Anda di halaman 1dari 31

Bed Side Teaching

Selulitis Orbita
Preseptor :
dr. Fitratul Ilahi, Sp. M

Presentan :

Bagian Ilmu Kesehatan Mata


RSUP Dr. M. Djamil Padang
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2019
Definisi
Selulitis orbital didefinisikan sebagai infeksi serius yang
melibatkan otot dan lemak yang terletak di sekitar mata.
Selulitis orbita tidak melibatkan bola mata. Walaupun selulitis
orbita bisa terjadi di setiap umur, tapi selulitis orbita lebih
sering terjadi pada anak-anak. Penyebab dari infeksi ini yang
paling banyak adalah bakteri, baik aerobik ataupun anaerobik.
Organisme penyebab terbanyak adalah Staphylococcus
aureus dan Streptococci species.
Epidemiologi dan Etiologi
 Selulitis Orbita bisa terjadi pada setiap umur, tapi paling
banyak terjadi pada anak-anak.
 Penyebab paling sering dari selulitis orbita adalah bacterial
rhinosinusitis. Tapi juga bisa terjadi karena penyebab lain,
seperti:
 infeksi gigi atau telinga tengah
 dakriosistitis
 trauma orbital dengan fraktur
 operasi mata seperti strabismus, blefaroplasti, dan retna.
 Imunodefisiensi
Patofisiologi

 Selulitis biasanya dimulai dengan terbukanya port of entry


seperti adanya fisura, laserasi, gigitan serangga, ataupun
luka tusuk. Pada beberapa kasus, port of entry bisa tidak
terlihat secara nyata karena perubahan di kulit yang terjadi
kadang hanya bisa dilihat secara mikroskopik.
 Hampir semua kasus selulitis disebabkan oleh S. aureus dan
S. pyogenes. Pada beberapa kasus yang lebih jarang terjadi,
selulitis bisa terjadi karena metastasis dari infeksi dari
organisme lain yang mempunyai focus of infection yang
berbeda dari lokasi selulitis.
Manifestasi klinis
Kemerahan dan pembengkakan kelopak
mata
Ptosis sekunder
Proptosis
Penurunan visus
Nyeri dengan gerakan bola mata
Gejala sistemik  demam
Anamnesis
 Riwayat sakit kepala
 Nyeri karena sinus
 Demam
 Trauma atau cedera periocular dalam waktu dekat
 Post op mata
 Riwayat infeksi telinga,atau sinusitis
 Nyeri dengan gerakan leher ,mual atau muntah
Pemeriksaan fisik
 Visus  untuk menilai keterlibatan saraf optik
 Penilaian warna nervus optik  untuk menilai keterlibatan
saraf optik
 Pengukuran proptosis dengan hertel exophthalmometry
 rAPD
 Adanya nyeri dengan pergerakan bola mata keterlibatan n.
3,4 dan 6
 Pengukuran TIO
 Fundus dilatasi
Pemeriksaan penunjang
 CT Scan mengetahui ada sinusitis,abses subperiosteal
atau keterlibatan intracranial.
 MRI  lebih aman pada anak-anak karena tidak ada resiko
paparan.
Tata Laksana
 Antibiotik
 Dekongestan hidung dan vasokonstrikto
=dapat membantu drainase sinus paranasalis.
 Pemantauan fungsi saraf optik.
 Intervensi bedah
tidak respon terhadap antibiotik, penurunan penglihatan,
orbitalatau subperiosteal abses.
Komplikasi
a) Okular
Komplikasi meliputi keratopathy, tekanan intraokular
meningkat,oklusi dari arteri atau vena retina sentral, dan
neuropati optik endophthalmitis
b) Intrakranial
Komplikasi yang jarang terjadi, termasuk meningitis, abses
otak dan trombosis sinus kavernosus.
c) Abses Subperiosteal
Adalah yang paling sering terletak di sepanjang dinding
medialorbital. Merupakan masalah serius karena potensi
perkembanganyang cepat dan perluasan intrakranial.
d)Abses orbita
PROGNOSIS
Morbiditas akibat kebutaab 11%
Peningkatan morbiditas : penangan terlambat sehingga
penyebaran terjadi

Resiko tinggi
1. Usia > 7 tahun
2. Abses subperiosteal
3. Nyeri kepala dan demam menetap meskipun sudah diberi
antibiotik IV
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
1. Nama : Nn. AH
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 66 Tahun
Negeri Asal : Indonesia
Alamat : Solok Selatan
Seorang pasien perempuan usia 66 tahun datang ke RSUP
Dr. M. Djamil Padang tanggal 23 Mei 2019 dengan

Keluhan Utama
Kelopak mata kanan bengkak dan nyeri sejak 4 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
 Kelopak mata kanan terasa bengkak dan nyeri sejak 4
hari yang lalu
 Awalnya pasien sedang membersihkan loteng rumah,
kemudian mata kanan dirasakan nyeri, merah, dan berair
Keesokannya pasien berobat ke dokter umum dan
diberikan salep mata antibiotik tapi keluhan tidak
berkurang
Pasien berobat ke dokter spesialis Mata di Solok
Selatan
Lalu dirujuk ke RSUP M. Djamil
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pemberian air daun jeruk ke mata
 Riwayat kemasukan sesuatu tidak jelas
 Pasien mengalami demam 2 hari sebelumnya
 Pasien tidak mengeluhkan sering hidung tersumbat dan
pilek
Riwayat Penyakit Dahulu
 Tidak ada riwayat keluhan yang serupa
sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
riwayat keluhan yang serupa
Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Sakit ringan
 Kesadaran : Komposmentis Kooperatif
 Tekanan darah : Tidak diukur
 Nadi : 80x / menit
 Suhu : Afebris
 Pernapasan : 20x/ Menit
 Sianosis : Tidak ada
 Ikterus : Tidak ada
 Edema : Tidak ada
 Anemis : Tidak ada
 Kulit : Teraba hangat
 Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran KGB
 Kepala : Bulat, simetris
 Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
 Mata : Status oftalmikus
 Telinga : Tidak ditemukan kelainan
 Hidung : Tidak ditemukan kelainan
 Tenggorok : Tonsil T1-T1, tidak hiperemis, faring tidak
hiperemis
 Gigi dan mulut : Karies dentis (-), mukosa bibir basah
 Leher : Tidak ditemukan kelainan
Dada
- Paru
= Inspeksi : Normochest, Retraksi tidak ada
= Palpasi : Fremitus kiri=kanan
= Perkusi : Sonor
= Auskultasi : SN vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
= Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
= Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari LMSC RIC V
= Perkusi : Batas kanan bawah : Linea parasternal kanan LMCS
RIV IV
Batas kiri bawah : 1 jari LMCS RIC V
Batas atas : parasternal kiri RIC II
= Auskultasi : Irama regular, bising jantung tidak ada
Perut
= Inspeksi : Distensi tidak ada
= Palpasi : Pembesaran lien dan hepar tidak ada
= Perkusi : Timpani
= Auskultasi : Bising usus (+), Normal
Punggung : tidak ditemukan kelainan
Genitalia : tidak diperiksa
Angota gerak : Akral hangat, CRT < 2 detik
Status Ophtalmikus
Status Ophtalmikus OD OS
Visus tanpa koreksi 0 20/40
Visus dengan koreksi - -
Refleks Fundus - +
Madarosis (-) Madarosis (-)
Silia/Supersilia
Trichiasis (-) Trichiasis (-)

Edema (+), Edema (-), Hiperemis


Palpebra Superior
Hiperemis (+) (-)

Edema (+),Massa (-) Edema (-), Massa (-)


Palpebra Inferior
Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Status Ophtalmikus
Status Ophtalmikus OD OS
Silia lengkap Silia lengkap
Margo Palpebra Massa (-), Sekret (-) Massa (-), Sekret (-)
Edema (-), Krusta (-) Edema (-), Krusta (-)
Nyeri (-), Sekret (-), Nyeri (-), Sekret (-),
Aparat Lakrimalis Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Lakrimasi Normal Lakrimasi Normal
Hiperemis (-),
Hiperemis (-),
Sekret (-), Papil (-),
Konjungtiva Tarsalis Sekret (-), Papil (-),
Folikel (-), Kemosis
Folikel (-)
(+)
Injeksi Konjungtiva Injeksi Konjungtiva
Konjungtiva Fornik (-), (-),
Injeksi Siliar (-) Injeksi Siliar (-)
Status Ophtalmikus
Status Ophtalmikus OD OS
Injeksi Konjungtiva Injeksi Konjungtiva
Konjungtiva Bulbi (-), (-),
Injeksi Siliar (-) Injeksi Siliar (-)

Sklera Tidak bisa dinilai Putih, intak

Kornea ulkus (+) di inferior Bening


Status Ophtalmikus
Status Ophtalmikus OD OS
Kamera Okuli Cukup dalam Cukup dalam
Anterior
Iris Cokelat Cokelat
Rugae (+) Rugae (+)
Pupil Bulat, Refleks pupil Bulat, Refleks pupil
(+/+), (+/+),
diameter 3 mm diameter 3 mm
Lensa Bening Bening
Status Ophtalmikus
Status Ophtalmikus OD OS
Korpus vitreum Tidak bisa dinilai Jernih

Fundus :
- Media Tidak dilakukan Jernih
- Papil optik Tidak dilakukan Bulat, batas tegas, c/d 0,3
- Retina Tidak dilakukan Perdarahan(-), eksudat(-)
- Aa/vv retina Tidak dilakukan 2:3
- Makula Tidak dilakukan Reflex fovea (+)

Tekanan bulbus okuli sulit dinilai Normal (palpasi)

Posisi bola mata Protusio Ortoforia

Gerak bola mata Terbatas Bebas ke segala arah


Diagnosis Kerja
 Selulitis Orbita OD

Diagnosis Banding
 Selulitis pre septal OD
Terapi
 Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr OD
 LFX ED 6X1 OD
 Kloramfenikol eo 3x OD
Prognosis
 Quo et Vitam : dubia ad bonam
 Quo et Fungsionam : dubia ad bonam
 Quo et Sanam : dubia ad bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai