Disusun oleh
- Nematoda usus
- Nematoda Jaringan
NEMATODA USUS
Nematoda usus adalah nematoda yang hidup
pada rongga usus.
Ascaris lumbricoides,
Toxocara canis, dan
Pengobatan
Untuk perorangan dapat menggunakan bermacam-
macam obat misalnya piperasin, pirantel pamoat,
mebendazol, atau albendazol.
Oksantel-pirantel pamoat adalah obat yang
digunakan untuk infeksi campuran A.lumbricoides dan T.
Trichiura. Untuk pengobatan massal,perlu beberapa
syarat yaitu : - obat mudah diterima masyarakat – aturan
pemakaian sederhana – mempunyai efek samping yang
minim – bersifat polivalen sehingga sapat berkhasiat
terhadap beberapa jenis cacing dan harganya murah.
Prognosis
Umumnya mempunyai prognosis yang baik. Tanpa
pengobatan, obat ini dapat sembuh sendiri dalam waktu
1,5 tahun. Dengan pengobatan, kesembuhan diperoleh
antara 70-99 %.
Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama
pada anak. Frekuensinya antara 60-90 %. Kurangnya
pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran
tanah dengan tinja di sekitar halaman rumah, di bawah
pohon, di tempat mencuci, dan di tempat pembuangan
sampah. Di negara-negara tertentu terdapat kebiasaan
memakai tinja sebagai pupuk.
Tanah liat , kelembaban tinggi dan suhu yang
berkisar antara 25 – 30 C merupakan hal yang sangat baik
untuk berkembangnya telur A. Lumbricoides menjadi
bentuk infektif.
TOXOCARA CANIS
Eosinofil,
Gangguan gastrousus,
Demam,
Hepatomegali,
Albendazole
Dos: dewasa dan anak di atas 2 tahun: 400 mg perhari, dosis
tunggal, selama 3 hari atau 200 mg dua kali sehari selama 5
hari.
Dosis anak kurang dari 2 tahun: 200 mg perhari selama 3
hari.
Atau 10-15 mg per kg berat badan, 4 kali perhari selama 3-5
hari
Mebendazole
Dosis dewasa dan anak di atas 2 tahun: 100-200 mg dua kali
sehari, selama 4 hari .
Anti alergi, untuk mengurangi alergi lokal, misalnya
menggunakan hidrokortison cream atau sejenisnya.
CACING TAMBANG
Diberi nama cacing tambang karena ditemukan di
eropa pada pekerja pertambangan.
Terdiri dari beberapa spesies beserta hospesnya ,
yaitu:
- Pada manusia: Necator americanus, Anylostama
deudenale yang menyebabkan nekatoriasis dan
ankilostomiasis. Penyebaranya diseluruh daerah
khatulistiwa. Pravelensi di Indonesia sekitar 40%.
- Wuchereria bancrofti
- Brugia malayi
- Brugia timori
- Cacing loa-loa
WUCHERERIA BANCROFTI, BRUGIA
MALAYI DAN BRUGIA TIMORI
1. Wuchereria bancrofti
Hospes : Manusia
Vector :Nyamuk Culex quinquefasciatus,
Anopheles dan Aedes
Penyakit : Filariasis bankrofti atau
Wukereriasis bankrofti
Distribusi geografi : tersebar luas didaerah yang
memiliki iklim tropis.
7/2/2019 27
HOSPES
Brugia malayi
Brugia malayi dapat dibagi dalam dua jenis
yaitu : yang hidup di manusia yang ditularkan
oleh nyamuk Mansonia. Dan yang hidup pada
manusia dan hewan yang ditularkan oleh
nyamuk Anopheles barbirostris. Penyakit yang
disebabkan oleh B.malayi disebut filiriasis
malayi.
Brugia timori
Hanya terdapat pada manusia. Dan
penyakit yang ditimbulkan disebut filarisis
timori yang ditularkan oleh An. Barbirostris.
Namun kedua penyakit yang disebabkan
oleh keduanya biasa disebut filariasis Brugia
(kaki gajah).
DISTRIBUSI GEOGRAFI BRUGIA
B.malayi hanya terdapat di Asia dari India
sampai ke Jepang, termasuk Indonesia (banyak
terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, NTT, Irian Jaya)
Brugia timori hanya terdapat di Indonesia
Timur di Pulau Timor, Flores, Rote, Alor dan
beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur.
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
Ketiga jenis cacing ini mempunyai morfologi dan
daur hidup yang hampir mirip, dimana cacing
dewasa jantan dan betina pada ketiganya hidup
disaluran dan kelenjar limfe, dengan bentuk halus
seperti benang dan berwarna putih susu. Hanya saja
ukurannya yang berbeda.
Daur hidup
Masa pertumbuhan W.bancrofti memerlukaan
waktu yang sangat panjang. Pada manusia belum
diketahui secara pasti (diperkirakan ±7 bulan),
sedangkan didalam nyamuk ±2 minggu.
Sedangkan cacing Brugia memerlukan waktu
±10 hari didalam nyamuk, dan ±3 bulan didalam
tubuh manusia.
SIKLUS HIDUP
Mikrofilaria dalam
darah tepi dan Mikro filaria
dalam kapiler dihisap
paru, jantung, nyamuk
ginjal
Berkembang
Mikrofilaria
dalam tubuh
didalam limfe
nyamuk selama
dan darah
2 minggu
Bersarang Melepaskan
diantara sarungnya
oto-otot di dalam
toraks lambung
Menembus
dinding
lambung
7/2/2019 35
STADIUM II
Pada
waktu Larva
kurang bertukar
dari kulit
seminggu
Tumbuh
menjadi
lebih
gemuk dan
panjang
7/2/2019 36
STADIUM III
Hari kesepulluh
dan selanjutnya Larva bertukar kulit
lagi
7/2/2019 37
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Gejala klinis filariasis limfatik disebabkan
oleh mikrofilaria dan cacing dewasa, baik yang
masih hidup ataupun yang sudah mati.
Mikrofilaria dalam keadaan tertentu dapat
menyebabkan occult filariasis.
Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa
menimbulkan limfadenitis dan limfangitis retrograd
dalam stadium akut, disusul dengan obstruktif
menahun 10-15 tahun kemudian.
7/2/2019 38
STADIUM PENYAKIT FILARIASIS
Stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis
Stadium akut
Stadium menahun
7/2/2019 39
STADIUM MIKROFILAREMIA TANPA GEJALA
Pemeriksaan dengan limfosintigrafi menunjukkan
adanya kerusakan saluran limfe. Cacing dewasa yang
hidup dapat menyumbat saluran limfe sehingga dapat
terjadi dilatasi pada saluran llimfe. Cacing dewasa
yang sudah mati juga dapat menimbulkan reaksi
inflamasi.
7/2/2019 40
STADIUM AKUT
Ditandai dengan peradangan pada saluran
dan kelenjar limfe, berupa limfadenitis dan
limfangitis retrograd yang disertai demam dan
malaise.
gejala perdangnan pada sistem limfatik alat
kelamin laki-laki sering dijumpai seperti
funikulitis, epididimintis dan orkitis.
7/2/2019 41
STADIUM MENAHUN
Gejala klinis yang sering dijumpai
adalah hidrokel, gejala limfedema, dan
elefantiasis, yang mengenai tungkai ,
seluruh lengan, tetstis payudara dan vulva,
dan kadang terjadi kiluria.
7/2/2019 42
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS BRUGIA
Gejala klinis filariasis malayi dan filariasis
timori sama. Yaitu:
Demam,
Peradangan saluran,
Limfadenitis ,
Limfaningitis retrograd,
Limfedema,
Elefantiatis (tungkai bawah, bawah lutut,
kadang-kadang lengan bawah siku).
7/2/2019 44
LANJUTAN…
2. Radiodiagnosis
a. Pemeriksaan dengan USG pada skrotum dan
kelenjar getah bening. Pemeriksaan ini digunakan
evaluasi hasil pengobatan, digunakan untuk infeksi
filaria oleh W. bancrofti.
b. Pemeriksaan limfosintigrafi menggunakan
dekstran/albumin yang ditandai dengan zat
radioaktif.
3. Diagnosis imunologi
Deteksi antigen dengan ICT menggunakan antibodi
monoklonal dikembangkan untuk mendeteksi antigen W.
bancrofti
7/2/2019 45
DIAGNOSIS BRUGIA
Diagnosis dibuktikan dengan menemukan
mikrofilaria didalam darah tepi.
Diagnosis parasitologi sama dengan pada
filariasis Brankrofti
Diagnosis imunologi dengan deteksi IgG4
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
DEC (Diethyl Carbamazine Citrate) di Indonesia
menggunakan dosis 5 mg/kg berat badan /hari
selama 12 hari pada pasien filariasis Bancrofti
dan selama 10 hari pada pasien filariasi Brugia.
Dengan dosis ini dapat menghilangkan
mikrofilaria.
Untuk pencegahan, dapat dilakukan pengobatan
dengan kombinasi DEC 6 mg/kg BB dengan
kombinasi albendazol 400 mg yang diberikan
sekali setahun secara massal pada penduduk di
daerah endemis selama minimal 5 tahun untuk
pencegahan Filariasi Brugia, dan selama 5-10
tahun untuk pencegahan filariasis Brancofti.
LANJUTAN...
Obat lain yang juga dipakai adalah ivermektin.
Ivermektin adalah antibiotik semisintetik dari
golongan makrolid yang mempunyai aktivitas
luas terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat
ini hanya membunuh mikrofilaria. Efek samping
yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC.
Terapi suportif berupa pemijatan juga dapat
dilakukan di samping pemberian DEC dan
antibiotika, khususnya pada kasus yang kronis.
Pada kasus-kasus tertentu dapat juga dilakukan
pembedahan.
CACING LOA-LOA
Hospes dan Vektor
Distribusi geografik
Parasit ini tersebar di daerah khatulistiwa
di hutan yang berhujan dan sekitarnya, seperti
Afrika Barat, Afrika Tengah dan Sudan.
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan, yang
betina berukuran 50-70 x 0,5 mm dan yang jantan
berukuran 30-34 x 0,35-0,43mm.
Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops, yaitu
Chrysops Silacea, Chrysops dimidiata, C. discalis (lalat
rusa) dan lalat kuning. Mikrofilaria yang beredar dalam
darah dihisap oleh lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di
dalam badan serangga, mikrofilaria tumbuh menjadi larva
infektif dan siap ditularkan kepada hospes lainnya. Cacing
dewasa tumbuh dalam tubuh manusia selama 1-4 tahun
kemudian berkopulasi dan cacing dewasa betina
mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam darah pada
siang hari (diurna), dan pada malam hari mikrofilaria
berada dalam pembuluh darah paru- paru. Mikrofilaria
mempunyai sarung berukuran 250-300 mikron x 6 8,5
mikron yang dapat ditemukan dalam urine, dahak dan
kadang dalam cairan sumsum tulang belakang.
LALAT RUSA DAN LALAT KUNING
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS