Anda di halaman 1dari 40

Spermatologi

2015
Apakah semen itu?
• Semen adalah cairan putih atau abu-abu,
terkadang kekuningan, yang dikeluarkan dari
uretra (pipa di dalam penis) pada saat
ejakulasi
• Fungsi semen adalah membawa jutaan
sperma ke dalam saluran reproduksi wanita
Semen
A mixture of seminal plasma and cells
• Seminal plasma contains:
– Prostatic fluid (~30% of the volume)
– Epididymal plasma (~5% of the volume)
– Seminal vesicle fluid (the remainder of the
ejaculate)
• The cells are:
– Spermatozoa
– Germ line cells
– Leukocytes of various types
– Bacteria
– Epithelial cells
– Occasional red cells
Indikasi Pemeriksaan
• 1. Untuk mengetahui kesuburan seorang pria
a) Mengetahui fungsi testis dalam memproduksi
spermatozoa
b) Mengetahui kualitas dan kuantitas spermatozoa
c) Melihat bagaimana fungsi kelenjar dan saluran-
saluran reproduksi dalam menghasilkan zat-zat
yang diperlukan untuk kehidupan spermatozoa
• 2. Melakukan kontrol dalam kasus-kasus
vasektomi
• 3. Untuk keperluan kedokteran kehakiman,
sebelum dilakukan fertilitas di dalam bayi tabung,
inseminasi buatan, dan kasus-kasus kedokteran
forensik
Syarat Pemeriksaan Semen
1. Abstinentia sexualis
jangka waktu pasien tidak mengeluarkan sperma (3-5 hari)

2. Cara mengeluarkan sperma

3. Cara penampungan sperma


 Tempat penampung terbuat dari gelas (polyethylene),
 steril, mulut lebar

4. Cara Pengiriman
 2 jam setelah ejakulasi
KOLEKSI SAMPEL
 Menurut WHO :
 Sampel harusnya di koleksi minimal setelah 48 jam
atau tidak lebih dari 7 hari dari seksual absinensia,
jika durasinya lebih dari 7 hari kemungkinan terjadi
penurunan motilitas sperma, jika durasi kurang dari
48 jam, konsentrasi sperma mungkin berkurang tapi
motilitasnya tidak terpengaruh
– Sampel secara ideal sebaiknya dikoleksi pada ruang
privat yang dekat dengan laboratorium, jika tidak
harus diantarkan kelaboratorium dalam waktu 1
jam setelah diambil
– Saat pengiriman sampel harus dilindungi dari suhu
ekstrim ( tidak kurang dari 20 derajat dan tidak
lebih dari 40 derajat celcius)
– Sampel didapatkan dengan cara
• masturbasi dan diejakulasikan pada wadah yang bersih,
bermulut lebar atau wadah plastik. Jika memakai plastik,
harus dipastikan plastik tidak mengandung sitotoksik
terhadap sperma, juga sebaiknya hangat untuk
meminimalisir risiko syok dingin
• Coitus interuptus merupakan cara lain dalam
memperolah semen tapi cara ini tidak dianjurkan karena
kemungkinan sebagian besar konsentrasi akan
berkurang, terdapat banyak kontaminan baik sel dan
bakteri keasaman pH cairan vagina dapat berpengaruh
buruk bagi motilitas sperma
• Penggunaan kondom dlm pengambilan sampel tidak
disarankan karena dapat berpengaruh terhadap viabilitas
spermatozoa
Teknis Pemeriksaan Sperma
• Manual
• Casa (Computerized Assited Sperm Analysis)
PEMERIKSAAN SPERMA
• Makroskopis:
– Warna
– Bau
– Volume
– pH
– viskositas
• Mikroskopis:
– Motilitas
– Viabilitas
– Konsentrasi
– Morfologi
Teknis Pemeriksaan Makroskopis
1. Warna
 Kelabu homogen/putih keruh : Normal
 Terlalu keruh/ kekuningan : infeksi saluran reproduksi
 Kemerahan/ coklat : perdarahan ringan pada saluran reproduksi
2. Bau
 Normal ‘bau khas’ : bunga akasia, ‘langu’, disebabkan oleh oksidasi
spermin (poliamin alifatik) dari Gl. prostat

 Bau busuk : indikasi infeksi


3. Volume
 Diukur dengan gelas ukur 10 ml
 Volume normal : 2-5 ml/ejakulasi (Hipospermia : < 1 ml,
Hiperspermia : > 6 ml, berasal dari:
a. Sekret Kelebnjar Cowperi = 0.1-0.2 ml
b. Sekret kelnjar prostat = 0,5 ml
c. Sekret vesicula seminalis = 2-2.5 ml
d. Produk testes = spermatozoa
4. pH
 Diukur dengan kertas indikator pH
 pH normal: 7,2-7,8

5. Viskositas
hisap sperma perlahan dengan menggunakan
pipet 5ml kemudian biarkan menetes mengikuti
gaya gravitasi, amati panjang dan gaya yang
terbentuk.
N : panjang tetesan kurang dari 2 cm
Lebih dari 2 cm  abnormalitas diduga karena
disfungsi prostat akibat infeksi kronik
Kurang dari 2 cm  dapat merusak aviabilitas
sperma pada saat fertilisasi
Teknis Pemeriksaan Mikroskopis
 Alat:
1. Mikroskop
2. Object glass
3. Deck glass
4. Pipet tetes
5. Hemositometer

 Bahan:
1. Larutan Eosin-Negrosin
2. Larutan George
3. Metanol
4. Larutan Giemsa
Teknis Pemeriksaan Mikroskopis

A. Motilitas Spermatozoa

1 tetes sperma Mikroskop 400x


Objeck glass  tutup dengan deck glass

 Amati 200 spermatozoa pada 5 lapangan pandang


 Penilaian motilitas spermatozoa:
• Progresif motilitas (PR): spermatozoa bergerak aktif, baik secara linear atau
dalam lingkaran besar, bergerak cepat ke depan.
• Motilitas non-progresif (NP): semua pola lain dari motilitas dengan tidak
adanya kemajuan, misalnya berenang di lingkaran kecil, flagella bergerak
tapi kepala hanya diam.
• iMotilitas: tidak ada gerakan.
Teknis Pemeriksaan Mikroskopis

B. Viabilitas Spermatozoa

1 tetes sperma Mikroskop 400x


Objeck glass + lar. Eosin tutup dengan deck glass spreader

Hitung Jumlah dan prosentase


spermatozoa yang hidup.
AVIA. I II III IV V VI VII VIII IX X

HIDUP 2 5

MATI 7---6 5
=8
TOTAL 10 10 10 1 1 10 10 10 10 10
0 0
Teknis Pemeriksaan Mikroskopis

C. Konsentrasi Spermatozoa

Hisap sperma dengan pipet Hisap larutan George sampai


leukosit sampai 0,5 angka 11

Kocok selama 2 menit

Teteskan pada Bilik Hitung (tetesa


1-3 dibuang)

Hitung jumlah spermatozoa pada


bidang seluas 1/5 mm2
Perhitungan jumlah sel
spermatozoa dalam bilik hitung
Perhitungan konsentrasi spermatozoa
[ konst] = n x p
Volum
Volum bilik HItung = 0.1 mm3 terdiri dari 25 kotak eritrosit
Maka volum 1 kotak eritrosit adalah
=pxlxt
= 0.2 x 0.2 x 0.1
= 0.004
Misal dari 5 kotak eritrosit ditemukan sp. Sebanyak 20 ekor
maka konsentrasinya
= 20 x 20
5 ( 0.004)
= 20.000/mm3 -----------20.000.000/ml
Teknis Pemeriksaan Mikroskopis
D. Morfologi Spermatozoa
Teteskan sperma pada tepi Spreader dengan o.g lain <
objeck glass 300C, ratakan

Keringkan selama 5 menit

Ditetesi larutan fiksatif selama 5 menit,


warnai dengan Giemsa

Cuci dengan aquades dan amati


Gambar bentuk mikroskop 1000x minyak emersi
Morfologi sperma = membuat apusan
darah
D. Morfologi Spermatozoa
Beda pemeriksaan Mikros
motilitas viabilitas konsentrasi morfologi

larutan - Eosin- George Metanol (fiksatif)


nigrosin Giemsa (pewarna)

perbesaran 100x 400x 100x 100x

Nilai normal PR + NP= 58% 15.10 pangkat 4%


40% 6/ ml
ABNORMALITAS MORFOLOGI

Kategori abnormalitas sperma:


• bentuk dan ukuran kepala termasuk
besar, kecil, tappering, mikro head,
makro head atau double head
•Defek leher dan midpiece termasuk
absent tail, bent tail
•Defek ekor termasuk pendek,
multipel, hair pin, coiled tail
ABNORMALITAS MORFOLOGI

1. Normal : kepala oval ekor lurus


2. Piriform: terdapat lekukan pada leher
3. Leptoform: kepala ramping dan agak
panjang
4. Tetraform: bentuk kepala tidak menentu
5. Mikro strongylus head: kepala sangat kecil
6. Bent tail: ekor bengkok
7. Coiled tail: ekor bergulung
Perjalanan sperma
SPERMATOGENESIS
• Spermatogenesis adalah suatu rangkaian
perkembangan sel spermatogonia dari epitel
tubulus seminiferus yang mengadakan
proliferasi dan selanjutnya berubah menjadi
spermatozoa.
• dibagi menjadi tiga tahap yaitu
Spermatositogenesis, Meiosis dan
Spermiogenesis
• SPERMASITOGENESIS:
Merupakan proses deferensiasi spermatogonia
menjadi spermatosit primer.
MEIOSIS
• Pembelahan meiosis pertama dari spermatosit
primer, diikuti dengan pembelahan meiosis
kedua spermatosit sekunder.
• SPERMIOGENESIS:
Spermiogenesis adalah proses transformasi
spermatid sekunder menjadi spermatozoa.
Selama proses ini hanya terjadi deferensiasi
tanpa ada pembelahan sel.

Anda mungkin juga menyukai