Anda di halaman 1dari 78

PENJABARAN PERATURAN BUPATI SUKABUMI

NOMOR 51 TAHUN 2015 jo.


NOMOR 26 TAHUN 2017
Tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMILIHAN DAN
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
DI KABUPATEN SUKABUMI
Oleh :
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kab. Sukabumi

Disampaikan pada Acara Bimbingan Teknis bagi Camat


dalam Pelaksanaan Pilkades Serentak Gelombang Ketiga Tahun 2019

Hotel Sukabumi Indah, 24-26 Juni 2019


Alur Penyusunan Kebijakan Pilkades Serentak
di Kab. Sukabumi

Putusan Mahkamah
Konstitusi RI
Nomor 128/PUU-
XIII/2015

Permendagri No.
112 Tahun 2014
tentang Perbup No. 51
PP No. 43 thn Pemilihan Kepala Tahun 2015 jo.
Desa PerdaNo.
Perda No.9 Perbup
UU No. 6 2014 jo. PP No. Perbup No. 26
47 Thn 2015 Ttg 9 Tahun
Tahun 2015 No. 51
Thn 2014 Tahun 2017
Peraturan 2015 No.
jo Perda
ttg Desa Pelaksanaan UU
Tahun
tentang
tentang
6 Tahun Perubahan
6/2014 Permendagri No.
Desa
2015
82 Tahun 2015 2017 Perbup 51 Th
tentang 2015
Pengangkatan
dan
Pemberhentian
Kepala Desa
Dasar Pelaksanaan

 Keputusan Bupati No 141.1/Kep-469/DPMD/2019 tentang


Pelaksanaan Pilkades dan Nominatif Desa yang akan
Melaksanakan Pilkades Tahun 2019;

 Keputusan Bupati No 141.1/Kep-470/DPMD/2019 tentang Panitia


Pilkades Tingkat Kab. Sukabumi.
PENGERTIAN ( Pasal 1 huruf 4 )

 Desa adalah desa adalah kesatuan masyarakat


hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENGERTIAN ( Pasal 1 huruf 19 )

 Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang


mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah;
• TUJUAN (Pasal 2)

 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Kepala


Desa Secara Serentak di Kabupaten Sukabumi
sebagai pedoman dan/atau acuan pelaksanaan
Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan
dan Pemberhentian Kepala Desa.
KEBIJAKAN PILKADES SERENTAK
Pasal 3
1. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak diseluruh wilayah
Daerah dan dapat dilaksanakan bergelombang paling banyak 3 (tiga) kali
dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.
2. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada waktu yang sama diseluruh
desa.
3. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara bergelombang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
 pengelompokan waktu berakhirnya masa jabatan Kepala Desa di
wilayah Daerah (Kab. Sukabumi);
 kemampuan keuangan daerah; dan/atau
 ketersediaan PNS di lingkungan Kabupaten yang memenuhi
persyaratan sebagai penjabat Kepala Desa.
 Pemilihan Kepala Desa bergelombang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan interval waktu paling lama 2 (dua) tahun.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
dilaksanakan pada waktu yang sama diwilayah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Bupati.
Pasal 4

1. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan kepala


Desa pada masa penyelenggaraan pemilihan
kepala Desa serentak, Bupati menunjuk
Penjabat Kepala Desa.
2. Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berasal dari Pegawai Negeri Sipil
Daerah.
Panitia Pilkades (Pasal 11)
Panitia Pilkades
1. Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten
Panitia Pemilihan Tingkat Kabupaten terdiri dari unsur OPD yang
membidangi Pemerintahan Desa, unsur Kecamatan dan unsur lain yang
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
- Unsur lain terdiri atas :
 Kepolisian;
 TNI;
 Kejaksaan Negeri;
 Pengadilan Negeri;
 Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan;
 OPD yang membidangi Keuangan;
 OPD yang membidangi Perencanaan;
 OPD yang membidangi Pengawasan;
 OPD yang membidangi Polisi Pamong Prajadan Perlindungan Masyarakat;
 OPD yang membidangi Kesehatan;
 OPD yang membidangi Pendidikan;
 OPD yang membidangi Kependudukan dan Catatan Sipil;
 OPD yang membidangi Kesatuan Bangsa dan Politik;
 Kementerian Agama;
 Bagian Hukum;
 Bagian Tata Pemerintahan;
 RSUD; dan
 Perguruan Tinggi.
 Camat Lokasi Pilkades
Tugas Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten (Pasal 12 ayat 2)

 merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan semua


tahapan pelaksanaan pemilihan tingkat kabupaten;
 melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan kepala desa terhadap
panitia pemilihan kepala desa tingkat desa;
 menetapkan jumlah surat suara dan kotak suara;
 memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan kotak suara serta
perlengkapan pemilihan lainnya;
 memverifikasi persyaratan administrasi hasil penyaringan bakal calon dari
Panitia Pemilihan Tingkat Desa;
 memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi bakal calon kepala desa;
 memfasilitasi pelaksanaan test kesehatan dan bebas narkoba;
 memberikan pembekalan kepada BPD, Panitia Pemilihan Tingkat Desa,
para calon kepala desa dan para pendukung dan/atau tim sukses masing-
masing calon.
 memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan kepala desa tingkat
kabupaten;
 melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; dan
 melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
Lanjutan Panitia Pilkades ….

2. Panitia Pilkades Tingkat Desa


terdiri atas unsur perangkat desa, lembaga kemasyarakatan,
dan tokoh masyarakat desa yang ditetapkan dengan
Keputusan BPD
Pembentukan Panitia Pilkades Tk. Desa (Pasal 14)

 Panitia Pemilihan Tingkat Desa dibentuk dalam rapat pleno


BPD dan ditetapkan dengan Keputusan BPD yang selanjutnya
disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Bupati melalui
camat.
Panitia Pilkades Tk. Desa (Pasal 15)

 Panitia Pemilihan Tingkat Desa berjumlah 11 orang terdiri dari:


 Ketua;
 Wakil Ketua;
 Sekretaris;
 Bendahara;dan
 Anggota sebanyak 7 (tujuh) orang.
Tugas Panitia Pilkades Tingkat Desa (Pasal 13)

 merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan


mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
 merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui camat;
 menyiapkan surat suara, kotak suara dan perlengkapan pemilihan lainnya sesuai
dengan rencana biaya yang telah diajukan dan mendapat persetujuan Bupati;
 melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;
 mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;
 menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan hasil verifikasi dan uji
kompetensi yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Tingkat Kabupaten, serta test
kesehatan dan bebas narkoba yang dilaksanakan di RSUD yang ditunjuk;
 menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;
 menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
 melaksanakan pemungutan suara;
 melaksanakan penghitungan suara;
 menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil
pemilihan;
 menetapkan calon Kepala Desa terpilih; dan
 melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.
TAHAPAN PILKADES
(Pasal 6,7,8 dan 10)
3.
1. 2.
TAHAP PEMUNGUTAN
4.
TAHAP PERSIAPAN TAHAP PENCALONAN TAHAP PENETAPAN
SUARA

1. Pemberitahuan BPD 1. Pengumuman dan 1. Pelaksanaan Pemungutan 1. Lap Panitia mengenai


kepada Kades Pendaftaran bakal calon; Suara dan Penghitungan calon terpilih kpd BPD;
2. Pembentukan Panitia 2. Penelitian Suara;
kelengkapan 2. Lap BPD kepada Bupati
Pilkades oleh BPD 2. Penetapan Calon yg
Persyaratan melalui Camat;
3. Laporan akhir masa Administratif, memperoleh suara
jabatan Kades terbanyak 3. Bupati menerbitkan
klarifikasi, serta
disampaian oleh BPD penetapan dan Keputusan Pengesahan
3. Bila ada calon yg
dan pengangkatan
kepada Bupati melalui pengumuman nama memperoleh suara
Camat; calon; Kades;
terbanyak yg sama
4. Perencanaan Biaya 3. Penetapan Calon Kepala 4. Bupati atau pejabat yg
Desa; diadakan pemungutan
Pemilihan diajukan oleh suara ulang ditunjuk melantik Kades
Panitia kepada Bupati 4. Penetapan Daftar
Pemilih; 4. Pemungutan Suara ulang terpiih
melalui Camat.
5. Pelaksanaan Kampanye hanya diikuti oleh calon
5. Persetujuan biaya dan
pemilihan dari Bupati yg memperoleh suara
6. Masa tenang terbanyak yg sama
I. Tahapan Persiapan (Pasal 6)

perencanaan
pemberitahuan pembentukan biaya
laporan akhir persetujuan
BPD kepada panitia pemilihan
masa jabatan biaya
Kepala Desa pemilihan diajukan oleh
kepala desa pemilihan dari
tentang akhir kepala desa panitia
kepada Bupati Bupati
masa jabatan oleh BPD kepada Bupati
melalui camat
Akhir
Masa
Jabatan
KADES
6 bln 6 bln - 6 bln - 6 bln - 6 bln -
10 hr 30 hr 10 hr - 10 hr -
30 hr x hr -
30 hr

17 Mei 2019 27 Mei 2019 17 Juni 2019 26 Juni 2019 Juli 17 Nov 2019
2019
II. Tahap Pencalonan (Pasal 7)

P
1. Pengumuman dan Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa
2. Penelitian kelengkapan Persyaratan Administratif, klarifikasi, I
serta penetapan dan pengumuman nama calon L
3. Penetapan Calon Kepala Desa K
4. Penetapan Daftar Pemilih A
5. Pelaksanaan
Kampanye D
6. Masa
25 Sept- Tenang E
2 Okt 2019 S
+ 3 Nov
9-19 Sept 3-4
2019 Nov -3 hr + - 3 hr H
2019 Okt 2019 -3 hr H
2019 14-16
+ 5-11 Penelitian berkas Nov 2019
20-24 Okt 2019 adm BCKD 11-13
Sept 2019 Nov 2019
13-17 Okt Pengajuan berkas BCKD
kpd Pan Tk. Kab.
2019
Uji Kompetensi Pengumuman 21 Okt 17 Nov 2019
KURANG DARI 2 23 Okt – 2019
PENDAFTAR Tes Kesehatan dan Narkoba
2 Nov 2019
Prosedur Penjaringan dan Penyaringan Kepala Desa
(pasal 27)

+ 3 Hari
2-5
KURANG DARI 2 BCKD Orang YA
Uji
Penjaringan Penyaringan kompetensi, Penetapan
Kesehatan
dan Tes
Narkoba

• BAKAL • BAKAL • BAKAL • CALON


CALON CALON CALON KEPALA
KEPALA KEPALA KEPALA DESA
DESA DESA DESA

TUNDA
Pencalonan Kepala Desa (Pasal 25)

Persyaratan Calon Kepala Desa :


 Warga negara Republik Indonesia;
 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
 Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
 Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di Desa setempat
paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran;
 Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau
sederajat;
 Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat
mendaftar;
 Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
 berkelakuan baik;
Lanjutan …..

 Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;


 Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
 Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
 Berbadan sehat;
 Tidak pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Desa definitif
selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
 bebas penyalahgunaan Narkoba; dan
 lulus uji kompetensi calon Kepala Desa yang dilakukan oleh Panitia
Pemilihan Kabupaten.
Pasal 26
 Persyaratan administrasi bakal calon Kepala Desa :
 ijazah SMP/ MTs negeri yang sederajat dilegalisasi oleh Kepala
Sekolah serta melampiri ijazah sebelumnya;
 ijazah SMP/MTs swasta yang sederajat dilegalisasi oleh Kepala Dinas
Pendidikan tingkat Kabupaten/ Kota, serta melampiri ijazah
sebelumnya;
 domisili bakal calon kepala desa paling kurang 1 (satu) tahun yang
dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau Surat
Keterangan telah melakukan perekaman data kependudukan yang
ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenang;
 Photocopy KTP-el yang dilegalisir oleh Kepala Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil
 berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian yang dikeluarkan oleh Kepolisian Resort;
 keterangan pemeriksaan kesehatan dari RSUD yang ditunjuk oleh
pemerintah daerah; dan
 keterangan bebas penyalahgunaan narkoba dari Badan Narkotika atau
lembaga lain yang berwenang.
Penelitian Berkas, Penetapan dan Pengumuman Calon
(Pasal 28)
Tidak MS MS

BCKD BCKD 2-5 CKD


2 hr Ya
R Penetapan
Uji kompetensi,
Penjaringan Penyaringan Kesehatan dan e dan
Tes Narkoba k
diumumkan
o
m
e
n
d
a
Panitia Panitia Tk. s Panitia
Tk. Desa Kabupaten i Tk. Desa
Ketentuan khusus Calon Kepala Desa (Pasal 31-34)
Yang berasal dari :

Kepala
Perangkat Anggota PNS, Anggota
Desa
Desa BPD TNI/Polri
(Incumbent)
1. mengajukan izin cuti 1. mengajukan izin cuti I. Untuk PNS
kepada Bupati atau kepada Kepala Desa
Pejabat yang ditunjuk 2. TMT cuti sejak yang
1. mengajukan 1. mendapatkan izin tertulis
dari PPK 2. terpilih dan
2. TMT Cuti sejak bersangkutan terdaftar pengunduran diri diangkat menjadi Kepala
sebagai Bakal Calon Kepala Desa, dibebaskan
ditetapkan sebagai calon Desa sampai dengan kepada Bupati sementara dari jabatannya
sampai dengan selesainya pelaksanaan selama menjadi Kepala
selesainya pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Desa tanpa kehilangan hak
Pemilihan 3. selama masa cuti, sebagai PNS 3. berhak
3. Selama cuti, dilarang perangkat desa dilarang mendapatkan tunjangan
menggunakan fasilitas menggunakan fasilitas kepala desa dan
pemerintah desa untuk 2. Keputusan Bupati penghasilan lainnya yang
pemerintah desa untuk kepentingan sebagai calon tentang Pemberhentian sah
kepentingan sebagai kepala desa Anggota BPD dijadikan
calon kepala desa salah satu syarat II. Untuk Anggota TNI/ Polri
4. Selama cuti tetap diberikan
4. Tetap diberikan 1.mendapatkan izin tertulis
penghasilan tetap pendaftaran bakal calon dari institusinya 2. Diangkat
penghasilan tetap kepala desa
5. tugas perangkat desa menjadi Kepala Desa,
dirangkap oleh perangkat berhak mendapatkan
5. Sekretaris Desa tunjangan kepala desa dan
melaksanakan tugas dan desa lainnya dengan penghasilan lainnya yang
kewajiban Kepala Desa Keputusan Kepala Desa sah
Penentuan Nomor Urut dan Tanda Gambar
Calon Kepala Desa (Pasal 35)

Disaksikan oleh :
1. ParaPenentuan
Calon KadesNomor
Bentuk SURAT
PANITIA
2. Camat/Pejabat
PILKADES
Urut Calon
SUARA
Pelaksanaan
Kepala
yg segi empat
TK. DESA penentuan Nomor
ditunjukDesa
yang memuat Nomor,
melalui
MengadakanUrut dan Tanda
3. Unsur Gambar
pengundian dan Nama
oleh
Gambar Calon Kades
Forkopimcam Calon
RAPAT PLENO
4. BPD
Panitia Pilkades
dituangkan dalam
5. Masyarakat BERITA ACARA

Tanggal 4 November 2019


Pembekalan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
(Pasal 36)

Panitia
Panitia Tk. 5-10 Nov 2019 Calon
Camat
Kabupaten
Pilkades KADES
Tk. Desa
beserta Pembekalan
Unsur
Forkopimcam Saksi masing-
masing Calon
Kades

PERNYATAAN
Turut KESEPAKATAN 5
menandatangani CALON KADES Rangkap
BERUPA
BERITA ACARA
Kampanye Calon Kepala Desa (Pasal 37)

 Bentuk,waktu dan tempat/ lokasi kampanye ditentukan dan


ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Tingkat Desa.
 Bentuk kampanye dilakukan dengan cara:
 pertemuan terbatas;
 tatap muka dan dialog;
 penyebaran bahan kampanye kepada umum;
 pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan ditempat lain
yang ditentukan oleh panitia;dan
 Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-
undangan
 Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dititikberatkan
pada penyampaian visi, misidan program kerja yang akan
dilaksanakan.
Lanjutan Pasal 37

 Waktu pelaksanaan kampanye:


 pelaksanaan Kampanye dimulai 7 (tujuh) hari setelah penentuan
nomor urut dan tanda gambar calon kepala desa atau setelah selesai
pelaksanaan pembekalan sampai dengan masa tenang;
 waktu kampanye dimulai Pukul 09.00 WIB sampai dengan Pukul
21.00 WIB;
 jadwal pelaksanaan kampanye disesuaikan dengan jumlah calon
kepala desa dan pelaksananya oleh masing-masing calon kepala
desa atau tim kampanye dari pendukung utama calon kepala desa;
 jadwal pelaksanaan kampanye bersama difasilitasi oleh Panitia
Pemilihan Tingkat Desa; dan
 tim kampanye dari pendukung utama calon kepala desa
sebagaimana dimaksud pada huruf c wajib melaporkansusunan tim
kampanye dimaksud kepada Panitia Pemilihan Tingkat Desa.
Lanjutan ……
 Jadwal waktu dan tempat kampanye yang tidak digunakan oleh salah satu calon
kepaladesa, tidak dapat dipergunakan oleh calon kepala desa lainnya.
 Dalam pelaksanaan kampanye, calon kepala desa dilarang :
 mempersoalkan Dasar Negara Pancasila dan dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
 menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan dan Calon Kepala Desa
lainnya;
 menghasut atau mengadu domba calon Kepala Desa, perseorangan,
dan/atau kelompokmasyarakat;
 menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan
menggunakankekerasan;
 mengganggu keamanan, ketentraman dan ketertiban umum;
 merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye calon Kepala Desa
lainnya;
 menggunakan fasilitas dan/atau anggaran pemerintah, Pemerintah Daerah
danPemerintah Desa;
 menggunakan tempat ibadah dan/atau tempat pendidikan;
 melakukan pawai atau arak-arakan dengan berjalan kaki dan/atau
menggunakan kendaraan; dan
 mengikutsertakan kepala desa, perangkat desa dan anggota BPD;
Lanjutan

 Sanksi pelanggaran terhadap pelaksanaan kampanye berupa:


 teguran tertulis;
 pencabutan pamflet, spanduk dan tanda gambar; dan
 penghentian kegiatan kampanye.
 Kampanye berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari pelaksanaan
pemungutan suara.
Masa Tenang (Pasal 38)

 Masa tenang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari


sebelum hari pemungutan suara.
 Pada saat masa tenang seluruh atribut
kampanye calon kepala desa yang terpasang
harus sudah diturunkan oleh tim kampanye
masing-masing calon kepala desa, kecuali yang
berada di tempat pemungutan suara
III. Tahap Pemungutan Suara

• 1. Daftar Pemilih Penetapan Calon


• 2. Undangan Pemilih yg memperoleh
• 3. Surat Suara suara terbanyak • Perolehan suara sama
• 4. TPS bagi 2/lebih calon
• 5. Perlengkapan • Hasil Penghitungan dengan suara
Penghitungan Suara Suara terbanyak
• 6. Pembagian Tugas • Biaya dari APBDes
Panitia pada • Waktu 1 bln setelah
Pemungutan dan Pilkades Serentak
Penghitungan Suara

Palaksanaan Pemungutan Suara


Pemungutan Suara dan Ulang
Penghitungan Suara
PEMILIH Pasal 19

penduduk desa setempat yang dibuktikan dengan kepemilikan KK dan KTP atau tanda
bukti yang sah sebagai penduduk desa yang bersangkutan berupa surat keterangan
kependudukan yang dikeluarkan oleh Kepala Desa dan diketahui oleh Camat setempat

bagi penduduk yang belum memiliki dokumen kependudukan ( KK dan KTP), paling
sedikit telah berdomisili selama 6 (enam) bulan di Desa yang bersangkutan terhitung
pada saat pengesahan DPS dengan melampirkan surat keterangan domisili dari Kepala
Desa berdasarkan keterangan dari RT/RW setempat;

terdaftar sebagai pemilih dalam DPT yang ditetapkan oleh panitia pemilihan kepala desa

tidak sedang terganggu jiwa atau ingatannya

pada saat hari pemungutan suara telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau
telah/pernah kawin
tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan Putusan Pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap
tidak sedang menjalani hukuman pidana atau kurungan berdasarkan Putusan
Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
Pemilih (pasal 19) lanjutan

(2)Pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam


daftar pemilih.
(3)Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar
pemilih ternyata tidak lagi memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak
dapat menggunakan hak memilihnya
Penyusunan Daftar Pemilih
(Pasal 20,21,22 dan 23)

DPT Pemilih/ DPS Pilleg/Pres


Pemilih baru
DPTmb
Pilleg/Pres Angg Keluarga yang telah diperbaiki yang telah diperbaiki

RT/RW RT/RW

DPS 2 Sept 2019 DPTmb DPT 4 Nov 2019


3 hari 3 Hari 3 hari 2 hari +1 hari 3 hari

DIUMUMKAN

PERBAIKAN ditetapkan
Pasal 23
 DPS dan Daftar Pemilih Tambahan yang sudah diperbaiki, disahkan
menjadi DPT oleh Ketua Panitia Pemilihan disaksikan oleh Ketua
BPD, Calon serta dengan dibuatkan berita acara.
 Pengesahan DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dalam Rapat Panitia Pemilihan paling lama 3 (tiga)
hari sejak berakhirnya pengumuman Daftar Pemilih Tambahan.
 DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diumumkan di
Kantor/Balai Desa dan/atau di tempat-tempat yang strategis lainnya
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak disahkannya DPT.
 Apabila DPT telah diumumkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), maka Panitia Pemilihan tidak menerima
tanggapan atau usulan masyarakat dalam bentuk
apapun.
Pasal 24
 DPT yang telah ditetapkan digunakan sebagai
bahan pembuatan surat suara, pemberitahuan
dan/atau undangan, formulir-formulir dan alat
perlengkapan pemilihan lainnya.
Ketentuan TPS (Pasal 16-17)

Jumlah s.d 5.001- 10.001 – 15.001 –


Pemilih
sesuai DPT
5.000 10.000 15.000 20.000

Jumlah 11 orang +7 orang +14 orang +21 orang


anggota
TPS DAPAT

Jumlah 1 2 3 4
TPS TPS TPS TPS TPS

Biaya
TPS
Honor, APBD Kab. APBDes
operasional
Masa Kerja Panitia Pilkades (Pasal 18)

 Masa kerja Panitia Pemilihan Kepala Desa


terhitung sejak pembentukan sampai dengan
pelaksanaan pelantikan Kepala Desa terpilih.
Tahap Pemungutan Suara (Pasal 39, 40, 41)
- H – 3 seluruh Pemilih telah
menerima surat Undangan Pemungutan
(dengan tanda bukti) Suara Ulang
- Pemilih yang terdaftar dalam
DPT yang belum menerima Penetapan
undangan DAPAT meminta Calon yg
kpd Panitia h - 1 maksimal memperoleh
pukul 24.00 WIB. suara
Pelaksanaan terbanyak
Pemungutan
• Saksi memiliki SURAT MANDAT dari CKD Suara dan
• Pemungutan suara dilaksanakan secara Penghitungan
langsung, umum, bebas, rahasia jujur dan Suara
adil.
• Hak pilih memberikan hak suaranya
didalam bilik suara dengan cara
mencoblos tanda gambar kotak segi
empat yang memuat nomor, foto dan
nama calon kepala desa dengan
menggunakan alat coblos yang
disediakan.
• Hak pilih hanya diberi kesempatan 1
(satu) kali untuk memilih calon kepala
desa.
• Hak pilih yang berhalangan hadir karena
sesuatu alasan tidak dapat diwakilkan.
Pasal 41
 Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia jujur dan adil.
 Hak pilih memberikan hak suaranya didalam bilik suara dengan
cara mencoblos tanda gambar kotak segi empat yang memuat
nomor, foto dan nama calon kepala desa dengan menggunakan
alat coblos yang disediakan.
 Hak pilih hanyadiberi kesempatan 1 (satu) kali untuk memilih
calon kepala desa.
 Hak pilih yang berhalangan hadir karena sesuatu alasan tidak
dapat diwakilkan.
Pelaksanaan Pemungutan Suara (Pasal 42)

 Pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan dalam 1 (satu)


lokasi TPS atau lebih yang ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
Tingkat Desa, dengan mempertimbangkan jumlah hak pilih.
 Bagi desa yang TPS nya 1 (satu) lokasi, penghitungan suara
dilaksanakan pada TPS tersebut.
 Bagi desa yang TPS nya lebih dari 1 (satu) lokasi, untuk
penghitungan suaranya dilaksanakan pada 1 (satu) lokasi TPS
yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Tingkat Desa.
 Dalam hal penghitungan suara yang dilaksanakan pada 1 (satu)
lokasi TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3), kotak suara
yang berisi surat suara hasil pemungutan suara diberi pengaman
berupa segel dan selanjutnya dibawa menuju lokasi
penghitungan suara.
Pasal 43
 Susunan acara dalam pemungutan suara dan penghitungan suara:
 pembukaan oleh Ketua Panitia Pemilihan Tingkat Desa/ panitia
lainnya yang ditunjuk;
 memperkenalkan para calon kepala desa dan penjelasantentang
tatacara pelaksanaan pemungutan suara oleh ketua Panitia
Pemilihan Tingkat Desa/ panitia lainnya yang ditunjuk yang
meliputi tatacara pencoblosan, surat suara yang sah dan tidak sah,
nama dan tandagambar para calon, pemeriksaan bilik suara dan
kotak suara serta hal-hal lain yang diperlukan;
 pelaksanaan pemungutan suara;
 pembacaan pernyataan calon kepala desa setelah selesai
pelaksanaan pemungutan suara;
 pelaksanaan penghitungan suara;
 pengesahan hasil penghitungan suara (termasuk
penandatanganan Berita Acara Hasil Pemilihan Kepala Desa oleh
ketua Panitia Pemilihan Tingkat Desa dan calon kepala
desa/saksi);
 tutup.
Lanjutan

 Dalam hal TPS yang tidak dijadikan tempat


penghitungan suara, susunan acara hanya sampai
dengan pelaksanaan pemungutan suara.
Pasal 44
 Perlengkapan untuk keperluan pemungutan suara dan
penghitungan suara, terdiri dari:
 daftar Hak Pilih sebanyak 3 (tiga) rangkap;
 surat suara sebanyak jumlah DPT ditambah paling banyak
5 % (lima perseratus) dari jumlah DPT atau sesuai dengan
hasil kesepakatan para calon;
 Kotak suara sebagai tempat penyimpanan surat suara
yang sudah dicoblos oleh pemilih;
 bilik suara sebagai tempat untuk pencoblosan surat suara;
 alat pencoblos berupa paku dan bantalan;
 karton dan alat tulis untuk rekapitulasi penghitungan
suara;
 tinta untuk memberi tanda bagi pemilih yang sudah
menggunakan hak pilihnya;
Lanjutan ……
 pengaman kotak suara berupa gembok + anak kunci dan segel; dan
 meja dan kursi.
 Kotak suara , dengan ketentuan sebagaiberikut:
 berukuran ± tinggi 80 cm, panjang ± 50 cm dan lebar ± 50 cm;
 bahan dari kayu atau bahan lain yang tidak mudah rusak; dan
 jumlah kotak suara disesuaikan dengan kebutuhan.
 Bilik suara, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Berukuran ± 1 x 2 m;
 Terbuat dari bahan yang dapat melindungi kerahasiaan pemilih;
 Jarak dan jumlah bilik suara disesuaikan dengan kebutuhan.
 Tambahan surat suara, digunakan sebagai cadangan untuk
pengganti surat suara yang keliru memilih dan surat suara yang
rusakdengan disertai Berita Acara.
 Surat suara harus sudah disiapkan 1 (satu) hari sebelum
pemungutan suara dan disimpan di kantor desa/tempat lain serta
dijamin keamanannya.
Pasal 45
 Pada saat pemunggutan suara, pemilih difabel
dapat dibantu oleh keluarga, atau orang lain atas
permintaan yang bersangkutan.
 Keluarga atau orang lain yang ditunjuk untuk
membantu pemilih difabel sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib merahasiakan
pilihan yang bersangkutan.
Pasal 46
 Waktu pemungutan suara dimulai pada pukul 07.00 WIB dan
berakhir pada pukul 14.00 WIB.
 Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, panitia pemilihan
berkewajiban untuk menjaminagar pelaksanaan Pemilihan Kepala
Desa dapat berjalan lancar, tertib, aman dan teratur.
 Pada saat berlangsunganya pemungutan suara, setiap 2 (dua) jam
sekali atau berdasarkan kesepakatan para calon kepala desadapat
dilakukan pemeriksaan bilik suara oleh para calon kepala desa/
saksi, ketua panitia pemilihan, ketua BPD, dan Unsur Forum
Koordinasi Pimpinan Tingkat Kecamatan.
 Apabila terdapat pemilih yang meminta penggantian surat suara
karena salah pilih atau rusak, panitia dapat memberikan surat suara
pengganti hanya 1 (satu) kali.
 Surat suara karena salah pilih atau rusak sebagaimana dimaksud
pada ayat 4 disimpan oleh panitia untuk diamankan.
 Apabila terjadi keadaan force majeur pada waktu pemungutan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu), Panitia Pemilihan
dapat mengakhiri, menutup sementara atau menambah waktu
pemungutan suara berdasarkan kesepakatan para calon kepala
desa dan dibuatkan Berita Acara Kesepakatan.
 Keadaan force majeur sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berupa
bencana alam dan/atau keadaan lain yang tidak memungkinkan
untuk dilaksanakannya pemungutan suara sesuai jadwal.
 Pada saat berlangsungnya pemungutan suara, terjadi
permasalahan yang menyangkut hak pilih dan/atau permasalahan
lain, diselesaikan pada saat itu juga berdasarkan kesepakatan para
calon kepala desa/ saksi, Panitia Pemilihan Tingkat Desa, BPD,
dan Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Tingkat Kecamatan.
Pasal 47
 Panitia Pemilihan Tingkat Desa mengumumkan bahwa
pelaksanaan pemungutan suara telah ditutup dan akan
dilanjutkan acara penghitungan suara dengan terlebih
dahulu masing-masing calon membacakan pernyataan.
 Penghitungan suara dilakukan oleh Panitia Pemilihan
Tingkat Desa dengan disaksikanoleh para calon kepala
desa dan /atau saksi yang ditunjuk, unsur BPD dan
dapat dihadiri oleh Unsur Forum Koordinasi Pimpinan
Tingkat Kecamatan.
 Pada saat penghitungan suara, masyarakat dapat
menyaksikan ditempat yang telah ditentukan.
Pasal 48
 Sebelum pelaksanaan penghitungan suara
panitia pemilihan mengatur:
susunan tempat penghitungan suara, papan
penghitungan dan tempat duduk saksi;
alat keperluan administrasi lainnya;
penempatan kotak suara di tempat yang telah
ditentukan.
Pasal 49
 Pelaksanaan penghitungan suara dimulai paling lama 30 (tiga
puluh) menit setelah pelaksanaan pemungutan suara ditutup.
 Sebelum penghitungan suara dimulai, petugas menghitung:
 jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan DPT;
 bagi desa yang jumlah TPSnya lebih dari 1 (satu), petugas
melakukan rekapitulasi jumlah pemilih yang memberikan suara
berdasarkan salinan DPT setiap TPS;
 jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak
atau salah coblos; dan
 jumlah surat suara yang tidak terpakai.
 Apabila karena sesuatu hal pelaksanaan penghitungan suara
tidak dapat dilakukan di tempat yang telah ditentukan, panitia
pemilihan dapat memindahkan lokasi penghitungan suara ke
tempat lain yang memungkinkan untuk diadakannya
penghitungan suara.
 Mekanisme penghitungan suara, dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
 membuka kotak suara dengan disaksikan oleh saksi;
 mengeluarkan satu persatu surat suara dari kotak suara dan
dibacakan;
 pada saat surat suara dibacakan sebagaimana dimaksud pada
huruf b harus diperlihatkan kepada saksi masing-masing calon.
 saksi masing-masing calon menyatakan sah dan tidaknya setiap
surat suara yang diperlihatkan;
 pada saat surat suara dibacakan sebagaimana dimaksud pada
huruf c panitia pemilihan mencatat pada kertas rekapitulasi
perolehan suara masing-masing calon kepala desa; dan
 setiap lembar surat suara yang sudah dihitung, dihimpun dan
diikat setiap 10 (sepuluh) lembar surat suara.
Pasal 50
 Surat suara dinyatakan sah apabila :
 surat suara ditandatangani dan dicap oleh ketua panitia;
 dicoblos dalam kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan
nama calon;
 dicoblos lebih dari satu kali coblosan pada kotak segi empat
yang sama;
 terdapat dua tanda coblosan pada kotak segi empat pada garis
yang lurus;
 terdapat tanda coblosan besar tapi masih pada kotak segi
empat;
 dicoblos tepat pada garis kotak segi empat; dan/atau
 dicoblos oleh alat yang disediakan oleh panitia.
 Surat suara dinyatakan tidak sah apabila :
 surat suara tidak ditandatangani dan tidak dicap oleh
ketua panitia;
 terdapat tanda coblosan lebih dari 1 (satu)pada
garis yang tidak lurus;
 surat suara rusak atau dicorat - coret;
 dicoblos tapi tidak tembus (bentol);
 dicoblos diluar kotak segi empat; dan
 dicoblos bukan dengan alat yang disediakan oleh
panitia.
 Apabila terdapat surat suara diluar kondisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) maka
penetapan sah dan tidak sahnya surat suara dimaksud
ditentukan oleh panitia pemilihan berdasarkan
kesepakatan para calon kepala desa dan/atau para
saksi yang ditunjuk pada saat itu juga sebelum proses
penghitungan suara dilanjutkan.
Pasal 51
 Pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para calon kepala desa
berada di TPS sesuai dengan waktu dan tempat yang sudah
ditentukan.
 Dalam hal lokasi TPS lebih dari 1 (satu) para calon kepala desa
berada pada 1 (satu) lokasi TPS yang ditetapkan sebagai tempat
penghitungan suara oleh Panitia Pemilihan Tingkat Desa, sedangkan
pada TPS yang lainnya hanya dipasang foto masing-masing calon
kepala desa sesuai dengan nomor urut.

Pasal 52
 Pada saat penghitungan suara dilaksanakan, para calon kepala desa
berada di tempat penghitungan suara atau dapat mewakilkan kepada
saksi yang ditunjuk sesuai dengan waktu dan tempat yang sudah
ditentukan
Pasal 53
 Setelah selesai penghitungan suara, panitia pemilihan
segera membuat Berita Acara Penghitungan Suara.
 Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditandatangani oleh Ketua
Panitia Pemilihan dan dapat ditandatangani oleh para
saksi calon kepala desa.
 Panitia Pemilihan Tingkat Desa membacakan Berita
Acara Hasil Penghitungan Suara.
Pasal 54

Panitia Pemilihan Tingkat Desa melaporkan hasil pelaksanaan


pemilihan kepala desa kepada BPD dengan melampirkan :
 surat Keputusan BPD tentang Pembentukan Panitia Pemilihan
Kepala Desa;
 daftar Hadir Panitia Pemilihan Tingkat Desa;
 surat Mandat Saksi;
 surat Pernyataan yang dibacakan para calon kepala desa setelah
selesai pemungutan suara;
 pernyataan Kesepakatan Para Calon Kepala Desa.
 berita Acara Penghitungan Suara
Pasal 55
Calon kepala desa yang dinyatakan terpilih adalah calon kepala desa
yang memperoleh suara terbanyak.

Pasal 56
 Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) calon kepala desa yang
memperoleh suara terbanyak dengan jumlah perolehan suara yang
sama, maka diadakan pemungutan suara ulang yang hanya diikuti
oleh calon kepala desa yang memperolah suara terbanyak
tersebut.
 Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
Pasal 57
Keberatan terhadap proses pelaksanaan
pemilihan kepala desa harus diselesaikan pada
setiap tahapan sebelum tahapan selanjutnya
dilaksanakan
IV. Tahap Penetapan (Pasal 58)

Penetapan
Calon Kades 21-23
Terpilih
Nov 2019
17-18 Nov
2019
BUPATI/
BPD
• Laporan panitia • Penerbitan Camat
keputusan Bupati
pemilihan
mengenai calon • Laporan BPD mengenai
pengesahan dan
terpilih kepada mengenai calon • Pelantikan
pengangkatan
BPD terpilih kepada Kepala Desa • Kepala Desa
Bupati melalui terpilih
Camat
Panitia Pilkades
Tk. Desa Camat & DPMD

18-20
Nov 2019
Pelantikan (Pasal 59)

 Sebelum Calon Kepala Desa Terpilih dilantik diwajibkan mengikuti


Program Pembinaan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah
Desa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
 Program Pembinaan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah
Desa, meliputi :
 pengetahuan dasar tentang penyelenggaran
pemerintahan desa;
 pembangunan desa;
 wawasan kebangsaan;
 kamtibmas;
 etika dan disiplin; dan
 materi lain sesuai kebutuhan.
Pasal 60
 Calon Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tigapuluh) hari
setelah penerbitan Keputusan Bupati.
 Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa terpilih
bersumpah/berjanji, sebagai berikut: “Demi Allah/Tuhan,
saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi
kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-
baiknya, sejujur jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya
akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan
bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang
berlaku bagi Desa, daerah, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Pasal 61
 Kepala Desa memegang jabatan selama 6
(enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
 Kepala Desa dapat menjabat paling banyak 3
(tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut
atau tidak secara berturut-turut.
Biaya Pilkades ( Pasal 10)

untuk pengadaan surat


Anggaran
suara, kotak suara, Pendapatan Angaran
kelengkapan peralatan dan Belanja Pendapatan
Daerah dan Belanja
lainnya, honorarium Desa
Kabupaten untuk kebutuhan
panitia, dan biaya
pada pelaksanaan
pelantikan.
pemungutan suara
Pasal 34 ayat (6)
UU No. 6/2014

Biaya Penyelenggaraan
Pilkades
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA (Pasal 62)
 Kepala Desa berhenti karena:
 meninggal dunia;
 Permintaan sendiri;atau
 diberhentikan.
 Kepala Desa diberhentikan karena:
 berakhir masa jabatannya;
 Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
 Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa; atau
 Melanggar larangan sebagai Kepala Desa.
 adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan, penggabungan 2
(dua) Desa atau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, atau penghapusan
Desa;
 tidak melaksanakan kewajiban sebagai kepala Desa; atau
 dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
 Pemberhentian Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 63
 Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati setelah dinyatakan
sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun berdasarkan register perkara dipengadilan.

Pasal 64
 Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati setelah ditetapkan
sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, terorisme, makar, dan/atau
tindak pidana terhadap keamanan negara.

Pasal 65
 Kepala Desa yang diberhentikan sementara Pasal 63 dan Pasal 64
diberhentikan oleh Bupati setelah dinyatakan sebagai terpidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap.
Pasal 66
 Kepala Desa yang diberhentikan sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 dan Pasal 64
setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak
bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, paling lama 30
(tigapuluh) hari sejak penetapan putusan pengadilan
diterima oleh Kepala Desa, Bupati mengaktifkan kembali
Kepala Desa yang bersangkutan sebagai Kepala Desa
sampai dengan akhir masa jabatannya.
 Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir
masa jabatannya, Bupati harus merehabilitasi nama baik
Kepala Desa yang bersangkutan.
Pasal 67
 Dalam hal Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63 dan Pasal 64, Sekretaris Desa
melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa sampai dengan
adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap.

Pasal 68
 Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang diberhentikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 tidak lebih dari 1 (satu)
tahun, Bupati mengangkat Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintah
Daerah sebagai penjabat Kepala Desa sampai dengan terpilihnya
Kepala Desa.
 Penjabat Kepala Desa melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban,
dan hak Kepala Desa
Pasal 69
 Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang diberhentikan
sebagaimana di maksud dalam Pasal 64 lebih dari 1 (satu) tahun,
Bupati mengangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah sebagai penjabat
Kepala Desa.
 Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban, dan hak Kepala Desa
sampai dengan ditetapkannya Kepala Desa.
 Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipilih melalui
Musyawarah Desa yang memenuhi persyaratan
 Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan paling lama 6 (enam) bulan sejak Kepala Desa
diberhentikan.
 Kepala Desa yang dipilih melalui Musyawarah Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) melaksanakan tugas Kepala Desa sampai
habis sisa masa jabatan Kepala Desa yang diberhentikan.
PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU
MELALUI MUSYAWARAH DESA

Pasal 70
 Dalam hal Kepala Desa berhenti dan sisa masa jabatan Kepala Desa
lebih 1 (satu) tahun, dilakukan pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
melalui musyawarah desa.
 Untuk mengisi kekosongan jabatan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Bupati mengangkat Pegawai Negeri Sipil
Daerah sebagai Penjabat Kepala Desa.
 Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban, dan hak Kepala Desa
sampai dengan ditetapkan Kepala Desa.
 Persyaratan calon Kepala Desa Antar Waktu sesuai dengan
persyaratan calon Kepala Desa.
 Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
paling lama 6 (enam) bulan sejak Kepala Desa diberhentikan.
 Kepala Desa yang dipilih melalui musyawarah desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas Kepala Desa sampai
habis sisa masa jabatan Kepala Desa yang diberhentikan.
Pasal 71
 Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
70 dilaksanakan melalui mekanisme, sebagai berikut :
 Sebelum penyelenggaraan Musyawarah Desa, dilakukan kegiatan yang
meliputi:
 Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu oleh BPD paling lama
dalam jangka waktu 15 (limabelas) hari terhitung sejak kepala desa
diberhentikan berdasarkan Keputusan Bupati;
 Pengajuan biaya pemilihan kepala desa antar waktu dengan beban APBDesa
oleh Panitia Pemilihan kepada Penjabat Kepala Desa paling lambat dalam
jangka waktu 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak panitia terbentuk;
 Pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh Penjabat Kepala Desa paling lama
dalam jangka waktu 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak diajukan oleh Panitia
Pemilihan;
 Pengumuman dan Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan
dalam jangka waktu 15 (limabelas) hari;
 Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi Bakal Calon Kepala Desa oleh
Panitia Pemilihan dalam jangka waktu7 (tujuh) hari; dan
 Penetapan Calon Kepala Desa Antar Waktu oleh Panitia Pemilihan paling sedikit
2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang yang dimintakan pengesahan
musyawarah desa untuk ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa yang berhak
dipilih dalam Musyawarah Desa.
Lanjutan …

 BPD menyelenggarakan musyawarah desa yang meliputi kegiatan:


 Penyelenggaraan Musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua BPD yang teknis
pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan;
 Pengesahan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih oleh Musyawarah Desa melalui
musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara;
 Pelaksanaan Pemilihan Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan melalui mekanisme
musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati dalam
Musyawarah Desa;
 Pelaporan Hasil Pemilihan Calon Kepala Desa melalui Musyawarah Desa oleh Panitia
Pemilihan kepada BPD;
 Pengesahan calon terpilih melalui musyawarah desa;
 Pelaporan hasil pemilihan kepala desa melalui musyawarah desa kepada BPD dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah musyawarah desa mengesahkan calon kepala desa
terpilih;
 Pelaporan Calon Kepala Desa Terpilih hasil Musyawarah Desa oleh ketua BPD
kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan dari Panitia
Pemilihan;
 Penerbitan Keputusan Bupati tentang Pengesahan Pengangkatan Calon Kepala Desa
Terpilih paling lambat 30 (tigapuluh) hari sejak diterimanya laporan dari BPD;dan
 Pelantikan Kepala Desa oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk paling lama 30
(tigapuluh) hari sejak diterbitkan Keputusan Bupati tentang Pengesahan Pengangkatan
Calon Kepala Desa Terpilih dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan
Pasal 72
 Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 70 dan Pasal 71 dilaksanakan
setelah Peraturan Bupati yang mengatur tentang
pemilihan Kepala Desa Antar Waktu ditetapkan.
 Sambil menunggu ditetapkannya Peraturan Bupati
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati
mengangkat Penjabat Kepala Desa dari Pegawai Negeri
Sipil Daerah.
 dihapus dengan Perbup No. 26 Tahun 2017
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (Pasal 73)

 Pembinaan dan pengawasan yang berkaitan


dengan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
dilakukan oleh Bupati.
Boleh dilihat
Ga boleh ditiru

Selesai
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai