Anda di halaman 1dari 28

SOSIALISASI BIAS

VAKSIN HPV
Kamis, 26 September 2016

Rita Zulherni, A.Md.Keb


NIP. 197206071992032006

Koord. Imunisasi Puskesmas Kecamatan Cilandak


2016
APA ITU HPV?
HPV
Human papillomavirus atau HPV merupakan virus yang
dapat menyebabkan kutil di berbagai bagian tubuh.
Virus HPV hidup pada sel-sel kulit dan memiliki lebih dari
100 jenis. Ada sekitar 60% jenis HPV penyebab kutil yang
biasanya menginfeksi bagian-bagian tubuh seperti kaki
dan tangan, sementara 40% di antaranya memicu
munculnya kutil kelamin.
PERJALANAN PENYAKIT
KANKER SERVIKS
Waktu Bulan Tahun

Normal HPV infection; NIS I NIS II NIS III KANKER


epithelium koilocytosis SERVIKS

Low grade squamous High grade squamous


intraepithelial lesion intraepithelial lesion (HSIL)
(ASCUS/LSIL)
From incident to persistent HPV infection
Spontaneous regression

Skrining
Terapi
5

FAKTOR RESIKO INFEKSI HPV


1. Menikah/memulai aktivitas seksual pada usia terlalu dini (kurang dari 20
tahun)
2. Berganti-ganti pasangan seksual atau berhubungan seks dengan laki-laki
yang sering berganti pasangan
3. Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul
4. Perempuan yang melahirkan banyak anak.
5. Perempuan perokok mempunyai risiko 2,5 (dua setengah) kali lebih besar
untuk menderita kanker serviks dibanding dengan yang tidak merokok.
Perempuan yang menjadi perokok pasif (yang terpapar asap rokok karena
tinggal bersama anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok)
akan meningkat risikonya 1,4 (satu koma empat) kali dibanding
perempuan yang hidup secara umum tanpa asap rokok di tempat
tinggalnya.

• HPV = human papillomavirus.

• 1. Louie KS et al. Br J Cancer. 2009;100:1191–1197. 2. Winer RL et al. Am J Epidemiol. 2003;157:218–226. 3. Svare EI et al. Sex Transm Infect.
2002;78:215–218. 4. Insinga RP et al. Clin Infect Dis. 2003;36:1397–1403. 5. Koutsky L. Am J Med.1997;102:3–8.
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
• Salah satu kegiatan UKS  pemberian imunisasi melalui kegiatan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk meningkatkan derajat kesehatan anak
sekolah dan melindungi dari PD3I (SK Bersama 4 Kementerian Tahun 2014)
• Berdasarkan Peraturan Bersama :
• Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 6/X/PB/2014, No. 73 Tahun 2014
• Menteri Kesehatan RI No. 41 Tahun 2014, No. 81 Tahun 2014
• Menteri Agama RI No.MA/230A/2003
• Menteri Dalam Negeri RI No.26/2003

• Tanggal 17 Oktober 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha


Kesehatan Sekolah/Madrasah

• Pelaksanaan BIAS saat ini:


- Kelas 1: Campak dan DT
- Kelas 2 dan 3: Td
LATAR BELAKANG (2)
• 95% kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV) dan biasanya terjadi pada perempuan usia
reproduksi.
• Tipe yang paling sering menyebabkan kanker serviks, kanker vulva vagina, pre-kanker anal, adalah tipe 16 dan 18
sedangkan tipe 6 dan 11 paling sering menyebabkan kutil kelamin.
• Data GLOBOCAN 2012 menunjukkan terdapat 58 kasus baru dan 26 orang meninggal akibat kanker serviks setiap hari
di Indonesia.
• Tingkat kematian, insidens, prevalens lima tahun di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara-negara di Asia
Tenggara.
• Berdasarkan RISKESDAS 2013, kanker serviks merupakan kanker dengan prevalens paling tinggi di Indonesia,
selanjutnya diikuti oleh kanker payudara, kanker prostat dan kanker kolorektal.
• Data nasional menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker serviks mayoritas adalah wanita dewasa usia 35-55 tahun,
diikuti usia 56-64 tahun, usia > 65 tahun, dan dewasa muda usia 18-35 tahun.
LATAR BELAKANG (3)
• RISKESDAS 2013, Prevalens Kanker di Indonesia:
- Nomor 1: kanker serviks
- Nomor 2: kanker payudara
- Nomor 3: kanker prostat
- Nomor 4: kanker kolorektal
• Data nasional, jumlah kasus kanker serviks di Indonesia
berdasarkan kelompok umur:
35-55 tahun
56-64 tahun
> 65 tahun
18-35
tahun
LATAR BELAKANG (4)
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan adalah
deteksi dini kanker serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Pemeriksaan IVA hanya dapat dilakukan pada Program Penapisan dengan IVA belum berjalan
perempuan yang sudah menikah optimal

Pencegahan kanker serviks akan semakin efektif jika dibarengi dengan upaya proteksi
spesifik dengan memberikan imunisasi HPV
Vaksin HPV sudah tersedia dan sudah dipakai di Rekomendasi ITAGI tentang pelaksanaan
sektor swasta program demonstrasi imunisasi HPV

Penambahan vaksin baru dalam program BIAS yaitu pemberian vaksin HPV
pada anak perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/ MI
PROGRAM PENGENDALIAN KANKER
DI PROVINSI DKI JAKARTA

Primary Secondary Tertiary


prevention prevention prevention
• Vaksinasi HPV • IVA test • Program
• Pap Smear Layanan
• Dukungan BPJS Paliatif (YKI)

Sudah Sudah
Berjalan Berjalan
PERTIMBANGAN PROGRAM IMUNISASI
HPV1
Target anak pra-remaja/remaja Akses kepada imunisasi:
Perlu mengkomunikasikan: • Progam BIAS memiliki tingkat imunisasi yang
• Pentingnya imunisasi sebelum terekspos HPV tinggi, tetapi tergantung dengan jumlah anak yang
• Respon imunitas yang lebih baik bersekolah dan kehadiran siswi
(9-13 th) • Kurangnya rekomendasi universal yang mencakup
• Imunisasi tidak akan mendorong remaja untuk lelaki dan perempuan
aktivitas seksual

Persepsi tentang vaksin “baru” dan kemungkinan Melindungi dari kanker serviks, yang dapat muncul
mendapat informasi yang salah pada usia reproduksi
• Perlu menyampaikan data mengenai efektivitas • Meningkatkan kesadaran tentang beban penyakit
dan keselamatan dan nilai vaksinasi
• 10 tahun data mengenai efektivitas • Membagikan kisah dari penderita kanker serviks
• 10 tahun data mengenai fase III uji klinis
• 10 tahun data keselamatan

1. Adapted from HPV vaccine communication: special considerations for a unique vaccine. World
Health Organization website.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/94549/1/WHO_IVB_13.12_eng.pdf?ua=1. Accessed June 10,
2015.
PERBEDAAN DI VAKSIN DAN TIDAK
ILUSTRASI CARA KERJA VAKSIN

HPV
HPV ditangkap
Antibody

HPV tidak dapat masuk


Ke dalam sel serviks
(leher rahim)
KAPAN SEBAIKNYA
IMUNISASI HPV DILAKUKAN ?
• Imunisasi HPV adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit

kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV.

• Pencegahan kanker serviks karena HPV tipe 16 dan 18 melalui imunisasi,

keberhasilannya dapat mencapai 100% jika diberikan sebanyak dua dosis

pada saat anak perempuan berusia 9 - 13 tahun.


PELAKSANAAN IMUNISASI HPV
SASARAN DAN JADWAL
SASARAN
anak perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis
kedua) SD/MI dan yang sederajat
JADWAL

Keterangan:
•Mulai tahun 2017, pemberian Td pada kelas 3 SD/MI akan diubah menjadi kelas 5
** Khusus tahun 2016, dosis pertama HPV bagi anak kelas 5 SD di DKI Jakarta akan diberikan pada
bulan September 2016, selanjutnya pada bulan Agustus setiap tahunnya
TEMPAT PELAKSANAAN

• Imunisasi HPV dilakukan di SD/MI dan yang sederajat baik


negeri maupun swasta.

• Apabila siswi tidak dapat menerima imunisasi HPV karena


sakit atau tidak masuk sekolah pada hari pelaksanaan
BIAS, maka siswi diminta mendapatkan imunisasi HPV di
Puskesmas terdekat pada waktu yang telah ditentukan
dengan membawa surat pengantar dari guru sekolah.
REAKSI IMUNISASI
• Imunisasi HPV aman dan pada umumnya tidak menimbulkan
reaksi sesudah pemberian imunisasi yang serius.
• Reaksi di lokasi suntikan dapat berupa:
• kemerahan
• pembengkakan
• Nyeri ringan
• Gejala ini timbul satu hari setelah pemberian imunisasi dan
dapat berlangsung satu sampai tiga hari.
• Reaksi umum, berupa demam atau perasaan kurang nyaman
yang tidak berlangsung lama setelah pemberian imunisasi,
jarang ditemukan.

Jika terjadi reaksi sesudah imunisasi HPV, maka orangtua dan


guru perlu segera melaporkan kepetugas Puskesmas terdekat
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
PERAN GURU / SEKOLAH

1. Membantu memberi pemahaman tentang


pentingnya imunisasi khususnya imunisasi HPV
kepada anak perempuan.

2. Membantu menyebarluaskan informasi


tentang manfaat imunisasi HPV untuk
mencegah kanker serviks.

3. Memastikan bahwa anak perempuan


mendapatkan imunisasi HPV sebanyak dua
dosis sebelum lulus SD/MI dan yang sederajat.
4. Membuat surat pemberitahuan dari kepala
sekolah, orang tua siswa kelas 5 dan 6 diminta
untuk mengisi Data Riwayat Imunisasi Anak. Data
ini akan diisikan oleh Guru pada kolom catatan
yang ada di kartu imunisasi anak sekolah atau rapor
kesehatan anak.
5. Imunisasi HPV wajib diberikan, namun jika anak
sedang sakit, maka imunisasi HPV dapat ditunda
dan akan diberikan di Puskesmas terdekat setelah
anak sehat, dengan membawa surat pengantar
dari sekolah

6. Apabila orang tua berkeberatan terhadap


pemberian imunisasi HPV maka orangtua harus
menandatangani surat pernyataan menolak
imunisasi
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANTAUAN KIPI
• Vaksin HPV pada umumnya tidak menimbulkan KIPI yang serius.

• Tanggal 12 Maret 2014, Badan WHO yaitu Global Advisory


Committee on Vaccine Safety (GACVS)  vaksin HPV dinyatakan
tetap aman.

• Reaksi lokal: kemerahan, pembengkakan dan nyeri di lokasi


suntikan pada 25% anak yang menerima imunisasi HPV. Gejala ini
timbul satu hari setelah pemberian imunisasi dan berlangsung satu
sampai tiga hari

• Reaksi sistemik: demam atau iritability jangka pendek setelah


pemberian imunisasi lebih jarang ditemukan.
BUKU SAKU UNTUK
ORANGTUA DAN GURU
• Disusun dalam bentuk
pertanyaan dan jawaban
yang paling sering
ditanyakan oleh guru dan
orang tua tentang
imunisasi HPV

• Dikemas dalam bahasa


yang mudah dimengerti
oleh guru dan orangtua
TERIMA KASIH

PUSKESMAS KECAMATAN CILANDAK

Anda mungkin juga menyukai