Anda di halaman 1dari 19

JOURNAL READING

High Dietary Glycemic Load is


Associated with Poor
Functional Outcome in
Patients with Acute Cerebral
Infarction

Disusun oleh :
Sri Jayanti
2013730103

Pembimbing :
dr. Wiwin Sundawiyani, Sp.S(K)
ABSTRAK
Latar • Hipotesis bahwa beban glikemik tinggi, indeks glikemik, atau asupan
karbohidrat total berhubungan dengan hasil fungsional yang buruk
Belakang pada pasien dengan stroke iskemik akut

Metode • kuesioner frekuensi makanan semikuantitatif


• Hasil fungsional buruk =mRS ≥3 pada 3 bulan setelah stroke

• beban glikemik dan total asupan karbohidrat berhubungan dengan

Hasil hasil fungsional yang buruk (p = 0,002 dan 0,002)


• indeks glikemik tinggi tidak dikaitkan dengan hasil fungsional yang
buruk (p= 0,481).

• Peningkatan beban glikemik dan asupan karbohidrat dikaitkan


Kesimpulan dengan hasil fungsional jangka pendek yang buruk setelah stroke
iskemik akut.
PENDAHULUAN

Peningkatan glukosa darah


postprandial adalah faktor risiko
Tujuan Penelitian
penting untuk stroke.
• menyelidiki
Beban glikemik dan indeks hubungan antara
glikemik sering digunakan
sebagai penanda respon beban glikemik atau
glukosa darah postprandial
indeks glikemik dan
Penelitian kohort epidemiologis hasil fungsional
beban glikemik dan indeks
glikemik yang tinggi berhubungan setelah stroke
dengan risiko stroke
iskemik akut
METODE
Evaluasi meliputi:
riwayat medis masa lalu

riwayat keluarga

Subjek pencitraan otak (

pencitraan vaskular

263 pasien Ewha Womans rontgen dada


University Mokdong Hospital
elektrokardiografi, ekokardiografi transthoracic,

tes darah rutin


PARAMETER
Stroke  Trial of Org 10172.

Keparahan defisit neurologis  National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) saat
masuk

Hiperintensitas white matter (WMHs) sistem penilaian Fazekas. Skor Fazekas ≥2 untuk
periventricular white matter dan / atau ≥2 untuk deep white matter = WMH tinggi.

aterosklerosis serebral simtomatik =i > 50% stenosis dan / atau oklusi arteri
ekstrakranial dan / atau intracranial

hasil fungsional  Skala Rankin yang dimodifikasi

Asupan makanan Semiquantitative food frequency questionnaire/SQFFQ


KUESIONER SEMIKUANTITATIF
FREKUENSI JUMLAH
hampir. tidak pernah

sebulan sekali, dua atau tiga kali sebulan, ‘kurang dari referensi,

satu atau dua kali seminggu,

tiga atau empat kali seminggu, ‘‘ ’sesuai referensi,’


sekali sehari, ’

‘Dua kali sehari,’


‘lebih dari referensi
‘tiga kali sehari
FAKTOR RISIKO
• tekanan darah sistolik istirahat ≥140 mm Hg atau tekanan darah diastolik ≥90 mm
Hipertensi Hg pada pengukuran berulang, atau pengobatan dengan antihipertensi.

Diabetes mellitus • glukosa darah puasa ≥7.0 mmol / L atau sedang diobati dengan agen
hipoglikemik oral atau insulin.
didiagnosis

Hiperlipidemia • lipoprotein densitas rendah ≥4.1 mmol / L atau kolesterol total ≥6.2 mmol / L.

• Subjek dengan asupan alkohol mingguan yang secara teratur melebihi 300 g
Peminum berat etanol

Perokok • perokok saat ini atau telah berhenti merokok dalam satu tahun sebelumnya.

Indeks massa tubuh • membagi berat badan dengan tinggi kuadrat (dalam satuan dari kg / m2).
ANALISIS STATISTIK
• Windows SPSS (versi 18.0, SPSS Inc., Chicago, IL,
USA).
• Uji t independen, uji Mann-Whitney U, analisis
satu arah dengan analisis post-hoc Bonferroni,
dan Uji Kruskal- Wallis untuk variabel kontinu
• uji chi-square atau Tes eksak Fisher untuk variabel
kategorik digunakan untuk mengkuartilkan GL, GI,
dan asupan karbohidrat total.
HASIL
DISKUSI

Penelitian ini menemukan bahwa


peningkatan beban glikemik dan Asupan
karbohidrat total secara independen
berhubungan dengan hasil fungsional yang
buruk pada 3 bulan setelah stroke iskemik
akut
PENELITIAN SEBELUMNYA
• peningkatan beban glikemik dan asupan karbohidrat berhubungan
Italia dengan peningkatan risiko stroke.

• beban glikemik tinggi, indeks glikemik, dan asupan karbohidrat


Belanda berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

• diet tinggi indeks glikemik meningkatkan risiko kematian akibat


Jepang stroke pada wanita Jepang
(Takayama)

• indeks glikemik dan beban glikemik tidak terkait dengan mortalitas


Swedia jangka panjang pada pria paruh baya

perbedaan populasi penelitian, ras, distribusi jenis kelamin, atau kontribusi makanan
terhadap beban glikemik dan indeks glikemik
MEKANISME

C
Hiperglikemia cedera
sitotoksik hipoperfusi
V
diet tinggi beban glikemik
serebral edema serebral
transformasi hemoragik, dan indeks glikemik dapat
meningkatkan kadar gula Hiperglikemia dan
A
darah secara tiba-tiba  resistensi insulin yang
disfungsi endotel pada disebabkan oleh beban
diabetes mellitus tipe 1 glikemik yang tinggi dapat
dan tipe 2. memengaruhi
hiperkoagulabilitas dengan
meningkatkan kadar serum
faktor fibrinogen dan von
Willebrand
KETERBATASAN PENELITIAN

pasien dengan disfungsi kognitif atau defisit neurologis


berat dikeluarkan.

penelitian ini terbatas pada pasien stroke di Korea dan


hasil penelitian sulit untuk digeneralisasi di luar Korea.

kecilnya sampel dan desain kuesioner survei mungkin


menyebabkan atau bias.
KESIMPULAN

peningkatan beban glikemik dan asupan


total karbohidrat dikaitka dengan hasil
fungsional yang buruk setelah stroke
iskemik akut. Diet rendah beban glikemik
dan karbohidrat dapat memperbaiki
prognosis setelah stroke iskemik akut

Anda mungkin juga menyukai