Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 1B.

WIJAYANTI WULANDARI
MUHAMMAD HUMAIDI
MUHAMMAD SAFI’I
SYARIFAH SALMAH
ROSANA APRILIA
IKA ISNAWATI
Biodata Pasien

 Nama ( inisial ) : Tn. H


 Usia :46 Tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Status pernikahan : Menikah
 Agama / keyakinan : Islam
 Pekerjaan :Wiraswasta
 Diagnosa medic :Shortness of Breath, Tuberkulosis
Paru ot Fase Intensif, Diabetes Mellitus type II, Heart
Failure+NSTEMI
 No. medical record :1-42-51-36
 Tanggal masuk :10-4-2019
Keluhan Utama

Saat pengkajian pada tanggal 11 Juni 2019 jam 09.30 wita


pasien mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak.
Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
1 bulan terakhir merasa sesak nafas dan semakin sesak saat 2 hari
sebelum masuk RS. Batuk berdahak lebih dari 1 bulan dan dahak
berwarna putih. Pasien juga mengeluh mengalami pembengkakan
pada kedua kaki serta perut membesar, kemudian pasien dibawa ke
IGD RSUD Ulin pada tanggal 09 Juni 2019 dan dirawat di ruang
Paru. Saat ini pasien menjalani pengobatan TB Paru on OAT sejak
18 Februari 2019.

 Riwayat Kesehatan Lalu


TB Paru pada tahun 2012 dan selesai menjalani pengobatan.
Pasien memiliki riwayat DM.

 Riwayat Kesehatan Keluarga


Istri pasien menderita TB Paru
ANALISIS DATA
NO Tanggal/ Data Fokus Etiologi Problem
Jam
1. 11/06 DS: Peningkatan Ketidakefektifan
2019 1. Pasien mengatakan batuk jumlah sekret bersihan jalan
berdahak nafas
DO:
1. Pasien terlihat lemah
2. Pasien terlihat batuk
3. Dahak berwarna putih
4. Pasien tampak menggunakan
oksigenasi dengan nasal kanul 3
Lpm
5. Terdengar suara nafas tambahan
(ronchi)
6. TTV :
TD : 106/80 mmHg
Nadi : 67 x/menit
Respirasi : 28 x/ menit
Suhu : 37,1 0C
SpO2 : 99 %
NO Tanggal/ Data Fokus Etiologi Problem
Jam
2. 11/06 DS : Gangguan Kelebihan
2019 1. Pasien mengatakan pada kedua kaki mekanisme volume cairan
bekangkak regulasi
2. Pasien mengatakan perutnya
membesar
DO :
1. Tampak asites
2. Terdengar timpani
3. Tampak bengkak pada ekstermitas
bawah
4. Pitting edema > 3 detik
NO Tanggal/ Data Fokus Etiologi Problem
Jam
3. 11/06 DS: imobilitas Intoleransi
2019 1. Pasien mengatakan susah beraktivitas aktivitas
DO:
1. Tampak semua aktivitas pasien
dibantu keluarga
2. Tampak pasien hanya berbaring di
atas tempat tidur
3. kala aktivitas 3
4. Skala otot
5555 5555
5555 5555
DX KEP NURSING OUTCOME NURSING
INTERVENTION
Ketidakefektifan bersihan jalan napas Setelah dilakukan perawatan 1 1. Pantau rate, irama dan
berhubungan dengan akumulasi x 60 menit, masalah kedalaman.
sekret ketidakefektifan bersihan jalan 2. Monitor suara napas
DS: napas dapat teratasi dengan tambahan
1. Pasien mengatakan batuk karakteristik: 3. Berikan posisi yang
berdahak 1. Pasien tidak batuk nyaman
DO: berdahak lagi 4. Anjurkan minum air
1. Pasien terlihat lemah 2. Bunyi napas vesikuler hangat
2. Pasien terlihat batuk 3. Frekuensi napas normal 5. Ajarkan batuk efektif
3. Dahak berwarna putih (12-20 x/m)
4. Pasien tampak menggunakan 4. Irama napas reguler
oksigenasi dengan nasal kanul 3 5. Pasien tidak menggunakan
Lpm oksigen.
5. Terdengar suara nafas tambahan
(ronchi)
6. TTV :
Tekanan darah : 106/80 mmHg
Nadi : 67 x/menit
Respirasi : 28 x/ menit
Suhu : 37,1 0C
SpO2 : 99 %
DX KEP NURSING OUTCOME NURSING
INTERVENTION
Kelebihan volume cairan b.d Setelah diberikan asuhan 1. Menjaga asupan yang
gangguan mekanisme regulasi keperawatan selama 1 x 24 akurat dan catatan
DS : jam, diharapkan kelebihan keluaran.
1. Pasien mengatakan pada kedua volume cairan pasien dapat 2. Monitor status hidrasi
kaki bekangkak berkurang/hilang dengan 3. Monitor intake dan
2. Pasien mengatakan perutnya kriteria hasil : output
membesar 1. Keseimbangan intake dan 4. Kolaborasi dalam
DO : output dalam 24 jam stabil pemberian terapi lasix
1. Perut pasien tampak asites (skala 4)
2. Terdengar timpani 2. Perut tidak terlihat besar
3. Tampak bengkak pada 3. Ekstrimitas tidak bengkak
ekstermitas bawah 4. Pitting edem < 2 detik
4. Pitting edema > 3 detik
DX KEP NURSING OUTCOME NURSING
INTERVENTION
Intoleransi aktifitas b.d imobilitas Setelah dilakukan perawatan 3 1. Kaji kemampuan pasien
DS: x 24 jam, diharapkan klien untuk melakukan
1. Pasien mengatakan susah dapat meningkatkan partisipasi aktivitas normal.
beraktivitas dalam aktivitas dengan kriteri 2. Observasi Tanda tanda
DO: ahasil: vital.
1. Tampak semua aktivitas pasien 1. menunjukkan peningkatan 3. Berikan lingkungan
dibantu keluarga toleransi aktifitas. tenang
2. Tampak pasien hanya berbaring 2. Berpartisipasi dalam 4. Bantu untuk memilih
di atas tempat tidur aktifitas fisik tanpa disertai aktifitas konsisten yang
3. Skala aktivitas 3 peningkatan tekanan darah, sesuai dengan
4. Skala otot nadi dan RR. kemampuan fisik,
5555 5555 3. Mampu melakukan psikologi dan sosial.
5555 5555 aktifitas sehari hari (ADLs)
secara mandiri.
4. Keseimbangan aktifitas dan
istirahat.
ANALISIS JURNAL
ANALISA JURNAL
PENGARUH BATUK EFEKTIF TERHADAP
PENGELUARAN SPUTUM
PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI
PUSKESMAS
KAMPUNG BUGIS TANJUNGPINANG
PROBLEM
 Pasien
Pasien tuberkulosis di puskesmas kampung Bugis Tanjungpinang.

 Populasi
Populasi sejumlah 26 responden mencakup Semua pasien TB di Puskesmas
Kampung Bugis.

 Masalah
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
Tuberculosis. Pemeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukan
kuman BTA, diagnosis TB sudah dapat dipastikan. Disamping itu pemeriksaan
sputum juga juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah
diberikan.
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk
kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan
sputum).
Untuk mengeluarkan sekret dengan baik caranya dengan cara batuk yang benar
yaitu batuk efektif. Batuk efektif yaitu merupakan latihan batuk untuk
mengeluarkan sekret.
INTERVENSI
Responden dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan
sputum untuk minum sebanyak 2 liter dan diajarkan
melakukan reflek batuk. Cara melakukan batuk efektif posisi
badan agak condong kedepan, kemudian hirup napas dalam 2
kali secara perlahan-lahan melalui hidung dan hembuskan
melalui mulut hirup napas dalam ketiga kalinya ditahan 3
detik kemudian batukkan dengan kuat 2 atau 3 kali secara
berturut turut tanpa menghirup napas kembali selama
melakukan batuk kemudian napas ringan.
Comparasi
 Pada penelitian yang berjudul PENGARUH BATUK EFEKTIF
TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM PADA PASIEN
TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KAMPUNG BUGIS
TANJUNGPINANG Menurut hasil analisis pada penelitian ini yaitu, ada
pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada pasien TB di
Puskesmas Kampung Bugis.
 Dan pada jurnal yang kami bahas, yaitu PENGARUH TEKNIK BATUK
EFEKTIF TERHADAP PENGELUARAN SEKRET PADA PASIEN TB
PARU (STUDI EKSPERIMENTAL DI POLI PARU RSUD UNIT
SWADANA PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2008) Penelitian ini
sama-sama merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengeluarkan
sekret pada pasien dengan Tuberculosis. Menurut hasil penelitian ini ada
pengaruh teknik batuk efektif terhadap pengeluaran sekret pada pasien
TB paru di poli Paru RSUD Unit Swadana Pare – Kediri tanggal 10
Maret s/d 18 Maret 2008.
Outcome
 Ada pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum
pada pasien TB di Puskesmas Kampung Bugis.
 Batuk efektif adalah merupakan latihan batuk untuk
mengeluarkan sekret
Time
 Penelitian ini dilakukan di di Puskesmas Kampung Bugis
Tanjungpinang bulan Mei sampai Juli 2016
Appraisal: Worth to Practice
 Menurut kelompok kami penelitian ini memiliki kekurangan
yaitu, tidak dijelaskan secara rinci bagaimana cara pemberian
penyuluhan, teori tetang apa saja yang diberikan dan pada
jurnal tidak dijelaskan pertanyaan apa saja yang dimasukkan
kedalam ceklis.
 Kelebihan dari penelitian ini adalah dapat menambah
pengetahuan khususnya perawat dalam pemberian intervensi
keperawatan pada pasien tuberkulosis
VALIDITY
Apakah Hasil Dari Studi Valid?
YA
IMPORTANCE
Apakah Hasilnya Membantu Saya Dalam Merawat Pasien Saya?
YA
APPLICABLE
Apakah Hasilnya Sesuai Diterapkan ditempat praktek saya?
YA

Anda mungkin juga menyukai