Pembimbing :
dr. Andi Susanto, Sp. PD
Disusun oleh :
Aguswan Purwendo , Aulia Shabrina , Zulfikar
IDENTITAS PASIEN
– Nama : Tn.N
– Usia : 51 tahun
– Status : Menikah
– Jenis Kelamin : Laki-laki
– Alamat : Pinang Ranti – Jakarta Timur
– Agama : Islam
– Tanggal Masuk RS : 19 Mei 2019
– Tanggal Pemeriksaan : 19 Mei 2019
ANAMNESA
Kesan Umum
Keadaan Umum
– Kesan sakit: Sedang Kesadaran : Composmentis
– BMI : 17,7 Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 75 Kg
Keadaan Sirkulasi
– Tekanan darah : 120/70 mmHg Suhu : 36,8 oC
– Nadi : 92 x/menit
- palpasi :
Kaku kuduk : tidak ada
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : tidak teraba
PEMERIKSAAN THORAX
1. Thorax Depan
– Inspeksi
– Bentuk umum : simetris
– Sudut epigastrium : < 90 derajat
– Sela Iga : tidak ada pelebaran
– Frontal & sagital : tidak ada kelainan
– Pergerakan : simetris kiri = kanan
– Skeletal : tidak ada retraksi
– Kulit : tidak ada ulkus
– Iktus cordis : terlihat di ISC 5 linea midclavicula sinistra
– Tumor : tidak ada
– Palpasi
– Kulit : tidak ada kelainan
– Muskulator : tidak ada retraksi
– Vokal fremitus : kiri = kanan
– Mammae : tidak ada retraksi, tidak ada massa
– Ictus cordis : - Lokalisasi : ICS 5 linea midclavicular
sinistra
- Intensitas : tidak kuat angkat
- Pelebaran : tidak ada
- Irama : reguler
- Thrill : tidak ada
Perkusi
Paru-paru : - Kanan : sonor
- Kiri : sonor
- Batas paru hati : ICS 5
- Peranjakan : 1 ICS
COR : - Batas atas : ICS 2
- Batas kiri : 2 cm Lateral L. Aksilaris Ant Sin
- Batas kanan : L. parasternal dextra
Auskultasi
– Paru-paru : Suara pernafasan : Vesicular kanan=kiri
– Vokal resonans : kiri=kanan
– Suara tambahan : ronchi +/+, wheezing tidak ada
–
– COR : Bunyi jantung : S1& S2 regular tidak ada kelainan
– Murmur : tidak ada
– Gallop : tidak ada
Thorax Belakang :
Inspeksi
– Bentuk : normal
– Pergerakan : simetris
– Skelet : tidak ada kelainan
Palpasi
– Vokal fremitus : kiri=kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi :
– Paru-paru : Suara Pernafasan : vesicular
– Vokal resonans : normal
– Suara tambahan : ronchi +/+ basah kasar, wheezing tidak ada
Pemeriksaan Abdomen :
– Inspeksi
– Bentuk : membuncit Pergerakan waktu nafas : normal
– Kulit : turgor normal
– Palpasi
– Dinding perut : lembut, supel
– Nyeri Tekan : positif di regio epigastrc
– Nyeri Lokal : positif di regio epigastric
– Nyeri ketok CVA : +/+
Hepar
Pembesaran : tidak dapat dinilai
Lien
Pembesaran : tidak dapat dinilai
Ginjal
Pembesaran : tidak dapat dinilai
– Perkusi
– Asites : ada
– Auskultasi
– Bising usus : positif 12x/menit
– 19/5/19
– S : Os mengeluhkan lemas, batuk berdahak, sesak nafas, nyeri dada dan ulu
hati, mual tanpa disertai muntah.
– O : TD : 170/100; N : 84x/m; R: 23x/m; S : 37,1 C
– M : KA +/+
– P : Ronchi +/+
– Abd : NTE (+)
– Eks : bawah edema +/+
FOLLOW UP
– 20/5/19
– S : Os mengeluhkan batuk masih ada. Sesak nafas dan nyeri dada masih
dirasakan. Nyeri ulu hati (+)
– O : TD : 160/100; N : 88x/m; R: 21x/m; S : 36,9 C
– M : KA -/-
– P : Ronchi +/+
– Abd : NTE (+) Nyeri ketok CVA +/+
– Eks : bawah edema +/+
– 21/05/19
– S : OS mengeluhkan sulit tidur, gelisah, batuk dan nyeri dada serta ulu hati
masih dirasakan. Sesak nafas dan penurunan kesadaran.
– O : TD : 180/90; N : 80x/m; R: 20x/m; S : 36,6 C
– M : KA -/-
– P : Ronchi -/-
– Abd : NTE (+) Nyeri ketok CVA -/-
– Eks : bawah edema -/-
PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan Lab Darah :
– HEMATOLOGI KLINIK
– Hemoglobin : 9,6 g/dl
– Jumlah Leukosit : 17,7 ribu/uL
– Jumlah Hmatokrit : 26 %
– Jumlah Trombosit : 154 ribu/Ul
– KIMIA DARAH
– Diabetes :
– Glukosa Sewaktu : 110 mg/dl
– Fungsi Ginjal:
– Ureum : 62 mg/dl
– Creatinine : 3,6 mg/dl
Analisa Gas Darah :
– pH : 7,47
– PCO2 : 20,6 mmHg
– PO2 : 94,8 mmHg
– TCO2 : 15,8 mmol/L
– HCO3 : 15,2 mmol/L
– BEecf : (-8,6) mmol/L
– sO2 : 96,1 %
Fungsi Hati :
– Protein Total : 4,91 g/dl
– Albumin : 2,04 g/dl
– Globulin : 2,87 g/dl
– Bilirubin Total : 5,74 mg/dl
– Bilirubin direk :3,91 mg/dl
– Bilirubin Indirek : 1,83 mg/dl
– SGOT : 780 U/l
– SGPT : 319 U/l
Pendahuluan
Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang terletak
di belakang rongga abdomen, Ginjal mengolah plasma yang
mengalir masuk ke dalamnya untuk menghasilkan urin, menahan
bahan – bahan tertentu dan mengeliminasi bahan – bahan yang
tidak diperlukan ke dalam urin.
Gagal ginjal kronik adalah keadaan dimana ginjal kehilangan
kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi
cairan tubuh yang berlangsung progresif, lambat, samar dan
bersifat irreversible (biasanya berlangsung beberapa tahun).
Anatomi Ginjal
glomerulus
1. Endotel glomerulus terdiri atas sel-
sel yang kontak dengan
membrana basalis.
2. Membrana basalis merupakan
jaringan glikoprotein dan
mukopolisakarida yang bermuatan
negatif dan bersifat selektif
permeabel.
3. Epitel glomerulus memiliki sel-sel
khusus yang dinamakan podosit.
Podosit memiliki prosesus yang
menyerupai kaki (footlike
processes) yang menempel ke
membrana basalis
DEFINISI
- Kelainan patologis
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas dasar
derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi.
Klasifikasi atas dasar penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan
mempergunakan rumus Kockcroft – Gault sebagai berikut :
i
Stage 1 HT 140 – 159 Atau 90 – 99 Thiazid tipe diuretik
Meramalkan prognosis
Gambaran klinis :
Anemia
Dapat diberikan eritropoetin pada pasien gagal ginjal kronik. Dosis inisial
50 u/kg IV 3 kali dalam seminggu. Jika Hb meningkat >2 gr/dL kurangi
dosis pemberian menjadi 2 kali seminggu. Maksimum pemberian 200 u/kg
dan tidak lebih dari tiga kali dalam seminggu
Hipertensi
Hemodialisis
4. Kamaludin Ameliana. 2010. Gagal Ginjal Kronik. Jakarta : Bagian Ilmu Penyakit Dalam UPH.
5. Silbernagl S dan Lang F. 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC Tedla FM, Brar
A, Browne R, dan Brown C. 2011. Hypertension in chronic kidney disease: navigating the evidence.
International Journal of Hypertension.
6. Editorial. Tekanan Darah Tinggi. Diunduh dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi.
7. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Hipertensi. Azis R, Sidartawam S, Anna
YZ, Ika PW, Nafriadi, Arif M, editor. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2006. hlm 168-70.
8. Ketut Suwitra. Penyakit Ginjal Kronik. Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S, editor.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4 Jilid I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2007. hlm 570-3.
9. Silbernagl, S dan Lang, F. Gagal Ginjal kronis. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Cetakan I.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2007. p. 110 – 115.
Identitas Pasien
2kali/minggu. sedang
Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 6 Mei 2019 jam 13.37 di Lavender
Kimia Darah
Fungsi Ginjal
Ureum 294 10 - 50 mg/dL
Cratinin 12,07 0,6 - 1,1 mg/dL
Imunologi
Screening
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif
Diagnosis Kerja Tatalaksana awal
• Furosemid 2x40 mg
HD Prognosis
• Miniaspi 1x80 mg
Diagnosis Banding
• Amlodipine 1x5 mg
Ad vitam : dubia ad
Anemia • Concor 1x2,5 mg malam
AKI • Nitrokaf 1x1
Ad fungsionam : dubia ad
Pemeriksaan Penunjang • Vit. B12 3x1
malam
Laboratorium • Bicnat 3 x 1
Ad sanationam : dubia ad
• CaaCO3 3 x 1
malam
THANK YOU