Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KASUS

STEPHANIE F. MATULESSY

PEMBIMBING
dr. Ratnah Hafid, SpA, MKes
Soil-
transmitted
helminthiasis INDONESIA
• Masalah dunia
• problem kesehatan masyarakat yang
 negara
berkembang penting
• Prevalensi tinggi
• 2006  32,6%
 anak balita
dan murid SD • Hasil survei di beberapa tempat  60-
• WHO  hampir
90% pada anak usia SD
1 M penduduk
dunia menderita
infeksi parasit
cacing
2
Ascaris lumbricoides
4 spesies Trichuris trichiura
utama Necator americanus
Ancylostoma duodenale

Malnutrisi, anemia,
Infeksi cacing pada Dapat tunggal atau
kes.jasmani dan nafsu
anak campuran
makan menurun

Penurunan kemampuan Gangguan


kognitif pertumbuhan 3
Prevalensi ascariasis di daerah pedesaan lebih tinggi

buruknya sistem sanitasi lingkungan di pedesaan,


tidak adanya jamban sehingga tinja manusia tidak
terisolasi sehingga larva cacing mudah menyebar.

Juga terjadi pada golongan masyarakat yang memiliki


tingkat sosial ekonomi yang rendah

kebiasaan buang air besar (defekasi) di tanah

tanah akan terkontaminasi dengan telur cacing yang


infektif dan larva cacing yang seterusnya akan terjadi 4
reinfeksi secara terus menerus pada daerah endemis.
A. Identitas Pasien

Orang tua :
No. RM : 05.45.50
Ayah : Tn. B Ruang rawat : Melati – 32
Nama : An. A
Umur : 25 tahun Lama rawat : 5 hari
TL : 9-12-2011
Pekerjaan : Swasta
Umur : 3 thn 5 bln
Pendidikan : SMA Tanggal pemeriksaan:
Jenis kelamin : Laki-laki
Ibu : Ny. NC 13 Mei 2015
Agama : Islam
Umur : 23 tahun Jam pemeriksaan:
Anak ke : 2 dari 2
Pekerjaan : IRT 13.00 WIT
Alamat :Pinrang
Pendidikan : SMA

5
STATUS UMUM
• Aloanamnesis dari keluarga pasien (ibu pasien)
• Tanggal 13 Mei 2015

• Nyeri perut
KU
• BAB encer
• Batuk
KT • Pilek

6
7
8
Lahir di rumah sakit ditolong oleh bidan
dilahirkan secara spontan dan air ketuban
STATUS berwarna jernih.
Berat badan lahir (BBL) 2300 gram,
NEONATOLOGI panjang badan lahir (PBL) orang tua tidak
ingat.
DAN
Riwayat pemberian vitamin K positif (+),
riwayat ibu keguguran tidak ada.
TUMBUH
Riwayat mengamati tangan saat usia 1 bulan, meraih
benda saat usia 3 bulan, tengkurap sendiri saat usia 4
KEMBANG bulan, mengucapkan satu suku kata saat usia 5 bulan,
dan gigi pertama pasien muncul saat usia 7 bulan.

9
• Makanan lunak usia 6 bln

Makanan • Makan 3x/hr


• Saat nyeri perut  nafsu
makan menurun

• Mulai dari 0-2 thn


ASI ditambah susu formula
• ASI kurang

• BB = 10 kg
• PB = 92 cm

Antropometri •

LK = 47 cm
LD = 53 cm
• LP = 54 cm
• LLA = 13 cm

10
BB/ PB: Terletak di BB/ U : Terletak TB/ U : Terletak IMT/ U: Terletak di
bawah garis di garis -3 SD di atas garis -2 SD bawah garis -3 SD
-3 SD

11
BB/ PB: Terletak di BB/ U : Terletak TB/ U : Terletak IMT/ U: Terletak di
bawah garis di garis -3 SD di atas garis -2 SD bawah garis -3 SD
-3 SD

12
BB/ PB: Terletak di BB/ U : Terletak TB/ U : Terletak IMT/ U: Terletak di
bawah garis di garis -3 SD di atas garis -2 SD bawah garis -3 SD
-3 SD

13
BB/ PB: Terletak di BB/ U : Terletak TB/ U : Terletak IMT/ U: Terletak di
bawah garis di garis -3 SD di atas garis -2 SD bawah garis -3 SD
-3 SD

14
Imunisasi Blm pernah 1 2 3 4 Booster 18
bln- 2 thn
BCG + (0 bln)
Hep B + (0 bln) + (1 bln) + (6 bln)
Polio + (0 bln) + (2 bln) + (6 bln)
DPT + (2 bln) + (4 bln) + (6 bln)
Campak + (9 bln)
Hib +
PCV +
Rotavirus +
Influenza +
MMR +
Varisela +
Hep A +
Tifoid + 15
HPV +
 Keadaan umum : Sakit ringan, tampak kecil dan
kurus
 Kesadaran : Kompos Mentis (GCS E4V5M6)
 Tanda Vital :
TD :
90/60 mmHg
Nadi :
100 x/menit; reguler, isi cukup, kuat
angkat
Pernapasan : 26 x/menit; reguler
Suhu : 36,7°C; per axilla
16
 Kulit : Pucat, petekhie, ikterus tidak ada; turgor
baik (kembali < 2 detik); capillary refill time (CRT)
cepat (< 2 detik); Scar BCG (+) ada pada lengan
kanan atas dextra
 Kepala
 Rambut : hitam, ikal, tipis, distribusi merata, mudah
dicabut
 Bentuk : normocephal
 Ubun-ubun : menutup
 Ukuran : 47 cm
17
 Wajah
 Simetris
 Mata : cekung tidak ada, palpebra edema tidak ada,
konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada,
refleks pupil positif/positif, isokor 3 mm/3 mm
 Telinga : otore tidak ada
 Hidung : napas cuping hidung tidak ada, rinore ada
 Bibir : mukosa kering tidak ada
 Pucat : tidak ada
 Sianosis : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada

18
 Mulut :
 Gigi :

 Sel mulut : stomatitis tidak ada


 Tenggorok : hiperemis tidak ada, tonsil T1/T1
tidak hiperemis
• Leher : kaku kuduk tidak ada
• Kel. Limfe : tidak teraba

19
 Thorax
 Bentuk : normochest
Payudara : tidak ada kelainan
Lingkar dada : 53 cm
 Paru :
Inspeksi : Gerak simetris dextra sama dengan sinistra,
pelebaran sela iga tidak ada, retraksi dinding dada tidak ada
Palpasi : Vokal fremitus simetris dextra sama dengan sinistra,
nyeri tekan kesan tidak ada
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, Batas paru hepar
interkostal (ICS) VI dextra
Auskultasi : Bronkovesikuler pada kedua lapang paru; rhonki
tidak ada, wheezing tidak ada. 20
 Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tampak pada ICS V
midklavikula sinistra
Palpasi : Thrill tidak ada
Perkusi : Batas kiri linea midklavikularis sinistra;
batas kanan parasternalis dextra; batas atas ICS III
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni, reguler; bising
tidak ada
21
 Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : supel, nyeri tekan tidak ada
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Perkusi : timpani, pekak radier tidak ada
Auskultasi : peristaltik ada, 5x/menit
Lingkar perut : 54 cm
22
 Genitalia
 Tidak ada kelainan

 Ekstremitas
 Teraba hangat
 Edema : edema dorsum pedis tidak ada, edema pretibial tidak ada
 Lingkar lengan atas : 13 cm

 Neurologis
 Col. Vertebralis : Skoliosis, kifosis, lordosis, gibus tidak ada
 Refleks Fisiologis : ++/++ Normal
 KPR : ++/++ Normal
 APR : ++/++ Normal
 Kekuatan : 5555
 Tonus : Kesan normal
 Refleks Patologis : Babinski, Chaddok, Oppenheim, Gordon tidak ada. 23
Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun 5 bulan, BB 10 kg, mengalami nyeri perut sejak 3 hari

SMRS yang dirasakan hilang timbul. Batuk (+) sejak 5 hari SMRS, berdahak (+), berwarna

putih, darah (-). Pilek (+) semalam sebelumnya. BAB encer (+) sebanyak 3 kali, warna

kekuningan, lendir (-), darah (-), cacing (+) sepanjang jari telunjuk, kecil, berwarna putih.

Pengobatan (+) ke Puskesmas Ujung Lero, keluhan sama 1 hari SMRS, diberi obat sirup (+).

Tinggal di rumah kedua orang tuanya, ayah, ibu, kakak pasien, dan pasien. Dirawat oleh ibu

kandung. Riwayat BBLR (+), ASI tidak eksklusif (+), riwayat imunisasi wajib (+) lengkap.

Pemeriksaan fisik didapatkan, KU : tampak kurus, kompos mentis, TD : 90/60 mmHg, N :

100x/menit, P : 26 x/menit, S : 36,7°C. Mata cekung, bunyi pernapasan bronkovesikuler pada

kedua lapang paru. Pemeriksaan antropometrik termasuk gizi buruk.


24
 ASKARIASIS

25
26
 IVFD Dextrose 5% 12 tetes per menit

 Zinc 2 x 1 tablet

 Lacto-B 2x1 bungkus

 Pyrantel pamoat 100 mg (1x1 bungkus)

27
TANGGAL Subjective, Objective, Assessment Planning
9 Mei 2015 S : batuk berdahak (+), pilek (+), nyeri perut (+), R/
Hari I BAB encer (+) 2x, cacing (-), BAK lancar IVFD D5% 12 tpm
O : TD : 100/60 mmHg Pyrantel pamoat 100 mg (1x1
N : 110 x/menit bungkus)
P : 32 x/menit Zinc 2 x 1 tablet
S : 36,8°C Lacto-B 2x1 bungkus
BB : 10 kg USG Abdomen

Mata : cekung tidak ada


Paru : BP : Bronkovesikuler pada kedua lapang
paru; rhonki tidak ada, wheezing tidak ada.
Jantung : BJ I/II murni reguler
Abdomen : peristaltik (+) kesan normal, datar,
nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Kulit : turgor normal
Ekstremitas : tidak ditemukan kelainan 28
TANGGAL Subjective, Objective, Assessment Planning
11 Mei 2015 S : batuk berdahak (+), pilek (+), nyeri perut (+), R/
Hari III BAB encer (+) 2x, cacing (-), BAK lancar IVFD D5% 12 tpm
O : TD : 90/60 mmHg Pyrantel pamoat 100 mg (1x1
N : 102 x/menit bungkus)
P : 28 x/menit Zinc 2 x 1 tablet
S : 36,6°C Lacto-B 2x1 bungkus
BB : 10 kg USG Abdomen
Analisa feses
Mata : cekung tidak ada
Paru : BP : Bronkovesikuler pada kedua lapang
paru; rhonki tidak ada, wheezing tidak ada.
Jantung : BJ I/II murni reguler
Abdomen : peristaltik (+) kesan normal, datar,
nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Kulit : turgor normal
Ekstremitas : tidak ditemukan kelainan 29
 Regio epigastrium/umbilikus : udara prominen dalam gaster dan

loop-loop usus. Peristaltik normal. SOL (-)

 Hati/limpa/pankreas/kedua ginjal : dalam batas normal

 Kandung empedu/kemih : dalam batas normal, batu (-)

 Kesimpulan : meteorismus

30
31
TANGGAL S–O–A P
12 Mei 2015 S : batuk berdahak (+), pilek (+), nyeri perut (+), R/
Hari IV BAB encer (+) 1x, cacing (-), BAK lancar IVFD D5% 10 tpm
O : TD : 90/60 mmHg Pyrantel pamoat 100 mg (stop)
N : 100 x/menit Zinc 2 x 1 tablet
P : 26 x/menit Lacto-B 2x1 bungkus
S : 36,7°C Feses rutin
BB : 10 kg

Mata : cekung tidak ada


Paru : BP : Bronkovesikuler pada kedua lapang
paru; rhonki tidak ada, wheezing tidak ada.
Jantung : BJ I/II murni reguler
Abdomen : peristaltik (+) kesan normal, datar,
nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Kulit : turgor normal
Ekstremitas : tidak ditemukan kelainan

32
33
TANGGAL S–O–A P
13 Mei 2015 S : batuk berdahak (+), pilek (+), nyeri perut (-), R/
Hari V BAB encer (-), cacing (-), BAK lancar IVFD D5% 10 tpm
O : TD : 90/60 mmHg Pyrantel pamoat 100 mg (1x1
N : 102 x/menit bungkus)
P : 24 x/menit Cotrimoxazole syr 2x1 cth
S : 36,7°C
BB : 10 kg

Mata : cekung tidak ada


Paru : BP : Bronkovesikuler pada kedua lapang
paru; rhonki tidak ada, wheezing tidak ada.
Jantung : BJ I/II murni reguler
Abdomen : peristaltik (+) kesan normal, datar,
nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Kulit : turgor normal
Ekstremitas : tidak ditemukan kelainan

34
KASUS PUSTAKA
• usia 3 tahun 5 bulan • prevalensi penyakit infeksi
• nyeri perut cacing usus yang ditularkan
• batuk berdahak yang hanya melalui tanah tinggi pada anak
sesekali balita dan anak sekolah dasar,
• BAB encer yang mengandung khususnya pada usia 3-8 tahun.
cacing sepanjang jari telunjuk,
kecil, dan berwarna putih. • pasien askariasis memiliki gejala
klinis yaitu batuk transien, nyeri
perut nonspesifik, dan adanya
cacing dewasa pada tinja.
35
Tidak menunjukkan gejala

PASIEN Gejala (+)  gejala ringan – rasa tidak


YANG nyaman pada perut
TERINFEKSI Rasa tidak nyaman di perut  gejala
ASCARIS nonspesifik, sering terjadi pada anak-anak

Gejala lainnya  batuk akibat migrasi cacing


di dalam tubuh

36
Cacing dapat migrasi ke
Cacing dewasa  ggn
lambung, esofagus,
mekanik  obs usus
mulut, hidung, dan
dan perforasi ulkus di
bronkus  obs
usus
pernapasan

Manifestasi gawat 
Cacing di sal.empedu 
bolus askaris, cacing
kolik berat, disusul
masuk ke apendiks,
kolangitis supuratif dan
dukt.koledokus, dan
infeksi sekunder
dukt.pankreatikus 37
Nematoda terbesar
Menginfeksi usus
halus manusia Bentuk tubuh posterior
yang membulat, ekor
lurus tidak melengkung
Berwarna putih
kemerah-merahan Cacing jantan dewasa
 ukuran lebih kecil,
panjang 12-13 cm, lebar
Cacing betina 2-4 mm, ekor yang
mempunyai panjang 22- melengkung ke arah
35 cm, lebar 3-6 mm ventral

Kepalanya mempunyai tiga bibir pada ujung anterior (bagian depan) dan
mempunyai gigi-gigi kecil atau dentikel pada pinggirnya, bibirnya dapat
ditutup atau dipanjangkan untuk memasukkan makanan.
38
39
Terjadi secara umum melalui
ingesti terhadap air atau Kadang-kadang dapat melalui
makanan yang sudah inhalasi dari debu yang
terkontaminasi telur cacing sudah terkontaminasi.
Ascaris

TRANSMISI

Migrasi larva secara


Biasanya anak-anak yang transplasentakadang juga
sering bermain di tanah dilaporkan. Askariasis ini
sangat mudah mengalami juga dapat disertai dengan
askariasis melalui tangan infeksi parasit lain akibat jalur
mereka. transmisi yang sama. 40
KASUS  anemia mikrositik hipokrom

Infeksi ascariasis sangat erat hubungannya dengan


kejadian anemia pada anak-anak karena cacing
hidup dalam saluran pencernaan dan cacing ini
hidup dengan mengisap darah penderita.
Pengisapan darah ini akan mengakibatkan
terjadinya pengurangan sejumlah zat besi darah
yang akan berdampak pada kejadian anemia.
41
PEMERIKSAAN FESES  telur cacing Ascaris lumbricoides
dan Trichuris trichiura.

 Alat diagnostik utama


 Penegakkan diagnosis ascariasis hanya dibuat jika ditemukan cacing
dewasa pada feses atau keluar melalui mulut, hidung, dan telinga serta
ditemukan telur cacing pada pemeriksaan analisis feses.

 Trichuris trichiura juga termasuk dalam cacing usus yang ditularkan


melalui tanah
 Infeksi cacing usus pada anak-anak dapat terjadi tunggal yaitu Ascaris
lumbricoides, dapat juga terjadi ganda yaitu infeksi Ascaris lumbricoides
dan Trichuris trichiura.

42
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRIK  gizi buruk

 Salah satu manifestasi klinis ascariasis adalah malnutrisi


 Cacing Ascaris lumbricoides dewasa berbentuk bulat dan besar, sehingga
akan menempati ruang yang luas dalam rongga usus.
 Jumlah cacing yang banyak sangat berhubungan dengan terjadinya
malnutrisi, defisit pertumbuhan dan gangguan kebugaran fisik.
 Seekor cacing akan mengambil karbohidrat 0.14 gram per hari dan protein
0.035 gram per hari.
 Faktor lain : turunnya nafsu makan anak, adanya diare dan muntah yang
menyebabkan anak kehilangan cairan dan adanya diare menyebabkan
penyerapan zat gizi dari makanan juga terganggu.

43
PENATALAKSANAAN

IVFD D5% 12 tpm

Zinc 2x1 tablet

Lacto-B 2x1 bungkus


Pyrantel pamoat 100 mg
(1x1 bungkus) 44
Piperazine
• Ideal untuk eradikasi infestasi cacing gelang.
• Dosisnya yaitu 100-150 mg/kgBB dengan
dosis maksimum 3-4 gram dalam 1 kali
pemberian selama 1-2 hari.
• Dosis yang lebih besar dapat menyebabkan
muntah, pandangan kabur, kelemahan otot,
urtikaria, dan konvulsi. Kontraindikasi untuk
pasien epilepsi. 45
Tiabendazole
• Merupakan antihelmintik spektrum luas.
• Baik diberikan dalam dosis 50 mg/kgbb/hari, dua kali
sehari setelah makan, dengan dosis maksimum 2
gram/hari.
• Merupakan obat yang aman, namun kadang dapat
menyebabkan kantuk dan gangguan pencernaan
ringan.
46
Pyrantel
• Diberikan dengan dosis 10 mg/kgbb satu kali sehari.
• Obat ini sangat ditoleransi dengan baik oleh tubuh.
Kadang dapat menyebabkan gangguan pencernaan,
sakit kepala, dan pusing.
• Obat ini efektif pada ankilostomiasis, oxyuriasis,
ascariasis, strongyloidiasis, dan trikuriasis.
• Pada pasien ini, dosis pyrantel yang diberikan sudah
tepat yaitu 100 mg (BB = 10 kg) satu kali sehari.
47
Mebendazole
• Merupakan antihelmintik spektrum luas.
• Diberikan dalam dosis 100 mg dua kali sehari selama 3
hari.
• Kontraindikasi pada ibu hamil.

48
Albendazole
• Merupakan antihelmintik spektrum luas.
• Diberikan dalam dosis 200 mg selama 3-5 hari pada
anak-anak < 2 tahun dan 400 mg pada anak-anak >
2 tahun.

49
Terapi cairan
• Rekomendasi WHO pada anak-anak usia < 5 tahun
dengan malnutrisi yang berat dan ada tanda-tanda syok
serta tidak dapat minum sendiri harus diberikan IVFD
dengan pilihan half-strength Darrow’s solution dengan
dextrosa 5% atau larutan Ringer Laktat dengan
dextrosa 5%.
• Pada pasien ini hanya diberikan IVFD Dextrosa 5%
karena pasien ini tidak ada tanda-tanda syok dan masih
dapat minum sendiri, selain itu untuk penyediaan kalori
50
Zinc
• Zinc diberikan dengan dosis 10-20 mg per
hari sampai diare berhenti, karena Zinc
dapat mengurangi keparahan dan durasi
diare pada anak-anak < 5 tahun.
• Jika Zinc diberikan selama 10-14 hari
maka akan mengurangi insidensi diare
selama 2-3 bulan. 51
Lacto-B
• Untuk diare yang dialami.
• Indikasi lain obat ini juga dapat mencegah
intoleransi laktosa yang dapat diakibatkan oleh
Ascaris lumbricoides.
• Dosis yang diberikan pada anak 1-6 tahun
adalah 3 bungkus per hari, pada bayi < 1
tahun diberikan 2 bungkus per hari. 52
Cotrimoxazole
• Cotrimoxazole dapat mengurangi infeksi
cacing melalui intervensinya terhadap
metabolisme asam folat pada cacing.

53
mencegah kontak dengan tanah yang
terkontaminasi feses manusia

mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir


sebelum makan

dalam pengolahan makanan harus terlebih dahulu dicuci


bersih kemudian masak sampai matang

kebiasaan BAB di luar lingkungan rumah harus


dihilangkan
54
55

Anda mungkin juga menyukai