kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin yang
berperan dalam mengatur ritme sirkadian. Sebuah pinealoma
dapat mengganggu produksi hormon ini, dan insomnia bisa
terjadi.
 dapat menyebabkan gangguan jalur inhibitor hipotalamus
Medulloblastoma
 adl tumor cerebellum yg tumbuh sangat
cepat pada bagian bawah blkng otak.
 Pd anak2 : dkat vermis
 Pd org dwasa: dlm jar otak kecil,dibagian
pinggir
 Gejala awal mirip dg flu, kelesuan, gelisah
dan kehilangan nafsu makan.
 Pada bayi→ukuran kepala meningkat dan
terlihat gelisah
 Pada anak2 dan dewasa:keluhan sakit kepala
dan muntah ketika bagun pagi. Biasanya,
merasa lebih baik setelah muntah
Schwannoma (neurinoma acoustic)
 Neurinoma akustik: di daerah
sudut serebelo-pontin (80-
90%). Dibentuk o/ sel
schwann sarung saraf otakVIII.
Biasanya unilateral
 Gejala: Gangguan
pendengaran, tinitus, pusing,
ggn kesimbangan, rasa penuh di
telinga, nyeri kepala
Meningioma
 Meningioma: jinak, sering tumbuh sampai cukup besar
baru memberikan gejala. Berasal dari sel epitel lapisan
meningen
 Banyak terdapat pd wanita dewasa (30-50 thn)
 Tumbuh lambat, meningkatnya vaskularisasi tulang yang
berdekatan, hiperostosis tengkorak serta menekan jaringan
otak sekitarnya
Craniopharyngioma
 Craniopharyngioma (tumor
epithel jinak) adalah tumor
otak yang terletak di area
hipotalamus di atas sella
tursica atau bagian
infundibulum.
 Sering pada anak2
 Tumbuh lambat , dari sisa2
duktus craniopharyngeal dan
menempati bagian
(supra)sellar.
Tumor Metastatik
Tumor otak sekunder
 tumor metastatik yang menyerang
wilayah intracranial dari kanker
terutama yang terletak di organ
lainnya
 Tumor otak ini sangat umum dalam
fase terminal dengan kanker
metastase yang
tidak dapat tersembuhkan
 Fokus primer tersering: tumor paru
(52.3%, laki2 >>), tiroid, payudara,
ginjal, kulit, prostat, nasofaring,
leukemia, dll
Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang:
 Elektroensefalografi (EEG)
 Foto polos kepala
 Arteriografi
 Computerized Tomografi (CT Scan)
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Anamnesis yang didapat:

 GejalaTTIK: nyeri kepala muntah, papiledema


 Nyeri kepala: intermiten, tumpul, berdenyut, berlokasi di
frontal/oksipital. Bayi&anak2: pembesaran lingk. Kepala yg
progresif
 Kejang: khususnya di supratentorial  kejang umum,
psikomotor, atau kejang fokal
 Gejala neurologis fokal
Perubahan tanda vital pada kasus
space occupying lesion intrakranial
Denyut • relatif stabil selama stadium awal dari
nadi peningkatan ICP

• Perubahan pada pola pernafasan adalah


Pernapasan hasil dari tekanan langsung pada batang
otak
• Selama mekanisme kompensasi dari peningkatan
tekanan intrakranial berlangsung, suhu tubuh
akan tetap stabil
Suhu Tubuh • mekanisme dekompensasi berubah, peningktan
suhu tubuh akan muncul akibta dari disfungsi
dari hipotalamus atau edema pada traktus yang
menghubungkannya
• Reaksi pupil yang lebih lambat
dikarenakan adanya penekanan pada
n.okulomotorius
Reaksi • Penekanan ini menjepit
n.okulomotorius di antara
Pupil tentorium dan herniasi dari lobus
temporal
• mengakibatkan dilatasi pupil yang
permanen
Px. Penunjang
Penilaian CT Scan pada
tumor otak:
 Tanda proses desak ruang:
 Pendorongan struktur garis
tengah otak
 Penekanan dan perubahan
bentuk ventrikel
Gambaran MRI Tumor Otak

MRI dapat mendeteksi tumor dengan jelas dan dapat mendeteksi kelainan
jaringan sebelum terjadinya kelainan morfologi.
Foto Polos Kepala (anak-anak)
Sutura • Satura yang melebar ini terutama jelas terlihat pada sutura
koronaria dan sutura sagitalis serta jarang terlihat pada
melebar sutura lambdoidea

Ukuran kepala • Ventrikel yang membesar : pada hidrosefalus


yang • Ventrikel yang normal : edem serebri, space ocuping lesion
dan megalencephaly
membesar

Erosi dorsum • merupakan tanda lanjut dari tekanan tinggi intrakranial


• terlihat pada 30% kasus dengan tekanan tinggi intrakranial
sellae • disebabkan oleh lesi fokal pada daerah sellae
Foto Polos Kepala (dewasa)
Erosi • terjadi erosi dorsum sellae merupakan gambaran yang
khas
dorsum • disebabkan oleh tekanan dari dilatasi ventrikel III dan
ditemukan pada penderita tumor pada fossa posterior
sellae dan hidrosefalus

Pergeseran • Normalnya : letaknya ditengah


• Jika terjadi pergeseran dari kalsifikasi kelenjar pineal
kelenjar lebih dari 3 mm pada satu sisi garis tengah = adanya
massa intrakranial
pineal • penyebabnya adalah tumor intrakranial, ,subdural
hematom dan massa non neoplastik
Tanda patologis tumor
Tanda memegang (grasping sign)
adalah pola cabang-cabang arteri
yang seolah-olah memegang tumor

Tanda yang dulukis sebagai


draping sign atau tanda
menudungi adalah perjalan
cabang arteri yang seolah-olah
menuduni tumor
Diagnosa Banding

• Abses intraserebral
• Epidural hematom
• Hipertensi intrakranial benigna
• Meningitis kronik
Penatalaksanaan

Terapi Suportif Terapi Definitif


 Antikonvulsan  Pembedahan
 Kortikosteroid  Radiasi
 Kemoterapi
 Imunoterapi
Penanganan tumor
Terapi Operatif
Tindakan terapi operasi tumor ini khusunya yang ganas bertujuan
untuk mendapatkan diagnosa pasti dan dekompresi internal
mengingat bahwa obat** antiedema tdk dpat dibrikan secara trus
menerus.
Prinsip penangan adalah pengambilan tumor total,sementara pda
tumor ganas tujuanya dekompresi untuk pengobatan selanjut nya.
Terapi Konservatif (non operasi)

Radioterapi
 Radioterapi ini untuk tumor kebanyakan mengunakan sinar X dan sinar
gamma
 Tujuan: menghancurkan tumor dengan dosis yang masi dpt ditoleransi
oleh jaringan normal yang ditembusnya.
 Menggunakan terapi megavolte (energi yaitu >1 juta elektron volt) :
penetrasi yang lebih dalam dan absorpsi pada tulang, kulit, jaringan
subkutan
1. Co60 (mengeluarkan sinar Gamma 1,117 dan 1,33 Mev)
2. Akselerator linier (Sinar X 4-25 Mev)
Kemoterapi
Obat : HU (hidroksiurea), 5-FU (5-fluorourasil), PCV
(Prokarbazin, CCNU, Vincristine), Nitrous urea (PCNU,
BCNU/Karmustin, CCNU/lomustin, MTX (metrotreksat),
DAG (Dianhidrogalaktitol) dan sebagainya
Immunoterapi
 tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya gangguan
fungsi immunologi tubuh sehingga diharapkan dengan
melakukan restorasi sistem immun dapat menekan
pertumbuhan tumor
 diterapkan untuk kasus-kasus tumor jenis glioma (dimana
sistem imunnya menurun)
 obat-obat yang sering digunakan sebagai immuno-modulator
antara lain adalah: BCG/Levamizole, Visivanil, dan PS/K
Prognosis
 Tergantung jenis tumor spesifik atau tipe tumor.
 Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60%
dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-
40%.
 Prognosis di Indonesia masih buruk.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai