Anda di halaman 1dari 33

Curah hujan

• Jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah


selama periode tertentu bila tidak terjadi
penghilangan oleh proses evaporasi,
pengaliran dan peresapan, yang diukur dalam
satuan tinggi.
BEBERAPA ISTILAH
 Satu hari hujan : Periode selama 24 jam
terkumpul curah hujan setinggi 0,5 mm atau
lebih. Apabila kurang dari ketentuan tersebut,
maka hari hujan dianggap nol meskipun curah
hujan tetap diperhitungkan.

 Jumlah curah hujan adalah jatuhnya curah hujan


yang mencapai permukaan bumi selama jangka
waktu yang ditentukan dan dinyatakan dalam
ukuran kedalamannya dengan ketentuan bahwa
tidak ada air yang hilang karena penguapan atau
mengalir dipermukaan.
 Curah hujan 1 mm adalah jumlah curah
hujan yang jatuh di permukaan bumi
apabila tidak menguap, tidak meresap
kedalam tanah atau mengalir dipermukaan
tanah akan membentuk ketebalan.

 Curah Hujan Kumulatif (mm) :


Merupakan jumlah hujan yang terkumpul
dalam rentang waktu kumulatif tersebut.
• Daerah Prakiraan Musim (DPM): Adalah
daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki
perbedaan yang jelas antara periode musim
kemarau dan musim hujan.
• Presipitasi adalah setiap produk dari
kondensasi uap air di atmosfer yang terjadi
ketika atmosfer menjadi jenuh dan air
kemudian terkondensasi dan jatuh.
 Embun: adalah nama yang diberikan untuk
bintik-bintik air mengkilat yang sering
dijumpai menempel pada daun-daunan,
dan rumput.

 Presipitasi adalah uap air yang jatuh ke


permukaan bumi. Sebagian besar
presipitasi terjadi sebagai hujan, tetapi di
samping itu, presipitasi juga menjadi salju,
hujan es (hail), kabut menetes (fog drip).
• Pengupan adalah transformasi air dari cair ke
fase gas ketika bergerak dari tanah ke lapisan
atmosfer.
• Kondensasi atau pengembunan adalah
perubahan wujud benda ke wujud yang lebih
padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.
• Konveksi merupakan sebuah proses
pemindahan panas oleh gerak massa suatu
fluida dari suatu daerah ke daerah yang
lainnya.
 Transpirasi adalah proses hilangnya air
dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan
tanah melewati stomata, lubang kutikula,
dan lentisel.

 Evapotranspirasi adalah Pelepasan uap air


dari tanaman dan tanah ke udara. Dengan
kata lain evapotraspirasi adalah gabungan
kedua proses hilangnya air melalui
evaporasi di permukaan air dan transpirasi
melalui daun.
• Sublimasi adalah perubahan dari benda padat
ke gas, tanpa berubah dahulu menjadi cair.
Dengan kata lain perubahannya tanpa
didahului dengan pencairan akan tetapi
langsung menjadi uap air.

• Adveksi adalah gerakan air dalam wujud


padat, cair, atau uap melalui atmosfer.
PROSES TERJADINYA HUJAN

• Pertama sekali air


diuapkan melalui
proses
evapotranspirasi .
• Uap air kemudian
mengembang
• Sampai pada batas
ketinggian tertentu
karena sudah terlalu
berat maka gumpalan
uap air tersebut akan
jatuh sebagai hujan
Sifat Hujan

 Merupakan perbandingan antara


jumlah curah hujan selama rentang
waktu yang ditetapkan (satu
periode musim kemarau) dengan
jumlah curah hujan normalnya
(rata-rata selama 30 tahun
periode).
Pembagian Sifat Hujan

• Diatas Normal (AN): jika nilai curah hujan


lebih dari 115 % dari rata-ratanya.
• Normal (N): jika nilai curah hujan antara
85 %-115 % dari rata-ratanya.
• Dibawah Normal (BN) : jika nilai curah
hujan kurang dari 85% dari rata-ratanya.
Hujan buatan
 Menyemai awan dengan menggunakan
bahan yang bersifat higroskopik sehingga
proses pertumbuhan butir-butir hujan di
dalam awan akan meningkat dan
selanjutnya akan mempercepat terjadinya
hujan.

 Jenis awan Cumulus adalah jenis awan


yang sangat bagus untuk digunakan
sebagai media membuat hujan buatan.
Bahan penyemai awan

• Bubuk khusus tersebut terdiri dari


glasiogenik berupa perak iodida,
dalam bubuk tersebut, dicampur pula
garam dapur atau Natrium Chlorida
dan urea
KEBUTUHAN

• Untuk dapat membentuk hujan yang lebat,


biasanya dibutuhkan bubuk sebanyak 3 ton
yang disemai menggunakan pesawat terbang
ke awan Cumulus selama 30 hari.
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

Arahangin
Kelembaban Udara
Tekanan udara.
Pengolahan Statistik Data
Hujan

 Rata-rata
 Analisis
rata-rata adalah yang paling
sederhana dengan tujuan untuk mendekati
gambaran keadaan dari suatu ragam data
yang cukup banyak atau besar.
Analisis Persenan (Percentile
Analysis)
dan Median
 Nilai rata-rata sering tidak
menggambarkan sebaran data yang ada
secara jelas, sehingga masih sulit untuk
digunakan dalam pembuatan
perencanaan dan desain.
 Salah satu cara mengatasi hal tersebut
adalah dengan menentukan nilai batas
(dalam %) di bawah atau di atas dari
sesuatu nilai akan lebih membantu.
Median ( Nilai Tengah)

• Nilai tengah adalah nilai yang membatasi


bahwa banyak nilai (data) yang lebih kecil dari
padanya sebanyak 50 % dari semua data yang
ada. Penentuan nilai persenan adalah dengan
menyusun data secara berurut dari nilai yang
terkecil sampai yang terbesar.
Th Ch Th Ch Th Ch Th Ch
1981 54 1986 150 1991 157 1996 195 CONTOH
1982 74 1987 183 1992 114 1997 83 PERHITUNGAN
1983 185 1988 67 1993 176 1998 141
1984 54 1989 155 1994 122 1999 152
1985 20 1990 73 1995 192 2000 97
Percentile ( Persenan ) dan Median
• Langkah-1 : Susun data dari urutan paling kecil
sampai paling besar
• Langkah-2 : Hitung nilai persenan : (pi /n + 1) x
100 %
Cara Perhitungan percentile/persenan
Faktor yang mempengaruhi curah
hujan

- Garis lintang - Perbedaan suhu tanah (daratan) dan lautan

- Bentuk topografi - Jarak perjalanan angin di atas medan datar

- Arah lereng - Arah angin yang sejajar dengan garis


pantai
- Ketinggian tempat


Hujan Orograf
Hujan Konvektif
Tipe hujan
• Hujan Frontal
• Hujan Siklon Tropis
HUJAN OROGRAFI
• Hujan yang terjadi karena adanya penghalang
topografi, udara dipaksa naik kemudian mengembang
dan mendingin terus mengembun dan selanjutnya
dapat jatuh sebagai hujan.
• Bagian lereng yang menghadap angin, hujannya akan
lebih lebat daripada bagian lereng yang
membelakanginya.
• Curah hujannya berbeda-beda menurut ketinggian,
biasanya CH makin besar pada tempat-tempat yang
lebih tinggi sampe suatu ketinggian tertentu.
HUJAN KONVEKTIF
• Hujan yang umum terjadi di daerah tropis.
• Panas yang menyebabkan udara naik ke atas kemudian
mengembang dan secara dinamika mengalami
pendinginan dan berkondensasi akhirnya jatuh
sebagai hujan.
• Proses ini memiliki ciri yang khas  diikuti terjadinya
badai dan Guntur yang terjadi pada siang hari yang
menghasilkan hujan lebat pada daerah yang sempit.
• Badai dan Guntur lebih sering terjadi di lautan
daripada daratan.
HUJAN FRONTAL
 Hujan yang terjadi di daerah front, disebabkan oleh
pertemuan dua massa udara yang berbeda suhunya.
 Massa udara panas/lembab bertemu dengan massa
udara dingin/padat sehingga berkondensasi 
terjadi hujan.
 Jika hujan yang terjadi berasal dari awan tipe
stratus  hujan rintik-rintik, intensitas kecil
 Jika
hujan terjadi dari tipe awan cumulus dan
cumulonimbus  hujan lebat, cuaca buruk
 Hujan frontal  sering terjadi di Inggris
HUJAN SIKLON TROPIS
• Dalam meteorology, siklon tropis (hurricane, angin puyuh, badai tropis atau angina
rebut tergantung pada daerah dan kekuatannya)  angin yang disebabkan oleh sebuah
jenis istem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis.
• Angin tipe ini  destruktif,
• Hanya terjadi pada LU/LS 0-10 derajat.
• Siklon tropis mengakibatkan cuaca buruk pada daerah yang dilaluinya.
• Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur  Samudera Hindia dan perairan barat
Australia.
• Menurut Badan meteorologi Auatralia  10x/tahun siklon tropis  menyebabkan
kerusakan dan banjir.
Sebaran dan Potensi curah hujan
• Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu
lebih banyak daripada pantai sebelah timur.
• Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada
Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa,
Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit,
jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
• Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat.
Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara
600 - 900 m di atas permukaan laut.
• Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada
musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa
yang besar.
• Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak .
Saat mulai turunnya hujan
 Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu
mendapat hujan terbanyak pada bulan November. 
 Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan
terbanyak pada bulan Desember. 
 Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan
Januari - Februari.
 Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara,
Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan
Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami
musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan
timur terletak pada kira-kira 120( Bujur Timur).
Daerah yang curah hujan tinggi atau rendah

 Daerah yang mendapat CH rata-rata <


1000 mm, meliputi 0,6% dari luas wilayah
Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara,
dan 2 daerah di Sulawesi (lembah Palu
dan Luwuk).

 Daerah yang mendapat CH :1000 - 2000


mm per tahun di antaranya sebagian Nusa
Tenggara, daerah sempit di Merauke,
Kepulauan Aru, dan Tanibar.
• Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 -
3000 mm per tahun, meliputi Sumatera Timur,
Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar
Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya,
Kepulauan Maluku dan sebagaian besar Sulawesi.
• Daerah yang mendapat CH > 3000 mm per tahun
meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat,
Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian
tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali,
Lombok, dan Sumba.
UJI KOMPETENSI

Anda mungkin juga menyukai